Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki
beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai
hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran
terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan,
dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
a. Seni tari sebagai sarana upacara. Tari dapat digunakan sebagai sarana
upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara
keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..
c. Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan
untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat
dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita
tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita
cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena
persaan iba atau tak sampai hati.
d. Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media
pendidikan, se[erti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan
menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
e. Seni tari sebagai media pergaulan. Seni tari adalah kolektif, artinya
penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan
tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti
latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana
pergaulan yang baik.
f. Seni tari sebagai media pertunjukkan Tari bukan hanya sarana upacara
atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja
di garap untuk di pertontonkan. Tari ini biasanya dipersiapkan dsengan
baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh
perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi
artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide,
interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.
Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak yang indah, maka
seorang . penari atau penata tari harus mampu menafsirkan, menghayati, dan
mengekspresikan makna-makna gerak yang dipakai dalam tari tersebut. Tari memiliki unsur
dasar tersendiri yang meliputi tiga aspek, antara lain:
1. Wiraga, yaitu dasar keterampilan gerak dari bagian fisik/tubuh penari, di antaranya
gerakan jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku-siku tangan, bahu, leher, muka dan kepala,
lutut, mulut, jari-jari kaki, dada, perut, pinggul, biji mata, alis dan pergelangan kaki.
2. Wirama, yaitu suatu pola pengaturan dinamika untuk mencapai gerakan yang harmonis
seperti aksen dan tempo tarian. Wirama terbagi menjadi dua, yaitu wirama tandak dan
wirama bebas.
3. Wirasa, yaitu tingkatan penjiwaan dan penghayatan dalam tarian yang diekspresikan
melalui gerakan dan mimik wajah penari sehingga melahirkan keindahan, seperti halus,
lembut, sedih, gembira, dan Iain-Iain.
Agar gerakan dalam tarian terlihat lebih indah, maka diperlukan unsur-unsur pendukung
terhadap tarian tersebut. Unsur-unsur pendukung tari terdiri dari gerak, properti, iringan, tata
busana/ kostum, dan tata pentas/panggung.
1. Gerak
Unsur pokok tari adalah gerak, gerak tari merupakan fungsional dari tubuh (gerak bagian
kepala,
kaki, tangan, dan badan). Fungsi gerak yang dihasilkan oleh tubuh manusia pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi gerak keseharian, olahraga, gerak bermain, bekerja, dan gerak
sehari-hari.
Pada khususnya, tari lebih menekankan kepada gerak untuk berkesenian, di mana gerak
dalam tari merupakan gerak yang sudah ditata indah. Gerakan bersifat lembut dan mengalir,
serta terputus-putus dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri pembeda antara
gerakan tari putra dan tari putri.
Gerak dapat dibedakan menjadi: gerak maknawi, murni atau wantah, imitatif, dan imajinatif.
a. Gerak imitatif adalah gerakan tari yang dihasilkan dari eksplorasi gerak tiruan dari alam.
b. Gerak imajinatif adalah gerak yang dihasilkan rekayasa manusia.
c. Gerak maknawi adalah gerak tari yang mengandung arti atau maksud tertentu.
d. Gerak murni adalah gerak yang tidak mengandung arti, tetapi masih mempunyai unsur
keindahan atau estetika.
2. Properti
Properti adalah semua peralatan yang digunakan untuk pementasan tari. Properti tari pada
dasarnya
dapat digunakan untuk memberikan keindahan bentuk harapan tari secara baik, agar kesan
garapan tari akan lebih sempurna.
Penggunaan properti tari harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti
secara baik dan
benar. Hal ini dikarenakan proporsi penggunaan properti tari secara mendasar menentukan
penguasaan
keterampilan penari secara pokok.
Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan, menjadi salah satu teknik tari
yang
dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkuaiitas. Properti tari banyak ragam, bentuk,
dan jenisnya.
Properti yang sering digunakan antara lain meliputi selendang (sampur), kipas, rebana,
payung, tongkat,
keris, cundrik, pedang, mandau, tombak, gendang, piring, panah, dan Iain-Iain.
