Anda di halaman 1dari 9

ULANGAN HARIAN KEDUA

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/ semester : VII/ Ganjil
Waktu : 40 menit

Teks I “ Tari Orek-orek”

Ngawi sejak tahun 1980 an terkenal sebagai Bumi Orek Orek. Sebutan ini tidak lepas dari
adanya Tari Orek Orek yang tumbuh subur dan berkembang dimasyarakat luas. Hampir disetiap acara baik
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri, tari ini selalu dipentaskan. Tari
Orek–orek merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan.
Menggambarkan muda mudi masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian
gembira ria untuk melepaskan lelah.

Orek-orek adalah kesenian tradisional berupa tarian pergaulan yang merupakan perpaduan
antara gerak tari dan nyanyian yang diiringi tetabuhan yang cara memukulnya salah satunya dengan
dikorek.Bentuk Permainan mengikuti pola/ bentuk teater/ tontonan yang diselingi gerak, tari, nyanyi dan
kemudian pesan dapat disampaikan melalui tembang.Pemain putera dan puteri antara 4 – 10 orang penari
sekaligus pemain/ pendukung cerita ( dengan menyesuaikan panggung yang tersedia, dan ini belum
termasuk pengiring/ pengrawit.Gamelan yang dipakai laras slendro, tetapi tidak selengkap gamelan slendro
yang ada. Gamelan tersebut biasanya disebut gamelan “ thuk – brul “ ( bhs.Jawa gathuk gabrul ), yang
terdiri dari :Bonang Barung,Saron Penerus,Kendhang,Kempul,Gong,Keprak/Kecrek,dan
drumb.Pakaian/kostum sama dengan pakaian kethoprak atau disesuaikan cerita yang dibawakan untuk
putra, dan khusus untuk putri mamakai pakaian sama dengan pakaian gambyong tari jawa.Pementasan
semua dilakukan pada acara-acara resmi, sedekah laut, sedekah desa dll. Dimana merupakan ucapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan dalam bertani/bercocok tanam, mencari ikan dll.
Kemudian berkembang dipentaskan pada acara-acara orang punya kerja, hiburan pada acara-acara resmi
Pemerintah Daerah juga dalam penyambutan tamu-tamu Negara yang datang ke Rembang.

Bacalah teks tanggapan deskriptif diatas kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan
benar!

1. Carilah struktur teks yang mengandung unsur deskripsi umum dan deskripsi bagian( tunjukkan
dalam kalimat) pada teks kesatu!
2. Carilah ada berapa jenis tanda baca pada teks deskripsi diatas!
3. Carilah bentuk kata berimbuhan dalam teks 1 pada paragraf kesatu,tuliskan bentuk dasar dan
imbuhannya!

Teks 2 “ Tari Remo”


Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis tarinya ada 2 yaitu remo
gaya putra dan remo gaya putri. Disaat menari, penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi (
ngidung) yang berisi pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan tropongan,
ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi
baru. Dalam perkembangannya tari remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas.

4. Apa perbedaan yang dapat kamu lihat antara teks kesatu dan teks kedua,jelaskan!
a. Drama Tari Wayang Topeng

Berkembang di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari, Kedungmonggo. Drama
tari wayang topeng pada umumnya menggelar cerita tentang Panji.

Didaerah Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan Topeng Dalang dengan cerita
Mahabarata.

Didaerah Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan dikenal dengan nama wayang Kerteh,
nama ini disesuaikan dengan nama dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo.

b. Tari gandrung Banyuwangi


Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari gandrung ini merupakan
perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.

Tari gandrung ini terdiri dari 3 bagian, diantaranya :

1. Jejer, berisi ucapan selamat datang untuk para tamu.


2. Gandrung, Secara bergantian tukang gedog atau tukang mengatur giliran menari, mempersilahkan para
tamu untuk menari dengan penari gandrung.
3. Seblang, Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Tari Jaranan Buto

Tari ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini dipertunjukkan pada
Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-
kudanya menggambarkan binatang yang berkepala Raksasa.

d. Tari Reog Kendang

Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah Tuliunggagung dan
sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan – iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak
raksasan di kawah gunung Kemput, Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota
Kediri. Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan gendang prajurit bugis dalam salah
satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang digunakan adalah Tam-Tam (kendang kecil yang digendong)

e. Tari Reog Ponorogo

Merupakan tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda kepang, Penari
dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek, penthul dan tembem serta celengan.
Tarian ini diangkat dari cerita panji yangberkisah tentang perjalanan Raden Klana Sewandono meminang
putri kediri yang dalam perjalanannya harus berperang dengan singobarong dengan burung merak
diatasnya.

