Tari Saman adalah tarian asli Aceh yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Di masa lalu,
tarian ini banyak dilakukan pada perayaan acara-acara penting dalam adat masyarakat
Aceh. Salah satunya adalah pementasan Tari Saman yang ditampilkan pada perayaan
kelahiran Nabi Muhammad SAW.Tari Saman disebut-sebut sebagai evolusi tarian yang
awalnya bernama Pok Pok Ane. Pok Pok Ane adalah sebuah lagu yang berisi sajak
serta dinyanyikan dengan iringan tepukan tangan, tepukan paha, dan tepukan dada.
Tari Saman adalah jenis tarian yang memerlukan gerakan kerjasama antar tim.
Selain gerakan yang unik, tarian ini juga menjadi media penyampaian nasihat, pesan
dan dakwah kepada masyarakat.
Banyak pesan dan makna filosofis yang dapat diambil dari tarian ini, misalnya
tentang ilmu agama, Pendidikan, sopan santun, kepahlawanan, kebersamaan dan
kekompakan.
Saat ini Tari Saman menjadi tarian hiburan karena dapat dilakukan tanpa ikatan acara,
waktu dan upacara tertentu. Dengan kata lain, tarian ini dapat dibawakan dimana pun pada
setiap kesempatan.
2.Tari Jaipong dari Jawa Barat
Tarian ini, merupakan jenis tarian yang berasal dari Jawa Barat. Awalnya,
tarian jaipong ini berkembang di daerah Bandung, dan Karawang.
Tak hanya energik saja, tarian jaipong juga dimainkan dengan suasana
yang humoris, dan ceria. Oleh karena itu, tarian ini dapat menghibur para
penonton yang menyaksikannya. Bahkan, tak jarang dari penonton tertawa
ketika melihat pertunjukan tarian jaipong ini.
Dilansir dalam Kementerian Luar Negeri, tari piring dipopulerkan oleh Huriah Adam.
Sama seperti halnya tari saman, pendet dan jaipong, tari piring juga dijadikan
sebagai penyambutan tamu terhormat atau pembukaan upacara adat.Tari piring
juga disebut dengan tari kelompok yang dibawakan lebih dari dua penari. Ciri khas
dari tari piring adalah para penari membawa piring di kedua tangannya, dengan
permukaan piring menghadap ke luar.
Tari piring dilakukan dengan pola garis lintasan tarian. Ada sekitar enam pola lantai
dalam tarian ini yaitu spiral, baris, lingkaran besar, lingkaran kecil, vertikal dan
horizontal. Masing-masing penari juga membentuk pola lantai bergerak maju dan
mundur berdasarkan pola lantai vertikal dan bergerak ke samping dengan pola lantai
horizontal.
Tari piring diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12. Saat itu, masyarakat
Minangkabau masih menyembah dewa-dewa. Awalnya, tari piring ini dijadikan untuk
pemujaan masyarakat Minangkabau terhadap Dewi Padi atas hasil panen.
Tari piring juga disebut dengan tari kelompok yang dibawakan lebih dari dua penari.
Ciri khas dari tari piring adalah para penari membawa piring di kedua tangannya,
dengan permukaan piring menghadap ke luar. Tari piring diiringi oleh musik
tradisional yang disebut talempong. Musik talempong terdiri atas enam buah
talempong, satu buah gong kecil, satu buah tambua, satu buah botol dan sejenis
kerincing.
Tari Zapin adalah salah satu tarian tradisional Melayu dari Provinsi Riau yang
sangat mengakar dan populer. Zapin berasal dari bahasa Arab yaitu “Zafn” yang
mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Tari Zapin
dibawakan secara berkelompok dengan diiringi dua alat musik utama yakni gambus
dan marwas yang berbentuk gendang kecil. Biasanya melalui syair-syairnya yang
didendangkan tari Zapin ini juga digunakan sebagai media dakwah. Dari Balai
Pelestarian Kebudayaan Riau oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayan RI, tari
Zapin dikenal sebagai seni Melayu yang sangat dipengaruhi budaya Arab.
