Anda di halaman 1dari 17

Berikut Contoh Contoh Tari Tunggal dan Penjelasannya:

1. Tari Gambir Anom


adalah Tari yang berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram
Islam ini mengisahkan tentang anak Arjuna yang tengah dimabuk cinta. Tari ini dimainkan
oleh seorang pria berbusana khusus dengan gaya yang lemah lembut dan selama pementasan
tarian akan diiringi musik khas Jawa yang sedikit rancak. 3. Tari Panji Semirang Tari Panji
Semirang merupakan tari kreasi baru tradisional Babad Bali yang diciptakan oleh I Nyoman
Kaler pada sekitar tahun 1942. Tarian yang merupakan salah satu contoh tari tunggal klasik
ini menceritakan pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji
Inu Kertapati. Di kalangan mancanegara, tari panji semirang ini sudah cukup terkenal.
Beberapa kali tarian ini bahkan pernah dipentaskan di festival-festival kesenian di luar negeri.
2. Tari Legong
dibawakan oleh seorang penari wanita dari Bali. Tari legong menggunakan busana Bali yang
didominasi warna cerah kuning keemasan dengan hiasan kepala yang menyerupai hiasan
kepala batari (dewi) menurut kepercayaan masyarakatnya. Tari ini diiringi oleh gamelan Bali
yang khas dengan alunan musik yang rancak dan bersemangat.
3. Tari Gambyong
adalah salah satu tarian karya seniman kondang S. Maridi yang berasal dari daerah sekitar Surakarta,
Jawa Tengah. Tari ini termasuk jenis tari tunggal yang dulunya hanya dimainkan oleh seorang penari
saja. Namun, pada perkembangannya dewasa ini, tari gambyong sering kali juga dipentaskan secara
kelompok. 5. Tari Topeng Kelana Tari Topeng Kelana diperkirakan sudah ada semenjak zaman
Kerajaan Singasari dan dianggap merupakan tarian khusus yang dulunya hanya boleh dimainkan di
dalam keraton. Sesuai dengan namanya, penari tarian ini pasti akan menggunakan topeng sebagai
media pendukung. Karena hanya dimainkan oleh seorang penari, tari topeng kelana bisa
dikategorikan sebagai contoh tari tunggal dari Jawa Barat .
4. Tari baris
merupakan sebuah tarian yang ditarikan oleh tunggal yang menggambarkan prajurit yang
berangkat ke medan perang. Biasanya penarinya adalah seorang pria. Busana yang digunakan
oleh si penari adalah celana panjang warna putih dengan hiasan tepi berwarna merah yang
melambangkan kegagahan dan keberanian si prajurit ke medan laga.
5. Tari Golek Menak
adalah contoh tari tunggal yang berasal dari daerah Kesultanan Jogjakarta. Tarian ini
diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada sekitar tahun 1940-an karena
terinspirasi dari pertunjukan seni wayang golek yang disaksikannya. Tarian yang juga
memiliki sebutan Beksa Golek Menak dan Beksan Menak ini hingga kini masih terus
dipelajari di beberapa sanggar tari di Jogja.
6. Tari trunajaya
dibawakan oleh seorang penari wanita dengan dandanan pria. Tari ini menceritakan seorang
pemuda yang penuh semangat. Tari ini diinspirasi dari cerita kepahlawanan Trunjaya. Oleh
karena memerankan seorang pria yang gagah dan penuh semangat maka si penari wanita
tersebut tidak menggunakan kain, tapi celana. Hal ini ditujukan agar gerakannya terkesan
bebas dan tegas.
7. Tari jaipong
berasal dari daerah Parahiyangan. Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita yang
menggunakan kain kebaya. Hal ini dimaksudkan agar penonton dapat menyimak gerakan-
gerakan lengkung yang dihasilkan si penari tetap terkesan lembut dan feminin. Tari ini
diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang berkesan dinamis.
8. Tari klasik tunggal Gatotkoco
berasal dari Jawa Tengah. Tari ini dibawakan oleh seorang penari pria yang menggambarkan
tokoh pewayangan yang bisa terbang dan sakti mandraguna dari pandawa, yaitu Raden
Gatotkoco putra Sang Bima.
9. Tari Dewi Anjasmara
adalah tari tunggal putri. Tari Dewi Anjasmara berasal dari daerah Sunda (Jawa Barat). Tari
Dewi Anjasmara menggambarkan tentang putri bangsawan yang bernama Putri Anjasmara
dari hikayat Jawa tentang cerita Damarwulan. Hikayat tersebut berasal dari abad ke-15.
Damarwulan adalah seorang anak ksatria yang bekerja sebagai pemotong rumput. Dalam
Hikayat Jawa, diceritakan bahwa Menak Jingga mengancam Kerajaan Majapahit karena Ratu
Majapahit menolak untuk menikah dengan Menak Jingga dan Kerajaan Majapahit akan
menjadi daerah taklukan. Kemudian Ratu Majapahit meminta bantuan dari para ksatria
kerajaan untuk mengalahkan Menak Jingga. Salah satu ksatria tersebut adalah Damarwulan.
