Anda di halaman 1dari 9

10 Tarian Tradisional Daerah Sulawesi

Tenggara, Gambar dan Penjelasannya


Oleh silontongDiposting pada Oktober 10, 2018

Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada
sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki
sebagai khazanah kekayaan budaya.

Tari dari daerah Sulawesi Tenggara lebih banyak dari tarian daerah Sulawesi Barat, selisih
sebanyak dua tari. Meski begitu jumlah banyak tidak menentukan seberapa kepedulian daerah
menjaga budayanya. Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian tarian
adalah hal yang sangat penting sifatnya.

Sama seperti tarian daerah lainnya, tari tradisional Sulawesi Tenggara mempunyai alur cerita
juga. Mulai dari cerita perang, menyambut tamu sampai merayakan hari – hari tertentu. Suatu
pesan tidak akan lebih menarik jika disampaikan melalui seni. Dan tari adalah media sebagai
penyampai pesan tersbeut.

Adat atau kebiasaan dalam tarian Sulawesi Tenggara masih ada yang tetap dilakukan masyarakat
lokal, namun ada juga tarian yang pelahan mulai ditinggalkan masyarakat. Mungkin fungsi tari
yang tidak sesuai lagi. Contohnya, ada tarian yang dahulu hanya dipentaskan untuk keluarga raja
saja. Sehingga sifat tarian tidak pantas ditampilkan untuk masyarakat umum.

Pada unsur – unsur tari dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan. Ada yang dulu dengan
busana sekedarnya, kini harus dengan busana yang standart modern. Begitu juga dengan model
panggung dan pencahayaan serta jumlah para penari.

Untuk kedepan, kita sangat berharap, tarian daerah yang berasal dari Kendari (ibu kota Sulawesi
Tenggara) terus mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah sehingga bisa menjadi salah
satu destinasi wisata (objek wisata) alternatif bagi para wisatawan asing atau dalam negeri.

Baca : Tarian Daerah Bali

Baiklah, langsuang saja kita bahas satu persatu mengenau tarian tradisional daerah Sulawesi
Tenggara. Berikut informasinya.

Daftar Isi

1. Tari Mangaru
Tari Mangaru via Youtube

Tari Mangaru merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya
di Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Cerita yang terkandung pada Tari
Mangaru yaitu menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan
peperangan. Singkatnya, tari ini bercerita tentang dua orang laki-laki di medan peperangan. Para
penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang
saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang.

Seperti tarian lain, Tari Mangaru juga diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara
yaitu kansi-kansi, Mbololo (gong) dan dua buah Gendang yang terbuat dari kulit binatang.

Pada umumnya, Tari Mangaru dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-acara yang
melibatkan banyak orang. Saat – saat masyarakat setempat berkumpul ketika ada acara khitanan
atau sedang merayakan pesta panen padi.

2. Tari Malulo
Tari Malulo via
Wikipedia

Tari Malulo termasuk kedalam golongan tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang
disebut tari Lula atau Malulo. Konon, tarian ini awalnya merupakan tarian sakral dan penuh
filosofis. Namun dengan seiring berjalannya waktu, berubah menjadi tarian pergaulan atau tarian
rakyat. Pertunjukkan tarian ini sekarang biasa dilakukan secara spontan pada setiap acara baik itu
acara pesta ataupun acara-acara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi atau organisasi.

Kesenian Tari Malulo digemari oleh suku bangsa Tolaki dan dipentaskan pada waktu-waktu
tertentu. Ketika usai panen atau bila terjangkit suatu wabah penyakit menular tarian ini selalu
ditampilkan.

Bunyi-bunyian yang disebut Ore-Ore terbaut dari bambu selalu mengiringi tari Malulo. Uniknya,
Tari Malulo ini popular di kalangan anak muda karena tarian ini adalah tarian pergaulan. Tarian
tradisional ini ditarikan secara beramai-ramai dan berpasang-pasangan. Dimulai oleh sepasang
penari yang turun ke dalam gelanggang tari dan diikuti oleh pasangan-pasangan lain menjadi
perbedaan dengan tarian lainnya.

Baca : Rumah Adat Sulawesi Tenggara

3. Tari Umoara
Tari
Umoara via warisanbudaya

Tari Umoara adalah tarian tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara. Muatan ceita tari Umoara
adalah cerita perang yang ditarikan untuk menyambut tamu agung pada saat perkawinan para
bangsawan dan mengantar jenazah bangsawan.

Selain itu, tarian ini juga dipertunjukkan dalam upacara pelantikan seorang raja.

Pesan penting yang bisa diambil dari tarian ini yaitu mempertontonkan ketangkasan,
kewaspadaan dalam menyerang musuh dengan senjata perang, dan membela diri dalam
pertempuran demi harga diri.

4. Tari Mowindahako
Tari Mowindahako via
WordPress

Tari Mowindahako tarian adat tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Bersifat ekslusif, tarian ini
dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia. Yaitu dilaksanakan apabila suatu pinangan
mereka sudah diterima. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa senang maka diadakan tarian
Mowindahako atau yang dikenal dengan nama lain yaitu tarian membesara.