3. Iringan
Iringan dalam tari adalah pasangan yang serasi dalam membentuk kesan sebuah tarian.
Keduanya seiring dan sejalan sehingga hubungannya sangat erat dan dapat membantu gerak
lebih teratur dan ritmis.
Musik yang dinamis dapat menggugah suasana sehingga mampu membuat penonton
memperoleh sentuhan rasa atau pesan tari. Oleh karenanya tari tersebut komunikatif.
4 Tata Busana/Kostum
Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu
tarian dapat terungkap dengan sempurna, jikaseluruh unsur pendukung hadir di dalamnya.
Salah satu unsur pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.
Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk memperjelas peranan-
peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju, celana, kain,
selendang, ikat kepala, mahkota, dan Iain-Iain.
Tata busana untuk keperluan pementasan tafi biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema
tarinya. Alternatif bahan untuk pembuat busana tari bermacam-macam, dapat terbuat dari
kain, kertas, plastik, daun atau apa saja yang ada di sekitar kita, yang dapat dimanfaatkan
untuk bahan busana tari. Dalam tari tradisional, pada umumnya desain busana taritidakjauh
berbeda dengan busana adat setempat.
5 Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergeiaran tari. Tata pentas bukap
hanya untuk kepentingan pencapaian efek artistik, namun juga berfungsi untuk membantu
penciptaan suasana yang terkait dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi
dengan seperangkat benda-benda dan alat yang berhubungan dengan tari, yang disebut
dengan setting.
Pentas yang dipahami dalam pengertian tempat menari dikenal dengan istilah panggung yang
memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka. Jenis panggung tertutup
disebut dengan prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah
pandang. Panggung tertutup berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium.
Panggung terbuka adalah panggung yang berada di tempat terbuka dan tidak beratap.
Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di halaman pura, di halaman
rumah atau di lapangan. Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat dilihat dari
berbagai arah pandang.
Mentang dan nekuk untuk tari putri dan putra halus:pergelangan tangan segaris ( trap,bahasa
kawa) dengan puser.
Menthang dan nekuk untuk tari putri sikap telapak tangan ngiting,ngruji.
Menthang dan nekuk untuk tari putra gagah : pergelangan tangan srgaris /horisontal dengan
bahu.
Padawaktu nekuk untuk tari putra gagah,jarak pergelangan tangan dengan dengan dada
kurang lebih dua jengkal,jarakpergelangan tangan kanan dengan pergelangan tangan
kiri,selebar bahu kita masing-masing
Sikap telapak kaki putri pada waktu tanjak: Kedua telapak kaki membentuk sudut,
dengan tumit berhimpit,jari jari kaki di naikan,nylekentik ( basa Jawa )
Debeg :
Adalalah menghentakan ujung telapak kaki di sisi (sebelah ) kaki yang lain.
Gejug :
Adalah menjatuhkan ujung telapak kaki dibelakan kakai yang lain,dengan posisi menyilang.
Napak :
Adalah menjatuhkan telapak kaki didepan kaki yang lain,posisi telapak kaki pada waktu
napak menyilang( mager timun)bahasa jawa
Kengser :
Adalah bergerak kesamping kanan,kekiri atau berputar dengan kedua tekapak kaki
berhingsut,bergantian antara ujung telapak kaki dengan tumit,dengan sikap tubuh sedikit
mendak.
Kengser kanan: didahului dengan debeg gejung kaki kanan ,tangan kanan nekuk, tangan kiri
menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.
Kengser kiri : didahului denagan debeg gejung kaki kiri ,tangan kiri nekuk, tangan kanan
menthang,dengan sikap telapak tangan ngruji.
Trecet :
Trecet kanan :
Didahului dengan Gejug kaki kanan,tangan kiri menthang dengan sisp telapak tangan
ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.
Trecet kiri :
Didahului dengan Gejug kaki kiri,tangan kanan menthang dengan sisp telapak tangan
ngruji,kedua telapak kaki berjajar ,jinjit,dan mendak.
Trecet biasa dilakukan untuk tari putra halus dan putra gagah
Srisig ( trisig ) :
2. Ngrayung
Ngrayung adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak
tangan, dan keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.
