Anda di halaman 1dari 3

5 TARIAN DAERAH YANG TERDAPAT DI MALUKU

1. Tari Soya-Soya

Tari Soya-Soya via Indonesiakaya.com


Yang pertama adalah Tari Soya-Soya yang merupakan tarian tradisional yang berasal
dari Maluku Utara. Tari Soya-soya ini memainkan peran yang penting terhadap
masyarakat Maluku Utara. Konon, Tari khas Maluku ini merupakan tarian yang
ditampilkan untuk acara penyambutan. Menyambut siapa? Adalah menyambut pasukan
setelah perang melawan musuh.

Sultan Baabullah adalah pencipta Tari Soya-soya ini. Ia menciptakannya dengan tujuan
sebagai penyemangat para pasukan Ternate pasca tewasnya Sultan Khairun.
Berdasarkan informasi yang didapat, Sultan Khairun adalah ayahanda dari Sultan
Baabullah yang tewas saat merebut Benteng Nostra Senora del Rosario (Benteng
Kastela) dari tangan Portugis pada 25 Februari 1570.

Singkatnya, tari Soya-soya dimaknai sebagai tarian perang pembebasan dari tangan
Portugis.

2. Tari Gumatere

Tari Gumatere via kamerabudaya.com


Yang kedua adalah Tari Gumatre yang merupakan tarian tradisional rakyat Morotai.
Tarian ini dimaksudkan untuk meminta petunjuk terhadap suatu persoalan maupun
fenomena alam yang sedang terjadi.

Pada pertunjukkannya, tarian tradisional Maluku ini biasanya akan dibawakan oleh
sekitar 30 orang penari pria dan wanita. Penari pria memakai tombak dan pedang
sebagai propertinya, sedangkan penari perempuannya memakai Lenso.

Apa keunikan dari tari Gumatere? Hal yang unik pada tarian ini yaitu salah seorang
penari akan memakai kain berwarna hitam, nyiru, serta lilin untuk ritual meminta
petunjuk atas suatu kejadian. Seperti kenal nuansa mistis gitu ya.
3. Tari Dengedenge

Tari Dengedenge sumber.com


Pada tarian yang ketiga ini bernama Tari Dengedenge. Sebuah tarian merupakan tarian
pergaulan berasal dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.

Dimainkan secara berkelompok, dalam pertunjukannya, para penari tersebut akan


diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang berupa syair pantun dan mempunyai makna cinta
dan harapan dimasa depan.

Tidak jarang Tari Dengedenge ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah
diantara si penari wanita dan pria. Nyanyian pengiring ini biasanya dibawakan dengan
cara saling berbalas-balasan.

4. Tari Tide Tide

Tari Tide Tide via kamerabudaya.com


Tarian Tide Tide khas Maluku yang keempat ini adalah tarian tradisional yang berasal
dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Pada pertunjukannya, tarian ini biasanya
ditarikan secara berpasangan oleh penari pria dan wanita dipentas pertujukan suatu
acara yang dihadiri banyak penonton dari masyarakat setempat.

Berdasarkan sejarah, Tari Tide Tide dahulunya merupakan tarian pergaulan


masyarakat yang ditarikan oleh para pemuda-pemudi di Halmahera Utara.

Kapan tarian Tide Tide ini dipertontonkan? Tarian ini biasanya ditampilkan disaat pesta
adat atau acara yang bersifat hiburan lainnya. Bisa dilakukan sebulan sekali atau
sesuatu dengan jadwal acara yang ada.

Tari Tide Tide juga dapat dimaknai sebagai romantisme dan keharmonisan para
pemuda-pemudi di Halmahera Utara.
5. Tarian Saureka-Reka

Tarian Saureka-Reka via majalahjustforkids.com


Berikut ini adalah tarian Maluku yang bernama Tarian Saureka-reka. Nama lain dari
tarian ini adalah tari gaba-gaba (pelepah pohon sagu). Sebenarnya, Tarian tradisional
Maluku ini lebih mirip seperti permainan Engklek. Yang membedakannya, dalam
permainan engklek sang pemain harus melompat dan tidak boleh menginjak garis
gambar, sedangkan pada tarian Saureka-reka pemain harus melompat menari
mengikuti sekaligus menghindari hentakan gaba-gaba.

Kelincahan kaki dan fokus dari pemainnya sangat dituntut pada tarian Saureka-reka.
Tidak banyak, jumlah penarinya biasa terdiri dari 8 orang penari, 4 laki-laki yang
bertugas menghentakkan gaba-gaba dan 4 perempuan yang menari di antara gaba-
gaba mengikuti irama Tifa dan Ukulele.

6. Tari Lenso

Tari Lenso via Blogger


Tarian tradisional Maluku kali ini bernama Lenso. Tari ini merupakan tari pergaulan dan
sangat identik dengan generasi muda di Maluku. Konon, tarian ini sering dijadikan
media untuk mencari pasangan hidup. Jumlah penari biasanya 6 sampai 10 orang saja.
Musik pengiringnya antara lain Tambur Minahasa, Suling, Kolintang, dan Tetengkoren.

Anda mungkin juga menyukai