Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. HALEYORA POWER


JL. LINTAS PEMATANG REBA
TAHUN PEMBELAJARAN 2020/2021

CARA PEMASANGAN KWH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


Mengikuti Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA)
Pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 1 Rengat Barat
Tahun Pelajaran 2020/2021

DISUSUN OLEH :

NAMA : HENDRI SETIAWAN


NIS :
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
PROGRAM KOMPETENSI : TEKNIK KETENAGAAN LISTRIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 RENGAT BARAT


TERAKREDITASI “A”
Jalan Lintas Timur-Talang Jerinjing Rengat Barat
Telp.08126862410 Kode Pos 29351
Tajir-Rengat Barat

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SAAT PANDEMI


COVID-19
PT. HALEYORA POWER
JL. LINTAS PEMATANG REBA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Halaman 1 dari 19
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT KARYA MUDA RENGAT


ini telah disetujui oleh Pembimbing dan disahkan oleh Kepala Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) N 1 Rengat Barat

Hari : ……………………………………..
Tanggal : ……………………………………..
Tempat : ……………………………………..

Kepala SMK N 1 Rengat Barat Pematang Reba, 03 Maret 2021


Kepala SMK N 1 Kajur Pembimbing

Siswandi, S. S. Zondra, S. Pd Almasari, S.Si

Halaman 2 dari 19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SAAT PANDEMI COVID-19
DI PT KARYA MUDA RENGAT
JL. DWI KORA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT KARYA MUDA RENGAT


ini telah disetujui oleh Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dan disahkan oleh
Pimpinan PT KARYA MUDA RENGAT, pada :

Hari : ……………………………………..
Tanggal : …………………………………….
Tempat : …………………………………….

Pimpinan Pembimbing PKL


PT KARYA MUDA RENGAT PT KARYA MUDA RENGAT

MUHAMMAD RIZAL KHAIRUL

Halaman 3 dari 19
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL)
dengan baik Laporan ini saya susun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya
peroleh selama mengikuti kegiatan PKL di PT. KARYA MUDA.
Laporan praktek kerja lapangan yang saya susun ini di buat dalam rangka
memenuhi tugas sekolah sebagai syarat kelulusan dan sebagai pertanggung
jawaban atas kegiatan praktek kerja lapangan di DU/DI
Dengan tersusunnya laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dengan baik secara moril maupun material
dalam melaksanakan PKL serta dalam manyusun laporan ini Saya ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Siswandi,SS selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Rengat Barat.
2. Ibu Desi Fitria,SPd selaku ketua jurusan dan selaku pembimbing PKL
akuntansi SMK Negeri 1 Rengat Barat
3. Bapak Kamaruzaman selaku pimpinan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
4. Bapak Armis selaku pembimbing ruangan
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penyusunan laporan PKL ini dapat di selesaikan.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
penyempurnaan untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
di butuhkan. Harapan penulis semoga laporan yang memuat pengalaman dan
pengetahuan yang di dapatkan
selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi siswa/i
SMK Negeri
1 Rengat Barat.

Pematang Reba, 03 Maret 2021

INDRA WIBAWA

Halaman 4 dari 19
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH............................................... 2


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................ 2
KATA PENGANTAR................................................................. 4
DAFTAR ISI................................................................................ 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang praktek kerja lapangan.............................. 6
B. Tujuan praktek kerja lapangan........................................... 6
C. Manfaat kerja lapangan...................................................... 6
D. Tujuan pembuatan laporan................................................. 7
E. Sistematika laporan............................................................. 7
BAB II URAIAN UMUM
A. Sejarah Singkat................................................................. 8
B. Struktur Organisasi........................................................... 8
C. Kepegawaian..................................................................... 8
D. Disiplin Kerja Pegawai...................................................... 8
E. Tata Laksana.................................................................... 9
F. Pemeliharaann Tempat Kerja ........................................... 9
BAB III URAIAN KHUSUS
A. Defenisi Kabel Bawah Tanah ............................................. 10
B. Cara Pemasangan Kabel Bawah Tanah Tanam Langsung ..... 10

BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………...………………. 24
B.Saran…………….……………………….….…….……………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………………………… 25

Halaman 5 dari 19
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang Praktek Kerja Lapangan
Menyadari akan pentingnya mengadakan program Praktek kerja lapanga
(PKL) sebagai faktor yang mendasar dalam bidang pendidikan untuk terjun
secara langsung dalam dunia kerja dengan menambah wawasan sekaligus
pengalaman untuk siswa/siswi sebagai kontribusi secara langsung mengenal
sistem kerja dengan konkrit.