Dalam cerita hikayat Jawa, diceritakan bahwa Damarwulan adalah seorang pahlawan yang
dapat mengalahkan Minak Jingga. Kekasih Damarwulan adalah Putri Anjasmara.
Tarian Dewi Anjasmara melukiskan suasana hati Putri Anjasmara menunggu kedatangan
Damarwulan. Gerakan dalam tarian menggambarkan saat Putri Anjasmara berdandan
sebelum bertemu dengan Damarwulan. Gerakangerakannya terdiri atas gerakan memakai
bedak, menyisir rambut, merapikan alis mata, menggunakan anting, dan bercermin.
10. Tari Bondan
adalah tari tunggal putri yang berasal dari Surakarta. Tari Bondan dibagi menjadi tari Bondan
Cindogo, tari Bondan Mardisiwi, dan tari Bondan Pegunungan (Tani).
Tari Bondan Cindogo dan tari Bondan Mardisiwi merupakan tari gembira. Tarian tersebut
menggambarkan rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Sedangkan, tari Bondan
Pegunungan menggambarkan tingkah laku putri asal pegunungan yang sedang asyik
menggarap ladang atau sawah.
Kostum yang digunakan dalam tari Bondan adalah kain wiron, baju kotang, dan jamang.
Penari tari Bondan dilengkapi dengan perlengkapan berupa boneka dan payung.
11. Tari Panji Semirang
adalah seorang tokoh yang bernama Galuh Candrakirana. Tokoh Galuh Candrakirana sedang
menyamar untuk mencari Raden Panji. Tokoh Panji Semirang dijadikan sebagai tokoh dalam
bentuk tari tunggal dari Bali. Tari Panji Semirang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada 1942.
Pada awalnya, tari Panji Semirang bernama Kebyar Dung. Tari Panji Semirang semakin
berkembang setelah dibawakan untuk pertama kalinya oleh murid I Nyoman Kaler yang
bernama Luh Cawan.
Tari Panji Semirang menggambarkan tentang pengembaraan Galuh Candrakirana yang
menyamar sebagai seorang lelaki untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Tari
Panji Semirang termasuk tari putra halus. Namun, tari Panji Semirang biasanya ditarikan oleh
penari putri. Perlengkapan yang digunakan oleh penari tari Panji Semirang adalah kipas.
12. Tari Kancet Lasan
adalah tari tunggal suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Penari Kancet Lasan adalah
seorang wanita. Gerak dan posisi tari Kancet Lasan sama dengan tari Kancet Ledo. Namun,
penari Kancet Lasan tidak menggunakan gong dan bulu-bulu burung Enggang. Penari Kancet
Lasan menggunakan posisi merendah dan berjongkok atau duduk dengan lutut menyentuh
lantai.
Tari Kancet Lasan menggambarkan tentang kehidupan burung Enggang. Burung Enggang
adalah burung yang dimuliakan oleh suku Dayak Kenyah karena dianggap sebagai tanda
keagungan dan kepahlawanan. Tapi Kancet Lasan menceritakan tentang gerak-gerak burung
Enggang ketika terbang melayang dan hinggap di dahan pohon.
13. Tari Baksa Kambang
adalah tari tunggal yang berasal dari Kalimantan Selatan. Penari Baksa Kambang adalah
seorang wanita. Tari Baksa Kambang dapat pula ditarikan oleh beberapa penari.
Tari Baksa Kambang adalah tari penyambutan tamu agung yang datang ke Kalimantan
Selatan. Tari Baksa Kambang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang sedang
merangkai bunga.
14. Tari Srimpi
adalah tari klasik yang dipopulerkan oleh keraton Kasultanan Mataram sebagai tari sakral
saat prosesi pengangkatan sultan menuju tahtanya. Tarian ini termasuk contoh tari tunggal
karena hanya dipentaskan oleh satu orang penari, meskipun kini kita juga dapat menemukan
pementasannya dilakukan oleh lebih dari 3 orang. Gerakan-gerakan tari serimpi
menggambarkan kelemahlembutan wanita Jawa yang khas dengan selendang panjang yang
berfungsi sebagai properti tariannya.
Tari Srimpi Tari serimpi adalah tari klasik yang dipopulerkan oleh keraton Kasultanan
Mataram sebagai tari sakral saat prosesi pengangkatan sultan menuju tahtanya. Tarian ini
termasuk contoh tari tunggal karena hanya dipentaskan oleh satu orang penari, meskipun kini
kita juga dapat menemukan pementasannya dilakukan oleh lebih dari 3 orang. Gerakan-
gerakan tari serimpi menggambarkan kelemahlembutan wanita Jawa yang khas dengan
selendang panjang yang berfungsi sebagai properti tariannya.
15. Tari Gandrung
adalah tari tradisional yang berasal dari budaya masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian
ini dahulunya dipentaskan sebagai bentuk ucapan rasa syukur atas hasil panen yang
berlimpah. Ia dipentaskan oleh seorang gadis dengan tabuhan gamelan dan musik pengiring
lainnya. Kendati termasuk contoh tari tunggal, ia juga dewasa ini dapat dipentaskan secara
berkelompok.

Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki
beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai
hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran
terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan,
dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).

a. Seni tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana
upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara
keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..

b. Seni tari sebagai hiburan Tari sebagai hiburan harus bervariasi


sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini
menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi
lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya
dipersiapkan derngan cara yang menarik.

c. Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan
untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat
dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita
tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita
cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena
persaan iba atau tak sampai hati.

d. Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media
pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.

e. Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya
penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan
tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti
latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana
pergaulan yang baik.

f. Seni tari sebagai media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara
atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja
di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan
baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh
perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi
artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide,
interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.

g. Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa.


Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh
orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-
Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi berarti
warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara
turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang
sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya
sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.

Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan


memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional
merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam
ini disebut tari tradisional klasik.

Tari tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yang telah mengalami


pengolahan dan penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan
yang di salurkan melalui pola-pola gerak yang telah ditentukan. Gerakan
itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh konteksnya, dan
ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas
daerah. Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya,
tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari pergaulan atau
hiburan, dan tari pertunjukkan. Tari Upacara.
a. Upacara keagamaan. Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong,
Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa
Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor (Sumatera) Tari
Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua)
Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari
Bataran (Sulawesi).
b. Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton) Tari Legong Kraton (Bali) Tari
Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi
(jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang)
Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).
c. Upacara Penting dalam kehidupan manusia Upacara panen dirayakan
dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja)
Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari
Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari
Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari
Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi)
Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja
(Sulawesi Timur).

Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak yang indah, maka
seorang . penari atau penata tari harus mampu menafsirkan, menghayati, dan
mengekspresikan makna-makna gerak yang dipakai dalam tari tersebut. Tari memiliki unsur
dasar tersendiri yang meliputi tiga aspek, antara lain:
1. Wiraga, yaitu dasar keterampilan gerak dari bagian fisik/tubuh penari, di antaranya
gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala,
lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, biji mata, alis dan pergelangan kaki.
2. Wirama, yaitu suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis
seperti aksen dan tempo tarian. Wirama terbagi menjadi dua, yaitu wirama tandak dan
wirama bebas.
3. Wirasa, yaitu tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan
melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus,
lembut, sedih, gembira, dan Iain-Iain.
Agar gerakan dalam tarian terlihat lebih indah, maka diperlukan unsur-unsur pendukung
terhadap tarian tersebut. Unsur-unsur pendukung tari terdiri dari gerak, properti, iringan, tata
busana/ kostum, dan tata pentas/panggung.