Ada yang menyatakan bahwa tarian ini mirip dengan kegiatan pada saat upacara adat
perkawinan. Seperti menggunakan kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru
bicara laki-laki dan wanita.

5. Tari Galangi

Tari Galangi via sumber.com


Berikut ini idalah Tari Galangi yang termasuk sebagai tarian tradisional dari daerah Kepulauan
Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini populer dengan sebutan yang kental dengan
nuansa tarian Perang dalam Kerajaan (Kesultanan Buton). Tari Galangi merupakan ungkapan
dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam
menghadapi atau melawan serangan musuh.

Pada waktu damai tarian ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian
Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas
atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan.

Ada sebelas kelompok pada Tarian Galangi ini terdiri dan tiap kelompok terdiri dari tujuh orang.
Berdasarkan sejarahnya, kelompok – kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan
Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari musuh. Akan tetapi jika dalam keadaan aman,
masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda dan diceritakan juga dalam
pertunjukan tari.

Baca : Tarian Daerah Kalimantan Tengah

6. Tari Lariangi

Tari
Lariangi via Kompas

Termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Tenggarah, Tari Lariangi merupakan tarian yang
dipertunjukkan sebagai tari pembukaan suatu acara pesta pertemuan sebagai penghormatan
terhadap tamu yang hadir. Dalam berbagai kegiatan, selalu ada apresiasi terhadap tamu yang
datang, baik tamu dari dalam negeri atau luar negeri. Pada masa lalu, istilah luar negeri belum
begitu populer. Biasanya memakai istilah luar kerajaan.
Pada pementasannya, tarian ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Tidak
sembarang orang bisa menarikannya, karena tarian ini biasanya dilakukan oleh para gadis
keturunan bangsawan. Tidak tahu pasti apakah dengan berlalunya sang waktu ada perubahan
pada pemeran tari ini.

7. Tari Lumense

Tari
Lumense via wacana.co

Termasuk golongan tarian dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya tarian ini berasal dari
Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Arti dari tarian ini adalah pemujaan kepada sang
Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di
Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume dalam bahasa daerah yang
berarti “terbang” dan mense yang berarti “tinggi”, sehingga jika diartikan Lumense memiliki arti
Terbang Tinggi.

Selain itu, tarian ini pada zaman dahulu dilakukan pada ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan
roh halus yang disebut kowonuano dengan cara menyajikan beraneka jenis makanan. Konon,
ritual ini bertujuan agar kowonuoano berkenan mengusir bencana alam dan marabahaya yang
akan terjadi. Tidak tahu sekarang, tetapi tarian ini sering ditampilkan pada masa pemerintahan
kesultanan Buton.

8. Tari Moida-ida

Tari Moida-ida adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Tarian ini
diiringi dengan nyanyian dan alat musik tradisional, sementara sekelompok orang berkumpul
membentuk lingkaran dan masing-masing berpegangan pada seutas tali sehingga membentuk
cincin. Penampakan cincin sangat jelas dilihat oleh penonton jika dari atas. Tidak tahu pasti apa
maksud dari cerita cincin pada tarian ini. Mungkin maksudnya adalah seorang pria yang hendak
melamar wanita dengan mahar cincin. Jika pembaca mempunyai informasi lebih mengenai tari
Moida-ida ini, silahkan tulis di kolom komentar ya.

9. Tari Balumpa

Tari Balumpa via


kamerabudaya.com

Tari Balumpa juga merupakan tarian tradisional rakyat Buton dan Wakatobi Binongko, Sulawesi
Tenggara. Fungsi tari ini bertujuan untuk mengucapkan selamat datang kepada tamu agung.
Selain itu, Tari Balumpa merupakan tarian yang mencerminkan kegembiraan masyarakat
nelayan Buton dan Wakatobi Binongko dalam menghadapi terjangan ombak demi menghidupi
keluarga.

Jumlah orang dalam memainkan tarian ini biasanya dimainkan oleh enam sampai delapan penari
laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Namun tarian ini juga dapat dilakukan oleh penari
pasangan perempuan saja. Penari Balumpa mengenakan busana adat Wakatobi dengan iringan
musik gambus dan gendang serta iringan suara dendang biduan Balumpa.

10. Tari Dinggu


cc Tari Dinggu via
negeriindonesiaku.com

Tari Dinggu adalah tarian adat tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan tarian
tradisional rakyat yang menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Tolaki. Gotong
royong dilakukan masyarakat ketika saat musim panen padi tiba. Pada umumnya, tarian ini
biasanya ditampilkan oleh penari laki-laki dan wanita dengan mengenakan busana petani pada
zaman dahulu.

Sejarah menyatakan bahwa tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki yang melakukan
panen padi dengan cara bergotong-royong, mulai dari memetik padi hingga membawa hasil
panenan padi sampai di rumah. Setelah panen selesai dan terkumpul semua, diadakan sebuah
acara modinggu, yaitu bersama-sama menumbuk padi hasil panen yang dilakukan oleh muda-
mudi.

Anda mungkin juga menyukai