Anda di halaman 1dari 22

TARI TUNGGAL NUSANTARA

Tari Tunggal adalah tarian yang dibawakan atau dimainkan oleh seorang penari, atau duaorang
tetapi secara bergantian, Tarian ini biasanya menggambarkan watak seseorang tokoh ataupun
seekor binatang.Tari tunggal (solo) dipahami sebagai tarian yang dibawakan oleh seorang penari
dalampertunjukan, dan ada pula yang menampilkan tarian tunggal dengan penari yang berbeda-
beda secara bergantian. Dalam penyajian tari tunggal, penari memiliki keleluasaan
bergerak,karena ia tidak harus tergantung atau berhubungan dengan dengan penari yang lain.
Penariharus mampu mengelola bentuk gerak dan iramanya berdasarkan kepekaan sehingga ia
lebihleluasa menginterpretasikan atau melahirkan gerak spontan. Hal tersebut dapat dilihat
dalammengatur dan menentukan ruang gerak (maju, mundur, berputar-putar, meloncat,
dsb),mengatur waktu (kuat-lemah) dan mengungkapkan ekspresi (memaknai gerak, tema dan
isi),semua tergantung pada kemampuan dirinya sendiri.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah beberapa contoh tari tunggal nusantara, yaitu :
1. Tari Topeng Cisalak
Tari Topeng Cisalak merupakan kesenian yang berkembang di daerah Cisalak,
Cimanggis, Depok. Awalnya, tari Topeng Cisalak muncul pada tahun 1918 dengan nama
Topeng Kinang. Dua orang tokoh yang menciptakan tarian ini adalah Djioen dan Mak
Kinang. Kedua orang ini merupakan pemain Topeng Ubrug yang terkenal pada masa itu,
sehingga tari Topeng Cisalak mendapatkan banyak pengaruh dari tari Topeng Ubrug.

Pertunjukan tari Topeng Cisalak melalui tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penutupan.
a. Tahap persiapan
Persiapan yang dilakukan, yaitu menyiapkan panggung yang dilengkapi dengan
spanduk dan tirai sebagai identitas kelompok tari, di mana para penari bersiap-siap dan
para pemain musik menyiapkan alat-alatnya.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan prosesi ngukus dan sesaji yang dilakukan di depan
waditra bende seusai adzan maghrib. Sesaji yang disediakan berupa kemenyan dan cerutu
untuk dibakar, tujuh macam minuman, tujuh macam bunga, rujakan, beras, perawanten,
nasi, dan bakakak ayam.
Dalam prosesi ini, waditra rebab, kendang, dan gong dikukusi diiringi harapan supaya
pertunjukan berjalan lancar. Sementara itu, waditra bende diperlakukan secara khusus
dengan diberi air kembang tujuh macam. Biasanya pada acara ini warga memberikan air
disertai uang ala kadarnya untuk mendapat berkah.
Tahap pelaksanaan diawali dengan memukul gong sesuai dengan hari Jumlah pukulan
gong ini bervariasi, sesuai dengan hari pelaksanaan pertunjukan. Misalnya, jika
pertunjukan berlangsung pada hari Senin, gong dipukul sebanyak 4 kali. Demikian pula
dengan hari Selasa gong dipukul 3 kali, Rabu 7 kali, Kamis 8 kali, Jumat 6 kali, Sabtu 9
kali, dan Minggu 5 kali.
Kemudian, dilantunkan tembang atau kakawih yang disambung dengan pementasan tari
Topeng Tunggal oleh penari yang disebut ronggeng topeng. Disusul dengan tari Lipet
Gades, yaitu tari berpasangan ronggeng dengan penari bodor, dan dilanjutkan dengan
acara bodoran atau lawak sebagai penutup pertunjukan.
Ada tiga macam topeng yang dikenakan penari Topeng Tunggal sesuai dengan
jumlah tarian yang dibawakan, yaitu:
1) Pada tarian pembuka, penari mengenakan topeng berwarna putih. Topeng ini disebut
Topeng Panji yang melambangkan kelembutan. Karena itu tarian yang dibawakan
pun bersifat lemah lembut. Ini adalah tarian penyambut penonton pada pertunjukan
tari Topeng Cisalak.
2) Setelah tarian pembuka selesai, penari berbalik membelakangi penonton dan
mengenakan Topeng Sanggah, yaitu topeng yang berwarna merah muda. Pada tarian
kedua ini, gerakan penari lebih atraktif dan dinamis
3) Tarian ketiga merupakan tarian yang paling agresif, sesuai dengan topeng yang
dikenakan yang berwarna jingga atau merah menyala bermotif raksasa. Tarian pun
bersifat beringas dan kasar. Setelah tarian ini berakhir, penari kembali ke balik tirai
digantikan oleh tiga penari lain yang memainkan tari
Ajeng disusul tari Lipet Gandes. Pertunjukan berakhir dengan bodoran.
Tari Topeng Cisalak seringkali disebut juga tari Topeng Betawi, karena tari tersebut
juga dipengaruhi kebudayaan Betawi. Nyanyian dan waditra yang digunakan memang
khas Sunda, namun dialeknya dipengaruhi dialek Tionghoa dan Betawi pinggiran.

