Anda di halaman 1dari 4

Departemen Teknik Sistem Perkapalan

FTK ITS
UJIAN SEMESTER GENAP 2019/2020
MATA KULIAH : LISTRIK PERKAPALAN

ARDIANSYAH SOFYAN HADI


04211840000006

1. Saudara jelaskan terjadinya perputaran pada motor asinkron 3 phase :10 PK, 1445
rpm,220v/380 v , delta / Y secara teori dan rumusan rumusannya?

Motor asinkron 3 fase berfungsi mengubah input energi listrik dari 3 fasenya
menjadi energi mekanik prinsip kerjanya sebagai beriku;

• Saat 3 kumparan stator di suplai dengan 3 fase. Maka akan timbul medan
putar pada kumparan tersebut. Kecepatan medan putar tersebut bisa
diformulasikan sebagai
Ns=120*f/p
• Medan tersebut kemudian tersalurkan dan mengenai rotor yang berbahan
konduktor.
• Dikarenakan ada perbedaan kecepatan antara stator dan rotor yang diam,
akan timbul EMF pada rotor. Emf ini bisa diformulakan sebagai berikut
E=4,44*f*N
• Karna rotor membentuk sebuah sirkuit tertutup, arah Arus yang dihasilkan
akan mengikuti rotor
• Arus pada kumparan armature di kelilingi oleh medan magnet, yang
mengakibatkan rotor menerima gaya untuk bergerak, dimana arah geraknya
mengikuti kaidah tangan kanan fleming
• Karna rotor punya lengan, maka torsi bisa dihasilkan
• Dikarenakan stator dan rotor tidak bergerak bersamaan (Asinkron), maka
akan timbul beda RPM yang kita sebut dengan slip. Perbedaan ini bisa kita
tunjukan lewat persentase perbandigan RPM stator dan rotor
• Gaya F memutar rotor dengan perbedaan sesuai rumus dibawah ini,
sehingga menghasilkan rpm = 1445 rpm.
(slip = ((ns-nr)/ns) x 100% )
• Maka dengan rpm = 1445 menghasilkan daya 10 PK (Power Kuda).
2. Saudara jelaskan mengapa pada kapal senantiasa dibutuhkan pengoperasian generator
diparalel dengan contoh secara kwantitas (angka)?

Biasanya, kapal dikategorikan kondisi operasinya dalam 4 variasi kondisi,


yaitu sailing condition, manouvering condition, loading and unloading condition
dan at port condition.
Ketika bersandar, kapal dapat memanfaatkan sumber listrik yang pelabuhan. Ini
dapat kita lakukan dengan pertimbangan efisiensi dan biaya yang akan kita
keluarkan apabila kita menggunakan generator yang ada pada kapal maupun
menggunakan sumber listrik dari pelabuhan.
Kemudian, ketika sailing condition, manouvering condition, loading and
unloading condition, kita dapat memanfaatkan generator yang ada di kapal untuk
menyuplai beban yang ada. Total dari beban yang ada tentu tidak sama di tiap
kondisi. Maka, digunakan sistem paralel generator untuk mengatasi hal tersebut.
Untuk mendapatkan jumlah dan spesifikasi generator yang digunakan, kita harus
mengetahui kondisi kapal terlebih dahulu dengan penggunaan beban
maksimalnya. Hal ini harus dilakukan agar saat semua beban terhubung dengan
sumber listrik, suplai yang diberikan dapat mencukupi kebutuhan beban yang ada.
Umumnya, kondisi dengan beban maksimal adalah ketika kondisi loading and
unloading, dimana alat berat seperti crane membutuhkan daya yang cukup besar
ketika akan digunakan. Namun, untuk mengoperasikan sistem paralel generator,
ketiga syarat ini juga harus dipenuhi, yaitu : frekuensi generator harus sama, Sudut
Fasa harus sama, dan tegangan yang sama. Dengan mengoperasikan sistem paralel
generator, generator yang akan digunakan untuk menerima beban dari kondisi
yang berbeda jumlahnya lebih banyak daripada hanya menggunakan generator
tunggal.

