Anda di halaman 1dari 6

Tarian Daerah Riau

Tari Zapin

Tari Zapin merupakan khasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh Arab. Asal-
usul tarian ini terkait erat dengan penyebaran Islam di pesisir Nusantara pada abad ke-13 dan
14. Selanjutnya, tarian ini pun tersebar ke berbagai daerah meski sebagian memiliki nama
yang sedikit berbeda.
Sebagai salah satu wilayah yang didominasi oleh Suku Melayu, Riau dan Kepulauan Riau
pun khas dengan tarian Zapin. Banyak sekali jenis Zapin tersebar di Riau yang masing-
masing telah disesuaikan dengan citarasa budaya masyarakatnya. Salah satu yang sangat khas
adalah Zapin Penyengat.
Meski demikian, secara prinsip seluruh gerak tarian ini tetaplah sama yang lebih
menonjolkan gerak dan langkah kaki. Sebelum artikel Tarian Daerah Riau ini, penulis juga
telah memposting perihal Tarian Zapin Melayu. Klik tautan tersebut untuk melihat detail
sejarah, penyajian, busana dll.
Tari Persembahan

Tari Persembahan atau juga Tari Makan Sirih merupakan tari tradisional Riau yang berfungsi
sebagai tari penyambutan. Tarian untuk menyambut tamu kehormatan yang berkunjung ke
daerah Riau. Tari ini merupakan sebuah pembakuan tari sebagai hasil musyawarah pada
tahun 1957 di Pekanbaru.
Penyajian tari ini sangatlah sederhana dengan gerakan lebih bertumpu pada tangan dan kaki.
Beberapa gerak tari ini, seperti gerak selembayung, gerak dari balam dua sekawan, serta
gerak lenggang melayu. Iringan tarinya adalah perpaduan alat musik marwas, biola, gendang,
gambus, dan akordion.
Umumnya penari Tari Makan Sirih berjumlah ganjil, semuanya perempuan yang mana salah
satunya membawa tepak berisi sirih. Kotak sirih nantinya akan dibuka dan diberikan pada
tamu. Kesempatan pertama biasanya diberikan kepada tamu yang paling dihormati, kemudian
baru tamu-tamu lainnya.
Tarian Sumatera Barat
Tari Piring

Tari Piring atau Tari Piriang merupakan tarian khas Sumatera Barat yang terlahir di Kota
Solok. Salah satu tarian tradisional populer di Indonesia ini unik dan indah karena
menjadikan piring sebagai media utama. Ditarikan oleh 3-7 orang penari dengan diiringi oleh
alat musik tradisional Minangkabau, Talempong dan Saluang.
Gerakan tari dimulai dengan meletakkan piring di atas dua telapak tangan penari, selanjutnya
diayunkan mengikuti gerakan-gerakan tari yang cepat, teratur dan dikondisikan agar piring
tidak terlepas dari genggaman tangan. Properti piring lebih dipilih piring porselen Cina
karena desainnya bagus dan memiliki nilai estetis.

Tari Payung

Tari Payung merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang menggambarkan cinta dan
kasih sayang. Lambang pergaulan muda-mudi yang secara naratif bercerita sepasang remaja
yang bertamasya. Penggunaan properti payung dan selendang mewakili perlindungan dan
ikatan cinta suci penuh kesetiaan.
Sejarah tarian ini berkaitan dengan seni drama yang pada masa penjajahan Belanda lebih
dikenal dengan istilah toonel. Selain Randai, drama toonel adalah kesenian yang lahir dari
pengaruh sekelompok seniman dari Semenanjung Malaya yang mempertunjukan seni komedi
bangsawan Melayu di Sumatera Barat.
Tari Tradisional Kalimantan Timur

Tari Gantar Rayatn

Salah satu tari tradisional dari daerah Kalimantan Timur ini merupakan kesenian tradisional
dengan keunikan tersendiri. Keunikan dari tari ini terdapat pada salah satu alat yang biasa
dikenal dengan sebutan Gantar atau kayu panjang. Pada ujung tongkat tersebut diikatkan atau
digantung tengkorak manusia yang dibungkus kain merah dan dihiasi dengan ibus. Para
penari menari berkeliling sambil menyanyi dan di bagian pinggan para penari terikat Mandau
yang merupakan senjata tradisional masyarakat Kalimantan Timur.

