Anda di halaman 1dari 8

1.

Tari Rejang Sari

Tari Rejang Taman Sari merupakan sebuah tari wali yang ciptaan oleh bapak I
Ketut Rena pada tahun 2019 yang di tarikan pada saat piodalan di Pura
Taman Sari, Desa Padangsambian yang terletak di kecamatan Denpasar Barat.
Dalam penciptaan tari ini yang memberikankan ide terhadap seniman adalah
anak-anak seka gong yang ada di Pura Taman Sari Desa Padangsambian. Tari
Rejang Taman Sari Merupakan sebuah tarian berkelompok yang ditarikan 8-
12 orang. Dimana tari Rejang Taman Sari ditarikan oleh ibu-ibu PKK dan anak
remaja pengempon Pura Taman Sari Desa Padangsambian kecamatan
Denpasar barat pada saat piodalan di Pura Taman Sari yang dilaksanakan
pada rahinan Buda Wage Cemeng Kuwalu atau pada saat rahinan rambut
sedana. Tari Rejang Taman Sari merupakan jenis tari wali yang masih
bersumber pada pola tari tradisi. Dimana gerak tari yang terdapat pada tari
Rejang secara umum sangat sederhana. Dalam penataan gerak tari Rejang
Taman Sari, seniman berusaha meciptakan gerakan yang sederhana agar
sesuai dengan sumber ide tari dan mudah di pelajari oleh siapa saja.
2. Tari Hudoq Suku Dayak
Tari Hudoq merupakan salah satu hasil budaya dari Provinsi Kalimantan
Timur. Tari Hudoq merupakan tarian Suku Dayak yang tidak hanya bernilai
estetis namun juga memiliki filosofi. Baca juga: Ngayau, Tradisi Perburuan
Kepala yang Membuat Suku Dayak Ditakuti Musuh Tarian ini pernah
mendapat Rekor MURI dengan pertunjukkan tarian selama 25 jam yang
berlangsung di Desa Ujoh Bilang, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada 25
Oktober 2019. Karena keistimewaannya, tari Hudoq juga telah ditetapkan
sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud. Baca juga: Asal-usul
Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak yang Terbuat dari Batu Asal-usul
Tari Hudoq Lihat Foto Penari Hudoq lengkap dengan kostumnya.
(dispar.kaltimprov.go.id) Kehidupan orang Dayak, seperti Dayak Modang,
Dayak Bahau, Dayak Kayan, dan Dayak Kenyah masih memegang budaya
dengan nuansa mistisnya. Hal ini juga dapat diamati dari kesenian tari
tradisional Hudoq dan juga asal-usulnya. Melansir laman
warisanbudaya.kemdikbud.go.id, asal-usul tari Hudoq berasal dari kisah
seorang anak raja bernama Halaeng Heboung di Kampung Laham Kejin, Epa
Kejin, Apo Kayan. Sang anak raja diketahui menikah dengan Selo Sen Yaeng
yang merupakan makhluk gaib dari sungai. Awalnya Tarian Hudoq
dipercaya dilakukan untuk menjaga hubungan yang terjalin antara Halaeng
Heboung dengan Selo Sen Yaeng. Sementara melansir laman intisari.grid.id,
Tarian ini kemudian dibuat Halaeng Heboung untuk mengusir roh halus dan
juga hama yang mengganggu pertanian rakyatnya. Unsur mistis berasal dari
topeng-topeng yang dibuat para dukun dari bentuk makhluk halus dalam air
dengan rupa menyeramkan yang pernah mereka lihat. Properti Tari Hudoq
Lihat Foto Penampilan para penari Hudoq.(Shutterstock/obimw) Tari Hudoq
merupakan tari berkelompok yang ditarikan enam hingga delapan orang
dengan menggunakan beberapa properti. Tari tradisional ini identik dengan
topeng berbagai bentuk yang digunakan para penari. Melihat asal namanya,
Hudoq memiliki makna penjelmaan binatang, leluhur, dan para dewa.
Topeng binatang digambarkan dengan bentuk- bentuk khas seperti roh
guntur (delay), roh harimau (lejie), roh penolong manusia ke alam baka (pen
leih), roh buaya (wah jaeg), roh ikan belut (telea), roh burung elang (nyehae),
roh babi (ewoa), jelmaan roh manusia (sehuen), roh kera (yoq), dan jelmaan
roh pengganggu (hedoq menlieu). Topeng-topeng ini terbuat dari kayu
khusus, seperti Jelutung, Pelay, atau Kemiri yang ringan dan tahan lama.
Selain topeng, digunakan pula kostum yang terbuat dari daun pisang, daun
kelapa, atau daun pinang. Selain itu, sebagai ciri khas digunakan pula
hiasan dari bulu burung enggang di mahkota atau kepala para penari.
Sementara pemimpin tarian akan membawa tongkat yang akan dihentak-
hentakkan sesuai iringan. Fungsi Tari Hudoq Lihat Foto Penampilan para
penari Hudoq.(Shutterstock/Dhodi Syailendra) Erat dengan mata
pencaharian masyarakat yang berhubungan dengan pertanian, tari
tradisional ini dilakukan untuk mengawali musim bercocok tanam. Tari
Hudoq ditarikan dengan diawali dengan Sakaeng Ngaweit yang berisi
berbagai permohonan. Fungsi tarian ini dipercaya dapat menghalau hama
tanaman yang akan mengganggu hasil pertanian. Selain itu doa-doa yang
dipanjatkan juga mengharapkan kesuburan dan hasil panen yang melimpah.
Sehingga tarian ini tak hanya berfungsi sebagai tradisi saja namun
melambangkan keharmonisan antara manusia dengan alam.