2. Tari Ibing Keurseus


Tari Ibing Keurseus dibawakan oleh seorang penari laki-laki. Istilah Ibing Keurseus
dapat diterjemahkan menjadi “tarian untuk pengajaran”. Tarian ini diciptakan oleh Raden
Sambas Wirakusumah sekitar awal abad ke- 20. Penciptaan tarian ini bermula dari tari
Tayuban yang pada saat itu dibawakan oleh seorang ronggeng. Namun tarian tersebut
berkesan buruk, sehingga seorang bangsawan bernama Raden Bantjakusuma menata kembali
gerakannya menjadi sebuah tari yang lebih indah. Salah seorang muridnya, yaitu R.S.
Wirakusumah, berupaya merunutkan unsur-unsur klasik tari tersebut dan menghasilkan
sekelompok gubahan khas yang disebut tari Ibing Keurseus. R.S. Wirakusumah mengubah
tari Ibing Keurseus menjadi empat tarian. Empat tarian gubahan tersebut menjadi dasar
pendidikan tari Sunda. Tarian tersebut mencerminkan jenis watak laki-laki yang khas.
Keempat tari Ibing Keurseus dapat dipentaskan pada acara sosial dengan diiringi gamelan
klasik lengkap.

3. Tari Sintren
Tari Sintren adalah tarian tradisional masyarakat Jawa khususnya Cirebon Jawa Barat. Tari
ini juga disebut dengan lais yaitu bentuk tari-tarian dengan aroma mistis/magis yang
bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci, dibantu oleh pawang dengan diiringi
gending 6 orang. Gadis tersebut dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang berselebung
kain. Pawang/dalang kemudian berjalan memutari kurungan ayam itu sembari merapalkan
mantra memanggil ruh Dewi Lanjar. Jika pemanggilan ruh Dewi Lanjar berhasil, maka ketika
kurungan dibuka, sang gadis tersebut sudah terlepas dari ikatan dan berdandan cantik, lalu
menari diiringi gending

