Anda di halaman 1dari 3

Tarian Adat dari Suku di Sumut Beserta

Maknanya
Tarian ini memiliki makna dan nama yang berbeda-beda yang menggambarkan keragaman etnis budaya di sana.

Ari Kaypan
Kamis, 04 Agustus 2022 | 18:27 WIB

Tari Tor Tor (Instagram)

Deli.Suara.com - Selain rumah adat, tarian yang dimiliki melambangkan tradisi-tradisi yang ada


di Sumatera Utara.  Tarian ini memiliki makna dan nama yang berbeda-beda yang menggambarkan
keragaman etnis budaya di sana.
Berikut delapan tarian adat khas dari ragam suku di Sumatera Utara, yang layak untuk disaksikan.

1. Tari Tor Tor


Konon, tari Tor Tor sudah menjadi bagian dari budaya dan kesenian Batak sejak ratusan tahun lalu.
Jadi, tak heran jika tari tor-tor tergolong sebagai tarian purba yang hingga kini masih dilestarikan.

Tarian ini meski tradisional, tapi sudah mendunia. Bahkan, tarian ini sering dibawakan dalam
berbagai acara festival kesenian internasional. Tari Tor Tor ini menjadi bagian dari ritual beberapa
upacara adat mulai dari upacara penyembuhan, perkawinan, panen, hingga kematian. 

Tarian ini sebagai media untuk menyampaikan batin baik kepada roh leluhur, maupun kepada orang
yang dihormati (tamu ehormatan). Para penari Tor Tor biasanya menggunakan ulos dan tarian ini
diiringi dengan musik gondang.
2. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tarian khas Deli Serdang yang kerap dibawakan saat ada acara
adat. Tari ini berisi pesan untuk anak muda jika ingin membangun sebuah rumah tangga. Mulai dari
mencari jodoh sampai akhirnya memutuskan untuk membangun rumah tangga.

Tarian ini berisi 12 orang penari lelaki dan perempuan. Mereka mengenakan pakaian serbak warna
pink. Mereka menari diiringi musik rebana dan kecapi. Selain itu, para penari menggerakan badannya
hingga 12 gerakan.

3. Tari Piso Surit


Tari Piso Surit merupakan sebuah tarian tradisional dari Suku Batak Karo. Tarian ini bercerita tentang
seorang gadis yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Piso dalam bahasa Batak Karo
mempunyai arti pisau.

Namun yang sebenarnya adalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi kicauannya. Jenis burung
tersebut dalam bahasa Karo disebut juga dengan Pincala yang bunyinya nyaring disebut dengan bunyi
piso serit. Tari Piso Surit biasanya ditampilkan secara berkelompok, yakni lelaki dan perempuan.

4. Tari Balanse Madam


Tarian ini tidak terlepas dari hadirnya bangsa Portugis di pantai barat Pulau Sumatera pada abad ke-
16. Kedatangan mereka berdampak terhadap tumbuhnya berbagai macam kesenian sewaktu itu. Salah
satunya adalah kehadiran tari Balanse Madam dan musik Gamat.

Tarian ini merupakan sebuah kesenian tari yang menjadi peninggalan budaya lama dan telah
diwariskan turun-temurun dalam masyarakat suku Nias seberang Palinggam.

5. Tari Toping Toping


Tari Toping Toping merupakan jenis tarian tradisional yang asalnya dari suku Batak Simalungun yang
biasanya ada pada acara duka cita untuk kalangan keluarga kerajaan. Tarian ini sering disebut dengan
Huda Huda yang memiliki dua bagian.

Bagian pertama, Huda Huda yang terbuat dari kain dan mempunyai paruh burung enggang yang
menyerupai kepala burung enggang. Konon, burung enggang akan membawa roh orang yang
meninggal untuk menghadapi yang kuasa.

Bagian kedua adalah manusia dengan memakai topeng yang disebut Dalahi. Dalahi digunakan oleh
laki-laki sehingga wajah topeng ini menyerupai wajah laki-laki. Adapula topeng Daboru yang dipakai
oleh perempuan dan menyerupai wajah perempuan.

6. Tari Maena
Tari Maena merupakan tarian dengan gerakan simpel dan sederhana, namun mengandung makna
kegembiraan, kemeriahan kebersamaan yang tentunya tidak kalah menarik dengan tarian-tarian yang
ada di nusantara. Bahkan, tarian ini tidak memerlukan keahlian khusus karena gerakannya yang
terbilang sederhana.

Namun tantangannya adalah pada rangkaian pantun-pantun maena. Biasanya, pantun maena ini akan
dibawakan oleh 1-2 orang dan disebut sebagai Sanutuno Maena.  Sedangkan untuk syairnya
disuarakan oleh orang banyak yang ikut dalam tarian maena yang disebut sebagai seni atau Uno.

7. Tari Persembahan
Tari Persembahan disebut juga sebagai Tari Sirih. Tarian ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi
mengenakan kostum adat khas Melayu. Sesuai dengan namanya, tarian ini dibawakan untuk
menyambut tamu penting yang berarti sebagai ungkapan selamat datang dalam penghormatan
tertinggi.

Gerakan tarian persembahan ini boleh dibilang memesona. Biasanya, tarian ini kerapkali sebagai
pembuka acara pada berbagai event.

8. Tari Balase
Tarian Baluse atau dikenal juga dengan tarian Fataele merupakan tarian perang khas Suku Nias.
Tarian ini hanya dilakukan oleh lelaki yang kuat dan juga gagah dengan mengenakan pakaian perang.
Pakaiannya adalah perpaduan warna merah dan kuning. Selain itu, penarinya ditambah dengan perisai
baluse dan tombak sepanjang dua meter.

Tarian ini dipimpin oleh seperti komando ahli perang. Ia kemudian memberi aba aba kepada penari
untuk membentuk formasi berjajar panjang yang terdiri dari empat jajar.

Sumber: Suara.com

Anda mungkin juga menyukai