Tarian Serumpai

Pada dasarnya seni tradisional ini merupakan tarian dari suku Dayak Benuay yang ada di
Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur. Tari serumpai serupa dengan tari Monong atau tari
Manang karena tari Serumpai di fungsikan dan digunakan untuk pengobatan yang
berhubungan dengan penyakit. Perbedaannya adalah tarian serumpai ini bertujuan untuk
menolak wabah penyakit dan mengobati orang yang digigit oleh anjing gila. Ada alasan
kenapa tarian ini disebut dengan serumpai, yaitu karena iringan musik saat pertunjukan
menggunakan sejenis suling yang terbuat dari bambu dan masyarakat setempat biasa
menyebut alat musik ini dengan serumpai.
Tarian Tradisional Aceh

Tari Saman

Tari Saman, tarian tradisional ini dulunya adalah tarian etnis Suku Gayo, dimana ras tersebut
sebagai ras tertua di pesisir Aceh saat masa itu. Saat itu tarian ini bertujuan sebagai media
untuk menyebarkan agama Islam. Sekarang, tarian ini bersifat hiburan dan sering dibawakan
untuk mengisi festival kesenian dimancanegara. Tarian ini kira-kira dimainkan oleh 9 atau
lebih, yang terpenting jumlahnya harus ganjil. Tapi ngomong-ngomong tentang Tari Saman,
saya sempat membaca didunia maya sempat terjadi kontroversi tentang tarian ini.
Salah seorang netizen mengatakan jika tarian ini dikhususkan untuk laki-laki, karena
tubuh wanita sangat lemah untuk mengikuti gerakan tari saman. Wajar saja, gerakan dalam
tari saman kan terdapat seperti gerak guncang, lingang, surang-saring, dan kirep. Walau pada
dasarnya, gerakannya mengandung tepuk dada dan tepuk tangan. Dalam tarian ini, semua
penari bergerak dengan sangat kompak, gerakan yang dianggap klimaks dari semua gerakan
adalah ketika penari-penari itu mengangkat tangannya ke langit, dan memegang tangan
temannya. Saya fikir gerakan itu seperti ombak. Dimana sebagian penari menunduk, sebagian
lagi seolah menegadah kebelakang, sebagian lagi mengangkat tangan. Kostum yang
digunakan dalam tari saman adalah kostum suku Gayo, dan dikendalikan oleh penari tengah.
Tari saman tidak menggunakan alat musik lainnya, mereka memanfaatkan bunyi suara yang
dihasilkan dari tepukan tangan.

Tari Laweut Aceh

Tarian tradisional selanjutnya adalah tari laweut, kata "laweut" berasal dari shalawat atau
pujian pada Nabi Muhammad SAW. Tarian ini berasal dari Kab. Pidie, Aceh. Dulunya tarian
ini disebut tari seudati.
Tarian ini, biasanya ditarikan oleh 8 orang wanita dan 1 penyanyi. Syair-syairnya yang
dilantunkan berupa ayat-ayat Islam atau dakwahan. Gerakan dalam tarian ini, hampir sama
dengan tari saman, bedanya mereka menarikan secara berdiri. Jika saya lihat tarian ini
tampak sangat sepi. Karena tidak adanya iringan musik.
Masih sangat berkesan tradisional, suara yang dihasilkan dari tepukan tangan para penari
dianggap musik pengiring. Tapi saya pribadi sih, berfikir jika saja memasukan alat musik
rebana kedalam tarian tersebut, pasti akan lebih rame.
Tarian Tradisional Daerah Jawa Barat

Tari Ronggeng Bugis

Bugis merupakan suku yang berasal dari wilayah Sulawesi Selatan. Namun, mengapa
termasuk sebagai tarian daerah Jawa Barat? Salah satu versi cerita rakyat menjelaskan bahwa
pada zaman dahulu kerajaan Cirebon, yang saat ini wilayahnya tergabung ke dalam wilayah
Jawa Barat, berhubungan baik dengan kerajaan Bugis dan bekerjasama dalam meraih
kejayaan dan menghadapi para musuh.
Karena itulah, tari Ronggeng Bugis termasuk sebagai salah satu tarian tradisional daerah
Jawa Barat yang harus kita lestarikan. Tarian daerah ini tercipta dari kisah-kisah tersebut dan
hingga saat ini masih dipertunjukkan dengan formasi penari 12 hingga 20 orang.

Tari Jaipong

Kamu pasti sudah mengenal tari Jaipong saat di bangku sekolah dasar (SD) bukan? Tarian
daerah Jawa Barat ini memadukan kebudayaan, seni musik, seni bela diri, dan kondisi sosial
pada era 1970-an yang diciptakan oleh H. Suanda di daerah Karawang.
Tarian tradisional asli Indonesia ini dibawakan ke Bandung oleh sejumlah seniman dan
mendapat apresiasi dari masyarakat Bandung sebagai tari pergaulan. Tidak perlu waktu lama,
tari Jaipong terkenal ke seluruh Nusantara sebagai tarian daerah Jawa Barat yang ikonik.
MAKALAH
SENI BUDAYA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

WINDY AURENZA

KELAS : VIII C

SMPN 1 RENGAT BARAT


T.A 2020-2021

Anda mungkin juga menyukai