4. Tari jaipong
Jaipong merupakan jenis tari tunggal yang berasal dari daerah jawa barat.Ciri khas gerak tari
Jaipong adalah keceriaan,erotis,humoris,semangat,spontanitas dan kesederhanaan (alami/apa
adanya).Tari jaipong dibawakan dengan iringan musik yang khas yaitu musik degung,yaitu
musik sejenis gamelan sunga yang terdiri dari alat musik gendang,gong,saron,kecapi dan
lain.Diantara alat alat musik tersebut suara kendanglah yang paling dominan.
Jaipongan atau tari jaipong sebetulnya merupakan tari yang sudah moderen kartena
merupakan modifikasi atau pengembangan dari tari tradisional khas sunda yaitu ketuk tilu.
Sebuah genre seni tari yang lahir dari kreatifitas seorang seniman asal bandung, Gugun
gumbira. Perhatiannya pada kesenian dan mengenal betul
perbendaharaan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada kliningan/bajidorang atau ketuk
tilu. Tari jaipong ini dibawakan dgn iringa musik yang khas pula, yaitu dengung.Musik ini
merupakan kumpulan beragam alat musik seperti kendang, Go’ong, sarong, kacapi, dsb
5. Tari legong dari BaIi
Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita dari Bali. Tari legong menggunakan busana
Bali yang didominasi warna cerah kuning keemasan dengan hiasan kepala yang menyerupai
hiasan kepala batari (dewi) menurut kepercayaan masyarakatnya. Tari ini diiringi oleh
gamelan Bali yang khas dengan alunan musik yang rancak dan bersemangat.
6. Tari Baris
Tari baris merupakan sebuah tarian yang ditarikan oleh tunggal yang menggambarkan
prajurit yang berangkat ke medan perang. Biasanya penarinya adalah seorang pria. Busana
yang digunakan oleh si penari adalah celana panjang warna putih dengan hiasan tepi
berwarna merah yang melambangkan kegagahan dan keberanian si prajurit ke medan laga.

7. Tari Truna Jaya


Tari trunajaya dibawakan oleh seorang penari wanita dengan dandanan pria. Tari ini
menceritakan seorang pemuda yang penuh semangat. Tari ini diinspirasi dari cerita
kepahlawanan Trunjaya. Oleh karena memerankan seorang pria yang gagah dan penuh
semangat maka si penari wanita tersebut tidak menggunakan kain, tapi celana. Hal ini
ditujukan agar gerakannya terkesan bebas dan tegas.

8. Tari jaipong tunggal kulu-kulu gerimis munggaran


Tari ini berasal dari daerah Parahiyangan. Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita
yang menggunakan kain kebaya. Hal ini dimaksudkan agar penonton dapat menyimak
gerakan-gerakan lengkung yang dihasilkan si penari tetap terkesan lembut dan feminin. Tari
ini diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang berkesan dinamis.

9. Tari klasik tunggal Gatotkoco


Tari ini berasal dari Jawa Tengah. Tari ini dibawakan oleh seorang penari pria yang
menggambarkan tokoh pewayangan yang bisa terbang dan sakti mandraguna dari pandawa,
yaitu Raden Gatotkoco putra Sang Bima.
Busana yang dikenakan oleh si penari adalah busana yang didominasi warna hitam, kain
batik, celana dan sayap yang menggambarkan ia bisa terbang ke atas awan.

