Anda di halaman 1dari 11

Pengujian Peralatan Listrik

Di negara ini, semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui uji kelayakan.
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi
ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari perusahaan umum listrik
negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).

Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk memakai tanda LMK.
Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC dan tanda ini dibuat timbul
atau diletakkan pada selubung luar kabel.
Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan,
untuk kabel yang kecil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa kartu.

Instalasi Penerangan 3 Fasa


1. Acuan
Supaya terselenggaranya segala bentuk instalasi yang baik dari berbagai seluk-beluk yang
menyangkut keamanan instalasi, penempatan instalasi dan juga perlengkapan, serta bahaya-bahaya
yang mungkin terjadi maka sangat penting suatu acuan untuk mendapat apa yang diinginkan, dalam
hal ini acuan tersebut dapat berupa:
a. gambar-gambar simbol instalasi listrik;
b. cara penyambungan penghantar ke dalam suatu komponen instalasi listrik;
c. pengenalan kode, tanda uji, warna, dan segala bentuk penandaan suatu komponen listrik;
d. mengerti fungsi masing-masing komponen alat ukur yang digunakan; dan
e. mengerti mengenai perbedaan perhitungan dengan pengukuran.
Hal tersebut di atas tidak terlepas dari tujuan, standardisasi instalasi listrik yang berfungsi untuk
keseragaman dalam bentuk atau ukuran, menggambar, cara kerja, dan juga mutu bahan. Bahkan,
dalam peraturan instalasi listrik yang baik dan benar mengenai peralatan, kesalahan manusia dan
gedung diaplikasikan pada tempat yang sebenarnya, di sana juga dituntut bahwa instalasi
penerangan harus memenuhi prinsip-prinsip dasar, yaitu
a. keandalan;
b. ketertiban;
c. ketersediaan;
d. keindahan;
e. keamanan; dan
f. ekonomis.
2. Syarat-Syarat Instalasi Listrik
a. Syarat ekonomis
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi,
ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya dapat semurah mungkin.
b. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan
sangat kecil. Aman dalam hal ini, berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya
peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti
hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih, dan sebagainya.
c. Syarat keandalan
Kelangsungan pemberian/pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara
baik.
3. Ketentuan Rancangan Instalasi Listrik
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik yang digunakan
sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi
listrik harus dibuat dengan jelas, mudah dibaca, dan dipahami oleh para teknisi listrik. Oleh
karena itu, harus mengikuti ketentuan dan standar yang berlaku. Rancangan instalasi listrik
terdiri dari sebagai berikut.
a. Gambar situasi
Gambar situasi, yaitu gambar yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan
tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber
tenaga listrik.
b. Gambar instalasi
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta
sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor
listrik, PHB, dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya, seperti
hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai
pengatur kecepatannya yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut (dalam butir 2) PHB yang
bersangkutan, serta pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan
tersebut.
4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
c. Diagram garis tunggal
1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal
komponennya.
2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.
3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18.
4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.
d. Gambar rinci
1) Perkiraan ukuran fisik PHB.
2) Cara pemasangan perlengkapan listrik.
3) Cara pemasangan kabel.
4) Cara kerja instalasi kendali.
5) Catatan gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau
uraian.
e. Perhitungan teknis jika dianggap perlu
1) Susut tegangan.
2) Perbaikan faktor daya.
3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.
4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek.
5) Tingkat penerangan.
f. Tabel bahan instalasi
1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar, dan perlengkapan.
2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu.
3) Jumlah dan jenis PHB.
4) Jumlah dan jenis luminer lampu.
g. Uraian teknis
1) Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17.
2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya.
3) Cara pengujian.
4) Jadwal waktu pelaksanaan.
h. Perkiraan biaya

