Anda di halaman 1dari 6

TARIAN KHAS MALUKU

1.Tari Yerik

Tari Yerik adalah tarian yang diiringi lagu dan pantun oleh perempuan. Tarian ini
untuk minta hujan ketika kemarau panjang, minta badai teduh, dan puji-pujian ketika
sebuah perang berakhir. Di daerah Maluku Tenggara sangat terkenal jenis tarian Yerik.
Bahkan berdasarkan lansiran Antaranews tarian tersebut pernah di tampilkan di negara
Turki ketika acara festival diawali dengan karnaval budaya  yang dihadiri oleh delegasi dari
tujuh negara, yakni Indonesia, Sri langka, Belgia, Ukraina, India,Turki, dan Korea Utara.

2. Tari adat Tide Tide

Tari Tide Tide merupakan tarian khas asalnya dari daerah Halmahera Utara,
Provinsi Maluku Utara. Umumnya tarian tersebut ditarikan secara berpasangan oleh penari
pria dan wanita pada acara tertentu. Berdasarkan sejarahnya, pada zaman dahulu tari Tide
Tide ialah terkenal sebagai tarian pergaulan masyarakat yang ditarikan oleh para pemuda-
pemudi di Halmahera Utara yang ditampilkan ketika pesta adat atau acara yang bersifat
hiburan lainnya. Lalu seiring berjalannya sang waktu, tradisi ini berlanjut sehingga menjadi
suatu tradisi dan masih dilestarikan sampai saat ini.

Berfungsi sebagai sarana hiburan rakyat, hal yang unik lainnya dari tarian ini adalah bahasa
yang dipakai saat dipanggung, yakni memakai bahasa gaul yang khas Maluku. Dan
ditambah pada gerakannya, Tari Tide Tide ini juga dapat diartikan sebagai romantisme dan
keharmonisan para pemuda-pemudi di Halmahera Utara.

3. Tari Adat Dengedenge

Tari Adat Dengedenge (Google Image)Tari adat Dengedenge sejenis tari tradisional
yang asalnya dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Saat pertunjukan, seni tari ini
dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita. Nyanyian berupa syair akan
mengiringi tarian ini ketika ditampilkan. Uniknya, syair yang dibawakan dalam dialek
berbalas-balasan bak berbalas pantun. Pada akhir pertunjukan, ada sebuah kesepakatan
untuk menikah diantara si penari wanita dan pria yang memerankannya.

4. Tari Adat Soya-Soya

Tari Adat Soya-Soya (kamerabudaya)Asal tari adat Soya-Soya ini adalah daerah
Maluku Utara. Saat ini, tarian ini ditampilkan ketika pembukaan suatu acara atau pada saat
menyambut tamu kehormatan. Berdasarkan sejarah, tari Soya-soya ini memainkan peran
yang penting terhadap masyarakat Maluku Utara. Pada zaman dahulu, tari Soya-soya ialah
tarian yang ditampilkan dalam menyambut pasukan setelah perang.

Sultan Baabullah adalah pencipta tarian Soya – soya ini. Tujuannya sebagai sebagai
penyemangat para pasukan Ternate pasca tewasnya Sultan Khairun. Sultan Khairun
merupakan ayahanda dari Sultan Baabullah yang mati saat hendak merebut Benteng Nostra
Senora del Rosario (Benteng Kastela) dari tangan Portugis pada 25 Februari 1570. Ketika
itu, tari Soya-soya ini dimaknai sebagai tarian perang pembebasan dari tangan Portugis.

5. Tari Adat Saureka-reka

Tari Adat Saureka-reka (Sindonews)Kesenian tari Saureka-reka terkenal juga


dengan sebutan tari gaba-gaba (pelepah pohon sagu). Ada yang menyebutkan, Tarian
tradisional maluku ini sebenarnya lebih mirip seperti permainan Engklek. Hal yang
membuat beda, pada permainan Engklek sang pemain harus melompat dan tidak boleh
menginjak garis gambar, sedang di tarian Saureka-reka pemain harus melompat menari
mengikuti sekaligus menghindari hentakan gaba-gaba.