3. Nyempurit
Nyempurit, posisi jari-jari tangan hampir sama dengan ngithing. Hanya saja posisi ibu
jari menempel pada sisi jari tengah sedang jari yang lainnya posisi tekuk (melengkung
ke bawah)
4. Ukel
Gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam,
dengan posisi tangan ngithing.
5. Kebyok
Gerak kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang
dihentakkan ke pergelangan tangan dengan menggunakan selendang sehingga
selendang menyangkut dipergelangan tangan.
6. Kebyak
Adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan atau
dibuang sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut di pergelangan tangan.
Gerak kebyak dilakukan setelah kebyok.
7. Ulap-ulap
Posisi tangan seperti ngrayung, dengan posisi pergelangan tangan ditekuk dan posisi
ibu jari berdiri, terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat).
a) Ulap-ulap kanan
Ulap-ulap kanan adalah gerakan tangan kanan menekuk di depan
b) Ulap-ulap kiri
Ulap-ulap kiri adalah tangan kiri yang menekuk di depan kening, sedang tangan kanan
menekuk di pinggang (malangkerik)
8. Tawing
Posisi tangan ngrayung yang terletak di depan pundak. Posisi ini ada 2, yakni tawing
kanan dan tawing kiri. Tawing kanan dilakukan tangan
kanan yang diletakkan pada depan pundak kiri. Sebaliknya tawing kiri, dilakukan
tangan kiri yang diletakkan pada pundak kanan.
9. Mbaya mangap
Digunakan pada tari putra gagah. Posisi tangan mbaya mangap adalah posisi tangan
sama seperti ngrayung tetapi ibu jari tidak menempel pada telapak tangan. Ibu jari
membuka lurus ke depan.
10. Nayung
Digunakan pada tari putra alus. Posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya di
depan dada, biasanya berpasangan dengan mingkis.
11. Mingkis
Pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri, posisi dimana tangan kiri mbaya
mangapdengan telapak tangan menghadap atas, terletak di pinggang kiri (trap cethik).
12. Seblak
Gerakan menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang sampai
merentang lurus kesamping badan. Kemudian arahkan selendang kebelakang. Seblak
kanan kearah kanan, seblak kiri kearah kiri dengan tangan kiri, atau secara
bersamaan.
13. Ngepel
Posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari menempel di depan jari telunjuk.
Digunakan pada tari putra gagah.
14. Bapang
Posisi tangan pada tari putra gagah dengan telapak tangan mbaya mangap dimana
tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka kesamping.
Sedang tangan kanan lengan kanan membuka lurus pundak dengan posisi telapak
tangan mbaya mangap menghadap depan.
15. Kambeng
Posisi lengan tangan membuka didepan dada dengan kedua tangan mengepal.
2. Mendak
Adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk
(merendah). Posisi ini dilakukan selama menari.bentuk telapak kaki nggroda posisi
kaki mendhak (lutut di tekuk)
3. Tanjak Kanan
Adalah posisi kaki dimana letak telapak kaki kanan agak di depan telapak kaki kiri
dan kaki kiri dibelakang kaki kanan. Pada tari putri, tidak ada jarak antara telapak
kaki kanan dan kaki kiri. Sedang pada tari putra alus berjarak satu telapak kaki, dan
pada tari putra gagah lebih lebar lagi, dengan ukuran lebar kurang lebih 2 x telapak
kaki.
4. Sila
Adalah posisi duduk bersila. Kaki kanan didepan kaki kiri.
5. Jengkeng
Adalah posisi duduk di atas kaki. Jengkeng pada ketigajenis tari sangat berbeda. Pada
tari putri posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang posisi kaki kiri didepan
kaki kanan
Pada tari putra, posisi kaki kanan sebagai tumpuan duduk, sedang kaki kiri membuka
kesamping kiri.
6. Srisig
Srisig adalah posisi atau gerakan lari-lari kecil, dengan posisi kaki jinjit dan mendak
(lutut ditekuk)
7. Jinjit
Berdiri dengan menggunakan ujung telapak kaki bagian depan.