1. Gerak
Unsur pokok tari adalah gerak, gerak tari merupakan fungsional dari tubuh (gerak bagian
kepala,
kaki, tangan, dan badan). Fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi gerak keseharian, olahraga, gerak bermain, bekerja, dan gerak
sehari-hari.
Pada khususnya, tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak
dalam tari merupakan gerak yang sudah ditata indah. Gerakan bersifat lembut dan mengalir,
serta terputus-putus dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara
gerakan tari putra dan tari putri.
Gerak dapat dibedakan menjadi: gerak maknawi, murni atau wantah, imitatif, dan imajinatif.
a. Gerak imitatif adalah gerakan tari yang dihasilkan dari eksplorasi gerak tiruan dari alam.
b. Gerak imajinatif adalah gerak yang dihasilkan rekayasa manusia.
c. Gerak maknawi adalah gerak tari yang mengandung arti atau maksud tertentu.
d. Gerak murni adalah gerak yang tidak mengandung arti, tetapi masih mempunyai unsur
keindahan atau estetika.
2. Properti
Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada
dasarnya
dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk harapan tari secara baik, agar kesan
garapan tari akan lebih sempurna.
Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti
secara baik dan
benar. Hal ini dikarenakan proporsi penggunaan properti tari secara mendasar menentukan
penguasaan
keterampilan penari secara pokok.
Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan, menjadi salah satu teknik tari
yang
dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkuaiitas. Properti tari banyak ragam, bentuk,
dan jenisnya.
Properti yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana,
payung, tongkat,
keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, gendang, piring, panah, dan Iain-Iain.

3. Iringan
Iringan dalam tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah tarian.
Keduanya seiring dan sejalan sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak
lebih teratur dan ritmis.
Musik yang dinamis dapat menggugah suasana sehingga mampu membuat penonton
memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari. Oleh karenanya tari tersebut komunikatif.

4 Tata Busana/Kostum
Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu
tarian dapat terungkap dengan sempurna, jikaseluruh unsur pendukung hadir di dalamnya.
Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.
Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-
peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain,
selendang, ikat kepala, mahkota, dan Iain-Iain.
Tata busana untuk keperluan pementasan tafi biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema
tarinya. Alternatif bahan untuk pembuat busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari
kain, kertas, plastik, daun atau apa saja yang ada di sekitar kita, yang dapat dimanfaatkan
untuk bahan busana tari. Dalam tari tradisional, pada umumnya desain busana taritidakjauh
berbeda dengan busana adat setempat.

5 Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergeiaran tari. Tata pentas bukap
hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik, namun juga berfungsi untuk membantu
penciptaan suasana yang terkait dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi
dengan seperangkat benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut
dengan setting.
Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal dengan istilah panggung yang
memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka. Jenis panggung tertutup
disebut dengan prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah
pandang. Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium.
Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat terbuka dan tidak beratap.
Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di halaman pura, di halaman
rumah atau di lapangan. Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat dilihat dari
berbagai arah pandang.

Menthang dan nekuk

Mentang dan nekuk untuk tari putri dan putra halus:pergelangan tangan segaris ( trap,bahasa
kawa) dengan puser.

Menthang dan nekuk untuk tari putri sikap telapak tangan ngiting,ngruji.

Menthang nekuk untuk putra halus,sikap telapak tangan nyempurit ,ngruji

Menthang dan nekuk untuk tari putra gagah : pergelangan tangan srgaris /horisontal dengan
bahu.

Padawaktu nekuk untuk tari putra gagah,jarak pergelangan tangan dengan dengan dada
kurang lebih dua jengkal,jarakpergelangan tangan kanan dengan pergelangan tangan
kiri,selebar bahu kita masing-masing

Tanjak : sikap berdiri dalam tari

 Sikap telapak kaki putri pada waktu tanjak: Kedua telapak kaki membentuk sudut,
dengan tumit berhimpit,jari jari kaki di naikan,nylekentik ( basa Jawa )

Sikap telapak kaki putra halus pada waktu tanjak :

 Telapak kaki kanan lurus kesamping


 Telapak kaki kiri membentuk sudut
 Jarak telapak kaki kanan dengan telapak kaki kiri kurang lebih 3 telapak kaki
 Sehingga tumit kanan segaris dengan ibu jari kiri

GERAK DASAR KAKI

Debeg :

Adalalah menghentakan ujung telapak kaki di sisi (sebelah ) kaki yang lain.

Gejug :

Adalah menjatuhkan ujung telapak kaki dibelakan kakai yang lain,dengan posisi menyilang.

Napak :

Adalah menjatuhkan telapak kaki didepan kaki yang lain,posisi telapak kaki pada waktu
napak menyilang( mager timun)bahasa jawa

Kengser :
Adalah bergerak kesamping kanan,kekiri atau berputar dengan kedua tekapak kaki
berhingsut,bergantian antara ujung telapak kaki dengan tumit,dengan sikap tubuh sedikit
mendak.