10. Tari Dewi Anjasmara


Tari Dewi Anjasmara adalah tari tunggal putri.
Tari Dewi Anjasmara berasal dari daerah Sunda (Jawa Barat). Tari Dewi
Anjasmara menggambarkan tentang putri bangsawan yang bernama Putri
Anjasmara dari hikayat Jawa tentang cerita Damarwulan. Hikayat tersebut
berasal dari abad ke-15.
Damarwulan adalah seorang anak ksatria yang bekerja sebagai pemotong
rumput. Dalam Hikayat Jawa, diceritakan bahwa Menak Jingga
mengancam Kerajaan Majapahit karena Ratu Majapahit menolak untuk
menikah dengan Menak Jingga dan Kerajaan Majapahit akan menjadi
daerah taklukan. Kemudian Ratu Majapahit meminta bantuan dari para
ksatria kerajaan untuk mengalahkan Menak Jingga. Salah satu ksatria
tersebut adalah Damarwulan.
Dalam cerita hikayat Jawa, diceritakan bahwa Damarwulan adalah
seorang pahlawan yang dapat mengalahkan Minak Jingga. Kekasih
Damarwulan adalah Putri Anjasmara. Tarian Dewi Anjasmara melukiskan
suasana hati Putri Anjasmara menunggu kedatangan Damarwulan.
Gerakan dalam tarian menggambarkan saat Putri Anjasmara berdandan
sebelum bertemu dengan Damarwulan. Gerakangerakannya terdiri atas
gerakan memakai bedak, menyisir rambut, merapikan alis mata,
menggunakan anting, dan bercermin.
11. Tari Bondan
Tari Bondan adalah tari tunggal putri yang berasal dari Surakarta.
Tari Bondan dibagi menjadi tari Bondan Cindogo, tari Bondan Mardisiwi,
dan tari Bondan Pegunungan (Tani). Tari Bondan Cindogo dan tari Bondan
Mardisiwi merupakan tari gembira. Tarian tersebut menggambarkan rasa
kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Sedangkan, tari Bondan
Pegunungan menggambarkan tingkah laku putri asal pegunungan yang
sedang asyik menggarap ladang atau sawah. Kostum yang digunakan
dalam tari Bondan adalah kain wiron, baju kotang, dan jamang. Penari tari
Bondan dilengkapi dengan perlengkapan berupa boneka dan payung.
12. Tari Gambir Anom
Tari Gambir Anom merupakan tari tunggal yang berasal dari Surakarta.
Penari tari Gambir Anom adalah putra atau putri, tetapi biasanya tari
Gambir Anom dibawakan oleh penari putri. Tari Gambir Anom
menggambarkan tokoh Irawan yang merupakan anak Arjuna. Diceritakan
bahwa Irawan sedang jatuh cinta. Dia merias dirinya dengan menyisir
rambut, berbedak, merapikan alis, dan memakai pakaian.

13. Tari Panji Semirang


Panji Semirang adalah seorang tokoh yang bernama Galuh Candrakirana.
Tokoh Galuh Candrakirana sedang menyamar untuk mencari Raden Panji.
Tokoh Panji Semirang dijadikan sebagai tokoh dalam bentuk tari tunggal
dari Bali. Tari Panji Semirang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada 1942.
Pada awalnya, tari Panji Semirang bernama Kebyar Dung. Tari Panji
Semirang semakin berkembang setelah dibawakan untuk pertama kalinya
oleh murid I Nyoman Kaler yang bernama Luh Cawan. Tari Panji Semirang
menggambarkan tentang pengembaraan Galuh Candrakirana yang
menyamar sebagai seorang lelaki untuk mencari kekasihnya Raden Panji
Inu Kertapati. Tari Panji Semirang termasuk tari putra halus. Namun, tari
Panji Semirang biasanya ditarikan oleh penari putri. Perlengkapan yang
digunakan oleh penari tari Panji Semirang adalah kipas.

14. Tari Kebyar Duduk


Tari Kebyar Duduk diciptakan oleh I Ketut Mario yang berasal dari Tabanan pada tahun
1925. Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya
dilakukan dalam posisi duduk bersila. Tari Kebyar Duduk juga sering disebut Tari Kebyar
Terompong apabila diiringi dengan instrumen Terompong.

15. Tari Kancet Ledo/Tari Gong


Jika tari kancet papatai menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria dayak kenyah,
sebaliknya tari kancet ledo menggambarkan kelemah lembutan seorang gadis bagai sebatang
padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita
dengan memakai pakaian tradisional suku dayak kenyah, dan pada kedua belah tangannya
memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas
sebuah gong sehingga tari kancet ledo disebut juga tari gong

