PEMBAHASAN
Pakaian ulos
Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat
musik/gondang (Uninguningan). Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah
satu busana khas Indonesia. Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat
Batak, Sumatera. Dari bahasa asalnya, ulos berarti kain. Cara membuat ulos serupa
1
dengan cara membuat songket khas Palembang, yaitu menggunakan alat tenun bukan
mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh
ragam tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk
selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat
Batak, namun kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk sovenir, sarung bantal,
ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.
Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung
supaya mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari
segala mara bahaya yang mengancam saat proses persalinan. Sebagian besar ulos telah
punah karena tidak diproduksi lagi, seperti Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar,
Ulos Saput (ulos yang digunakan sebagai pembungkus jenazah), dan Ulos Sibolang.
Gondang
tari Tor-tor selalu ditampilkan dengan tabuhan Gondang Sembilan. Warga
Mandailing biasanya menyebutnya Gordang Sembilan, sesuai dengan jumlah gendang
yang ditabuh. Jumlah gendang ini merupakan yang terbanyak di wilayah Suku Batak.
Karena gendang di wilayah lainnya seperti Batak Pakpak hanya delapan buah, Batak
Simalungun tujuh buah, Toba enam buah, dan di Batak Karo tingga tersisa dua buah
gendang.
Menurut analisa Togarma, banyaknya jumlah gendang ini ada hubungannya
dengan pengaruh Islam di Mandailing. Di mana besarnya gendang hampir sama
dengan besar bedug yang ada di masjid. “Ada kesejajaran dengan agama Islam. Bunyi
gendangnya pun mirip seperti bedug.” Gendang ini juga punya ciri khas lain yakni
pelantun yang disebut Maronang onang. Si pelantun ini biasanya dari kaum lelaki yang
bersenandung syair tentang sejarah seseorang, doa, dan berkat. “Senandungnya sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh komunitas peminta acara,”.
Tor Tor Panasulan yaitu tarian yang digunakan untuk desa yang sedang dilanda
musibah. Dalam tarian ini dilakukan oleh dukun untuk mendapatkan petunjuk dalam
mengatasi masalah tersebut.
2
B. TARI SEKAPUR SIRIH
1. Sejarah Tari Sekapur Sirih
Tari ini merupakan hasil ciptakan dari seniman lokal yang bernama Firdaus
Chatap. Beliau adalah putra daerah yang sangat jenius sehingga dapat menghasilkan
karya seni tari sekapur sirih.
Ketika pertama kali diciptakan, gerakan tarian ini sangat sederhana. Akan tetapi
meskipun gerakannya sederhana, tarian ini memiliki makna dalam yang disampaikan
oleh para penari.
Tarian ini mulai dikenalkan dan populer di masyarakat sekitar tahun 1962.
Selanjutnya tari sekapur sirih mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan,
seperti penambahan iringan musik yang menambah suasana pementasan semakin
meriah dan mampu memberi hiburan kepada tamu-tamu agung.
Pada tahun 1967 gerakan tarian ini ditata ulang oleh OK Hendrik BBA, serta
musik pengiringnya ditata oleh Taralamsyah Saragih dengan memasukkan unsur-unsur
lagu rakyat Jambi, terutama lahu ”Jeruk Purut” yang susunan liriknya dibantu Marzuki
Lazim. Sedangkan pemberi ide atau gagasan dilakukan oleh R.A Rachman.
Tarian sekapur sirih dikenal sebagai tarian selamat datang dari provinsi Jambu.
Pada awalnya tarian ini hanya dikenal oleh masyarakat Jambu, akan tetapi karena
keunikannya tari ini terus menyebar hingga Riau, bahkan Malaysia.
3
Gerakan dalam tari sekapur sirih mempunyai makna rasa syukur dan suka cita
masyarakat atas kedatangan para tamu kehormatan yang datang ke tempat mereka.
Pada sebuah pertunjukan tari sekapur sirih ada beberapa hal yang harus
dipersiapkan, seperti kostum, musik, properti dan sebagainya. Berikut ini adalah
beberapa eleman yang wajib diperhatikan sebelum pementasan tarian, yaitu:
Tarian ini utamanya dilakukan oleh penari perempuan dalam sebuah kelompok.
Para penari akan melakukan gerakan yang luwes dan elegan.
Tari adat Jambi ini menggunakan busana tradisional khas. Para penari akan
mengenakan baju kurung asli Jambi dan kain songket dengan corak khas Jambi.