B. Tujuan Praktek kerja lapangan


1. Teraplikasinya ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek dan  ketrampilan
bagi siswa/siswi SMK N 1 Rengat Barat dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Dunia Usaha/Dunia Industri maupun instansi/perkantoran,
2. Agar siswa/siswi SMK N 1 Rengat Barat mempelajari bekerja yang
sesungguhnya Dunia Usaha/Dunia Industri maupun instansi/perkantoran,
3. Agar siswa/siswi SMK N 1 Rengat Barat  dapat beradaptasi dengan kegiatan
dan suasana dilingkungan kerja Dunia Usaha/dunia Industri maupun
instansi/perkantoran,
4. Untuk melengkapi salah satu persyaratan mengikuti ujian nasional, Uji
Kompetensi, ujian sekolah termasuk ujian kenaikan kelas.
5. Terjadinya kerja sama antara sekolah dan  Dunia Usaha/Dunia Industri,
6. Mendapatkan bekal serta pengetahuan menegenai jaringan listrik dan
penyaluran.

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Dengan adanya kegiatan Praktek kerja lapangan ini memberikan manfaat
yang baik bagi para siswa/siswi SMK N 1 Rengat Barat serta SMK lainnya. Ada
beberapa point manfaat yang penyusun dapatkan setelah melaksanakan kegiatan
Praktek Kerja Industri di PT KARYA MUDA RENGAT, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Siswa/siswi mendapatkan kompetensi yang tidak mereka peroleh di sekolah.

Halaman 6 dari 19
2. Siswa/siswi dapat memberikan kontribusi tenaga kerja di kantor atau industri
yang mereka tempatkan.
3. Memberi motivasi dan meningkatkan etos kerja bagi siswa.
4. Mempererat hubungan sekolah dengan partner instansi atau industri.

D. Tujuan pembuatan laporan


Adapun tujuan dari pembuatan laporan PKL ini antara lain :
1. Sebagai bukti tertulis bahwa siswa telah melaksanakan Pakerin.
2. Agar siswa mampu mengembangkan dasar-dasar teori yang didapatkan dari
sekolah yang berhubungan dengan hasil PKL.
3. Siswa dapat menuangkan pikiran ke dalam tulisan yang dapat diuji
keilmiahannya.

E. Sistematika laporan
Sistematika penulisan laporan adalah uraian singkat dari setiap bab mulai
dari bab I hingga bab V dimana uraian ini memberikan gambaran secara
langsung tentang isi dari setiap ada pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis membahas tentang alasan pemilihan judul,
tujuan PKL, tujuan pembuatan laporan dan sistematika penulisan
laporan.
BAB II : URAIAN UMUM
Dalam bab ini membahas tentang sejarah berdirinya perusahaan/
bengkel, struktur organisasi perusahaan/bengkel, kepegawaian,
disiplin kerja pegawai, tata laksana perusahaan/bengkel dan
pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan.
BAB III : URAIAN KHUSUS
Bab ini membahas tentang landasan teori dan job atau hasil kerja.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran-saran yaang
dirasakan saat melaksanakan PKL.

Halaman 7 dari 19
BAB II
URAIAN UMUM

A. Sejarah Singkatnya Berdirinya PT KARYA MUDA RENGAT


Sejarah beridirinya PT Karya Muda Rengat pada tahun 2015 didirikan oleh
bapak MUHAMMAD RIZAL, bertempat dijalan Dwikora Kelurahan Sekip Hulu
Kecamatan Rengat. CV Karya Muda Rengat berdiri pada tahun 2000. Karena
syarat bekerja harus PT, maka nama nya PT KARYA MUDA RENGAT. Perusahaan
ini bergerak pada bidang jasa kontruksi. Karyawan PT KARYA MUDA RENGAT
mencapai 30 tenaga kerja untuk wilaya kerja PT KARYA MUDA RENGAT
mencakup PT. PLN (Persero) UNIT INDUK wilaya Riau dan Kepulauan Riau dan
pemerintah daerah INHU.

