Anda di halaman 1dari 11

Tari Serampang Dua Belas

Berasal dari Melayu Deli Provinsi Sumatera Utara

Tari Berpasangan
Tari Serampang Dua Belas adalah tari serampang dua belas asal Provinsi Sumatera Utara. Sesuai
dengan tema yang diangkat dalam tarian ini, yaitu cerita perjalanan cinta sepasang bujang gadis dalam
menemukan jodohnya, tarian ini juga diperagakan secara berpasangan oleh sepasang penari pria dan
wanita. Dalam satu panggung, biasanya terdapat 2 sampai 3 pasang penari (4 sd 6 orang). Mereka
mementaskan 12 babak sendra tari dengan gerakan yang saling mengisi.

Tari serampang dua belas dipentaskan secara berpasangan. Dalam satu panggung bisa diisi oleh 1 sd 3
pasang penari, yang terdiri dari satu penari pria dan satu penari wanita. Di bagian belakang panggung
terdapat sekumpulan orang yang memainkan musik pengiring tarian ini.

Properti utama yang digunakan dalam tarian serampang dua belas adalah sepasang sapu tangan
berwarna cerah. Properti ini digunakan khususnya pada babak terakhir dari gerakan tarian ini. sapu
tangan pada tari serampang dua belas menyimbolkan tentang kesetiaan, pengharapan, dan keabadian.

Pelaksanaannya
Tari Serampang Dua Belas pada dasarnya lebih difungsikan sebagai tarian pertunjukan, dimana tarian
tersebut bisa ditampilkan di acara apapun, baik acara hiburan, acara adat, maupun budaya. Tarian ini
sangat kaya akan makna serta nilai-nilai kehidupan di dalamnya.

Secara garis besar, Tari Serampang Dua Belas ini menggambarkan fase-fase dalam percintaan sepasang
kekasih, dari pertemuan hingga menuju pelaminan. Dalam tarian tersebut tentu memiliki makna serta
pesan-pesan khusus yang ingin disampaikan, terutama dalam mencari pasangan hidup.
Tari Saman

Berasal dari Aceh

Tari Berkelompok
Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo dan diciptakan oleh seorang ulama Aceh, Syekh Saman
pada abad ke-XIV Masehi.

Tari saman merupakan salah satu tari tradisional yang sangat populer dikancah internasional. Tarian ini
dipentaskan oleh para penari berjumlah ganjil secara berkelompok. Gerakan yang mendominasi adalah
gerak tepuk tangan, tepuk dada, tepuk paha, dan tepuk lantai yang berpadu secara dinamis dan saling
melengkapi. Asal usul tari saman diperkirakan berasal dari akulturasi budaya Melayu Aceh dan budaya
Islam. Hingga kini tarian ini masih sering dipentaskan dalam berbagai even.

Pelaksanaannya/Pementasan
Kala itu, Tari Saman merupakan salah satu media dakwah. Sebelum tari ini dipertunjukkan, pemuka
adat akan memberikan nasehat kepada para pemain dan penontonnya. Selain itu, pertunjukkan tarian
ini juga kental dengan syair petuah dan dakwah yang dilantunkan menggunakan bahasa Arab dan
Gayo. Pada awal kehadirannya, Tari Saman merupakan tarian sakral yang hanya dipertontonkan pada
saat peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.

Kini, tarian ini menjadi tarian resmi yang biasanya menandai penyambutan tamu-tamu terhormat antar
kabupaten maupun tamu-tamu negara pada saat pembukaan festival maupun seremonial kenegaraan
lainnya.

Tarian ini bisa jadi hanya menyajikan keindahan gerakan tanpa serta meriahnya tepuk tangan para
penari sembari memukul dada dan pangkal paha dengan gerakan menghempaskan badan ke berbagai
arah tanpa iringan musik.

Lazimnya, tarian ini terdiri dari belasan atau puluhan penari laki laki, dengan seorang pemimpin yang
mengarahkan gerakannya yang kerap disebut syeikh. Seorang syeikh selain menjadi koreografer ia juga
bertugas menyanyikan syair lagu Saman.
Tari Reog Ponorogo

Berasal dari Ponorogo Provinsi di Jawa Timur

Tari Berkelompok
Reog Ponorogo adalah salah satu tari tradisional yang bisa dikatakan sangat terkenal. Tarian tradisional
ini berasal dari daerah Ponorogo yang ada di Jawa Timur. Nah, dalam pelaksanaannya, tarian ini
dilakukan oleh 6 hingga 8 penari pria dan 6 hingga 8 penari wanita dan disebut Tari Berkelompok.