Tarian Saureka-reka harus dimainkan oleh orang yang bisa lincah kaki sekaligus fokus.
Umumnya, tarian ini berjumlah dari 8 orang penari, 4 laki-laki yang bertugas
menghentakkan gaba-gaba dan 4 perempuan yang menari di antara gaba-gaba mengikuti
irama alat musik tradisional Indonesia yang bernama Tifa dan Ukulele.

6. Tari Adat Lenso

Tari Adat Lenso (Merahputih)Tarian adat Lenso adalah sebuah tari pergaulan dan
sangat akrab dengan kaum muda-mudi. Tarian ini sering dijadikan media untuk mencari
pasangan hidup. Oleh karenanya, Tari Lenso (Selendang) sering dipentaskan di keramaian
seperti acara penikahan atau tahun baru. Jumlah orang yang bertugas sebagai penarinya
pada umumnya berjumlah 6 sampai 10 orang. Biar semakin menarik, ketika pertunjukkan,
tari Lenso diiringi dengan Musik pengiringnya antara lain tambur minahasa, suling,
kolintang, dan tetengkoren.

7. Tari Adat Cakalele

Tari Adat Cakalele (Merahputih)Tari adat Cakalele dikenal sebagai tarian perang
yang dibawakan oleh pria dan perempuan secara bersamaan. Alat musik yang mengiringi
tarian ini adalah tifa (drum), suling, dan bia (kerang besar). Pertunjukkan tari ini umumnya
ditampilkan dalam rangka menyambut tamu atau dalam perayaan adat. Penari pria memakai
busana adat Maluku yang didominasi warna merah dan kuning sambil membawa parang
dan tameng (salawaku). Sedangkan penari perempuan mengenakan pakaian warna putih
sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.

8. Tari adat Bambu Gila

Tari adat Bambu Gila (Okezone)Tari adat Bambu Gila kabarnya mengandung unsur
mistis. Asal dari tarian ini yaitu daerah Ternate, Maluku Utara. Enam pria yang memegang
batang bambu panjang yang “hidup” membawakan tarian ini usai dibacakan mantera.
Mereka akan bergerak secara dinamis mengikuti gerakan bambu gila yang berguncang-
guncang tersebut. Pelajaran yang dapat diambil dari tarian ini adalah bahwa gerakan
kompak dari penari ini melambangkan jiwa persatuan dan gotong-royong yang tertanam
dalam budaya masyarakat Maluku. Dan semoga terus terjaga sampai sekarang.

9. Tari Salai Jin

Tari Salai Jin (IndonesiaKaya)Tari ini merupakan salah satu tarian tradisional yang
berasal dari Ternate, Provinsi Maluku Utara. Tarian Salai Jin sarat akan nilai magis dan
merupakan tarian dari etnik suku asli Ternate. Adapun inti dalam tarian ini ialah sebuah
pesan dari para makhluk gaib yang berupa mahluk Jin.

Tempo dulu, Tari Salai Jin ini dipakai oleh nenek moyang dari masyarakat Ternate guna
berbicara dengan bangsa Jin yang ada di alam gaib. Maksud dari dari komunikasi yang
terjadi adalah untuk meminta bantuan kepada para Jin untuk menyelesaikan berbagai
persoalan yang tengah dihadapi oleh manusia. Masalah penyakit yang menghinggapi
masyarakat merupakan keluhan yang mereka sampaikan kepada jin.

10. Tari Adat Kabaresi

Tari Adat Kabaresi (Silontong.com)Tarian adat Kabaresi yang ini merupakan salah
satu jenis tari yang diilhami oleh semangat kepahlawanan dan perjuangan dari Martha
Christina Tiahahu. Tarian ini secara filosofi berjuang untuk membela hak-hak pribumi dari
kekejaman penjajah. Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan ditingkahi bunyi tifa
totobuang, rebana, toleng-toleng (kentongan) dan suling bambu. Ramai sekali saat
pertunjukkannya digelar. Berbagai status sosial dapat datang untuk menyaksikannya.
TUGAS MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

RIZKY RAMADHAN MUKADAR


KELAS 6

SD ISLAM AL BINA MASOHI

Anda mungkin juga menyukai