Kengser kanan: didahului dengan debeg gejung kaki kanan ,tangan kanan nekuk, tangan kiri
menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.

Kengser kiri : didahului denagan debeg gejung kaki kiri ,tangan kiri nekuk, tangan kanan
menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.

Untuk kenser ini, biasa dilakukan untuk tari putri

Trecet :

Adalah bergerak kesamping kanan,kekiri atau berputar,dengan telapak kaki jinjit,tubuh


mendak.

Trecet kanan :

Didahului dengan Gejug kaki kanan,tangan kiri menthang dengan sisp telapak tangan
ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.

Trecet kiri :

Didahului dengan Gejug kaki kiri,tangan kanan menthang dengan sisp telapak tangan
ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.

Trecet biasa dilakukan untuk tari putra halus dan putra gagah

Srisig ( trisig ) :

Berpindah tempat kekanan,kekiri,maju mundur atau berputar,dengan berlari kecil dan


jinjit,tubuh agak merendah.
Srisig bisa dilakukan untuk tari, putrid,putra halus, dan putra gagah.

BEBERAPA ISTILAH GERAK DASAR DALAM TARIAN

a. Gerakan dasar tangan


1. Ngithing
Ada yang menyebutnya dengan istilah nyekithing. Yaitu posisi tangan dengan ibu jari
menempel pada jari tengah, membentuk

bulatan. Sedang jari yang lain ditekuk(menekuk/melengkung kebawah).

2. Ngrayung
Ngrayung adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak
tangan, dan keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.

3. Nyempurit
Nyempurit, posisi jari-jari tangan hampir sama dengan ngithing. Hanya saja posisi ibu
jari menempel pada sisi jari tengah sedang jari yang lainnya posisi tekuk (melengkung
ke bawah)

4. Ukel
Gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam,
dengan posisi tangan ngithing.

5. Kebyok
Gerak kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang
dihentakkan ke pergelangan tangan dengan menggunakan selendang sehingga
selendang menyangkut dipergelangan tangan.

6. Kebyak
Adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan atau
dibuang sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut di pergelangan tangan.
Gerak kebyak dilakukan setelah kebyok.

7. Ulap-ulap
Posisi tangan seperti ngrayung, dengan posisi pergelangan tangan ditekuk dan posisi
ibu jari berdiri, terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat).

Ulap-ulap ada 2 yaitu ulap-ulap kanan dan ulap-ulap kiri.

a) Ulap-ulap kanan
Ulap-ulap kanan adalah gerakan tangan kanan menekuk di depan

kening, sedang tangan kiri menekuk dipinggang (malangkerik)

b) Ulap-ulap kiri
Ulap-ulap kiri adalah tangan kiri yang menekuk di depan kening, sedang tangan kanan
menekuk di pinggang (malangkerik)

8. Tawing
Posisi tangan ngrayung yang terletak di depan pundak. Posisi ini ada 2, yakni tawing
kanan dan tawing kiri. Tawing kanan dilakukan tangan

kanan yang diletakkan pada depan pundak kiri. Sebaliknya tawing kiri, dilakukan
tangan kiri yang diletakkan pada pundak kanan.

9. Mbaya mangap
Digunakan pada tari putra gagah. Posisi tangan mbaya mangap adalah posisi tangan
sama seperti ngrayung tetapi ibu jari tidak menempel pada telapak tangan. Ibu jari
membuka lurus ke depan.

10. Nayung
Digunakan pada tari putra alus. Posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya di
depan dada, biasanya berpasangan dengan mingkis.

11. Mingkis
Pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri, posisi dimana tangan kiri mbaya
mangapdengan telapak tangan menghadap atas, terletak di pinggang kiri (trap cethik).

12. Seblak
Gerakan menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang sampai
merentang lurus kesamping badan. Kemudian arahkan selendang kebelakang. Seblak
kanan kearah kanan, seblak kiri kearah kiri dengan tangan kiri, atau secara
bersamaan.

13. Ngepel
Posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari menempel di depan jari telunjuk.
Digunakan pada tari putra gagah.
14. Bapang
Posisi tangan pada tari putra gagah dengan telapak tangan mbaya mangap dimana
tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka kesamping.
Sedang tangan kanan lengan kanan membuka lurus pundak dengan posisi telapak
tangan mbaya mangap menghadap depan.