Penggunaan kostum ini akan menampilkan dan menonjolkan kecantikan wanita Jambi
secara alami. Selain itu, keanggunan juga akan terpancar dari diri meraka.
Penari wanita dilengkapi dengan selendang sebagai aksesori meanri, serta hiasan
kepala, sanggul lipat pandan, gelang, kalung dan hiasanya bunga melati.
6. Musik Pengiring
Dalam pementasannya tari sekapur sirih diiringi oleh musik tradisional. Musik
ini juga disertai dengan syair berbahasa daerah yang semakin menambah semarah
suasana. Setiap lirik pengiring tarian memiliki makna dalam tentang kegembiraan
masyarakat atas kesediaan pata tamu datang ke tempat mereka.
Beberapa jenis alat musik daerah yang digunakan, seperti gong, gendang,
akordion, biola, gambus dan rebana. Perpaduan berbagai alat musik tersebut
4
memberikan harmonisasi yang indah sebagai patokan penari dalam melakukan
gerakan.
7. Jenis Gerakan
Tari sekapur sirik adalah tarian yang menggambarkan gadis-gadis Jambi yang
sedang berias, penuh senyum dan ceria. Terdapat keunikan dalam tarian ini, yaitu
penyerahan sekapur sirih sebagai gerakan inti yang justru ditempatkan pada bagian
akhir.
Para penari sekapur sirih membawakan tarian dalam 3 bagian terstruktur, yaitu
gerak awal, gerak inti, dan gerak akhir sebagai berikut:
Gerakan awal, inti dan akhir tersebut masing-masing memiliki gerakan yang
lebih rinci. Mengenai hitungan biasanya dilakukan dalam hitungan 1-8 dan ada
kemungkinan dalam satu gerakan terjadi pengulangan.
Gerak Awal terdiri dari Gerak Sembah, Gerak Rentang Kepak kanan dan kiri,
Gerak Rentang Kepak Penuh Pandangan kanan dan kiri, Gerak Ngenak Cincin,
Gerak Ngenak Gelang, Gerak Ngenak Giwang, Gerak Bersolek, Gerak Rentang
Kepak Penuh Pandangan kanan dan kiri, serta Gerak Meramu Sirih.
Gerak Inti terdiri dari Gerak Beinsut Naik, Gerak Rentang Pedang Serong kanan
dan kiri, Gerak Nyilau, Gerak Piuh Putar Benuh Balas Putar dan Gerak Piuh Putar
Separuh Balik.
Gerak Akhir terdiri dari Gerak Beinsut Turun, Gerak Rentang Pedang kanan dan
kiri, Gerak Rentang Kepak Penuh Pandangan kanan dan kiri serta ditutup dengan
Sembah.
8. Properti Pendukung
Cerano
Cerano adalah aksesori utama dalam pementasan tarian sekapur sirih.
Cerano menjadi pokok tarian sebagai perwujudan kotak tempat kapur sirih
ditelakkan. Tumpukan kapur sirih yang berada di dalam kotak ini nantinya akan
diberikan kepada seluruh tamu pada akhir pementasan.
5
Para tamu dipersilakan untuk mencicipi sekapur sirih sebagai simbol dari
penerimaan tamu di Jambi. Hal ini menggambarkan ucapan selamat datang
yang hangat oleh masyarakat Jambi.
Payung
Payung adalah peralatan yang dibawa penari pria yang berperan sebagai
pengawal penari wanita. Penari laki-laki akan mengikuti langkah penari wanita
dan memayung mereka menuju tempat pementasan.
Para penari pria akan melakukan gerakan perlahan dan berjalan seirama
dengan penari wanita menuju panggung utama dengan salah satu tangan
membawa payung terbuka untuk melindungi penari wanita.
Keris
Keris adalah properti yang dikenakan oleh penari pria. Penggunaan keris
akan menambah kesan gagah penari pria dalam mengawal penari wanita dari
awal hingga akhir pertunjukan.
Ikat Pinggang
Ikat pinggang yang dikenakan oleh penari sekapur sirih berupa pita
berbahan kulit. Ikat pinggang ini dihias dengan kain beluduru dengan motif
keemasan. Motif tersebut merupakan sulaman payet atau tenunan benang sutra
yang nampak berkilau.
C. TARI YAPONG
Tari Yapong adalah salah satu bentuk seni gerak tradisional yang berasal dari
Betawi. Bagi kita yang belum begitu mengenal jenis-jenis tarian, mungkin akan
menyamakan tarian yapong dengan tari jaipong, padahal keduanya berbeda.