3. Tari Yospan Sebagai Tari Hiburan

Indonesia punya keragaman akan seni tradisi, termasuk dalam hal seni tari.
Dari seni tradisi ini pun, muncul pula berbagai produk seni kontemporer
yang turut menjadi kebanggaan dari suatu daerah, salah satunya adalah tari
Yosim Pancar atau tari Yospan.
Asal Tari Yospan
Tari yospan berasal dari daerah Kabupaten Yapen, Papua. Bagi yang pernah
tinggal di Bumi Cendrawasih, tarian ini tentunya sudah tak asing lagi.
Sebab, tari yospan ini telah ditarikan dalam berbagai situasi atau kegiatan.
Bahkan, tari yang satu ini sempat menjadi bagian dari gerak an Senam
Kesegaran Jasmani (SKJ). Lalu, sebenarnya apa makna dari tari yospan ini,
seperti apa gerakannya, dan bagaimana sejarah atau awal mula dari
terciptanya tarian yang satu ini sehingga menjadi sangat populer di Papua?
Mari kita ketahui lebih lanjut.
Gabungan dari dua tarian Sebagai sebuah kesenian kontemporer, tarian
yang satu ini berasal dari dua jenis tarian tradisional rakyat Papua, yaitu
tari yosim dan tari pancar. Dari penggabungan kedua nama tarian tersebut,
tercetuslah nama tari yospan. Gerakannya pun merupakan penggabungan
dari kedua tari tersebut. Yang mana, tari yosim sendiri muncul dari wilayah
teluk Sairei (Serul, Waropen). Namun, ada pula yang mengatakan kalau tari
ini muncul dari Sarmi, dekat Sungai Mamberamo. Memiliki gerak yang
tergolong lincah dengan kebebasan dalam ekspresi gerakan. Bisa dikatakan
tari ini mirip dansa orang Eropa, poloneis. Sementara tari pancar sendiri
berasal dari Manokwari dan Biak Numfor dengan gerakan yang tidak
selincah tari yosim, tetapi cenderung santai dan kaku, sesuai dengan irama
ukulele, tifa, serta alat- Sejarah Hari Tari Sedunia, Merayakan
Keanekaragaman Budaya Melalui Gerak Tubuh dan Musik Tari yang menjadi
simbol persahabatan Dari penggabungan tari yosim dan pancar, lahirlah tari
yospan tahun 1960-an. Secara gerak, tari ini tergolong sebagia tari gembira
dengan gerakan yang terinsipirasi dari pesawat-pesawat tempur. Mengingat,
saat itu Belanda sedang berkonflik dengan Indonesia di Papua. Pola lantai
tari yospan ini dilakukan dengan menari sambil berjalan dengan berkeliling
lingkaran dengan berbagai bentuk gerakan seka, pacul tiga, gale-gale, dan
sebagainya. Yang paling ikonik dari gerakan ini adalah gerakan pancar gas
yang menjadi personifikasi dari pesawat yang melintas di udara. Tari yang
satu ini pun menjadi sebuah bentuk perlambangan dari pergaulan atau
persahabatan dari para pemuda di Papua. Tari ini pun sukses menjadi
pemersatu yang menjadi sebuah identitas bersama yang tetap terjaga hingga
sekarang. Seiring berjalannya waktu, tari yospan ini pun semakin menyebar
ke berbagai daerah. Bahkan, disebut pula sebagai Tarian Pergaulan. Tari ini
pun menjadi sebuah kesenian yang kerap menjadi tarian penyambutan
tamu, festival budaya, pernikahan, atau acara-acara peringatan besar
lainnya.
4. Tari Kreasi Papua Yang Dipertunjukan Pada Festival Budaya Bulgaria