15. Kambeng
Posisi lengan tangan membuka didepan dada dengan kedua tangan mengepal.

b.Gerak Dasar Kaki


1.Nggroda
Adalah bentuk dasar gerakan kaki dimana posisi telapak kaki saling merapat bagian
tumit sedang bagian depan membuka 45 derajat (menghadap sudut)

2. Mendak
Adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk
(merendah). Posisi ini dilakukan selama menari.bentuk telapak kaki nggroda posisi
kaki mendhak (lutut di tekuk)

3. Tanjak Kanan
Adalah posisi kaki dimana letak telapak kaki kanan agak di depan telapak kaki kiri
dan kaki kiri dibelakang kaki kanan. Pada tari putri, tidak ada jarak antara telapak
kaki kanan dan kaki kiri. Sedang pada tari putra alus berjarak satu telapak kaki, dan
pada tari putra gagah lebih lebar lagi, dengan ukuran lebar kurang lebih 2 x telapak
kaki.

4. Sila
Adalah posisi duduk bersila. Kaki kanan didepan kaki kiri.

5. Jengkeng
Adalah posisi duduk di atas kaki. Jengkeng pada ketigajenis tari sangat berbeda. Pada
tari putri posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang posisi kaki kiri didepan
kaki kanan

Pada tari putra, posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang kaki kiri membuka
kesamping kiri.

6. Srisig
Srisig adalah posisi atau gerakan lari-lari kecil, dengan posisi kaki jinjit dan mendak
(lutut ditekuk)

7. Jinjit
Berdiri dengan menggunakan ujung telapak kaki bagian depan.

8. Trecet
Trecet adalah gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.

9. Kenser
kenser adalah gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara
bersamaan

10. Lumaksana
Lumaksana dalam tari Jawa adalah gerakan berjalan. Baik itu berjalan kedepan
(maju) maupun berjalan ke arah belakang (mundur).

11. Enjeran
Lumaksana/jalan yang dilakukan seperti jalan kepiting/jalan miring. Jalan kesamping
baik kekanan maupun ke kiri.

12. Debeg
Debeg adalah menghentakkan telapak kaki bagian depan. Debeg kanan yang
dihentakkan kaki kanan, sedang debeg kiri yang dihentakkan kaki kiri. Setiap gerakan
debeg selalu diikuti gejug. Debeg dan gejug merupakan satu rangkaian, namun gejug
tidak selalu diawali dengan debeg. Gejug dapat berdiri sendiri.

13. Gejug
Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi
tumpuan. gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri

GERAK DASAR KEPALA


- Kedet, yaitu gerakan kepala seolah menarik dagu
- Gedug, yaitu kepala tegak di gerakan kesamping kanan dan kiri
- Gedug angka delapan, yaitu gerak kepala dengan memfokuskan putaran dagu seolah
menulis angka angka delapan dengan diakhiri gerak hedot
- Gilek, yaitu gerak kepala membuat lengkungan kebawah kiri dan kanan
- Godeg cangreud, yaitu gerak gilek diakhiri gerak kedet
- Galieur, yaitu gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian
ditarik dengan leher kembali ke arah tengah diakhiri dengan kedet

GERAK DASAR TANGAN


- Meber, yaitu kedua tangan kesamping, telapak tangan menghadap ke belakang
- Nangreu, yaitu kedua tangan kedepan, empat jari lurus keatas ibu jari ditekuk
- Nyampurit, yaitu kedua tangan kedepan, telapak tangan kedalam ibu jari dan jari
telunjuk membuat lingkaran
- Mereket, yaitu telapak tangan dikepalkan
- Rumbe, yaitu kedua tangan kesamping, telapak tangan keluar lima jari lurus
kebawah
- Ngaplek, yaitu kedua tangan kesamping, telapak tangan keluar lima jari lurus
kebawah
- Tumpang tali, yaitu kedua tangan nangreu lalu disilangkan
- Mungkur, yaitu kedua tangan kedepan ditekuk kedua telapak tangan menghadap
keluar punggung tangan disatukan
- Nyawang, yaitu tangan ditekuk tepat dimuka kepala (seperti hormat)
- Sembah, yaitu telapak tangan dirapatkan tepat didepan hidung
- Capit soder, yaitu jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari keatas, jari manis dan jari
kelingking disatukan
- Jiwir soder, yaitu ibu jari dan jari tengah membuat lingkaran lalu disatukan
- Kepret soder, yaitu kedua tangan sikap mungkur didepan perut lalu kesampingkan
dengan cara menggerakan kelima jari
- Ukel, yaitu gabungan dari gerak mungkur, ngaplek, rumbe, dan nangreu dengan cara
diputarkan
- Lontang, yaitu tangan kanan kedepan dengan posisi nangreu tangan kiri kedepan
dengan posisi nyampurit
- Capang, yaitu tangan kanan kedepan nangreu dan tangan kiri ditekuk nangreu
- Selut, yaitu tangan kanan nangreu dan tangan kiri rumbe dengan cara tangan kiri
yang rumbe ditarik keatas
- Baplang, yaitu tangn kanan serong nangreu dan tangan kiri kesamping rumbe