16. Tari Gandrung Bayuwangi


Tari Gandrung bayuwangi berasal dari kata “gandrung”, yang berarti ‘tergila-gila’ atau ‘cinta
habis-habisan’ dalam bahasa jawa. Kesenian ini masih satu gendre dengan seperti ketuk tilu
di Jawa barat, Tayub di jawa tengah dan jawa timur bagian barat, lengger di wilayah
banyumas dan joged bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang penari wanita profesional
yang menari bersama-sama tamu (terutamna pria) dengan iringan musik (gamelan)
17. Tari Cokek
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu. Dewasa ini orkes
gambang kromong biasa digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru,
pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, disamping
sebagai pengiring tari pergaulan yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan
antara laki-laki dan perempuan. Tarian khas Tangerang ini diwarnai budaya etnik China.
Penarinya mengenakan kebaya yang disebut cokek. Tarian cokek mirip sintren dari Cirebon
atau sejenis ronggeng di Jawa Tengah. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya,
yang dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Sebagai pembukaan pada tari cokek ialah
wawayangan. Penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju mundur mengikuti
irama gambang kromong. Rentangan tangannya setinggi bahu meningkah gerakan kaki.
Setelah itu mereka mengajak tamu untuk menari bersama,dengan mengalungkan selendang.
pertama-tama kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu
bersedia ikut menari maka mulailah mereka ngibing, menari berpasang-pasangan. Tiap
pasang berhadapan pada jarak yang dekat tetapi tidak saling bersentuhan. Ada kalanya pula
pasangan-pasangan itu saling membelakangi. Kalau tempatnya cukup leluasa biasa pula ada
gerakan memutar dalam lingkaran yang cukup luas. Pakaian penari cokek biasanya terdiri
atas baju kurung dan celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna. Ada yang
berwarna merah menyala, hijau, ungu, kuning dan sebagainya, polos dan menyolok. Di ujung
sebelah bawah celana biasa diberi hiasan dengan kain berwarna yang serasi. Selembar
selendang panjang terikat pada pinggang dengan kedua ujungnya terurai ke bawah
Rambutnya tersisir rapih licin ke belakang. Ada pula yang dikepang kemudian disanggulkan
yang bentuknya tidak begitu besar, dihias dengan tusuk konde bergoyang-goyang.
18. Tari Gantar
Tarian yang menggambarkan gerakan orang menanam padi. Tongkat menggambarkan kayu
penumbuk sedangkan bambu serta biji-bijian didalamnya menggambarkan benih padi dan
wadahnya.
Tarian ini cukup terkenal dan sering disajikan dalam penyambutan tamu dan acara-acara
lainnya.Tari ini tidak hanya dikenal oleh suku Dayak Tunjung namun juga dikenal oleh suku
Dayak Benuaq. Tarian ini dapat dibagi dalam tiga versi yaitu tari Gantar Rayatn, Gantar
Busai dan Gantar Senak/Gantar Kusak.

19. Tari Srimpi


Tari Serimpi merupakan sebuah tarian klasik dari Yogyakarta. Tarian ini ditampilkan oleh
empat orang penari wanita yang cantik dan anggun. Kata serimpi itu sendiri berarti empat.
Namun ada juga Serimpi yang ditarikan oleh lima penari yaitu pada Serimpi Renggowati.
Selain berarti empat, istilah serimpi juga dikaitkan dengan kata ‘impi’ yang berarti mimpi.
Maksudnya, seseorang yang melihat tarian ini mungkin akan merasa seperti berada di alam
mimpi.
Kemunculan tarian ini konon berasal dari masa Kerajaan Mataram ketika masa pemerintahan
Sultan Agung. Tari ini dianggap sangat sakral karena hanya dilakukan di lingkungan Kraton
untuk upacara kenegaraan dan peringatan naik tahta sultan. Tahun 1775, Mataram pecah
menjadi dua yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Hal ini juga berdampak
pada tarian ini. Walaupun inti tariannya masih sama, namun Serimpi di Yogyakarta menjadi
Serimpi Dhempel, Genjung, dan Babul Layar. Sementara di Surakarta menjadi Serimpi
Bondan dan Anglir Mendung. Walaupun tarian ini sudah ada sejak lama, namun tarian
tersebut baru diketahui oleh publik sekitar tahun 70an karena begitu sakralnya tarian ini
Kraton.

