DISUSUN OLEH :
Halaman 1 dari 19
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Hari : ……………………………………..
Tanggal : ……………………………………..
Tempat : ……………………………………..
Halaman 2 dari 19
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
SAAT PANDEMI COVID-19
DI PT KARYA MUDA RENGAT
JL. DWI KORA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Hari : ……………………………………..
Tanggal : …………………………………….
Tempat : …………………………………….
Halaman 3 dari 19
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas berkat
dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan (PKL)
dengan baik Laporan ini saya susun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang saya
peroleh selama mengikuti kegiatan PKL di PT. KARYA MUDA.
Laporan praktek kerja lapangan yang saya susun ini di buat dalam rangka
memenuhi tugas sekolah sebagai syarat kelulusan dan sebagai pertanggung
jawaban atas kegiatan praktek kerja lapangan di DU/DI
Dengan tersusunnya laporan ini saya mengucapkan terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dengan baik secara moril maupun material
dalam melaksanakan PKL serta dalam manyusun laporan ini Saya ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Siswandi,SS selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Rengat Barat.
2. Ibu Desi Fitria,SPd selaku ketua jurusan dan selaku pembimbing PKL
akuntansi SMK Negeri 1 Rengat Barat
3. Bapak Kamaruzaman selaku pimpinan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
4. Bapak Armis selaku pembimbing ruangan
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penyusunan laporan PKL ini dapat di selesaikan.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
penyempurnaan untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
di butuhkan. Harapan penulis semoga laporan yang memuat pengalaman dan
pengetahuan yang di dapatkan
selama melaksanakan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi siswa/i
SMK Negeri
1 Rengat Barat.
INDRA WIBAWA
Halaman 4 dari 19
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………...………………. 24
B.Saran…………….……………………….….…….……………………….. 24
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………………………… 25
Halaman 5 dari 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Praktek Kerja Lapangan
Menyadari akan pentingnya mengadakan program Praktek kerja lapanga
(PKL) sebagai faktor yang mendasar dalam bidang pendidikan untuk terjun
secara langsung dalam dunia kerja dengan menambah wawasan sekaligus
pengalaman untuk siswa/siswi sebagai kontribusi secara langsung mengenal
sistem kerja dengan konkrit.
Halaman 6 dari 19
2. Siswa/siswi dapat memberikan kontribusi tenaga kerja di kantor atau industri
yang mereka tempatkan.
3. Memberi motivasi dan meningkatkan etos kerja bagi siswa.
4. Mempererat hubungan sekolah dengan partner instansi atau industri.
E. Sistematika laporan
Sistematika penulisan laporan adalah uraian singkat dari setiap bab mulai
dari bab I hingga bab V dimana uraian ini memberikan gambaran secara
langsung tentang isi dari setiap ada pada laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam Bab ini penulis membahas tentang alasan pemilihan judul,
tujuan PKL, tujuan pembuatan laporan dan sistematika penulisan
laporan.
BAB II : URAIAN UMUM
Dalam bab ini membahas tentang sejarah berdirinya perusahaan/
bengkel, struktur organisasi perusahaan/bengkel, kepegawaian,
disiplin kerja pegawai, tata laksana perusahaan/bengkel dan
pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan.
BAB III : URAIAN KHUSUS
Bab ini membahas tentang landasan teori dan job atau hasil kerja.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran-saran yaang
dirasakan saat melaksanakan PKL.
Halaman 7 dari 19
BAB II
URAIAN UMUM
MUHAMMAD RIZAL
Direktur
SUPV TEKNIK
SURYA BUDI
Karyawan/Tenaga Kerja
C. Kepegawaian
Pegawai PT Karya Muda Rengat atas 30 karyawan, yang terdiri atas direktur,
penanggung jawab teknik, staf administrasi, koordinator jaringan, dan pekerja
lapangan.
Halaman 8 dari 19
Adapun tata tertib PT KARYA MUDA RENGAT sebagai berikut :
1. Datang tepat waktu minimal 15 menit sebelum masuk.
2. Apabila berhalangan, harap izin kelompok dan instruktur.
3. Menggunakan pakaian kerja dan sepatu bot.
4. Mengutamakan keselamatan kerja.
5. Mematuhi perintah instruktur.
6. Menggunakan alat sesuai standar SOP.
7. Alat dikembalikan pada tempatnya.
8. Menjaga kebersihan, keamanan, ketertiban, kenyamanan, dan keindahan
tempat Praktek.
9. Bersikap jujur, tanggung jawab, disiplin.
10.Pulang pada jam yang telah ditetapkan.
11.Mengisi daftar hadir sebelum dan sesudah Praktek.
12.Mematuhi tata tertib yang ada.
13.Apabila melanggar tata tertib, siap dikenakan sanksi.
14.Memakai helm safety ketika bekerja di lapangan.
Halaman 9 dari 19
BAB III
URAIAN KHUSUS
Gambar 3-01
Ukuran galian Kabel Tanah Tanam Langsung
Halaman 10 dari 19
b. Kabel Sekunder
Kedalaman galian untuk Kabel Sekunder ditentukan minimal 60 cm
atau sesuai peraturan PEMDA setempat (contoh Jakarta lebih kurang 110 cm),
lihat Gambar 3-01 (b). Bila kedalaman minimal tidak dapat dipenuhi maka
konstruksi perlu diberikan pengamanan
c. Lebar galian pada bagian atas maupun bawah tergantung dari kedalamannya,
baik untuk penanaman Kabel Primer maupun Sekunder seperti terlihat pada
Gambar 3-02 di bawah ini.
Gambar 3-02
Perbandingan lebar galian bagian atas dan bagian bawah
2. Menyeberang jalan
Kabel dimasukkan dalam pipa PVC dengan diameter 10 cm, tebal 5,5 cm.
Kedalaman galian lebih kurang 100 cm atau sesuai peraturan PEMDA setempat
(contoh, Jakarta lebih kurang 130 cm). Pada penyeberangan jalan padat lalu lintas,
kabel dimasukkan ke dalam pipa galvanis diameter 4 inchi, dengan ketentuan :
a. Untuk Kabel Primer : 1 pipa hanya diisi 1 buah kabel.
b. Kabel Sekunder : untuk satu pipa maksimum diisi oleh 3 buah kabel.
c. Kabel Primer dan Kabel Sekunder diupayakan tidak dimasukkan kedalam satu
pipa yang sama.
d. Disiapkan pipa cadangan kosong yang jumlahnya disesuaikan dengan
kebutuhan (desain), lihat Gambar 3-03 dibawah ini.
Halaman 11 dari 19
Gambar 3-03
Penanaman kabel yang menyeberang jalan dengan menggunakan Pipa
Galvanis
3. Menyeberang parit
Kabel dimasukkan ke dalam pipa pelindung besi galvanis dengan diameter dalam
4 inchi atau 2 inchi untuk kebutuhan yang menuju DP yang dipasang melewati
bawah parit (Gambar 3-04). Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka pipa
dapat dipasang di atas parit (Gambar- 05) dengan seijin PEMDA setempat, dengan
ketentuan :
Gambar 3-04
Pipa Pelindung Galvanis dipasang melewati bawah parit
a. 1 (satu) pipa pelindung hanya dapat diisi dengan 1 Kabel Primer atau
maksimum 3 Kabel Sekunder.
b. Kabel Primer dan Kabel Sekunder tidak boleh berada dalam satu pipa yang
sama.
c. Pipa pelindung dilindungi kawat berduri seperti terlihat pada Gambar 3-05
diatas.
d. Pipa pelindung yang belum terisi kabel harus ditutup dengan Stopper pada
kedua ujungnya, sedangkan pipa yang sudah terisi kabel supaya dipasang
kabel Seal.
4. Menyeberang Rel Kereta Api
Kabel dimasukkan kedalam pipa galvanis diameter 4 inchi pada kedalaman
1,5 meter atau menurut ketentuan PT. KAI dengan tetap menyediakan pipa
cadangan disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan).
Halaman 12 dari 19
5. Menyeberang jalan bebas hambatan
Pipa besi galvanis atau PVC minimal diameter 4 inchi tebal 5,5 mm ditanam
di bawah jalan dengan kedalaman tertentu sesuai ketetapan instansi terkait.
Pemasangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi pengeboran.
Kemudian kabel tanah dimasukkan melalui pipa tersebut.
6. Menyeberang sungai
Pemasangan dan penarikan kabel yang menyeberangi sungai dilakukan sesuai
kondisi setempat, dengan cara :
a. Menempel pada jembatan yang ada
Pemasangannya harus seijin PEMDA atau PU setempat. Kabel
dimasukkan dalam pipa pelindung besi yang dilewatkan pada sisi atau bawah
jembatan.
b. Pemasangan jembatan kabel
Apabila cara pada butir a diatas tidak memungkinkan, maka alternatip
lain adalah dengan membuat jembatan kabel tersendiri dengan seijin PEMDA
atau PU setempat. Konstruksi jembatan kabel harus disesuaikan dengan lebar
bentang sungai, dan diamankan dari lalu lintas orang.
c. Dalam hal pemasangan pada butir a dan b di atas tidak memungkinkan, maka
diupayakan pemasangannya melewati dasar sungai dengan memakai kabel
sungai.
d. Dalam hal lebar sungai kurang dari 50 meter, masih memungkinkan
menaikkan kabel tanah dengan memakai tumpuan pada ujung-ujungnya.
7. Melintasi kabel listrik (PLN)
Bila pada waktu penggalian alur kabel, di lokasi yang sama terdapat kabel
tegangan tinggi, maka jarak yang diperbolehkan adalah sebagai berikut :
a. Jika sejajar, maka jarak terdekat minimum 80 cm.
b. Jika menyilang, maka persilangan harus tegak lurus, dan jarak terdekat
minimum 45 cm.
c. Sepanjang 1 meter pada persilangan ini, kabel harus dilindungi/dimasukkan ke
dalam pipa besi galvanis.
8. Galian lubang tempat penyambungan kabel
Galian lubang tempat penyambungan kabel ditentukan ukurannya sesuai
dengan kedalaman galian kabel yang berkaitan.
9. Hal-hal lain
a. Apabila ada tiang listrik, maka galian alur kabel harus berjarak paling sedikit
30 cm, lihat Gambar 3-07 berikut ini.
Gambar 3-07
Galian kabel disamping tiang listrik
b. Jarak galian alur kabel terhadap pinggir parit berbeton paling sedikit 25 cm,
sedangkan terhadap pinggir parit yang tidak berbeton paling sedikit 50 cm,
lihat Gambar 3-08 berikut ini.
Halaman 13 dari 19
(a)
(b)
Gambar 3-08
Galian alur kabel terhadap parit berbeton (a) dan tidak berbeton (b)
Halaman 14 dari 19
(1) Menggunakan tali dan papan peluncur seperti Gambar 3-09 di bawah ini.
Gambar 3-09
Pengangkutan kabel dengan truk menggunakan tali dan papan peluncur
(2) Menggunakan katrol, seperti terlihat dalam Gambar 3-10 (a) di bawah ini.
(3) Posisi kabel pada truk harus seperti terlihat pada Gambar 3-10 (b) di
bawah ini.
Gambar 3-10
Cara pengangkutan kabel
(4) Dengan menggunakan fork lift.
(5) Truk khusus yang berfungsi untuk menaikkan, menurunkandan
mengangkut kabel, serta dapat juga berfungsi sebagai jack drum.
b) Dalam mengangkat, membawa dan menurunkan kabel dari truk harus
dihindarkan terjadinya benturan terhadap kabel/haspel
d. Dalam penarikan kabel, petugas/regu pelaksana dipimpin oleh kelapa regu
selaku pimpinan pelaksana.
11. Teknik pelaksanaan.
Pertama-tama dibuat galian alur kabel sesuai dengan yang telah direncanakan,
kemudian diisi dengan pasir urug setebal 5 cm. Selanjutnya penarikan kabel
dilakukan dengan 3 cara, menurut situasi tempat/ pekerjaan sebagai berikut :
a. Apabila disepanjang rute galian kabel tidak terdapat hambatan-hambatan yang
berarti ( misalnya ; menyeberang jalan, rel kereta api, parit atau sungai dan
lain-lain ) dan berada di tepi tepi jalan, maka penarikan kabel dapat
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Penarikan dimulai dari ujung alur kabel ke arah Kantor (kearah KPU untuk
Kabel Primer, dan ke arah RK untuk Kabel Sekunder).
2. Kabel dengan haspelnya disiapkan diatas trailer yang ditarik kendaraan.
3. Ujung kepala kabel (ujung kabel yang berada di luar) ditarik melalui
bagian bawah haspel, kemudian ditambatkan pada tempat dimana ujung
kabel tersebut nantinya akan diterminasikan ke RPU atau RK.
Halaman 15 dari 19
4. Kabel ditarik dengan cara menjalankan kendaraan penarik, maju menuju
ujung jauh dari alur kabel secara pelan-pelan (lihat Gambar 3-11 di bawah
ini).
5. Kabel yang sudah tergelar sepanjang alur galian, kemudian dimasukkan ke
dalam galian, yang telah diisi pasir setebal 5 cm. Apabila panjang kabel
dirasa telah mencukupi, maka kabel dapat dipotong, dan ujungnya
ditutup/didop dengan end-cap panas kerut.
Gambar 3-11
Kendaraan penarik kabel
b. Apabila pada rute galian terdapat beberapa hambatan ( seperti menyeberang
jalan, rel keret api, parit atau sungai dan lain- lain ), sehingga sebagian kabel
harus dimasukkan ke dalam pipa, maka dapat ditempuh cara sebagai berikut :
1. Penarikan dimulai dari ujung paling jauh dari alur kabel (ujung kabel yang
menjauhi kantor RPU/RK).
2. Kabel dipasangkan diatas dongkrak kabel, dan ujung kepala kabel ditarik
melalui bagian bawah haspel. Pada waktu mengelurakan kabel dari
haspelnya atau sewaktu kabel melalui tikungan, harus dihindarkan
terjadinya tekukan tajam atau terpilinnya kabel. Tekukan kabel tidak boleh
lebih kecil dari 20 kali diameter kabel.
3. Pada saat penarikan berlangsung, maka posisi haspel dan dongkrak kabel
harus tetap, sedangkan ujung kepala kabel ditarik perlahan-lahan menuju
ke arah RPU/RK.
4. Untuk menghindari kerusakan kulit kabel bergesekan dengan permukaan
yang kasar, maka disepanjang jalur penarikan, diluar alur galian, kabel
tersebut harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak lebih kurang 2
meter. Cara lain yang dapat ditempuh agar kabel tidak bergesekan dengan
tanah, yaitu dengan cara memanggul kabel sepanjang tarikan oleh banyak
orang, satu sama lain mengambil jarak tertentu (3 sampai 4 meter).
5. Pada setiap penyeberangan (jalan rel kereta api, parit) ujung kabel
dimasukkan ke dalam pipa yang telah disediakan.
6. Demikian seterusnya, sehingga penarikan selesai seluruhnya, dan
kemudian kabel dapat dimasukkan ke dalam alur galian yang telah diisi
pasir dengan ketebalan 5 cm.
7. Kemudian kabel dapat dipotong sesuai dengan panjang yang diinginkan.
Ujung-ujungnya kemudian ditutup dengan end-cap panas kerut.
Halaman 16 dari 19
Catatan :
Cara (2) adalah yang paling banyak digunakan, karena biasanya sesuai
dengan segala situasi dan kondisi. Lihat Gambar 3-12 berikut.
Gambar 3-12
Salah satu cara dalam penarikan kabel
c. Sistem angka delapan
12. Penimbunan/ pengembalian tanah galian.
Setelah penarikan selesai maka galian kabel ditutup/ ditimbun kembali dengan
tahapan sebagai berikut :
a. Dilakukan penimbunan pasir setinggi lebih kurang 5 cm di atas kabel.
b. Batu pelindung kabel (deksteen) dipasang di atas timbunan pasir tersebut
secara berderet rapat berurutan di sepanjang alur galian kabel, atau
menggunakan warning tape sebagai pengganti deksteen sepanjang alur galian
kabel 25 cm di atas kabel.
c. Selanjutnya ditimbun tanah bekas galian yang bebas dari batuan/ brangkal,
kemudian dipadatkan.
d. Permukaan bekas galian dikembalikan sama seperti keadaan semula dengan
dilebihi 5 cm ke kiri dan ke kanan.
e. Dengan demikian pemasangan/penarikan Kabel Tanah Tanam Langsung telah
selesai.
13. Pembuangan sisa bekas galian
Sisa bekas galian setelah sebagian digunakan untuk pengurugan kembali wajib
dipindahkan atau dibuang pada tempat yang telah ditentukan.
Halaman 17 dari 19
b. Kabel yang akan dipasang
Kabel-kabel kapasitas besar yang akan ditarik, panjangnya harus diukur
sesuai dengan panjang duct antar manhole (seksi), ditambah 3 meter untuk
sambungan dan di catat dalam daftar alokasi kabel (Drum plan).
c. Penempatan trailer kabel
Haspel kabel dinaikkan ke atas trailer kemudian di tarik dengan
kendaraan sampai pada lokasi yang ditentukan. Kemudian haspel ditempatkan
di atas manhole seperti terlihat pada Gambar 3-13, dengan menggunakan
flekxible tube agar kulit kabel tidak rusak dan memudahkan penarikan.
Gambar 3-13
Penempatan Haspel diatas Manhole
d. Penempatan Winch Truck
Penempatan Winch Truck dilakukan sedemikian rupa, sehingga
tension (tegangan tarik) yang bekerja seminim mungkin, sehingga penarikan
dapat mudah dilakukan dengan tetap memperhatikan arah kepala dan ekor
kabel. Sesudah Winch truck ditempatkan, maka keempat roda truck harus
diganjal dengan alat khusus yang telah disediakan. Bagian belakang truck
didongkrak sehingga mempunyai kekuatan tahan yang lebih besar. Ada 2
(dua) jenis manhole yang cara penarikan kabelnya berlainan, yaitu :
1) Manhole dengan lubang pemasuk (manhole bertelinga).
Dipasang penuntun kabel (cable guide) berupa pipa plastik dari winch
truck/ trailer ke arah telinga manhole. Penempatan dan jumlah penuntun
kabel yang dipergunakan tidak sama pada tiap manhole. Tujuan
dipasangnya penuntun kabel adalah untuk memperlancar jalannya kabel
dan memperingan penarikan, lihat Gambar 3-14 di bawah ini.
Halaman 18 dari 19
Tenaga yang diperlukan :
1. Supir truck
2. Orang yang mengatur tali Winch pada drum
3 & 4. 2 orang untuk memutar drum
5. Kepala regu
6. Orang yang mengawasi dalam Manhole
Gambar 3-14
Penggunaan Penuntun Kabel untuk memperingan penarikan kabel
Gambar 3-15
Penarikan Kabel Duct tanpa Penuntun kabel
Gambar 3-16
Penarikan kabel Duct menggunakan penuntun kabel
Halaman 19 dari 19