Sejarah tari Zapin berawal sebagai tarian hiburan di lingkungan istana di pesisir
Selat Malaka seperti Kerajaan Siak dan Indragiri. Tarian ini dibawa dari Hadramaut,
Yaman oleh para pedagang Arab sekaligus pendakwah agama Islam pada awal
abad ke-16. Karena masuk di lingkungan istana dengan cepat tari Zapin
berakulturasi dengan budaya lokal. Dalam setiap gerakannya disisipkan nilai-nilai
dan norma Melayu. Akhirnya tari ini kerap ditampilkan dalam acara seremonial
kerajaan. Kedua jenis tari Zapin, yaitu Zapin Arab dan Zapin Melayu merupakan
tarian Zapin yang ada di Indonesia. Zapin Arab disebut juga zapin lama, tumbuh dan
berkembang di dalam kelompok-kelompok masyarakat turunan Arab yang berada di
berbagai tempat di Indonesia, terutama di Jawa dan Madura.Zapin Arab terbagi
dalam dua jenis, yaitu: zapin hajjir mawaris dan zapin gembus. Sementara, Zapin
melayu dibedakan menjadi zapin Melayu Keraton dan zapin Melayu Rakyat.
Zapin Melayu Keraton diperuntukkan bagi kalangan istana seperti yang terdapat di
Deli, Siak, Sambas, dan Pontianak. Berkat berada di kalangan istana, Zapin melayu
keraton mendapat aturan-aturan yang disesuaikan dengan aturan istana
Tari Kipas Pakarena adalah tarian daerah yang berasal dari Gowa,
Sulawesi Selatan dengan gerakan yang mencerminkan karakter
perempuan Gowa yang patuh, sopan, hormat terhadap laki=laki (suami).
Tarian ini memiliki konsep yang unik, yakni penari tidak boleh membuka
mata terlalu lebar dan mengangkat kaki terlalu tinggi.
Tari Kipas Pakarena ini dimainkan oleh penari wanita berjumlah 5 sampai 7
orang, dengan memakai pakaian adat dan membawa sebuah kipas. Serta
diiringi oleh alat musik yang dinamakan Gondrong Rinci. Alat musik itu
merupakan perpaduan alunan antara alat musik seruling dengan alat musik
geundrang. Tarian daerah ini telah menjadi kekuatan tradisi bagi
masyarakat daerah Gowa sejak zaman dahulu lamanya. Sehingga kita
sebagai penerus bangsa perlu untuk mengenal, mempelajari, berupaya
untuk melestarikan kesenian tari daerah ini.
Tarian kipas adalah kesenian tari daerah yang berasal dari Gowa,
Provinsi Sulawesi Selatan. Di daerah Gowa, nama tarian ini mempunyai
nama Tari Kipas Pakarena.
Tari Tempurung adalah tarian daerah yang berasal dari Sulawesi Utara
yang menggunakan kostum pakaian adat Sumut dengan menggunakan
atribut tempurung atau batok kelapa. Tempurung tersebut biasanya
digunakan oleh masyarakat untuk wadah atau mangkuk. Penari akan
memukul-mukul tempurung tersebut dan menghasilkan suara yang
khas. Makna dari tarian ini adalah ungkapan rasa syukur masyarakat
atas hasil panen buah kelapa mereka.
Tari Serimpi adalah tarian daerah yang berasal dari Yogyakarta yang
juga hanya dipentaskan di keraton saja. Tarian ini juga memiliki
beberapa jenis, seperti genjung, babul, layar, bondan, anglir mendung,
dan dhempel. Penarinya yang berjumlah 2 sampai 4 orang ini menari
dengan iringan gamelan jawa.
Kostum yang digunakan penari adalah kebaya dan bawahan jarik yang
anggun layaknya putri. Tari Serimpi ini melambngkan api, air, angin dan
tanah sebagai kekuatan alam. Gaya busana penari serimpi mengalami
perubahan dan inovasi. Awalnya penari memakai busana pengantin
putri kebesaran untuk menari. Contoh pemakaian busana pengantin
putri dipakai untuk tarian Serimpi Renggawati. Busana tari serimpi lalu
berkembang memakai kain seredan dan baju tanpa lengan.
Tari serimpi memakai alat musik pengiring yang berfungsi sebagai
pengiring, illustrator gerak, dan pengisi suara. Nama tari Serimpi juga
diambil dari nama musik pengiringnya.Tari Serimpi di keraton
Yogyakarta dianggap sebagai tarian sakral, seperti tari bedaya dan
wayang wong. Tarian ini dilakukan oleh empat penari putri yang memiliki
kostum sama dan bertemakan perang.Tahun 1775 kerajaan Mataram
pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan kesultanan Surakarta Tari
Serimpi Surakarta memakai prinsip dasar gerakan serimpi dari
Yogyakarta. Perbedaan lebih kuat ditemukan dalam sajian teknis.