4. Ketentuan Warna Kabel


a. Ketentuan umum
Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar yang tercantum
dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau sementara dan termasuk instalasi
dalam perlengkapan listrik. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan kesatuan pengertian
mengenai penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang digunakan untuk mengenal
penghantar, guna keseragaman dan mempertinggi keamanan.
b. Penggunaan warna loreng hijau-kuning
Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar
pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama
potensial ke bumi.
c. Penggunaan warna biru
Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi
listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut
tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat
digunakan untuk maksud lain jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar
netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar
pembumian.
d. Penggunaan warna untuk pengawatan dengan kabel berinti tunggal
Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan supaya hanya digunakan satu
warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan 7.2.2.1 dan 7.2.3.1. Jika
dalam pembuatan dan pemeliharaan perlengkapan tersebut dianggap perlu menggunakan
lebih dari satu warna, penggunaan warna lain dan warna loreng lain tidak dilarang. Jika
diperlukan satu warna tambahan lagi untuk mengidentifikasi bagian pengawatan secara
terpisah, dianjurkan mendahulukan pemakaian warna coklat.
e. Pengenal untuk inti atau rel
Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti tersebut
dalam Tabel 7.2-1. Untuk kabel berisolasi polyethylene selanjutnya disingkat PE, polyvinyl
chloridedisingkat PVC, dan cross linked polyethylenedisingkat XLPE. Kemudian, yang
bertegangan pengenal lebih dari 1000 V, pengenal tersebut di atas tidak diharuskan.
f. Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal
Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat tengah, atau
penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian yang dikupas
selubungnya) dibalut dengan pembalut berwarna yang dibuat khusus untuk itu atau dengan
cara lain yang memenuhi Tabel 1.2.

g. Warna selubung kabel


Warna selubung kabel berselubung untuk instalasi tetap ditentukan dalam Tabel 1.3.

h. Jenis-Jenis Kabel Listrik


Kabel listrik merupakan sebuah komponen konduktor yang berfungsi untuk menghantarkan
arus listrik ke benda-benda atau peralatan yang membutuhkan energi listrik agar dapat
bekerja.
Bagian-bagian kabel listrik :
Pada kabel listrik, bahan isolator merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Pada isolator terdiri dari pembungkus kabel yang memiliki fungsi sebagai pelindung
(agar tidak melukai manusia) sehingga aman untuk dipegang. Bahan kabel isolator terbuat
dari bahan karet atau plastik (thermoplastik atau thermosetting).
Bagian Konduktor pada kabel listrik merupakan bagian yang dapat mengalirkan arus listrik.
Pada umumnya, bagian konduktor pada suatu kabel listrik terbuat dari bahan logam
(tembaga atau aluminium). Besar daya hantar dari kabel listrik ditentukan dari parameter
yang dinamakan dengan KHA (Kemampuan Hantar Arus).  Kemampuan daya hantar arus
pada tiap kabel sendiri tidak sama tergantung dari bahan konduktor pada kabel tersebut.
Masing-masing dari jenis kabel listrik memiliki spesifikasi ukuran dan kapasitas yang
berbeda-dala dalam menghantarkan energi listrik. Ada berbagai jenis kabel listrik yang
biasanya digunakan dalam instalasi listrik di rumah, diantaranya NYA, NYM, NYY, NYAF,
NYBY, NYCY, NYMHY, AAAC, dan sebagainya.
1. Kabel NYA

Kepanjangan dari kabel NYA, yaitu :


 N     = Kabel Tembaga
 Y      = Isolasi PVC
 A      = Inti Tunggal
Kabel NYA adalah salah satu kabel listrik yang memiliki inti tembaga tunggal (pejal) dan
dilapisi bahan isolator PVC  yang sering digunakan dalam instalasi listrik di rumah-
rumah. Pada umumnya, kabel listrik NYA memiliki diameter sebesar  1.5 mm atau 2.5
mm.
Bahan isolatornya biasanya memanfaatkan warna sabagai pembeda antara fasa, netral
dan ardenya. Seperti warna merah, kuning, hitam, biru maupun kuning strip hijau.
Lapisan isolator ini hanya satu lapis saja.
2. Kabel NYM

Kepanjangan dari kabel NYM, yaitu :


 N     = Kabel Tembaga
 Y      = Isolasi PVC
 M      = Inti lebih dari satu
Kabel listrik NYM merupakan salah satu jenis kabel yang memiliki inti lebih dari satu,
dimana masing-masing inti dilapisi dengan isolator,  kemudian beberapa inti yang telah
dilapisi tersebut dibungkus menjadi satu dan ditambahkan isolasi putih dan selubung
karet.
Inti pada kabel NYM biasanya berjumlah 2 hingga 4 inti dengan warna yang berbeda.
Kabel ini sering digunakan pada instalasi listrik gedung atau bangunan yang langsung
tertanam pada dinding.
Keunggulan pada kabel listrik NYM yaitu kualitas dan ketahanan kabel yang baik. Tak
hanya itu, kabel  ini juga bisa dipasangkan pada lingkungan kering dan basah, namun
tidak untuk ditanam.
3. Kabel NYY

Kepanjangan dari kabel NYY, yaitu :


 N     = Kabel Tembaga
 Y      = Isolasi PVC
 A      = Selubung Luar isolasi PVC
Kabel listrik NYY merupakan kabel yang dirancang khusus untuk instalasi listrik yang
ditanam di dalam tanah dan berbagai kondisi seperti outdoor, tempat yang kering
ataupun lembab.  Namun tidak ada salahnya jika kabel ini tetap tambahkan
perlindungan dengan pipa PVC atau pipa besi agar lebih aman dan terjamin (terutama
untuk aliran listrik yang bertegangan tinggi).
4. Kabel NYAF

Kabel listrik NYAF merupakan kabel yang memiliki inti terbuat dari bahan tembaga dan
berserabut, dan dilapisi PVC kualitas menengah. Kabel listrik jenis NYAF memiliki
fleksibilitas yang tinggi sehingga sering digunakan untuk instalasi listrik pada panel-panel
atau jalur dengan berkelok-kelok.

5. Kabel NYYGby/NYRGbY/NYBY

Kabel listrik jenis ini memiliki dua atau lebih inti tembaga dengan isolasi PVC, kemudian
dilindungi kawat baja bulat terlilit plat baja serta isolasi utama berbahan PVC sehingga
sangat kuat dan tahan lama. Kabel  NYYGby/NYRGbY/NYBY banyak digunakan untuk
instalasi kabel listrik yang di tanam di dalam tanah.
6. Kabel NYCY

Kabel listrik jenis NYCY merupakan salah satu jenis kabel yang dapat dipasang pada
berbagai tempat, baik itu di dalam ruangan, di alam terbuka, maupun di dalam tanah.
Kabel jenis ini terdiri dari penghantar konsentris yang juga dilapisi dengan pita CU kabel
sebagai pelindung. Kelebihan dari kabel ini yaitu tahan terhadap berbagai jenis kondisi
cuaca.
7. Kabel BC

Kabel listrik jenis BC merupakan kabel memiliki sistem konduktansi yang baik dan unik,
dimana  pada konduktornya terdiri dari pilinan beberapa kabel yang disatukan sehingga
menghasilkan konstruksi kabel yang kuat dan tidak mudah putus.
Pada umumnya kabel ini memiliki ukuran 6 mm hingga 500 mm dengan kemampuan
menerima tegangan maksimal 500 Volt.
Kabel BC banyak digunakan sebagai kabel listrik untuk grounding (pentanahan) dan
cukup baik juga digunakan sebagai kabel penghantar untuk  penangkal petir di gedung
atau bangunan tinggi.
8. Kabel AAAC

Kabel listrik AAAC merupakan jenis kabel yang terdiri dari pilinan beberapa kabel yang
terbuat dari aluminium magnesium-silicon campuran logam dan memiliki kemampuan
menghantarkan listrik yang cukup baik.
Tak hanya itu, kabel jenis ini dibuat sebagai kabel yang memilliki konstruksi cukup kuat,
anti karat dan untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Kabel ini juga baik
difungsikan sebagai penghantar dari penangkal petir.
9. Kabel ACSR

Kabel listrik ACSR merupakan kabel yang terdiri dari bahan aluminium dengan inti dari
kawat baja. Pada penggunaanya, kabel ini sering difungsikan pada saluran transmisi
tegangan tinggi yang menyalurkan listrik jarak jauh.
Dalam pemasangannya, biasanya kabel ini dipasang melintang tanpa isolasi apapun
diantara dua tiang menara distribusi. Mengapa demikian ? karena tegangan yang sangat
tinggi yang mengalir pada kabel ini menghasilkan panas yang dapat melelehkan lapisan
isolator kabel itu sendiri.
10. Kabel ACAR

Kabel listrik ACAR memiliki konstruksi dan fungsi yang hampir sama dengan kabel jenis
ACSR. Perbedaannya adalah pada kabel ACAR memiliki kualitas yang lebih bagus karena
bahan kabelnya diperkuat dengan bahan logam campuran sehingga menghasilkan kabel
yang sangat kokoh, dan lebih tahan lama.
11. Kabel NYMHYO

Kabel listrik NYMHYO merupakan kabel listrik yang memiliki dua atau lebih kabel berinti
serabut. Pada umumnya kabel jenis ini tidak untuk instalasi listrik tegangan dan arus
besar, karena dapat menghasilkan panas yang bisa membahayakan.
Namun  hanya untuk digunakan pada arus rendah saja  seperti pada peralatan
elektronik rumah tangga. Misalnya pada kabel soundsystem, audio video ataupun
rangkaian elektronika lainnya.

12. Kabel NYMHY/NYYHY

Kabel listrik NYMHY?NYYHY merupakan kabel yang terdiri dari 2 sampai 3 kabel yang
berinti serabut dan masing-masing dilindungi oleh isolator PVC dan kemudian semuanya
dibungkus dengan isolator utama.
Kabel jenis ini banyak digunakan sebagai penghubung antara peralatan listrik ataupun
stop kontak rumah yang pemasangannya pada atap dan dinding ruangan.  Biasanya
kabel ini digunakan hanya untuk aliran listrik rumah  tangga uang memiliki daya 900
Watt ke bawah. Untuk listrik rumah tangga yang memiliki daya 900 Watt ke atas, dapat
menggunakan kabel berinti tunggal jenis NYM.
Sebenarnya kabel NYMHY dan NYYHY memiliki sedikit perbedaan, antara lain :
 Isolator utama kabel NYMHY berwarna putih sedangkan isolator utama kabel NYYHY
berwarna hitam.
 Kabel NYYHY memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan NYMHY, lebih kuat
serta lebih aman.

5. Menentukan Kemampuan Hantar Arus (KHA) Penghantar


Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diizinkan dan sejumlah panas
yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar yang berbeda-beda
tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor
tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Selain itu,
untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya.
6. Menentukan Penampang Penghantar
Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi ditentukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, yaitu :
a. kemampuan hantar arus;
b. kondisi suhu;
c. susut tegangan;
d. sifat lingkungan; dan
e. kemungkinan perluasan.
Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang mengalir
melaluinya dan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan, untuk penghantar
netral mempunyai KHA sebagai berikut.
a. Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan penghantar fasa
(PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77).
b. Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus maksimum
yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal (PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3
hal 109). Jika saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban di antara penghantar
fasa dan netral, penampang dari penghantar netral harus tidak kurang dari ½ penampang
fasa apabila penghantar fasa mempunyai penampang sama atau lebih dari 25 mm 2.

7. Pembumian
Beradasarkan PUIL, sistem pembumian mencakup sistem tenaga listrik TN, TT, dan IT. Sistem
tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT (Bagian Konduktif Terbuka)
instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.
Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi,
yaitu sebagai berikut.
a. Sistem TN-S, dalam hal ini digunakan untuk penghantar proteksi terpisah di seluruh sistem
(lihat Gambar 1.4).
b. Sistem TN-C-S, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di sebagian sistem (lihat Gambar 1.5).
c. Sistem TN-C, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di seluruh sistem (lihat Gambar 1.6).
Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi
dihubungkan ke elektrode bumi yang secara listrik terpisah dari elektrode bumi sistem
tenaga listrik (lihat Gambar 1.7).

Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi atau satu titik
dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans. BKT instalasi listrik dibumikan secara
independen atau secara kolektif atau ke pembumian
sistem (lihat Gambar 1.8).

a. Tujuan pembumian
Tujuan dari pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik dan kerusakan alat yang
disebabkan karena rusaknya isolasi.
b. Penghantar pembumian
Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan bahan dan
tipe konduktor, serta ukuran konduktor.
Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan alumunium. Pemasangan
penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.
c. Elektrode bumi
Elektrode bumi dijelaskan pada PUIL. Pemasangannya harus dapat dilihat untuk pengujian
penglihatan, lalu harus sesuai PUIL juga dalam hal metode pemasangan dan
pengamanannya.
d. Resistansi penghantar pembumian
Untuk menjamin bekerjanya peralatan pengaman dengan baik maka resistansi
pembumiannya harus kurang dari 2 Ω.
8. Sistem pengaman (Fuse)
Fuse adalah jenis pengaman alat-alat pemakai listrik terhadap arus yang melebihi kapasitas
batas, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan kerusakan
terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse diantaranya:
a. rumah fuse;
b. pengepas patron dengan kawat lebur di dalamnya;
c. tutupan fuse; dan
d. dudukan fuse.
Untuk instalasi-instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse tersebut, dalam hal ini pada
bagian penghubung arusnya dinamakan patron yang di dalamnya berisi kawat lebur apabila
dialiri listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur dan
hubungan listrik terputus.
Fuseselalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuseialah
mengamankan alat pemakai dari arus lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan
menghubungkan fuseke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat dihindarkan
karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuseakan terputus
labih dahulu.
Jika kawat lebur putus, harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti yang semula
sehingga tidak menghilangkan fungsi fusedan untuk melakukan pencabangan penghantar fasa
jaringan harus melalui fuse, dari percabangan sampai ke instalasi dipergunakan tiga buah fuse,
yaitu :
a. fuse tiang (pal fuse);
b. fuse utama; dan
c. fuse kelompok instalasi.
Ketiga buah fusetersebut di atas masing-masing mempunyai daya tahan arus yang berlainan,
pabrik-pabrik yang membuat fusetelah menggunakan tanda warna yang telah dinormalisasikan
untuk menyatakan kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur sebagai berikut.

9. Pemeriksaan
Pemeriksaan instalasi listrik yang telah dilaksanakan bertujuan jika instalasi terpasang sudah
dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan material yang disetujui (approval
material) pemeriksaan yang dilakukan dengan visual sebagai berikut.
a. Jalur pipa conduitdan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
b. Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop.
c. Jalur kabel di atas rak kabel rapi dan diusahakan posisi rak kabel di atas instalasi pipa
atau ductuntuk menghindari adanya tetesan air.
10. Pengujian
Sistem listrik tang sudah dipasang harus diuji dengan saksama sebelum siap untuk
digunakan. Pesawat yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang. Hasil
pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan. Pengujian instalasi
penerangan, yaitu sebagai berikut.
a. Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi
Isolasi yang lemah mempunyai tahanan yang relatif rendah, sedangkan isolasi yang
memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi listrik adalah besarnya
tahanan isolasi sebagai berikut.
1) Berdasarkan PUIL 2000 ayat 322 A.I, yaitu sekurang-kurangnya 1000 ohm per volt
tegangan nominal, dengan pengertian jika arus bocor dari tiap bagian instalasi pada
tegangan nominalnya tidak diperkenanankan melebihi 1 mA per 100 meter panjang
instalasi. Pengukuran dilakukan dengan pesawat uji megger.
2) Berdasarkan peraturan IEE nilai minimum yang diperbolehkan, yaitu 1 M Ohm.
b. Pembagian (grouping) beban sakelar dan pemutus hubung (circuit breaker)
c. Pengukuran beban listrik dengan multitester
1) Tegangan fasa ke fasa (VL-L).
2) Tegangan fasa ke netral (VL-N).
3) Tegangan fasa ke tanah (VL-G).
d. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk fasa R S T
e. Pengujian nyala lampu dan battery Ni-card lampu emergency
f. Fungsi komponen-komponen panel, antara lain
1) volt meter;
2) ampere meter;
3) frekuensi meter;
4) lampu indikator; dan
5) sakelar pilih.
g. Tes pada lampu-lampu yang sudah di pasang
11. Pemeriksaan panel penerangan
Hal-hal yang perlu diperiksa yaitu :
a. memeriksa visual meter;
b. memeriksa resistan isolasi;
c. memeriksa urutan fase;
d. memeriksa sirkit arus;
e. memeriksa relaytarif ganda dan sakelar waktu; serta
f. memeriksa putaran piringan.
12. Pemeriksaan ukuran fase
Pemeriksaan menggunakan phase squence indicatorsebagai berikut.
a. Periksa urutan fase sumber.
b. Sambung panel dengan sumber.
c. Periksa urutan fase pada sisi beban.
d. Jika urutan fase pada sumber dan sisi beban sudah sama, pemasangan sudah betul.

Anda mungkin juga menyukai