8. Trecet
Trecet adalah gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.
9. Kenser
kenser adalah gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara
bersamaan
10. Lumaksana
Lumaksana dalam tari Jawa adalah gerakan berjalan. Baik itu berjalan kedepan
(maju) maupun berjalan ke arah belakang (mundur).
11. Enjeran
Lumaksana/jalan yang dilakukan seperti jalan kepiting/jalan miring. Jalan kesamping
baik kekanan maupun ke kiri.
12. Debeg
Debeg adalah menghentakkan telapak kaki bagian depan. Debeg kanan yang
dihentakkan kaki kanan, sedang debeg kiri yang dihentakkan kaki kiri. Setiap gerakan
debeg selalu diikuti gejug. Debeg dan gejug merupakan satu rangkaian, namun gejug
tidak selalu diawali dengan debeg. Gejug dapat berdiri sendiri.
13. Gejug
Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi
tumpuan. gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri
1. Fungsi tari
Tari berfungsi sebagai hiburan ataupun sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam
bermasyarakat, serta hubungannyadengan ungkapan permohonan kebutuhan dan rasa syukur
terhadap sang pencipta. Fungsi tari dapat dikelompokan menjadi tiga bagian besar yaitu :
1. Tari yang berfungsi sebagai tari upacara, umumnya merupakan tarian yang memiliki
kekuatan magis dan ssakral, seperti pada upacara keagamaan atau tarian yang menjadi
bagian adat istiadat. Tarian yang berfungsi sebagai tari upacara keagamaan adalah tari
yang menjadi media untuk melakukan kegiatan upacara keagamaan, seperti
ppemujaan terhadap roh, benda-benda bertuah, penyampaian rasa syukur atas
kesuburan tanah dan keberkahan, penyampaian keinginan terhadap tuhan yang
mahakuasa, bahkan untuk mengobati penyakit, hal tersebut dilakukan karena dapat
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Tari yang berfungsi sebagai tari hiburan
Tari hiburan lebih menitikberatkan pada kesenangan penari ketika membawakannya. Jenis
tarian ini tidak mementingkan keindahan gerak, atau mempertimbangkan kepuasan penonton,
yang terpenting adalah kepuasan pelaku. Pelaku dapat menikmatinya sebagaii sebuah sarana
untuk mengungkapkan ekspresi kegembiraan. Oleh kerena itu, dalam tari hiburan tidak
terdapat pola-pola atau aturan baku yang mengikat ppenari atau pelakunya.
1. Tari pertunjukan
Beberapa jenis tari yang awalnya dijadikan sarana upacara ritual dan sarana hiburan yang
sifatnya hanya untuk kesenangan pelakunya, berubah menjadi sebuah sajian tari yang ditata
dan dikemas agar penyajian tari secara keseluruhan menarik, enak dilihat, dan dapat memberi
kepuasan serta hiburan kepada penonton tanpa menimbulkan kebosanan. Tari yang
dipersiapkan untuk sebuah pertunjukan harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Panggung
2. Durasi dan waktu pertunjukan
3. Latar belakang pendidikan dan lingkungan sosial penonton
4. Suasana atau materi tari
1. Tema tari
Menurut soedarsono, seorang ahli dalam bidang seni tari, tarian indonesia memiliki tema atau
isi. Tari dapat bertemakan :
1. Erotisme
Tarian yang menggambarkan percintaan atau sebuah jalinan kasih sayang antara dua wanita
dan pria.
1. Kepahlawanan
Menggambarkan sebuah perjuangan, atau peperangan, seperti tersirat pada tari Baris dari
Bali.
1. Dramatari
Tarian yang dilakukan dengan membawakan alur cerita, atau sebuah episode tertentu yang
bersumber daari cerita pantun, legenda, ataupunn dongeng.
1. Pantomim
Sifat manusia yang suka meniru menjadi pendoromg utama dalam mewujudkan tarian ini.
1. Level Tinggi
Biasanya pada level tinggi, penari melakukan gerakan meloncat sambil menggerakkan salah
satu tangannya ke atas dan peragaan level ini akan tampak jelas jika dilakukan secara
kelompok.
2. Level Sedang (Medium)
Pada level sedang, penari melakukan gerakan berdiri seperti biasa. Level medium jika
dilakukan dalam kelompok secara terus-menerus akan terkesan monoton. Oleh karena itu,
level ini harus divariasi dengan level lain jika dipakai dalam peragaan tari secara
berkelompok.
3. Level Rendah
Pada level rendah, penari melakukan gerakan jengkeng atau duduk. Sama seperti level
sedang, level rendah juga harus dibuat bervariasi ragam geraknya dengan permainan
penggunaan ruang gerak dan penggunaan tenaga yang diberi aksen-aksen gerak, seperti tari
saman atau kecak, sesekali bergerak sedikit naik, ke samping agar rangkaian geraknya
ditempat dar:i ruang geraknya cenderung menyempit menjadi tidak menarik.
POLA LANTAI TARI BERPASANGAN ATAU KELOMPOK
1. Desain Datar
Desain datar, yaitu bentuk badan penari menghadap ke depan dengan kepala miring sehingga
penari tampak dalam postur mengarah ke samping atau tidak berisi (perspektif). Kesan yang
muncul dari gerak tersebut adalah tenang, jujur, sederhana, juga dangkal. Bentuk seperti ini
dapat digunakan di saat memperagakan gerak sedih.
2. Desain Dalam
Desain dalam yaitu desain yang memberikan sentuhan bagi penonton karena tampak lebih
perspektif. Anggota badan bisa diarahkan ke belakang, samping, serong, dan dapat dilihat
panjang, lebar, serta ketebalannya. Kesan yang muncul adalah seolah memiliki perasaan
mendalam.
3. Desain Vertikal
Desain vertikal ini memberikan kesan egosentris atau pasrah dengan dibantu anggota badan,
misalnya tungkai serta lengan yang ditarik ke atas atau ke bawah.
4. Desain Horizontal
Desain horizontal adalah desain yang menggunakan sebagian besar anggota badan mengarah
ke garis horizontal. Biasanya menggunakan lengan tangan yang merentang atau kaki yang
merebah. Kesan yang muncul adalah seolah yang dimiliki sedang tercurah.
5. Desain Kontras
Desain kontras ini memberikan kesan penuh energi, kuat, namun juga kebingungan. Desain
ini sering menggunakan garis-garis silang dan anggota badan. Garis silang tersebut
dilanjutkan menjadi kesinambungan.
6. Desain Murni
Desain murni adalah desain yang ditimbulkan oleh postur penari yang sama sekali tidak
menggunakan garis kontras. Bentuknya dapat be rdiri tegak, berjalan ke depan, atau sekadar
bergerak ke kanan atau ke kiri. Kesan yang diberikan tenang, halus, dan lembut.
7. Desain Statis
Dalam desain statis anggota badan tidak bergerak sama sekali. Kesan yang diberikan teratur
sehingga jika dilakukan terus-menerus terkesan monoton. Kaki bergerak bebas, bisa maju kedepan,
melangkah ke samping, atau mundur.
8. Desain Lurus
Memiliki kesan sederhana, kokoh, dan kuat. Desain lurus ini menggunakan garis lurus pada anggota
badan seperti tungkai, kaki, badan, dan lengan seperti pada gambar berikut.
9. Desain Lengkung
Desain lengkung adalah desain yang menggunakan garis lengkung mulai dari badan, lengan,
dan kaki. Jadi, terkesan halus dan lembut. Akan tetapi, kalau sering diperagakan akan
menimbulkan kesan yang lemah.
Kesan yang diberikan penuh dengan kekuatan. Desain bersudut sering menggunakan gerak
tekukkan tajam pada sendi tubuh seperti lutut, siku dan pergelangan kaki.
Desain spiral ini memberikan sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat sehingga memiliki daya
tarik tinggi dan mempesona.
Desain tinggi adalah desain yang ditunjang dengan gerak tungkai kaki dan lengan. Kesan
yang diberikan adalah sentuhan intelektual dan spiritual yang kuat, seperti memohon suatu
keinginan atau pemujaan.