Para penari akan mengenakan kostum khusus yang bisa dikatakan cukup menyeramkan. Tarian ini
sebenarnya merupakan cerita dari Prabu Kelana yang mencari pujaan hatinya. Selain itu, dalam
pelaksanaannya, ada beberapa ritual khusus yang dilakukan oleh para penari sebelum menari.

Pelaksanaannya
Masyarakat biasanya mementaskan reog saat acara khitanan, pernikahan, hari-hari besar nasional, dan
festival tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Ponorogo. Festival tersebut terdiri dari
Festival Reog Nasional, Festival Reog Mini Nasional dan Pertunjukan pada Bulan Purnama yang
diselenggarakan di alun-alun Ponorogo. Festival Reog Nasional selalu dilaksanakan setiap tahun
menjelang bulan Muharam atau dalam traidisi Jawa disebut dengan bulan Suro. Pertunjukan ini
merupakan rentetan acara–acara Grebeg Suro dan Ulang Tahun Kota Ponorogo.

Pementasan Reog Ponorogo


Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian dua sampai tiga tarian pembukaan. Enam sampai
delapan pria gagah berani dengan pakaian serba hitam dan muka dipoles warna merah membawakan
tarian pertamanya. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Selanjutnya enam
sampai delapan gadis yang menaiki kuda melanjutkan tarian reog. Pada reog tradisionil, penari ini
biasanya diperankan oleh penari laki-laki berpakaian wanita. Biasanya, sebagai tarian pembukanya,
beberapa anak kecil membawakan tarian dengan berbagai adegan lucu. Tarian ini disebut Bujang
Ganong atau Ganongan. Setelah mereka membawakan tarian pembukaan, ditampilkan adegan inti yang
isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka
mereka menampilkan adegan percintaan. Bila acara khitanan, biasanya cerita pendekar.

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada
interaksi antara pemain dan dalang, kadang-kadang dengan penonton. Terkadang bila seorang pemain
yang sedang pentas kelelahan dapat digantikan oleh yang lain. Yang lebih dipentingkan dalam
pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penonton. Adegan terakhir adalah singa
barong. Pemain memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu
burung merak. Berat topengnya bisa mencapai 50-60 kg. Mereka membawa topeng tersebut dengan
giginya. Kemampuan membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga
dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.
Tari Trunajaya

Berasal dari Bali

Tari Tunggal

Tari Trunajaya. Tarian ini dibawakan oleh seorang wanita, namun tata busananya bergaya layaknya
seorang pria. Tari ini terinspirasi dari cerita kepahlawanan Trunajaya.

Karena melambangkan ketegasan dan kebijaksanaan seorang pria, wanita yang membawakannya akan
menari dengan tegap dan gagah. Uniknya lagi, penarinya akan mengenakan celana, bukan kain
panjang, rok ataupun kain.

Tari Trunajaya adalah tarian tradisional yang berasal dari Bali. Tarian ini menggambarkan gerakan-
gerakan dari seorang pemuda Bali yang sedang beranjak dewasa. Karena umurnya, gerakan yang
dihasilkan dalam tarian ini cenderung penuh dengan emosi.

Tidak hanya itu, gerakan-gerakan dalam tari tradisional ini menggambarkan tentang usaha dari seorang
pemuda yang mencari pujaan hatinya. Nah, dalam pelaksanaannya, ada beragam kreasi tarian yang
muncul dari tarian ini sehingga tarian yang ditunjukkan lebih menghibur dan menyenangkan.

Pelaksanaannya/Pementasan

Tari Trunajaya termasuk tari hiburan yang pertunjukannya bisa dimana saja, termasuk dihalaman pura,
lapangan, panggung tertutup atau terbuka, ataupun ditempat-tempat selain itu.

Awalnya, tari ini adalah tari tunggal yang juga termasuk “tari babancihan” karena menghadirkan
karakter antara laki-laki dan perempuan. Namun seiring perkembangannya, Tari Trunajaya ada juga
yang dibawakan oleh lebih dari satu penari.

Dalam hal durasi, tari ini sangat fleksibel bisa pendek atau panjang. Durasi tarian terpendek umumnya
berkisar 11 menit dari awal hingga akhir.
Tari Payung

Berasal dari Sumatera Barat

Tari Berpasangan

Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan.
Sama seperti tari serampang dua belas, tarian yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini
juga mengisahkan perjalanan cinta sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan
pernikahan. Dalam satu panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8
orang). Setiap pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan
alat musik dan syair yang dinyanyikan. Selengkapnya tentang tari Payung asal Sumatera Barat.