6
masyarakat terhadap tarian ini, maka tarian ini berubah dari tarian kontemporer
menjadi tarian pergaulan untuk mengisi berbagai acara dengan bermacam variasi.
1. Asal Usul
Gerakan tari yapong baru terbentuk pada tahun 1977. Tarian ini masih tergolong
baru jika dibandingkan dengan tarian daerah tradisional lain yang diwariskan secara
turun termurun selama ratusan tahun. Pementasan awal tari yapong dilakukan saat
Ibukota Jakarta tengah memperingati ulang tahun yang ke-450, tepatnya pada tanggal
20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan.
Ide tentang pertunjukan tari tersebut merupakan inisiatif Dinas Kebudayaan DKI
yang direalisasikan oleh Bagong Kussdiarjo, seorang seniman besar pada masa
tersebut. Beliau mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta sebagai latar
belakang koreografi tarian yapong.
Gerakan tarian ini tidak diracik secara sembarangan, sebab telah melalui
penelitian dan observasi terhadap kebudayaan masyarakat betawi. Pada awal
pementasannya, kurang lebih ada 300 seniman yang terdiri dari penari dan musisi
dalam kegiatan sendratari ini.
Dalam sendratari ini, para penari wanita diceritakan bersuka cita menyambut
kedatangan Pangeran Jayakarta. Para penonton memberikan apresiasi dan respon
positif terhadap bagian ini karena gerakannya sangat menarik. Kemudian bagian ini
7
sengaja dipisahkan dari rangkaian sendratari dan dipentasikan dalam bentuk tarian
sendiri.
Pemberian nama tari yapong berasal dari kombinasi suara penari dan musik
pengiring. Saat melakukan tarian para penari akan berterika “ya…ya…ya…” dan suara
gamelan terdengar “pong…pong…pong…”. Atas alasan tersebut, maka nama
“yapong” diberikan untuk tarian.
Jadi hal ini sekaligus menjawab pertanyaan tentang adakah hubungan antara tari
yapong dan jaipong. Sebab keduanya tidak memiliki kaitan sama sekali.
3. Akulturasi Budaya
Tarian yapong masuk dalam tari kontemporer karena tidak terikat pada
pakem seperti tarian tradisional lain. Sehingga gerakan-gerakan yang dihasilkan
terlihat dinamis dan perpindahan para penari dilakukan secara cepat.
Seni tari yapong hingga keni terus mengalami perkembangan dan
terdapat banyak variasi. Bahkan bisa dikatakan dalam setiap pertunjukkan
terdapat perbedaan gerakan tarian, meski tema yang diusung tetaplah sama.
Hal tersebut terlihat dari gerakan tarian yang sederhana dengan dinamika
yang tinggi. Kaki, tangan dan pinggul para penari bergerak dengan
mengadopsi tarian tradisional lain dikombinasikan dengan tarian pop.
8
c) Pakaian Penari Mirip Busana Tradisional
Bila dilihat sekilas, busana penari yapong seperti pakaian tari kembang
topeng yang juga berasal dari betawi. Warna kostum terang dan detail aksesoris
sama. Terdapat hiasan yang menutupi kepala dan toka-toka atau selenadng
untuk menutup dada penari.
Bahkan ada unsur budaya tionghoa pada busana penari yapong, yaitu
adanya motif naga berwarna merah. Motif ini diketahui juga dipakai dalam
pementasan opera tionghoa.
Irama musik yang berasal dari gamelan adalah latar belakang tarian yapong.
Alat musik tradisional tersebut terdiri dari gamelan betawi, gamelan jawa tengah,
dan gamelan jawa barat. Setelah tarian yapong lepas dari rangkaian sendratari, alat
musik betawi semakin populer di kalangan masyarakat.
Yapong mempunyai gerakan tari yang sangat beragam dan terbagi mulai dari
awal hingga akhir pementasan. Berikut ini adalah urutan gerakan tarian yapong
beserta penjelasannya, yaitu:
Jalan Megol Lembehan Kanan – Para penari mengambil posisi jalan ditempat,
serta tangan kiri penari putri berada di dada dan diletakkan di pinggul penari
putra. Kemudian tangan kanan di lembehkan dengan gerakan ke samping
secara berulang-ulang.