GERAK DASAR KAKI


- Adeg-adeg masekon, yaitu kaki kanan dilangkahkan, serong kanan serong kiri kaki
tetap diam
- Adeg-adeg serong, yaitu sikap kaki sama adeg-adeg masekon hanya badan menjadi
serong kanan
- Adeg-adeg kembar, yaitu sikap tumit kaki merapat telapak kaki dibuka
- Tengkoh, yaitu gerak kaki dengan kedua lutut ditekuk sikap badan merendah
- Jangreng, sikap kaki lurus / tegak
- Sasag, yaitu gerak sikap posisi tumit sejajar dengan mata kaki

GERAK DASAR CALIK


- Sila mando, yaitu kedua kaki disilangkan dengan sikap cantik
- Calik deku, yaitu kedua lutut untuk menyentuh lantai badan tegak
- Calik jengkong, yaitu sikap badan tegap duduk diatas tumit kiri/kanan
- Calik ningkat, yaitu lutut kiri dan kanan diangkat duduk diatas tumit kaki

A. FUNGSI DAN TEMA TARI

1. Fungsi tari
Tari berfungsi sebagai hiburan ataupun sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam
bermasyarakat, serta hubungannyadengan ungkapan permohonan kebutuhan dan rasa syukur
terhadap sang pencipta. Fungsi tari dapat dikelompokan menjadi tiga bagian besar yaitu :

1. Tari yang berfungsi sebagai tari upacara, umumnya merupakan tarian yang memiliki
kekuatan magis dan ssakral, seperti pada upacara keagamaan atau tarian yang menjadi
bagian adat istiadat. Tarian yang berfungsi sebagai tari upacara keagamaan adalah tari
yang menjadi media untuk melakukan kegiatan upacara keagamaan, seperti
ppemujaan terhadap roh, benda-benda bertuah, penyampaian rasa syukur atas
kesuburan tanah dan keberkahan, penyampaian keinginan terhadap tuhan yang
mahakuasa, bahkan untuk mengobati penyakit, hal tersebut dilakukan karena dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Tari yang berfungsi sebagai tari hiburan

Tari hiburan lebih menitikberatkan pada kesenangan penari ketika membawakannya. Jenis
tarian ini tidak mementingkan keindahan gerak, atau mempertimbangkan kepuasan penonton,
yang terpenting adalah kepuasan pelaku. Pelaku dapat menikmatinya sebagaii sebuah sarana
untuk mengungkapkan ekspresi kegembiraan. Oleh kerena itu, dalam tari hiburan tidak
terdapat pola-pola atau aturan baku yang mengikat ppenari atau pelakunya.

1. Tari pertunjukan

Beberapa jenis tari yang awalnya dijadikan sarana upacara ritual dan sarana hiburan yang
sifatnya hanya untuk kesenangan pelakunya, berubah menjadi sebuah sajian tari yang ditata
dan dikemas agar penyajian tari secara keseluruhan menarik, enak dilihat, dan dapat memberi
kepuasan serta hiburan kepada penonton tanpa menimbulkan kebosanan. Tari yang
dipersiapkan untuk sebuah pertunjukan harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :

1. Panggung
2. Durasi dan waktu pertunjukan
3. Latar belakang pendidikan dan lingkungan sosial penonton
4. Suasana atau materi tari

1. Tema tari

Menurut soedarsono, seorang ahli dalam bidang seni tari, tarian indonesia memiliki tema atau
isi. Tari dapat bertemakan :

1. Erotisme

Tarian yang menggambarkan percintaan atau sebuah jalinan kasih sayang antara dua wanita
dan pria.

1. Kepahlawanan
Menggambarkan sebuah perjuangan, atau peperangan, seperti tersirat pada tari Baris dari
Bali.

1. Dramatari

Tarian yang dilakukan dengan membawakan alur cerita, atau sebuah episode tertentu yang
bersumber daari cerita pantun, legenda, ataupunn dongeng.