20. Tari Gambyong


Tari Gambyong adalah Seni tari yang berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Awal mula istilah
Gambyong berawal dari nama seorang penari taledhek yang bernama Gambyong yang hidup
pada zaman Sunan Paku Buwana IV di Surakarta. Penari ledhek yang bernama Gambyong
ini memiliki kemnahiran dalam menari dan kemerduan dalam suara sehingga menjadi pujaan
kaum muda pada zaman itu. Istilah taledhek tersebut juga digunakan untuk menyebut penari
tayub, penari taledhek, dan penari gambyong.
Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing
Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak
dengan irama kendang. Arah pandangan mata yang bergerak mengikuti arah gerak tangan
dengan memandang jari-jari tangan ,menjadikan faktor dominan gerak-gerak tangan dalam
tari Gambyong juga dapat diartikan sebagai tarian tunggal yang dilakukan oleh seorang
wanita atau tari yang dipertunjukkan untuk permulaan penampilan tari atau pesta
tari. Gambyongan mempunyai arti menggambarkan wanita menari di dalam pertunjukan
wayang kulit sebagai penutup. presi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat sikap beridiri dan
berjalan mempunyai korelasi yang harmonis.
Seiring dengan perkembangan zaman, tari gambyong mengalami perubahan dan
perkembangan dalam bentuk penyajiannya. Pada awalnya, bentuk sajian tari gambyong
didominasi oleh kreativitas dan interpretasi penari dengan pengendang. Di dalam urut-urutan
gerak tari yang disajikan oleh penari berdasarkan pada pola atau musik gendang.
Perkembangan selanjutnya, tari gambyong lebih didominasi oleh koreografi-koreografi tari
gambyong.
21. Tari Taledhek
Tari Taledhek merupakan tarian yang mengisahkan perjuangan seorang pangeran yang
berjuang di medan pertempuran. Tari Taledhek adalah gambaran karakter dinamis masyarakat
Jawa Timur dan merupakan tarian penyambut tamu lewat gerak selamat datang khas Jawa
Timur. Pada awalnya, Tari Taledhek adalah tari yang digunakan untuk dalam pertunjukan
ludruk. Namun seiring waktu, tari Remo menjadi tari pembuka ludruk, lalu menjadi tari
penyambut tamu, pada khususnya tamu penting. Tari Remo sendiri asalnya dari Jombang,
Jawa Timur.
22. Tari Merak
Pengertian Tari Merak tarian yang berasal dari daerah pasundan Jawa Barat. Tari
Merak adalah salah satu tarian yang menggambarkan ekspresi kehidupan burung merak. Tata
cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh
Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.
Sejarah Tari Merak
Pada tahun 1950an seorang kareografer bernama Raden Tjetjep Somantri menciptakan
gerakan Tari Merak. Beliau mengimplentasikan kehidupan burung Merak dalam gerakan tari
tersebut. Utamanya tingkah merak jantan yang mengembangkan bulu ekornya ketika ingin
memikat merak betina. Gerakan merak jantan tersebut tergambar jelas dalam Tari Merak.
Seiring perkembangan jaman, Tari Merak Jawa Barat telah mengalami perubahan dari
gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Somantri. Adalah Dra. Irawati Durban Arjon
yang berjasa menambahkan beberapa koreografi ke dalam Tari Merak versi asli. Sejarah Tari
Merak tidak hanya sampai disitu karena pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali
direvisi.