Asal-usul Tari Adat Sajojo sebenarnya masih menjadi perdebatan di kalangan


para ahli sejarah. Namun, banyak yang berpendapat bahwa tarian ini berasal
dari daerah Sarmi, Papua Barat. Sajojo sendiri merujuk pada nama sejenis
burung yang dianggap sakral di kalangan masyarakat Papua.Tarian ini
awalnya dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang
melimpah. Namun, seiring perkembangan waktu, tarian ini juga dipentaskan
dalam banyak acara budaya dan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat
Papua.Tari Adat Sajojo adalah warisan budaya yang sangat penting bagi
masyarakat Papua. Oleh karena itu, penting untuk dijaga dan diapresiasi
agar dapat terus lestari dan dinikmati oleh generasi selanjutnya. Ada
berbagai kesempatan untuk menikmati Tari Adat Sajojo, seperti festival
budaya, pertunjukan tari, dan lokakarya. Selama festival budaya di Papua,
Tari Adat Sajojo sering dipertunjukkan untuk menghormati leluhur dan
menghargai warisan budaya Papua. Pertunjukan tari ini juga sering diadakan
di acara pernikahan dan upacara adat lainnya. Untuk yang tertarik, Anda
bisa bergabung dengan lokakarya tari tradisional Sajojo untuk mempelajari
gerakan dan musik yang khas. Dengan bergabung dalam lokakarya ini,
selain sebagai sarana untuk belajar, juga dapat mempelajari nilai-nilai
kearifan lokal yang terkandung dalam Tari Adat Sajojo.
5. Tari Payung sebagai seni wisata

Tari Payung Adalah salah satu tarian tradisional khas Minangkabau,


Sumatera Barat. Tarian yang juga disebut dengan Tari Payuang ini sempat
populer pada masanya, tepatnya tahun 1960-an. Tarian yang menggunakan
properti utama payung ini merupakan jenis tarian dalam kesenian
Sikambang. Apa itu Sikambang? Adalah jenis kesenian yang terdiri dari tari
dan musik dari masyarakat pesisir yang merupakan ciri bagi masyarakat
Sibolga. Tari Payung ini dikerap dipentaskan dalam berbagai acara sebagai
hiburan. Yuk, intip bagaimana asal-usul sampai pola gerakannya!
1. Asal usul tari payung
Tari Payung: Asal-usul, Makna, dan Pola Gerakan! Jika membicarakan
mengenai sejarah atau asal-usul Tari Payung, sejauh ini belum ada catatan
yang valid. Tapi jika melihat perkembangannya, memiliki kaitan erat dengan
seni drama yang kerap dipentaskan pada masa kolonial. Tari Payung sebagai
elemen pelengkap dalam pentunjukkan drama tersebut. Selain itu, tarian ini
juga sebagai selingan dari satu cerita ke cerita lainnya. ada awalnya, Tari
Payung memiliki koreografi yang baku. Penataan koreografi ini baru
dilakukan oleh seorang bernama Muhammad Rasyid Manggis jebolan Normal
School di Bukittinggi. Ia melakukan penataan koreografi Tari Payung pada
periode 1904-1920. Lalu penataan koreografi Tari Payung dilanjutkan oleh
Siti Agam, teman seangkatan Rasyid saat sekolah. Siti mengembangkan
tarian ini dengan seni koreografi yang mengangkat tema pergaulan anak
muda.
2. Makna tari payung
Tari Payung: Asal-usul, Makna, dan Pola Gerakan!
Secara pemaknaan, Tari Payung menggambarkan sebuah kasih sayang dan
bentuk perlindungan untuk sang kekasih atau pasangan. Properti utama
yang digunakan adalah payung dan selendang.
Keduanya melambangkan perlindungan pria, yang merupakan pilar utama
keluarga. Sedangkan selendang menggambarkan ikatan suci cinta dari
pasangan. Hal ini juga diartikan sebagai kesetiaan perempuan membina
rumah tangga.
3. Pola gerakan tari payung
Tari payung memiliki gerakan yang khas, santai dan terlihat tidak rumit.
Sekilas, tarian ini seperti menggabungkan tarian dari Minangkabau dan
Melayu. Penarinya terdiri dari pria dan perempuan. Gerakannya dibagi
menjadi tiga bagian, berikut di antaranya.
Bagian awal
Digerakkan penari pria yang menyelipkan gerakan silat khas Minangkabau.
Gerakannya terdiri dari melirik payung-jalan, ayun payung berpasangan,
siek putra tusuak, roda memayung, dan seterusnya.
Bagian inti
Dibawakan oleh penari perempuan dengan jumlah genap dan saling
berpasangan. Ragam geraknya melirik selendang-jalan, lingkaran 4
berpasangan, mengirai selendang putra. Kemudian mengayunkan selendang
kiri ke kanan dan sebaliknya, ayun selendang samping, jalan ke kiri kanan,
jalan ke depan dan belakang.
Bagian akhir
Penari pria dan perempuan saling berpasangan memainkan gerakan payung
serta selendang. Pola lantainya tergolong tidak serumit pola lantai tarian
tradisional lain. Bagian penting dalam pola lantai ini adalah menjaga penari
pria dan perempuan tidak bertabrakan. Selain itu, penari harus memastikan
properti yang digunakan tidak bersenggolan.
KLIPING

FUNGSI TARI

Disusun Oleh:

Muhammad Iqbal

VII B

SMP NEGERI 1 SANGATTA SELATAN


TAHUN AJARAN 2023/2024

Anda mungkin juga menyukai