Berikut ini adalah asumsi contoh perhitungan dari banyaknya generator yang akan
digunakan dalam sebuah kapal. Dengan memperhatikan total load dari tiap
kondisi, kita dapat menentukan banyaknya generator yang akan bekerja. Dari table
diatas, generator yang bekerja pada tiap kondisi adalah dua buah, dengan
cadangan generator sebanyak satu buah, sebagai antisipasi jika salah satu generator
yang kita gunakan mengalami kendala maupun perawatan, total beban masih
dapat kita suplai. Perhitungan beban yang disuplai pada tiap kondisi tetap
memperhatikan total beban yang disuplai secara terus menerus (continuous load)
maupun beban yang disuplai pada waktu tertentu (intermitten load). Total load yang
diperhitungkan pada setiap kondisi dapat kita hitung dengan menggunakan rumus
=
Total Load (kW) = Total used power (d) + diversity factor (e)

Dimana diversity factor dicari dengan rumus:


Diversity factor (kW) = 0.6 x intermittent load

Berikut ini adalah beberapa generator yang dipertimbangkan. Pemilihan generator


tersebut berdasarkan besarnya load factor, dimana semakin besar akan semakin
efisien. Akan tetapi, load factor tersebut harus berada pada rentang 65-86% untuk
menghindari overload.

3. a. Saudara jelaskan prinsip kerja trafo


Transformator, atau kerap disebut dengan ‘trafo’, merupakan suatu alat listrik
yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet
yang berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Trafo digunakan secara luas,
baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan trafo dalam
sistem tenaga memungkinkan pemilihan tegangan yang sesuai secara ekonomis
dan teknis untuk kebutuhan beban atau permintaan konsumen, misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam proses transmisi daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang elektronika, trafo digunakan antara lain sebagai gandengan
impedansi antara sumber dan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dengan
rangkaian yang lain serta menghambat arus searah dengan tetap mengalirkan
arus bolak-balik antar rangkaian. Trafo memiliki frekuensi kerja yang berbeda-
beda sesuai penggunaannya yang bergantung kebutuhan beban/konsumen.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.


Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-
balik ini menginduksikan gaya gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Akibat
adanya inti trafo yang menghubungkan kumparan pada sisi primer dan
kumparan pada sisi sekunder, maka fluks magnetik akan mengalir bersama pada
inti trafo dari kumparan primer menuju kumparan sekunder sehingga akan
membangkitkan tegangan induksi pada sisi sekunder trafo:
Dimana :

Vs = tegangan induksi pada sisi sekunder

Ns = jumlah belitan pada sisi sekunder

dФ/dt = perubahan fluks terhadap waktu

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa tegangan induksi yang


terbangkitkan pada kumparan trafo berbanding lurus dengan jumlah lilitan
kumparan pada inti trafo. Selain itu, tegangan induksi juga dapat terbangkitkan
apabila ada perubahan fluks terhadap waktu, jika fluks yang mengalir adalah
konstan maka tegangan induksi tidak dapat terbangkitkan . untuk menunjukan
perbandingan jumlah lilitan , perbedaan tengangan serta jumlah arus yang masuk
pada kumparan sekuder maupun primer dapat dilihat pada rumus berikut

b. Bisakah trafo dioperasikan pada sumber tegangan dc ? beri penjelasan

Secara prinsip trafo tidak dapat bekerja jika sumber tegangan nya adalah DC.
Mengapa demikian itu mengacu pada prinsip kerja trafo yang sudah di jelaskan di
poin a. yaitu prinsip kerja trafo adalah induksi elektromagnetik. Maka trafo akan
bekerja jika ada perbedaan fluks magnetic. Perubhan fluks ini hanya dapat
dihasilkan oleh sumber tegangan yang mengalirkan arus bolak balik atau arus
AC.

Anda mungkin juga menyukai