Tari Payung. Masyarakat Minangkabau telah dikenal memiliki beragam bentuk dan jenis tari yang
turut mewarnai kebudayaan mereka. Selain Tari Piring yang sudah teramat populer, ada juga seni tari
yang menggunakan instrumen pelengkap berupa payung sehingga lebih disebut Tari Payung.

Tari Payung merupakan tarian tradisional yang dalam prakteknya dibawakan oleh para penari
berjumlah genap yang terdiri dari tiga orang berpasangan. Di masa-masa awal tarian ini ditata oleh Sitti
Agam dari Bukittinggi.

Pelaksanaannya/Pementasan

Tari ini seringkali ditampilkan dalam paket pertunjukan tari Minangkabau, baik dalam bentuk hiburan
maupun pertunjukan seni (performing art). Sering kali dibawakan pada saat pembukaan suatu acara
pesta, pameran atau bentuk kegiatan lainnya.
Tari Gambir Anom

Berasal dari Jawa Tengah

Tari Tunggal
Gambir Anom adalah Tari yang berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman kerajaan
Mataram Islam ini mengisahkan tentang anak Arjuna yang tengah dimabuk cinta. Tari ini dimainkan
oleh seorang pria berbusana khusus dengan gaya yang lemah lembut dan selama pementasan tarian
akan diiringi musik khas Jawa yang sedikit rancak. 3. Tari Panji Semirang Tari Panji Semirang
merupakan tari kreasi baru tradisional Babad Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada sekitar
tahun 1942. Tarian yang merupakan salah satu contoh tari tunggal klasik ini menceritakan
pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Di kalangan
mancanegara, tari panji semirang ini sudah cukup terkenal. Beberapa kali tarian ini bahkan pernah
dipentaskan di festival-festival kesenian di luar negeri.

Pelaksanaannya/Pementasan
Tari ini merupakan bentuk tari tunggal dengan karakter putra halus branyak (lanyap), sangat popular
dikalangan masyarakat Surakarta dan sekitarnya. Sering sekali ditampilkan pada acara-acara peringatan
Hari Besar Nasional seperti Hari Kemerdekaan Indonesia, Hari Kartini, Hari Pahlawan, dan lain-lain,
maupun dalam hajatan-hajatan warga seperti pernikahan.

Gerak tari ini mengekspresikan gerak orang yang sedang jatuh cinta, menonjolkan gerakan-gerakan
muryani busono yaitu ungkapan rasa kasmaran dengan seseorang. Adapun ragam gerak tarian ini
mengambil dari ragam gerak tari klasik gaya Surakarta yang terbagi dalam tiga bagian, yaitu maju
beksan, beksan, dan mundur beksan. 

Bagian maju beksan tari ini diawali dengan penari masuk ke gawang awal dengan iringan gending
Ada-ada, ditandai dengan penari duduk atau jengkeng, diiringi gending Lancaran Reno-reno berlaras
Slendro penari melakukan  gerak sembahan, sabetan, kengseran ulap-ulap, lumaksono, ombak banyu
dan srisig mutar dan maju menuju ke gawang tangah tempat menari.
Tata rias menggunakan rias panggung yang mengacu pada tata rias wayang orang, sementara tata
busana yang digunakan dalam Tari Gambir Anom tetap mengacu pada tata busana tari klasik gaya
Surakarta, menggunakan celana panji, kain, (mekak, slepe untuk penari putri), sabuk, epek timang
sampur ditambah asesoris tanpa klat bahu, binggel, sumping, dan keris. Sedangkan untuk hiasan kepala
yang menggunakan irah-irahan Irawan dalam pewayangan Mahabarata.
Tari Gandrung

Berasal dari Banyuwangi

Tari Gandrung adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Banyuwangi. Kata gandrung sendiri
dalam tarian tersebut adalah lambang dan sebutan untuk Dewi Sri yang sangat cantik dan dielukan.

Genre dari tarian ini adalah tarian hiburan yang memberikan pesan-pesan lewat tawa. Menurut sejarah,
tarian ini muncul seiring dengan dibangunnya ibu kota Blambangan pada masa itu.