23. Tari Pendet


Bali merupakan salah satu propinsi yang tersoroh dengan keanekaragaman kebudayaan dan
eksotisme tempat wisata yang dimilikinya. Bali mempunyai beberapa kesenian tari yang
sudah mendunia popularitasnya. Selain Tari Kecak, Tari Pendet merupakan salah satu
kesenian yang sudah tak asing lagi bagi para pelancong lokal maupun manca negara. Tari ini
secara rutin dipentaskan dan menjadi hiburan bagi para wisatawan.
Tari Pendet merupakan salah satu tarian paling tua di pulau Bali. Berdasarkan catatan yang
ada bahwa tahun 1950 merupakan tahun kelahiran tari pendet. Tari pendet adalah tari
pemujaan yang sakral yang hanya dilaksanakan di pura tempat ibadah umat hindu di bali,
sehingga tari pendet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan spiritual
masyarakat hindu di Bali. Pendet artinya menyambut tamu agung karena tari pendet
merupakan sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara menyambut Dewata yang turun
ke dunia
Tari Pendet tidak memerlukan latihan intensif karena memiliki pola gerak yang lebih
dinamis sehingga bisa dilakukan oleh semua orang. Tari pendet merupakan gerakan dasar tari
Bali. Tari pendet yang dilaksanakan di pura-pura dibawakan sekelompok remaja putri yang
masing-masing membawa mangkok perak berisi bunga warna warni dan sesaji. Sekelompok
remaja putri ini mengikuti gerakan penari senior yang berada di depan mereka sebagai wujud
simbolis bahwa wanita yang lebih tua memiliki tanggung jawab dalam memberikan contoh
perilaku yang baik.
24. Tari Golek
Golek, sebagai kata kerja berarti mencari, tapi sebagai kata benda golek bisa berarti boneka
(kayu). Kalau kita ingat wayang golek, itu adalah wayang dari boneka kayu. Penutup
pertunjukan wayang kulit pun biasanya disajikan tarian boneka kayu, itu juga biasa disebut
golek. Golek di akhir cerita wayang, merupakan simbol agar penonton wayang nggoleki
tuntunan dari tontonan yang baru saja dilihat.

Di sini, golek sebagai kata kerja menyatu dengan golek sebagai kata benda, lewat golek yang
berarti boneka, kita diajak nggoleki (mencari) makna tontonan.

Ternyata bukan hanya pertunjukan wayang kulit yang diakhiri dengan adegan golek. Ada
opera tari Jawa yang melakukan hal yang sama, tetapi goleknya golek hidup. Maksudnya, ada
tarian yang menyerupai fungsi golek di akhir lakon wayang kulit, tetapi bukan golek dari
kayu, tapi justru manusia. Ya, seorang gadis menari di akhir pertunjukan opera tari Jawa yang
bernama Langen Mandra Wanara. Sama fungsinya, mengajak orang mencari intisari cerita
dan tuntunannya. Tentang opera tari Jawa ini, akan dibuat tulisan tersendiri.
25. Tari Hudoq
Tarian ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu yang menyerupai
binatang buas serta menggunakan daun pisang atau daun kelapa sebagai
penutup tubuh penari. Tarian ini erat hubungannya dengan upacara
keagamaan dari kelompok suku Dayak Bahau dan Modang. Tari Hudoq
dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam mengatasi gangguan
hama perusak tanaman dan mengharapkan diberikan kesuburan dengan
hasil panen yang banyak.
Referensi :

http://documents.tips/documents/tari-tunggal-nusantara.html
http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2015/09/macam-macam-tari-tunggal-satu-orang.html
http://www.tradisikita.my.id/2015/05/10-tari-tradisional-dari-jawa-barat.html#ixzz4M4jq6aoT
http://documents.tips/documents/tari-tunggal-nusantara.html
http://artikeltop.xyz/pengertian-dan-contoh-tari-tunggal.html
http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2015/10/contoh-tari-tunggal.html
http://raniwinati.blogspot.co.id/2012/10/tari-tarian-daerah-bali.html
http://gema-budaya.blogspot.co.id/2012/11/mengenal-tari-cokek.html
http://gudangtari.blogspot.co.id/2013/02/tari-gambyong.html

Anda mungkin juga menyukai