Anda di halaman 1dari 2

Dihimpun dari berbagai pemberitaan Kompas.

com, berikut adalah beberapa pelanggaran HAM


berat yang termasuk dalam 11 berkas Komnas HAM:
1. Pembunuhan Massal 1965 Pada tahun 2012,
Komnas HAM menyatakan penemuan adanya pelanggaran HAM berat usai terjadinya peristiwa
Gerakan 30 September 1965. Adapun sejumlah kasus yang ditemukan antara lain adalah
penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, penghilangan paksa, hingga perbudakan. Kasus ini
masih belum ditindaklanjuti kembali di Kejaksaan Agung. Korban dari peristiwa 1965
diperkirakan mencapai 1,5 juta orang di mana sebagian besar merupakan anggota PKI ataupun
ormas yang berafiliasi dengannya.

2. Peristiwa Talangsari Lampung 1989 Pada Maret 2005,


Komnas HAM membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM untuk melakukan penyelidikan
terhadap peristiwa Talangsari Lampung tahun 1989. Kemudian, pada 19 Mei 2005, tim tersebut
memperoleh kesimpulan bahwa ditemukan adanya unsur pelanggaran berat pada peristiwa ini.
Berkas penyelidikan kemudian diserahkan ke Jaksa Agung pada tahun 2006 untuk
ditindaklanjuti. Namun, kasus ini belum kunjung tuntas diusut hingga kini. Dalam peristiwa
Talangsari, korban diperkirakan mencapai 803 orang. Peristiwa ini terjadi pada 7 Februari 1989.
Menurut rilis yang dikeluarkan oleh KontraS, saat itu terjadi penyerbuan ke desa Talangsari yang
dipimpin oleh Danrem Garuda Hitam 043, Kolonel Hendropriyono. Penyerbuan tersebut
dilakukan atas dugaan makar ingin mengganti Pancasila dengan Al-Qur'an dan Hadits oleh
jamaah pengajian Talangsari yang dimpimpin oleh Warsidi. Akibatnya, sejumlah jama'ah hingga
kini dinyatakan hilang, perkampungan habis dibakar, dan ditutup untuk umum. Baca juga: Soal
Kawin Tangkap di Sumba dan Budaya Kekerasan terhadap Perempuan...

3. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998


Komnas HAM juga telah melakukan penyelidikan pada tragedi penembakan mahasiswa Trisakti
1998 dan selesai pada Maret 20002. Kasus ini sempat masuk ke Kejaksaan Agung berkali-kali.
Namun, berkali-kali juga berkas kasus ini dikembalikan. Bahkan, berkas sempat dikatakan hilang
pada 13 Maret 2008 oleh Jampidsus Kejaksaan Agung, Kemas Yahya Rahman. Tragedi
penembakan Trisakti ini sendiri diperkirakan menyebabkan korban hingga 685 orang.

Anda mungkin juga menyukai