Salah satu kesenian khas yang menjadi icon Kabupaten Banyuwangi adalah Tari Gandrung. Tari yang
masih satu aliran dengan Jaipong (Jawa Barat) dan Ronggeng (Jawa Tengah) ini menjadi hiburan
rakyat di acara-acara hajatan. Tari Gandrung biasanya disuguhkan dalam menyambut musim panen
raya, resepsi pernikahan, khitanan, serta seremonial lainnya. Tarian ini ditampilkan sebagai
penghargaan bagi para hadirin dan tamu undangan.

Ada banyak versi mengenai awal kemunculan tari ini. Salah satunya menyebut tari ini muncul setelah
kekalahan pahit yang dialami rakyat Blambangan saat melawan VOC. Kesenian ini awalnya digunakan
sebagai pemersatu rakyat Blambangan yang tercerai berai akibat kekalahan itu. Pada awalnya,
Gandrung dibawakan oleh kaum pria yang berdandan seperti perempuan. Seiring waktu dan perubahan
zaman, Tari Gandrung kini dibawakan oleh kaum wanita.

Dalam pertunjukkan Tari Gandung, setidaknya ada tiga bagian yang ditampilkan. Pertama adalah jejer
yaitu bagian ketika penari Gandrung menari sendiri atau berkelompok, tanpa melibatkan tamu. Selepas
jejer, adalah paju (atau maju), yaitu setiap penari akan mendampingi para tamu yang maju ke
panggung untuk ikut menari secara bergantian. Penutup dari pertunjukkan Gandrung adalah seblang
subuh. Pada bagian ini, gerakan penari akan melambat dengan iringan gending bertema sedih, antara
lain “seblang lokento”.

Busana penari Gandrung pada masa kini terdiri dari penutup badan, bawahan, dan hiasan kepala.
Bagian badan penari Gandrung ditutupi bahan beludru berbenang emas dan berselendang. Untuk
kostum bagian bawah, biasanya menggunakan jarik (kain) batik, dengan motif yang paling umum
adalah corak Gajah Oling. Sebagai hiasan kepala, digunakan omprok, semacam mahkota dari kulit
kerbau dengan ornamen berwarna. Selain itu, biasanya penari Gandrung membawa 1-2 buah kipas.

Pelaksanaannya/Pementasan

Tari Gandrung merupakan kekayaan budaya lokal banyuwangi dan dijadikan maskot daerah
Banyuwangi. Tari gandrung banyak dipentaskan diberbagai acara publik termasuk di dalam tradisi
petik laut. Pementasan Tari Gandrung dalam tradisi petik laut memiliki makna tersendiri karena tradisi
ini diyakini sebagai bentuk persembahan kepada Dewa Laut agar nelayan dianugrahkan ikan yang
berlimpah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Tari Gandrung dan makna filosofi Tari
gandrung yang terkandung dalam tradisi Petik laut di pantai Muncar Banyuwangi.
Tari Gambir Anom

Berasal dari Jawa Tengah

Tari Tunggal
Gambir Anom adalah Tari yang berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman kerajaan
Mataram Islam ini mengisahkan tentang anak Arjuna yang tengah dimabuk cinta. Tari ini dimainkan
oleh seorang pria berbusana khusus dengan gaya yang lemah lembut dan selama pementasan tarian
akan diiringi musik khas Jawa yang sedikit rancak. 3. Tari Panji Semirang Tari Panji Semirang
merupakan tari kreasi baru tradisional Babad Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada sekitar
tahun 1942. Tarian yang merupakan salah satu contoh tari tunggal klasik ini menceritakan
pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Di kalangan
mancanegara, tari panji semirang ini sudah cukup terkenal. Beberapa kali tarian ini bahkan pernah
dipentaskan di festival-festival kesenian di luar negeri.

Tari Trunajaya
Berasal dari Bali

Tari Tunggal

Tari Trunajaya. Tarian ini dibawakan oleh seorang wanita, namun tata busananya bergaya layaknya
seorang pria. Tari ini terinspirasi dari cerita kepahlawanan Trunajaya.

Karena melambangkan ketegasan dan kebijaksanaan seorang pria, wanita yang membawakannya akan
menari dengan tegap dan gagah. Uniknya lagi, penarinya akan mengenakan celana, bukan kain
panjang, rok ataupun kain.

