Tari kreasi adalah – Seiring berjalannya waktu, seni juga akan terus berkembang, salah
satunya adalah adanya tari kreasi menjadi salah satu bentuk dari perkembangan seni tari. Tari
kreasi adalah jenis tari yang pada dasarnya koreografi yang digunakan bertolak dari tari
tradisional atau pengembangan terhadap pola yang sudah ada sebelumnya. Secara mudahnya
tari kreasi adalah tarian pengembangan dari tari rakyat atau tari tradisional.
Pada seni tari ini, para seniman mampu mengembangkan atau membuat variasi yang
unik dan terkesan baru dari waktu ke waktu. Adanya tari kreasi juga menjadi salah satu metode
melestarikan tari tradisional yang sudah ada.
1. Tari Tide-Tide
Kesenian tradisional khas Maluku yang
pertama adalah tari Tide-Tide. Tari yang dikenal
sebagai tarian pergaulan khas Halmahera ini,
biasanya ditampilkan di beberapa acara adat, seperti
perkawinan adat dan pesta rakyat Halmahera.
Tidak hanya itu, tari Tide-Tide biasanya dibawakan
oleh 12 orang penari yang saling berpasangan. Oleh
karena itu, 12 orang penari tersebut terbagi menjadi
enam penari pria dan enam penari wanita.
Hal tersebut dikarenakan, tari Tide-Tide merupakan tarian yang memberikan gambaran tentang
kehidupan pergaulan antara pria dan wanita di Halmahera pada masa itu.
Dalam pertunjukannya, para penari akan diiringi dengan alunan musik dari biola, tifa dan gong.
2. Tari Lenso
Berikutnya ada tari Lenso, yang masuk sebagai kesenian tradisional khas Maluku. Tari yang
memiliki tema serupa dengan tari Tide-Tide ini, awalnya dibuat sebagai perekat hubungan
persaudaraan dan kekerabatan masyarakat Maluku dalam berkehidupan sosial.
Tari tradisional ini diciptakan pada saat bangsa
Portugis masuk ke Maluku pada 1612. Maka dari itu,
nama “Lenso” yang digunakan pada tarian ini pun
berasal dari bahasa Portugis, yang artinya sapu
tangan.
Di mana, sapu tangan sendiri merupakan properti
utama yang digunakan para penari saat menarikan
tarian ini. Selain itu, sapu tangan yang digunakan pun
umumnya berwarna merah ataupun putih.
3. Tari Salai Jin
Tari tradisional yang satu ini kerap kali dinilai sebagai tarian yang sarat akan magis.
Pasalnya, tarian ini sering kali digunakan sebagai media komunikasi, oleh nenek moyang
masyarakat Ternate dengan bangsa Jin, untuk meminta
pertolongan dan menyelesaikan permasalahan hidup
manusia.
Oleh sebab itu, tidak heran apabila tarian ini diberi nama
tari Salai Jin. Karena, di dalam tarian ini memang
mengandung unsur Jin.
Terlebih, melibatkan bangsa Jin dalam tarian sudah
menjadi ciri khas dari tari tradisional Maluku yang satu ini.
4. Tari Cakalele
Kesenian tradisional khas Maluku yang keempat adalah tari Cakalele. Sebuah tarian perang
yang dibawakan oleh gabungan penari pria dan wanita ini, sering kali dijadikan tarian untuk
menyambut tamu ataupun perayaan adat.
Tarian Cakalele ini dibawakan oleh para penari dengan iringan alat musik tifa, bia dan suling.
Nantinya, dalam membawakan tarian ini, para
penari akan menggunakan kostum warna cerah,
yaitu putih, kuning dan merah.
Tidak hanya itu, para penari pria dan wanita juga
akan menggunakan beberapa properti tambahan.
Untuk penari pria sendiri, properti yang akan
digunakan adalah parang dan tameng. Sementara,
untuk penari wanita, mereka akan memegang
sapu tangan di kedua sisi tangan.
Tidak berbeda jauh dengan tari Salai Jin, tari bambu gila yang berasal dari Ternate ini
nyatanya juga menjadi tarian yang sarat akan magis. Hal itu dikarenakan tarian yang satu ini
melibatkan kekuatan supranatural.
Tarian yang juga dikenal sebagai permainan rakyat Maluku ini, dibawakan oleh tujuh orang penari
yang memegang sebatang bambu. Kemudian, bambu
tersebut diberi mantra-mantra oleh seorang dukun.
Setelah itu, bambu akan terasa lebih berat. Para
penari secara otomatis bergerak mengikuti alunan
musik dan gerakan bambu gila secara kompak.
Kompaknya gerakan para penari, sebagai lambang
kebersamaan serta gotong royong, yang tertanam di
dalam budaya masyarakat Maluku.