B. Struktur Organisasi PT KARYA MUDA RENGAT

MUHAMMAD RIZAL
Direktur

PJT Bid Distribusi Tenaga


K3 UMUM ADM & Keuangan
Pembangunan & Pemasangan
WAHYU ALI SUPARDJA SRI NURHAYATI
USAHA LEBORDIMINTU

SUPV TEKNIK
SURYA BUDI

Karyawan/Tenaga Kerja

C. Kepegawaian
Pegawai PT Karya Muda Rengat atas 30 karyawan, yang terdiri atas direktur,
penanggung jawab teknik, staf administrasi, koordinator jaringan, dan pekerja
lapangan.

D. Disiplin Kerja Pegawai


PT KARYA MUDA RENGAT memiliki 6 (enam) hari jam kerja, yaitu setiap hari
senin sampai dengan hari Kamis,untuk pekerja lapangan jum’at libur dan kembali
masuk pada hari sabtu dan ahad. Untuk pekerja kantor masuk dari hari senin
sampai dengan hari jum’at, sabtu libur dan kembali masuk pada hari ahad.
Adapun Peraturan kerja PT KARYA MUDA RENGAT adalah sebagai berikut :
- Masuk Pukul 08.00 s.d 12.00 WIB
- Istirahat Pukul 12.00 s.d 14.00 WIB
- Masuk Kembali Pukul 14.00 s.d 16.30 WIB

Halaman 8 dari 19
Adapun tata tertib PT KARYA MUDA RENGAT sebagai berikut :
1. Datang tepat waktu minimal 15 menit sebelum masuk.
2. Apabila berhalangan, harap izin kelompok dan instruktur.
3. Menggunakan pakaian kerja dan sepatu bot.
4. Mengutamakan keselamatan kerja.
5. Mematuhi perintah instruktur.
6. Menggunakan alat sesuai standar SOP.
7. Alat dikembalikan pada tempatnya.
8. Menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan keindahan
tempat Praktek.
9. Bersikap jujur, tanggung jawab, disiplin.
10.Pulang pada jam yang telah ditetapkan.
11.Mengisi daftar hadir sebelum dan sesudah Praktek.
12.Mematuhi tata tertib yang ada.
13.Apabila melanggar tata tertib, siap dikenakan sanksi.
14.Memakai helm safety ketika bekerja di lapangan.

E. Tata Laksana PT KARYA MUDA RENGAT


Pelaksanaan tata laksana yang baik dapat membuat tempat kerja menjadi
aman. Tata laksana berarti menata semua tempat kerja seperti area kerja,
gudang, tempat produksi, dan jalan masuk agar bersih dan kecelakaan ditempat
kerja tidak terjadi. Berikut ini adalah tata laksana yang ada di PT KARYA MUDA
RENGAT yaitu, terdapat toilet, area kerja, gudang material, dan penerangan,
tempat mesin, serta truck crane. Untuk bahan dan hasil produksi tertata rapi,
bahan berbahaya di simpan di dalam ruangan.

F. Pemeliharaan Tempat Kerja dan Ruang Lingkungan Hidup


1. Mengatur dan merapikan kembali tempat kerja setelah bekerja.
2. Mengembalikan peralatan ke tempat semula setelah selesai digunakan.
3. Membuang sampah pada tempatnya.

Halaman 9 dari 19
BAB III
URAIAN KHUSUS

A. DEFENISI KABEL BAWAH TANAH


1. Kabel Bawah Tanah adalah semua jenis kabel yang konstruksinya dirancang
khusus untuk dipasang di bawah permukaan tanah, sesuai dengan STEL-K-007,
STEL-K-008, STEL-K-009 dan yang lainnya yang dituangkan dalam SII (Standar
Industri Indonesia).
2. Kabel Tanah Tanam Langsung (STEL-K-007) adalah kabel tanah yang dalam
pemasangannya ditanam secara langsung di bawah permukaan tanah.
3. Kabel Duct (STEL-K008 dan STEL-K009) adalah kabel tanah yang dalam
pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa di bawah permukaan tanah.
4. Kabel Primer adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan Rangka
Pembagi Utama dengan Rumah Kabel.
5. Kabel Sekunder adalah kabel yang dipasang untuk menghubungkan Rumah Kabel
dengan Kotak Pembagi.
6. Kabel Catu Langsung adalah kabel-kabel yang dipasang untuk
menghubungkan secara langsung antara Rangka Pembagi Utama dengan Kotak-
kotak Pembagi dan tidak melalui Rumah Kabel.

B. CARA PEMASANGAN KABEL TANAH TANAM LANGSUNG


Pemasangan Kabel Tanah Tanam Langsung pada umumnya dilakukan di bawah
permukaan tanah, ditarik di pinggir sepanjang jalan, dan sewaktu- waktu, sesuai
keperluan, menyeberang jalan atau selokan. Kedalaman galian untuk Kabel Primer
dan sekunder tidak sama. Demikian juga halnya antara rute lurus dan penyeberangan .
Hal ini sangat tergantung kepada aturan pemerintah /PERDA setempat.
1. Pemasangan di tepi jalan/trotoir
a. Kabel Primer
Secara umum, kedalaman galian alur Kabel Primer ditentukan minimal 80 cm
atau sesuai peraturan PEMDA setempat ( contoh Jakarta lebih kurang 130
cm ). Lebar galian bagian atas alur kabel lebih kurang 40 cm dan bagian
bawah lebih kurang 30 cm, seperti terlihat pada Gambar 3-01 (a) dibawah ini.
Tanah bekas galian diusahakan tidak mengganggu laulintas jalan.

Gambar 3-01
Ukuran galian Kabel Tanah Tanam Langsung

Halaman 10 dari 19
b. Kabel Sekunder
Kedalaman galian untuk Kabel Sekunder ditentukan minimal 60 cm
atau sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm),
lihat Gambar 3-01 (b). Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka
konstruksi perlu diberikan pengamanan
c. Lebar galian pada bagian atas maupun bawah tergantung dari kedalamannya,
baik untuk penanaman Kabel Primer maupun Sekunder seperti terlihat pada
Gambar 3-02 di bawah ini.

Gambar 3-02
Perbandingan lebar galian bagian atas dan bagian bawah

2. Menyeberang jalan
Kabel dimasukkan dalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, tebal 5,5 cm.
Kedalaman galian lebih kurang 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat
(contoh, Jakarta lebih kurang 130 cm). Pada penyeberangan jalan padat lalu lintas,
kabel dimasukkan ke dalam pipa galvanis diameter 4 inchi, dengan ketentuan :
a. Untuk Kabel Primer : 1 pipa hanya diisi 1 buah kabel.
b. Kabel Sekunder : untuk satu pipa maksimum diisi oleh 3 buah kabel.
c. Kabel Primer dan Kabel Sekunder diupayakan tidak dimasukkan kedalam satu
pipa yang sama.
d. Disiapkan pipa cadangan kosong yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan (desain), lihat Gambar 3-03 dibawah ini.

Halaman 11 dari 19
Gambar 3-03
Penanaman kabel yang menyeberang jalan dengan menggunakan Pipa
Galvanis
3. Menyeberang parit
Kabel dimasukkan ke dalam pipa pelindung besi galvanis dengan diameter dalam
4 inchi atau 2 inchi untuk kebutuhan yang menuju DP yang dipasang melewati
bawah parit (Gambar 3-04). Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka pipa
dapat dipasang di atas parit (Gambar- 05) dengan seijin PEMDA setempat, dengan
ketentuan :

Gambar 3-04
Pipa Pelindung Galvanis dipasang melewati bawah parit
a. 1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.
b. Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa yang
sama.
c. Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 3-05
diatas.
d. Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper pada
kedua ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya dipasang
kabel Seal.
4. Menyeberang Rel Kereta Api
Kabel dimasukkan kedalam pipa galvanis diameter 4 inchi pada kedalaman
1,5 meter atau menurut ketentuan PT. KAI dengan tetap menyediakan pipa
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan).

Halaman 12 dari 19
5. Menyeberang jalan bebas hambatan
Pipa besi galvanis atau PVC minimal diameter 4 inchi tebal 5,5 mm ditanam
di bawah jalan dengan kedalaman tertentu sesuai ketetapan instansi terkait.
Pemasangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeboran.
Kemudian kabel tanah dimasukkan melalui pipa tersebut.
6. Menyeberang sungai
Pemasangan dan penarikan kabel yang menyeberangi sungai dilakukan sesuai
kondisi setempat, dengan cara :
a. Menempel pada jembatan yang ada
Pemasangannya harus seijin PEMDA atau PU setempat. Kabel
dimasukkan dalam pipa pelindung besi yang dilewatkan pada sisi atau bawah
jembatan.
b. Pemasangan jembatan kabel
Apabila cara pada butir a diatas tidak memungkinkan, maka alternatip
lain adalah dengan membuat jembatan kabel tersendiri dengan seijin PEMDA
atau PU setempat. Konstruksi jembatan kabel harus disesuaikan dengan lebar
bentang sungai, dan diamankan dari lalu lintas orang.
c. Dalam hal pemasangan pada butir a dan b di atas tidak memungkinkan, maka
diupayakan pemasangannya melewati dasar sungai dengan memakai kabel
sungai.
d. Dalam hal lebar sungai kurang dari 50 meter, masih memungkinkan
menaikkan kabel tanah dengan memakai tumpuan pada ujung-ujungnya.
7. Melintasi kabel listrik (PLN)
Bila pada waktu penggalian alur kabel, di lokasi yang sama terdapat kabel
tegangan tinggi, maka jarak yang diperbolehkan adalah sebagai berikut :
a. Jika sejajar, maka jarak terdekat minimum 80 cm.
b. Jika menyilang, maka persilangan harus tegak lurus, dan jarak terdekat
minimum 45 cm.
c. Sepanjang 1 meter pada persilangan ini, kabel harus dilindungi/dimasukkan ke
dalam pipa besi galvanis.
8. Galian lubang tempat penyambungan kabel
Galian lubang tempat penyambungan kabel ditentukan ukurannya sesuai
dengan kedalaman galian kabel yang berkaitan.
9. Hal-hal lain
a. Apabila ada tiang listrik, maka galian alur kabel harus berjarak paling sedikit
30 cm, lihat Gambar 3-07 berikut ini.

Gambar 3-07
Galian kabel disamping tiang listrik

b. Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25 cm,
sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit 50 cm,
lihat Gambar 3-08 berikut ini.

Halaman 13 dari 19
(a)

(b)
Gambar 3-08
Galian alur kabel terhadap parit berbeton (a) dan tidak berbeton (b)

c. Sebelum pelaksanaan instalasi harus diadakan pengukuran kabel


terlebih dahulu di gudang atau di lapangan. Peletakkan kabel dalam alur harus
dibuat berbelok-belok, dengan tujuan agar kabel fleksibel sehingga tidak
terjadi kerusakan bila terjadi longsoran atau pergeseran tanah dan
memudahkan penyambungan bila diperlukan karena panjang kabel masih
cukup.
10. Cara Penarikan Kabel Tanam Langsung
a. Persiapan penarikan
Sebelum melakukan penarikan/pemasangan kabel, hal-hal yang perlu
dipersiapkan sebagai berikut :
Alat-alat yang perlu dipakai :
1. Alat untuk peggalian
Alat untuk penarikan kabel terdiri dari : Dongkrak kabel, rol, motor
penarik/gerobak penarik (kalau ada), rambu-rambu lalu lintas dan alat
pengaman.

b. Material yang diperlukan :


1. Batu pelindung (deskteen) atau warning tape
2. Pipa-pipa besi/PVC (jika diperlukan)
3. Pasir urug
c. Sarana transportasi peralatan
Sarana ini diperlukan untuk mengangkut material dari gudang ke lokasi
kerja atau pengembalian sisa kabel atau material dari lokasi pekerjaan ke
gudang. Khusus untuk mengangkut kabel, persyaratan yang harus diperhatikan
adalah :
1. Kabel diangkat dengan menggunakan Cable trailer atau Truk
2. Apabila diangkut dengan menggunakan truk, maka ketentuannya adalah
sebagai berikut :
a) Pada waktu menaikkan dan menurunkan kabel, maka digunakan beberapa
cara, sebagai berikut :

Halaman 14 dari 19
(1) Menggunakan tali dan papan peluncur seperti Gambar 3-09 di bawah ini.

Gambar 3-09
Pengangkutan kabel dengan truk menggunakan tali dan papan peluncur
(2) Menggunakan katrol, seperti terlihat dalam Gambar 3-10 (a) di bawah ini.
(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 3-10 (b) di
bawah ini.

Gambar 3-10
Cara pengangkutan kabel
(4) Dengan menggunakan fork lift.
(5) Truk khusus yang berfungsi untuk menaikkan, menurunkandan
mengangkut kabel, serta dapat juga berfungsi sebagai jack drum.
b) Dalam mengangkat, membawa dan menurunkan kabel dari truk harus
dihindarkan terjadinya benturan terhadap kabel/haspel
d. Dalam penarikan kabel, petugas/regu pelaksana dipimpin oleh kelapa regu
selaku pimpinan pelaksana.
11. Teknik pelaksanaan.
Pertama-tama dibuat galian alur kabel sesuai dengan yang telah direncanakan,
kemudian diisi dengan pasir urug setebal 5 cm. Selanjutnya penarikan kabel
dilakukan dengan 3 cara, menurut situasi tempat/ pekerjaan sebagai berikut :
a. Apabila disepanjang rute galian kabel tidak terdapat hambatan-hambatan yang
berarti ( misalnya ; menyeberang jalan, rel kereta api, parit atau sungai dan
lain-lain ) dan berada di tepi tepi jalan, maka penarikan kabel dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Penarikan dimulai dari ujung alur kabel ke arah Kantor (kearah KPU untuk
Kabel Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).
2. Kabel dengan haspelnya disiapkan diatas trailer yang ditarik kendaraan.
3. Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui
bagian bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana ujung
kabel tersebut nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.

Halaman 15 dari 19
4. Kabel ditarik dengan cara menjalankan kendaraan penarik, maju menuju
ujung jauh dari alur kabel secara pelan-pelan (lihat Gambar 3-11 di bawah
ini).
5. Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur galian, kemudian dimasukkan ke
dalam galian, yang telah diisi pasir setebal 5 cm. Apabila panjang kabel
dirasa telah mencukupi, maka kabel dapat dipotong, dan ujungnya
ditutup/didop dengan end-cap panas kerut.

Gambar 3-11
Kendaraan penarik kabel
b. Apabila pada rute galian terdapat beberapa hambatan ( seperti menyeberang
jalan, rel keret api, parit atau sungai dan lain- lain ), sehingga sebagian kabel
harus dimasukkan ke dalam pipa, maka dapat ditempuh cara sebagai berikut :
1. Penarikan dimulai dari ujung paling jauh dari alur kabel (ujung kabel yang
menjauhi kantor RPU/RK).
2. Kabel dipasangkan diatas dongkrak kabel, dan ujung kepala kabel ditarik
melalui bagian bawah haspel. Pada waktu mengelurakan kabel dari
haspelnya atau sewaktu kabel melalui tikungan, harus dihindarkan
terjadinya tekukan tajam atau terpilinnya kabel. Tekukan kabel tidak boleh
lebih kecil dari 20 kali diameter kabel.
3. Pada saat penarikan berlangsung, maka posisi haspel dan dongkrak kabel
harus tetap, sedangkan ujung kepala kabel ditarik perlahan-lahan menuju
ke arah RPU/RK.
4. Untuk menghindari kerusakan kulit kabel bergesekan dengan permukaan
yang kasar, maka disepanjang jalur penarikan, diluar alur galian, kabel
tersebut harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak lebih kurang 2
meter. Cara lain yang dapat ditempuh agar kabel tidak bergesekan dengan
tanah, yaitu dengan cara memanggul kabel sepanjang tarikan oleh banyak
orang, satu sama lain mengambil jarak tertentu (3 sampai 4 meter).
5. Pada setiap penyeberangan (jalan rel kereta api, parit) ujung kabel
dimasukkan ke dalam pipa yang telah disediakan.
6. Demikian seterusnya, sehingga penarikan selesai seluruhnya, dan
kemudian kabel dapat dimasukkan ke dalam alur galian yang telah diisi
pasir dengan ketebalan 5 cm.
7. Kemudian kabel dapat dipotong sesuai dengan panjang yang diinginkan.
Ujung-ujungnya kemudian ditutup dengan end-cap panas kerut.

Halaman 16 dari 19
Catatan :
Cara (2) adalah yang paling banyak digunakan, karena biasanya sesuai
dengan segala situasi dan kondisi. Lihat Gambar 3-12 berikut.

Gambar 3-12
Salah satu cara dalam penarikan kabel
c. Sistem angka delapan
12. Penimbunan/ pengembalian tanah galian.
Setelah penarikan selesai maka galian kabel ditutup/ ditimbun kembali dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Dilakukan penimbunan pasir setinggi lebih kurang 5 cm di atas kabel.
b. Batu pelindung kabel (deksteen) dipasang di atas timbunan pasir tersebut
secara berderet rapat berurutan di sepanjang alur galian kabel, atau
menggunakan warning tape sebagai pengganti deksteen sepanjang alur galian
kabel 25 cm di atas kabel.
c. Selanjutnya ditimbun tanah bekas galian yang bebas dari batuan/ brangkal,
kemudian dipadatkan.
d. Permukaan bekas galian dikembalikan sama seperti keadaan semula dengan
dilebihi 5 cm ke kiri dan ke kanan.
e. Dengan demikian pemasangan/penarikan Kabel Tanah Tanam Langsung telah
selesai.
13. Pembuangan sisa bekas galian
Sisa bekas galian setelah sebagian digunakan untuk pengurugan kembali wajib
dipindahkan atau dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