Tari Trunajaya adalah tarian tradisional yang berasal dari Bali. Tarian ini menggambarkan gerakan-
gerakan dari seorang pemuda Bali yang sedang beranjak dewasa. Karena umurnya, gerakan yang
dihasilkan dalam tarian ini cenderung penuh dengan emosi.
Tari Payung

Berasal dari Sumatera Barat

Tari Berpasangan

Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan.
Sama seperti tari serampang dua belas, tarian yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini
juga mengisahkan perjalanan cinta sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan
pernikahan. Dalam satu panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8
orang). Setiap pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan
alat musik dan syair yang dinyanyikan. Selengkapnya tentang tari Payung asal Sumatera Barat.

Tari Serampang Dua Belas

Berasal dari Melayu Deli Provinsi Sumatera Utara

Tari Berpasangan
Tari Serampang Dua Belas adalah tari serampang dua belas asal Provinsi Sumatera Utara. Sesuai
dengan tema yang diangkat dalam tarian ini, yaitu cerita perjalanan cinta sepasang bujang gadis dalam
menemukan jodohnya, tarian ini juga diperagakan secara berpasangan oleh sepasang penari pria dan
wanita. Dalam satu panggung, biasanya terdapat 2 sampai 3 pasang penari (4 sd 6 orang). Mereka
mementaskan 12 babak sendra tari dengan gerakan yang saling mengisi.

Tari serampang dua belas dipentaskan secara berpasangan. Dalam satu panggung bisa diisi oleh 1 sd 3
pasang penari, yang terdiri dari satu penari pria dan satu penari wanita. Di bagian belakang panggung
terdapat sekumpulan orang yang memainkan musik pengiring tarian ini.
Tari Saman

Berasal dari Aceh

Tari Berkelompok-

Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo dan diciptakan oleh seorang ulama Aceh, Syekh Saman
pada abad ke-XIV Masehi.

Tari saman merupakan salah satu tari tradisional yang sangat populer dikancah internasional. Tarian ini
dipentaskan oleh para penari berjumlah ganjil secara berkelompok. Gerakan yang mendominasi adalah
gerak tepuk tangan, tepuk dada, tepuk paha, dan tepuk lantai yang berpadu secara dinamis dan saling
melengkapi. Asal usul tari saman diperkirakan berasal dari akulturasi budaya Melayu Aceh dan budaya
Islam. Hingga kini tarian ini masih sering dipentaskan dalam berbagai even.

Tari Reog Ponorogo

Berasal dari Ponorogo Provinsi di Jawa Timur

Tari Berkelompok
Reog Ponorogo adalah salah satu tari tradisional yang bisa dikatakan sangat terkenal. Tarian tradisional
ini berasal dari daerah Ponorogo yang ada di Jawa Timur. Nah, dalam pelaksanaannya, tarian ini
dilakukan oleh 6 hingga 8 penari pria dan 6 hingga 8 penari wanita dan disebut Tari Berkelompok.

Para penari akan mengenakan kostum khusus yang bisa dikatakan cukup menyeramkan. Tarian ini
sebenarnya merupakan cerita dari Prabu Kelana yang mencari pujaan hatinya. Selain itu, dalam
pelaksanaannya, ada beberapa ritual khusus yang dilakukan oleh para penari sebelum menari.

Pelaksanaannya
Masyarakat biasanya mementaskan reog saat acara khitanan, pernikahan, hari-hari besar nasional, dan
festival tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Ponorogo. Festival tersebut terdiri dari
Festival Reog Nasional, Festival Reog Mini Nasional dan Pertunjukan pada Bulan Purnama yang
diselenggarakan di alun-alun Ponorogo. Festival Reog Nasional selalu dilaksanakan setiap tahun
menjelang bulan Muharam atau dalam traidisi Jawa disebut dengan bulan Suro. Pertunjukan ini
merupakan rentetan acara–acara Grebeg Suro dan Ulang Tahun Kota Ponorogo.
Tari Gambir Anom

Berasal dari Jawa Tengah

Tari Tunggal
Gambir Anom adalah Tari yang berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman kerajaan
Mataram Islam ini mengisahkan tentang anak Arjuna yang tengah dimabuk cinta. Tari ini dimainkan
oleh seorang pria berbusana khusus dengan gaya yang lemah lembut dan selama pementasan tarian
akan diiringi musik khas Jawa yang sedikit rancak. 3. Tari Panji Semirang Tari Panji Semirang
merupakan tari kreasi baru tradisional Babad Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada sekitar
tahun 1942. Tarian yang merupakan salah satu contoh tari tunggal klasik ini menceritakan
pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Di kalangan
mancanegara, tari panji semirang ini sudah cukup terkenal. Beberapa kali tarian ini bahkan pernah
dipentaskan di festival-festival kesenian di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai