Anda di halaman 1dari 6

10 Tarian Tradisional Dari Jawa Barat

1. Tari Topeng

Tari Topeng atau tari topeng Cirebon, dari namanya saja sudah bisa diperkirakan bahwa tarian
ini berasal dari Cirebon.

Tarian ini diambil dari cerita rakyat tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai
kota Cirebon, hingga suatu saat diserang oleh Pangeran Welang. Pada saat itu Sunan Gunung Jati
tidak bisa menandingi kekuatan Pangeran Welang dan terancam kalah.

Dari kisah itu terlahirlah tari topeng, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah lain seperti
Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang.

Penari topeng biasanya disebut dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang solo
atau bahkan lebih dari 2 orang.

Dengan berkembangnya tarian ini, warna topeng pun menjadi bervariasi, bahkan menurut
Kompasiana.com bentuk topeng terbagi menjadi 13 jenis, setiap warna memiliki makna khusus,
dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Akhir-akhir ini warna yang sering digunakan adalah putih dan merah. Bentuk topeng pun dipilih
tergantung background temanya.

Pakaian yang digunakan untuk tari topeng adalah kain batik Cirebon bergaya Losari. Musik
pengiring menggunakan tetaluan, barlen, ombak banyu, rumyang, pamindo, bendrong, dan
gonjing pangebat. Mungkin diartikel selanjutkan saya akan bahas tentang alat musik tradisional
dari Cirebon.

2. Tari Merak

Tari merak berasal tanah Pasundan, tarian ini dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi
dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota.
Tidak banyak sejarah dari tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari
mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak. Walau begitu tarian ini mengutamakan
keindahan dan kecantikan. Tidak heran bila semua orang yang melihat terkagum-kagum dengan
tarian ini.

Untuk membedakan tarian ini sangat gampang, ciri khasnya seorang penari menggunakan
mahkota, dan berpakaian seperti kamben namun coraknya seperti burung merak. Di zaman yang
sudah canggih ini, kamu bisa gampang memesan atau langsung membeli 1 set pakaian tari merak
dengan harga 2-4 juta.

Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa
ditarikan dengan berpasangan. Musik pengiringnya adalah gamelan.

Bagusnya, tarian ini termasuk tarian yang sangat terkenal di luar negeri, kita patut
membudidayakan kesenian tanah air kita salah satunya tarian tradisional masing-masing daerah.

3. Tari Wayang

Setelah ada kesenian wayang golek, ternyata ada tariannya juga yang disebut Tari Wayang
karena latar belakang tarian ini seperti cerita wayang. Biasanya karakter penari diambil dari salah
satu karakter wayang golek, dengan gerakan tariannya mengikuti alur cerita.

Gerakan tarian terkadang seperti sedang berkelahi atau perang, tergantung temanya. Jumlah
penari pun dibebaskan, uniknya tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki.

Sekarang tari wayang pun telah terbagi menjadi 3 kelompok yaitu Tari Tunggal, Tari
Berpasangan, dan Tari Massal. Pakaiannya pun disesuaikan dengan karakakter wayangnya
sendiri, biasanya laki-laki menjadi Arjuna atau Abimanyu. Dan wanita menjadi Subadra atau
Arimbi.

4. Tari Ketuk Tilu


Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu kalau diartikan ke bahasa Indonesia
artinya tiga. Menurut sejarahnya ada kemungkinan nama ketuk tilu diambil karena iringan musik
untuk tari ini mengeluarkan 3 suara.

Dahulunya, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen dengan tujuan
ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan zaman, tarian ini bersifat hanya
hiburan saja.

Biasanya penarinya berpasangan namun terkadang juga solo dancer, dalam gerakan tari Jaipoing
selalu menggunakan gerakan goyang, muncid, geol, gitak, dan pencak.

Kostum yang digunakan untuk pria adalah baju kampret, celana pengsi dengan atribut golok.
Sedangkan untuk wanita, menggunakan kebaya dan sinjang dilengkapi selendang dan beberapa
atribut seperti gelung, sabuk, dan kalung.

Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.

5. Tari Jaipong

Siapa yang tidak kenal dengan tari Jaipong? Semua orang sudah tau Jaipong berasal dari Sunda,
diciptakan oleh Gugum Gumbira. Tarian ini sangat dilestarikan oleh orang-orang yang mencintai
budayanya, sampai-sampai dibuka komunitas penari Jaipong.

Tidak heran, tarian ini menjadi salah satu tarian khas Jawa Barat dan dipentaskan bila ada acara-
acara pemerintahan, dan ketika acara pernikahan.

Selebihnya tentang tarian ini kamu bisa baca di artikel sebelumnya tentang 9 Macam Kesenian
Tradisional Khas Sunda.

Dulu gerakan tarian ini membuat kontroversi karena mengedepankan gerakan erotis dan
keindahan dalam berlenggak lenggok. Terlebih saat tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan
disalah satu chanel TV dan membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas.

Bagusnya, Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara, negara Indonesia pun pasti bangga.
Saya berharap para seniman generasi penerus dapat mempertahankan kesenian tradisional dan
menggali seni lebih dalam lagi. Kalau difikir-fikir, bila saja tarian ini dikombinasikan dengan
gerakan modern, maka akan lebih bagus hasilnya. Tetap ada unsur tradisional, namun mengikuti
perkembangan zaman. Bisa kita ambil contoh penari tradisional modern Sandrina.
6. Tari Keurseus

Tari Keurseus berasal dari tanah Sunda, kata ‘keurseus’ itu sendiri berasal dari bahasa Belanda
yang artinya kursus. Tarian ini dari seniman asal Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan oleh 2
orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan tarian ini disenangi oleh
masyarakat, maka banyak orang yang ingin belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari
Keurseus adalah pria.

Tari Keurseus pun dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tarian
keurseus hampir mirip dengan gerakan tari Tayuban. Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis
memiliki karakteristik masing-masing.

Pakaian yang digunakan adalah pakaian menak atau pakaian tradisional seperti baju takwa,
dilengkapi sinjang bermotif batik. Biasanya dilengkapi dengan tutup kepala seperti bendo citak,
dengan membawa keris sebagai aksesoris dipinggang.

Seiring dengan zaman tari ini terus dikembangkan sehingga mengandung beberapa karakter yang
berbeda.

7. Tari Buyung

Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri mengandung artian jenis
tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tarian ini tercipta oleh
Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren tahun.

Uniknya selama menari, para penari akan menopang tanah liat berbentuk mirip kendi, biasanya
orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut ditaruh diatas kepala namun tidak
boleh jatuh.

Konon katanya tiap gerakan tari buyung ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi
dimana mereka menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala. Makna yang tersirat
dari gerakan ini adalah seperti semboyan yang sering kita dengar yang berbunyi ‘dimana bumi
dipijak disitu langit dijunjung’

Sangat dalam kan maknanya? Itulah tari buyung.


Tari buyung biasanya ditarikan oleh para wanita, biasanya oleh 12 orang. Kostum yang
digunakan biasanya kebaya dilengkapi dengan selendang.

8. Tari Ronggeng Bugis

Tari Ronggeng Bugis berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng disini artinya penari laki-laki
yang berpakaian wanita, dan ‘bugis’ adalah salah satu ras di daerah Sulawesi Selatan. Tarian
tersebut bertemakan komedi dan ditarikan oleh 12 hingga 20 orang laki-laki.

Dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up tebal, bukan untuk terlihat cantik,
namun untuk memberi kesan lucu. Bisa dilihat sendiri di gambar kalau make up yang digunakan
seperti topeng.

Sejarah singkat tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menyuruh temannya dari ras Bugis
memata-matai musuhnya.

Musik yang digunakan untuk melatar belakangi tarian ini antara lain gong kecil, kecrek, dan
kelenang.

9. Tari Sampiung

Tari Sampiung adalah tarian yang berasal dari Jawa Barat, zaman dulu biasanya tarian ini
dipentaskan ketika menyambut Seren taun, ngaruat, pesta panen dan rebo wekasan, bahkan
terkadang acara kepemerintahan RI.

Sampiung dan samping sangat mirip ya? Namun jangan salah tanggap, tari sampiung bukanlah
tari samping. Nama sampiung diambil dari sebuah judul lagu zaman dulu.

Tarian ini pun memiliki beberapa sebutan seperti Tari Ngekngek dan Tari Jentreng. Jumlah
penarinya tidak disyaratkan, kostum yang digunakan pun kostum sederhana yaitu kebaya,
sinjang dan selendang, rambut dikondekan.
Yang terdapat pada gambar sebenarnya bukan tari sampiung, minim sekali wancana yang saya
dapat untuk mendapatkan photo tari sampiung. Namun kostumnya tidak jauh dengan yang ada
digambar.

Musik pengiringnya adalah Jentreng, rebab, atau kecapi.

10. Tari Sintren

Tarian sintren merupakan sebuah seni tari tradisional dari Cirebon yang mengandung unsur
magis, nama sintren yang ada pada tarian ini ternyata merupakan gabungan dari dua kata yakni si
dan tren yang mana dalam bahasa Jawa kata si merupakan sebuah ungkapan panggilan yang
memiliki arti ia atau dia, sedangkan kata tren berasal dari kata tri atau putri sehingga sintren
memiliki arti si putri atau sang penari.

Anda mungkin juga menyukai