f. Tari Glipang

Tari ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya kebanyakan mengambil
unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh humor, Penggambaran tarian ini yaitu tentang
pemuda-pemuda yang sedang berlatih olah keprajuritan

g. Tari Gembu /Gambuh


Tarian ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal senjata keris dan perisai
kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan para raja di daerah Sumenep.

h. Tari Remo

Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis tarinya ada 2 yaitu
remo gaya putra dan remo gaya putri. Disaat menari, penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi
( ngidung) yang berisi pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan tropongan,
ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi
baru. Dalam perkembangannya tari remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas.

Tokoh-tokoh peanri Remo yang masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah dari Sidoarjo, Bollet
dari Jombang, Markaban dari Surabaya.

i. Tari Beskalan

Suatu bentuk tari gaya putri yang dipertunjukkan sebagai acara kedua setelah tarian pembukaan.
Dasar tari terdiri dari rangkaian ragam gerak yang disebut Solah disusun dengan gerak penghubung
tertentu yang disebut Sendi. Didalam menari tari beskalan ini kadang-kadang penarinya juga menyanyikan
lagu-lagu daerah setempat. Tari putri yang bercorak demikian ternyata masih merata diseluruh jawatimur,
dimana tarian ini berfungsi sebagai tari penghormatan kepada para tamu.

PERKEMBANGAN TARIAN JAWA TIMUR

Secara garis besar seni tari dijawa timur masih termasuk dalam lingkungan kebudayaan jawa atau kultur
jawa hal ini terbukti bahwa jawa timur pernah memegang peranan besar dalam salah satu periode
pertumbuhan tari yang ada di jawa, yaitu disaat perpindahan pusat pemerintahan pulau jawa yang
berlangsung pada abad XI sampai XIV membawa dampak pergeseran peranan jawa tengah kedalam
kehidupan kebudayaan kewilayah jawa timur.Perkembangan tari tradisional jawa timur dapat dibedakan
berdasarkan latar belakang historis kultur dan geografisnya, yang mana menurut data kesenian jawa timur
terbagi menjadi 2 etnis yang dominan dan beberapa sub etnis yang masing-masing sub etnis ini memiliki ciri
tersendiri yang mempengaruhi gerak tari.

a. Sub Etnis Jawa Kulonan

- Derahnya dekat dengan kebudayaan jawa yang berakar dari jawa tengah
- Sifat kebudayaannya disebut Solo oriented arinya berorientasi dari solo
- Seni tari yang berkembang tidak berbeda dengan seni tari yang berkembang di jawa tengah geraknya
mengacu pada gerak jawa tengahan.
b. Sub Etnis jawa pesisir utara

Tarinya bernafaskan keagamaan khususnya agama islam (bersifat/bernafas islami)

c. Sub Etnis jawa wetanan

- Derahnya memiliki dialek bahasa tertentu


- Dalam tarinya memiliki gerak yang dinamis
- Kesenian tradisinya memiliki corak tersendiri seperti wayang, topeng, ludruk, remo, berkalan.
d. Sub Etnis Jawa Tengger

- Letak dilereng gunung wilis


- Memiliki kebudayaan jawa dengan kepercayaan hindu
- Kesenian tradisi yang dimiliki yaitu sodoran karo
e. Sub etnis mandalungan

- Derah yang meliputi yaitu sepanjang pantai utara selat madura, masuk pedalaman sekitar jember dan
lumajang. Bagian timur panarukan ke bondowoso. Perkawinan kultur madura dengan jawa menghasilkan
corak khusus yang disebut mandalungan.
- Seni pertunjukan yang berkembang kuda kencak, glipang, terbang gending, topeng dalang, kenong telok.
f. Sub etnis madura

Kebudayaan Masyarakat madura banyak memperoleh pengaruh kebudayaan islam, contohnya Pojian,
Ajing, Rhodat, Hadrah, Disamping itu juga masih memiliki sisa-sisa kesenian Indonesia Hindu. Contoh :
Topeng Dalang, Tari Gembu (gambuh), Pangkak, Pantil.

g. Sub etnis osing

Daerah banyuwangi terletak diujung timur jawa timur, Seni tradisi yang berkembang antara lain : Tari
barong, tari sanyang, tari seblang, tari gandrung dll. Di wilayah ini tidak luput dari pengaruh budaya islam,
pengaruhnya terlihat pada seni pertunjukan hadrah, kuntul, pencak silat dsb.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seni tari jawa timur tidak berorintasi pada pusat
pemerintahan, melainkan tumbuh dan berkembang dikalangan rakyat dan lingkungan masyarakat.

Anjungan Kalimantan Selatan

Gerbang Anjungan Bali


Rumah adat Batak Toba di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Batak Karo di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Nias di Anjungan Sumatera Utara

Rumah adat Baluk di Anjungan Kalimantan Barat

Anjungan Jambi

Rumah Limas, Anjungan Sumatera Selatan


Anjungan Riau

Rumah Melayu di Anjungan Riau

Anjungan Aceh

Rumah Toraja, Anjungan Sulawesi Selatan

Rumah Bugis, Anjungan Sulawesi Selatan

Rumah joglo di Anjungan Jawa Tengah


Interior rumah Joglo, Anjungan Jawa Tengah

Rumah ibadah Konghucu Kong Miao

AMBYONG

KOSTUM TARI GAMBYONG


3:00 PM Robby Hidajat Artikel Teori

Robby Hidajat

Pakaian tari Gambyong mempunyai kekhasan yang tidak didapati oada jenis-jenis tari tradidional Jawa yang
lain. Perincian dandanana tari Gambyong adalah: bagian bawah kain yang di ‘wiru’ (dilipat tumpuk) seperti
dalam penggunaan sehari-hari, torso dililit dengan kemben (kain dada yang disebut angkin), corak pelangi,
dada bagian atas terbuka, sedang sampur (selendang) disandangkan melalui salah satu bahu, rambut
dengan gelung biasa tetapi diberi hiasan, yaitu cunduk mentul (kembang goyang) di batgas atas gelang dan
cunduk jungkat (sisir setenagh bulat yang berhias bunga melati), di atas ubun-ubun, serta untaian bunga
yang dipasang poada gelung dan terjurai sampai ke bahu pada salah satu sisi; kecuali itu juga didkenakan
perhiasan-perhiasan biasa seperti subang, gelang dan kalung, baik kalaung logam mapun kalung untaian
bunga.
“ Tari Orek-orek”

Ngawi sejak tahun 1980 an terkenal sebagai Bumi Orek Orek. Sebutan ini tidak lepas dari
adanya Tari Orek Orek yang tumbuh subur dan berkembang dimasyarakat luas. Hampir disetiap acara baik
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat sendiri, tari ini selalu dipentaskan. Tari
Orek–orek merupakan tarian dengan gerak dinamis dengan pemain terdiri dari pria, wanita berpasangan.
Menggambarkan muda mudi masyarakat desa yang sehabis kerja berat gotong royong, melakukan tarian
gembira ria untuk melepaskan lelah.

Orek-orek adalah kesenian tradisional berupa tarian pergaulan yang merupakan perpaduan
antara gerak tari dan nyanyian yang diiringi tetabuhan yang cara memukulnya salah satunya dengan
dikorek.Bentuk Permainan mengikuti pola/ bentuk teater/ tontonan yang diselingi gerak, tari, nyanyi dan
kemudian pesan dapat disampaikan melalui tembang.Pemain putera dan puteri antara 4 – 10 orang penari
sekaligus pemain/ pendukung cerita ( dengan menyesuaikan panggung yang tersedia, dan ini belum
termasuk pengiring/ pengrawit.Gamelan yang dipakai laras slendro, tetapi tidak selengkap gamelan slendro
yang ada. Gamelan tersebut biasanya disebut gamelan “ thuk – brul “ ( bhs.Jawa gathuk gabrul ), yang
terdiri dari :Bonang Barung,Saron Penerus,Kendhang,Kempul,Gong,Keprak/Kecrek,dan
drumb.Pakaian/kostum sama dengan pakaian kethoprak atau disesuaikan cerita yang dibawakan untuk
putra, dan khusus untuk putri mamakai pakaian sama dengan pakaian gambyong tari jawa.Pementasan
semua dilakukan pada acara-acara resmi, sedekah laut, sedekah desa dll. Dimana merupakan ucapan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan dalam bertani/bercocok tanam, mencari ikan dll.
Kemudian berkembang dipentaskan pada acara-acara orang punya kerja, hiburan pada acara-acara resmi
Pemerintah Daerah juga dalam penyambutan tamu-tamu Negara yang datang ke Rembang.

Anda mungkin juga menyukai