Enjer Loncat ke Kanan dan ke Kiri – Selanjutnya tangan kiri dibengkokkan di
perut, lalu tangan kanan dibentakan lurus. Kemudian penari melakukan
loncatan berdasarkan tangan yang ditekuk tersebut.
Singgetan Ngigel – Tangan penari yapong tepat di depan mati kemudian
melakukan ngigel dalam hitungan pertama, lalu disambung gerakan tengan
tengadah dan pada hitungan ke-2 dan ke-3 posisi tangan ukel, serta pada
hitungan ke-4 tangan nyekiting.
Yapong – Kemudian tangan penari diltekkan diatas kepala dan disusul gerakan
telapak tangan dibuka serta gerakan seperti menyapu angin ke arah kiri dan
kanan.
Loncat Obah Pundak – Gerakan berupa kedua lengan dibentangkan kemudian
pada ketukan tertentu pundak digerakkan ke depan dan belakang, serta tangan
bergerak ke kanan dan kiri sambil loncat secara bergantian.
Singgetan Putar – Tangan kiri para penari diletakkan di bagian pinggangm,
kemudian tangan kanan dibentangkan dan penari berputar 360 derajat.
Enjer (Menthang Kanan dan Kiri) – Tangan kiri dan kanan penari dibentangkan
dengan posisi di bagian pinggang dan melakukan loncatan berdasarkan tangan
yang ditekuk saat melakukan perpindahan dengan lari-lari kecil sesuai arah
gerakan.
Jalan 4 Arah Maju Mundur – Gerakan penari berupa maju mundur ke arah
kanan penari sesuai ayunan tangan.
9
Malangkring Goyang Pinggul Dorong Pantat – Tangan penari yapong
diposisikan malangkrik atau bertolak pinggang, kemudian pinggul digoyangkan
ke kanan dan kiri.
Singgetan Putar – Tangan kiri penari diltekkan pada pinggang dan tangan
kanannya dibentangkan kemudian berputar 360 derajat.
Enjer Tumpang Asta – Para penari akan berjalan ke arah kanan dan ke kiri.
Ketika berjalan ke kiri, kaki kanan akan diangkat dan tangan kanan akan
diletakkan diatas tangan kiri secara bersilang.
Singgetan Ngigel Mundur – Kedua tangan penari yapong berada dalam posisi
tengadah lalu ditekuk ke belakang. Selanjutnya peanri melakukan gerakan
menghadap depan sambil ujung jari tangan menyentuh jempol atau nyekiting
dan mundur 1 langkah.
Ngigel – Penari akan melakukan gerakan tangan di depan mata dan melakukan
ngigel pada hitungan ke-1. Selanjutnya penari akan menengadahkan tangan
pada hitungan ke-2 dan tangan ukel pada hitungan ke-3, serta nyekiting pada
hitungan ke-4.
Jalan Tranjal Trap Pundak – Keduan tangan para penari berada di poisis
pundak kanan dan jari tengah menyentuh pundak. Jari-jari lainnya membentuk
pose nyekiting dan melakukan gerakan kaki kiri di depan sambil tranjal.
Gerakan ini diulang sebanyak 4 kali, kemudian gerakan kedua adalah gerakan
sebaliknya, yaitu kaki kanan di depan dan tangan kiri berada di pundak.
Ngigel Mundur – Kedua tangan penari melakukan gerakan tengadah dan
ditekuk ke belakang. Kemudian dihadapkan ke depan dengan ujung jari tangan
menyentuh jempol atau nyekiting, lalu mundur 1 langkah.
Jalan Maju Cekelan Tumpang Asa – Pada tahap ini posisi tangan penari
nyekiting dengan tangkan kiri diatas tangan kanan serta menekuk di depan
dada.
Jalan Ditempat Naik Turun – Kaki penari dalam posisi rapat, serta tangan
berada di pingga dan berjalan di tempat naik dan turun.
Jalan Mundur – Kedua tangan penari diarahkan ke kanan kemudian di dorong
ke belakang, begitu pula jika diarahkan ke kiri.
Tangan Kanan Maju Mundur dan Obah Pundak Loncat – Kedua tangan penari
berada dipundak ketika tangan lurus ke depan, kemudian kaki kanan maju.
Selanjutnya tangan kembali ke pundak, serta kaki gejuk sambil pundak
digerakkan dan jempol tangan menempel ke pangkal lengan.
Yapong – Tangan penari berada diatas kepala kemudian disusul oleh telak
tangan yang dibuka, lalu digerakkan seperti menyapu angin ke kiri dan ke
kanan.