1. Pantomim

Sifat manusia yang suka meniru menjadi pendoromg utama dalam mewujudkan tarian ini.

1. Level Tinggi

Biasanya pada level tinggi, penari melakukan gerakan meloncat sambil menggerakkan salah
satu tangannya ke atas dan peragaan level ini akan tampak jelas jika dilakukan secara
kelompok.
2. Level Sedang (Medium)

Pada level sedang, penari melakukan gerakan berdiri seperti biasa. Level medium jika
dilakukan dalam kelompok secara terus-menerus akan terkesan monoton. Oleh karena itu,
level ini harus divariasi dengan level lain jika dipakai dalam peragaan tari secara
berkelompok.
3. Level Rendah

Pada level rendah, penari melakukan gerakan jengkeng atau duduk. Sama seperti level
sedang, level rendah juga harus dibuat bervariasi ragam geraknya dengan permainan
penggunaan ruang gerak dan penggunaan tenaga yang diberi aksen-aksen gerak, seperti tari
saman atau kecak, sesekali bergerak sedikit naik, ke samping agar rangkaian geraknya
ditempat dar:i ruang geraknya cenderung menyempit menjadi tidak menarik.
POLA LANTAI TARI BERPASANGAN ATAU KELOMPOK
1. Desain Datar

Desain datar, yaitu bentuk badan penari menghadap ke depan dengan kepala miring sehingga
penari tampak dalam postur mengarah ke samping atau tidak berisi (perspektif). Kesan yang
muncul dari gerak tersebut adalah tenang, jujur, sederhana, juga dangkal. Bentuk seperti ini
dapat digunakan di saat memperagakan gerak sedih.
2. Desain Dalam

Desain dalam yaitu desain yang memberikan sentuhan bagi penonton karena tampak lebih
perspektif. Anggota badan bisa diarahkan ke belakang, samping, serong, dan dapat dilihat
panjang, lebar, serta ketebalannya. Kesan yang muncul adalah seolah memiliki perasaan
mendalam.

3. Desain Vertikal

Desain vertikal ini memberikan kesan egosentris atau pasrah dengan dibantu anggota badan,
misalnya tungkai serta lengan yang ditarik ke atas atau ke bawah.
4. Desain Horizontal

Desain horizontal adalah desain yang menggunakan sebagian besar anggota badan mengarah
ke garis horizontal. Biasanya menggunakan lengan tangan yang merentang atau kaki yang
merebah. Kesan yang muncul adalah seolah yang dimiliki sedang tercurah.
5. Desain Kontras

Desain kontras ini memberikan kesan penuh energi, kuat, namun juga kebingungan. Desain
ini sering menggunakan garis-garis silang dan anggota badan. Garis silang tersebut
dilanjutkan menjadi kesinambungan.
6. Desain Murni

Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak
menggunakan garis kontras. Bentuknya dapat be rdiri tegak, berjalan ke depan, atau sekadar
bergerak ke kanan atau ke kiri. Kesan yang diberikan tenang, halus, dan lembut.

7. Desain Statis

Dalam desain statis anggota badan tidak bergerak sama sekali. Kesan yang diberikan teratur
sehingga jika dilakukan terus-menerus terkesan monoton. Kaki bergerak bebas, bisa maju kedepan,
melangkah ke samping, atau mundur.

8. Desain Lurus

Memiliki kesan sederhana, kokoh, dan kuat. Desain lurus ini menggunakan garis lurus pada anggota
badan seperti tungkai, kaki, badan, dan lengan seperti pada gambar berikut.

9. Desain Lengkung

Desain lengkung adalah desain yang menggunakan garis lengkung mulai dari badan, lengan,
dan kaki. Jadi, terkesan halus dan lembut. Akan tetapi, kalau sering diperagakan akan
menimbulkan kesan yang lemah.

10. Desain Bersudut

Kesan yang diberikan penuh dengan kekuatan. Desain bersudut sering menggunakan gerak
tekukkan tajam pada sendi tubuh seperti lutut, siku dan pergelangan kaki.

11. Desain Spiral

Desain spiral ini memberikan sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat sehingga memiliki daya
tarik tinggi dan mempesona.

12. Desain Tinggi

Desain tinggi adalah desain yang ditunjang dengan gerak tungkai kaki dan lengan. Kesan
yang diberikan adalah sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat, seperti memohon suatu
keinginan atau pemujaan.

Anda mungkin juga menyukai