14. PENARIKAN KABEL DUCT ( KABEL POLONG )


a. Persiapan penarikan
1. Pemilihan pipa duct yang dipakai.
Untuk menempatkan kabel dalam duct terlebih dahulu harus dicari/
dipilih pipa duct yang cocok, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Jalan kabel pada rak di STO dimana kabel akan ditempatkan.
2. Pipa duct yang akan dipakai harus berada pada posisi yang sama dalam
satu jalan sepanjang rute duct dan selalu dipilih mulai dari posisi paling
bawah dan samping menuju ke tengah dan ke atas.
3. Posisi kabel dalam manhole harus satu jalan, agar tidak ada kabel saling
silang-menyilang, dan ruangan kerja di dalam manhole tetap dapat
dipertahankan kosong (lebih kurang 75 cm).
4. Perlu diperhatikan bahwa, bila timbul percabangan pada rute duct, maka
pada sisi dimana pipa duct yang terpilih harus ditandai untuk diketahui
oleh regu penarik.

Halaman 17 dari 19
b. Kabel yang akan dipasang
Kabel-kabel kapasitas besar yang akan ditarik, panjangnya harus diukur
sesuai dengan panjang duct antar manhole (seksi), ditambah 3 meter untuk
sambungan dan di catat dalam daftar alokasi kabel (Drum plan).
c. Penempatan trailer kabel
Haspel kabel dinaikkan ke atas trailer kemudian di tarik dengan
kendaraan sampai pada lokasi yang ditentukan. Kemudian haspel ditempatkan
di atas manhole seperti terlihat pada Gambar 3-13, dengan menggunakan
flekxible tube agar kulit kabel tidak rusak dan memudahkan penarikan.

Gambar 3-13
Penempatan Haspel diatas Manhole
d. Penempatan Winch Truck
Penempatan Winch Truck dilakukan sedemikian rupa, sehingga
tension (tegangan tarik) yang bekerja seminim mungkin, sehingga penarikan
dapat mudah dilakukan dengan tetap memperhatikan arah kepala dan ekor
kabel. Sesudah Winch truck ditempatkan, maka keempat roda truck harus
diganjal dengan alat khusus yang telah disediakan. Bagian belakang truck
didongkrak sehingga mempunyai kekuatan tahan yang lebih besar. Ada 2
(dua) jenis manhole yang cara penarikan kabelnya berlainan, yaitu :
1) Manhole dengan lubang pemasuk (manhole bertelinga).
Dipasang penuntun kabel (cable guide) berupa pipa plastik dari winch
truck/ trailer ke arah telinga manhole. Penempatan dan jumlah penuntun
kabel yang dipergunakan tidak sama pada tiap manhole. Tujuan
dipasangnya penuntun kabel adalah untuk memperlancar jalannya kabel
dan memperingan penarikan, lihat Gambar 3-14 di bawah ini.

Halaman 18 dari 19
Tenaga yang diperlukan :
1. Supir truck
2. Orang yang mengatur tali Winch pada drum
3 & 4. 2 orang untuk memutar drum
5. Kepala regu
6. Orang yang mengawasi dalam Manhole
Gambar 3-14
Penggunaan Penuntun Kabel untuk memperingan penarikan kabel

2) Manhole tanpa lubang pemasuk


a) Untuk manhole jenis ini bila tidak digunakan pipa plastik maka
dipergunakan alat bantu penarik lain seperti pada Gambar 3-15.
b) Bila dipergunakan flexible tube (pipa flexible) sebagai penuntun kabel,
maka pipa tersebut paling sedikit muncul 30 cm di atas permukaan
manhole seperti terlihat pada Gambar 3-16. Pada saat penarikan, kulit
kabel diberi pelumas berupa jelly atau carbon powder.

Gambar 3-15
Penarikan Kabel Duct tanpa Penuntun kabel

Gambar 3-16
Penarikan kabel Duct menggunakan penuntun kabel

Halaman 19 dari 19

Anda mungkin juga menyukai