Enjer – Tangan kiri penari dibentangkan, sedangkan tangan kanan di pinggang
kemudian melakukan loncatan berdasarkan tangan yang ditekuk saat berpindah
dengan berlari-lari kecil sesuai arah gerakan.
Ngigel – Tangan penari berada di depan mata dan melakukan ngigel pada
hitungan ke-1. Tangan penari akan ditengadahkan pada hitungan ke-2, lalu
tangan ukel pada hitungan ke-3, serta nyekiting pada hitungan ke-4.
Yapong – Tangan para penari diletakkan diatas kepala, diteruskan telapak
tangan dibuka dan digerakkan seperti menyapu angin ke kiri dan kanan.
Nyilang Belok Kiri – Kaki sebelah kiri melakukan gejug dan tangan menthang
berputar ke kiri 90 derajat kemudian setelah itu posisi tangan ngigel.
Yapong – Tangan penari ditaruh diatas kepala, selanjutnya tangan dibuka dan
melakukan gerakan menyapu angin ke kanan dan ke kiri.
10
Nyilang Belok Kiri – Kaki bagian kiri melakukan gejug dan tangan menthang
berputar ke kiri 90 derajat lalu melakukan tangan ngigel.
Jalan Ditempat Naik Turun – Kaki para penari dalam posisi rapat, tangan di
pinggang dan berjalan di tempat naik turun.
Gejug Kiri Belok Kiri & Jalan Naik Turun Ditempat – Kaki kiri melakukan
gejug, belok kiri dan turun ke arah depan. Kemudian tangan menthang berputar
ke kiri 90 derajat dan melakukan tangan ngigel, serta jalan naik turun ditempat.
Ukel Mlumah Ukel Dadi – Tangan penari berada di depan mata dengan telapak
tangan terbuka dan melakukan ngigel. Pada hitungan ke-1 tangan
ditengadahkan, lalu hitungan ke-2 dan ke-3 tangan ukel, serta pada hitungan ke-
4 tangan nyekiting.
Jalan Megol Lembengan Kanan – Posisi penari berjalan di tempat dengan
tangan kiri diletakkan di dada dengan ibu jari menempel pada dada (penari
putri) atau di pinggul (penari pria). Tangan kanan dalam posisi dilembehkan
gerakan ke samping secara berulang-ulang.
Tarian yapong adalah salah satu kekayaan seni betawi yang kini difungsikan
dalam berbagai kegiatan elemen masyarakat, misalnya festival daerah yang
diselenggarakan tiap tahun. Melalu festival ini, maka seni budaya betawi dapat lebih
dikenal oleh sesama anak bangsa maupun warga mancanegara.
Yapong adalah salahs atu jenis tari betawi yang disukai oleh masyarakat.
Gerakan-gerakan tarian ini memilki berbagai keunikan, seperti:
8. Penari Wanita
9. Keindahan Gerakan
Latar belakang panggung juga dihias secara sederhana, bahkan terlihat tak ada
yang spesial sama sekali. Hanya terlihat ruang luas untuk para penari agar lebih leluasa
melakukan gerakannya.
Gerakan tarian yapong memiliki pola lantai dengan garis imajinatif yang akan
dilalui oleh seorang atau sekelompok penari. Terdapat dua macam pola lantai, yaitu:
11
Pola tarian yapong garis lurus
Pola tarian yapong garis melengkung
12
BAB II
PENUTUP
Tari Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara
fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya
menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang
disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara. Tari ini merupakan hasil ciptakan dari
seniman lokal yang bernama Firdaus Chatap. Beliau adalah putra daerah yang sangat
jenius sehingga dapat menghasilkan karya seni tari sekapur sirih.Ketika pertama kali
diciptakan, gerakan tarian ini sangat sederhana. Akan tetapi meskipun gerakannya
sederhana, tarian ini memiliki makna dalam yang disampaikan oleh para penari.
Tari sekapur sirih mulai dikenalkan dan populer di masyarakat sekitar tahun 1962.
Selanjutnya tari sekapur sirih mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan,
seperti penambahan iringan musik yang menambah suasana pementasan semakin meriah
dan mampu memberi hiburan kepada tamu-tamu agung.
Tari Yapong adalah salah satu bentuk seni gerak tradisional yang berasal dari
Betawi. Bagi kita yang belum begitu mengenal jenis-jenis tarian, mungkin akan
menyamakan tarian yapong dengan tari jaipong, padahal keduanya berbeda.
13