Di negara ini, semua peralatan listrik sebelum digunakan oleh konsumen harus melalui uji kelayakan.
Menurut ayat 202 A2 semua peralatan listrik yang akan dipergunakan instalasi harus memenuhi
ketentuan PUIL. Di Indonesia peralatan listrik diuji oleh suatu lembaga dari perusahaan umum listrik
negara, yaitu Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).
Peralatan listrik yang mutunya diawasi oleh LMK dan disetujui, diizinkan untuk memakai tanda LMK.
Bahan yang berselubung bahan termoplastik, misalnya berselubung PVC dan tanda ini dibuat timbul
atau diletakkan pada selubung luar kabel.
Lambang persetujuan ini dipasang pada kabel yang berselubung PVC, misalnya kabel NYM. Sedangkan,
untuk kabel yang kecil seperti NYA, lambang persetujuan dari LMK berupa kartu.
Kabel listrik NYAF merupakan kabel yang memiliki inti terbuat dari bahan tembaga dan
berserabut, dan dilapisi PVC kualitas menengah. Kabel listrik jenis NYAF memiliki
fleksibilitas yang tinggi sehingga sering digunakan untuk instalasi listrik pada panel-panel
atau jalur dengan berkelok-kelok.
5. Kabel NYYGby/NYRGbY/NYBY
Kabel listrik jenis ini memiliki dua atau lebih inti tembaga dengan isolasi PVC, kemudian
dilindungi kawat baja bulat terlilit plat baja serta isolasi utama berbahan PVC sehingga
sangat kuat dan tahan lama. Kabel NYYGby/NYRGbY/NYBY banyak digunakan untuk
instalasi kabel listrik yang di tanam di dalam tanah.
6. Kabel NYCY
Kabel listrik jenis NYCY merupakan salah satu jenis kabel yang dapat dipasang pada
berbagai tempat, baik itu di dalam ruangan, di alam terbuka, maupun di dalam tanah.
Kabel jenis ini terdiri dari penghantar konsentris yang juga dilapisi dengan pita CU kabel
sebagai pelindung. Kelebihan dari kabel ini yaitu tahan terhadap berbagai jenis kondisi
cuaca.
7. Kabel BC
Kabel listrik jenis BC merupakan kabel memiliki sistem konduktansi yang baik dan unik,
dimana pada konduktornya terdiri dari pilinan beberapa kabel yang disatukan sehingga
menghasilkan konstruksi kabel yang kuat dan tidak mudah putus.
Pada umumnya kabel ini memiliki ukuran 6 mm hingga 500 mm dengan kemampuan
menerima tegangan maksimal 500 Volt.
Kabel BC banyak digunakan sebagai kabel listrik untuk grounding (pentanahan) dan
cukup baik juga digunakan sebagai kabel penghantar untuk penangkal petir di gedung
atau bangunan tinggi.
8. Kabel AAAC
Kabel listrik AAAC merupakan jenis kabel yang terdiri dari pilinan beberapa kabel yang
terbuat dari aluminium magnesium-silicon campuran logam dan memiliki kemampuan
menghantarkan listrik yang cukup baik.
Tak hanya itu, kabel jenis ini dibuat sebagai kabel yang memilliki konstruksi cukup kuat,
anti karat dan untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Kabel ini juga baik
difungsikan sebagai penghantar dari penangkal petir.
9. Kabel ACSR
Kabel listrik ACSR merupakan kabel yang terdiri dari bahan aluminium dengan inti dari
kawat baja. Pada penggunaanya, kabel ini sering difungsikan pada saluran transmisi
tegangan tinggi yang menyalurkan listrik jarak jauh.
Dalam pemasangannya, biasanya kabel ini dipasang melintang tanpa isolasi apapun
diantara dua tiang menara distribusi. Mengapa demikian ? karena tegangan yang sangat
tinggi yang mengalir pada kabel ini menghasilkan panas yang dapat melelehkan lapisan
isolator kabel itu sendiri.
10. Kabel ACAR
Kabel listrik ACAR memiliki konstruksi dan fungsi yang hampir sama dengan kabel jenis
ACSR. Perbedaannya adalah pada kabel ACAR memiliki kualitas yang lebih bagus karena
bahan kabelnya diperkuat dengan bahan logam campuran sehingga menghasilkan kabel
yang sangat kokoh, dan lebih tahan lama.
11. Kabel NYMHYO
Kabel listrik NYMHYO merupakan kabel listrik yang memiliki dua atau lebih kabel berinti
serabut. Pada umumnya kabel jenis ini tidak untuk instalasi listrik tegangan dan arus
besar, karena dapat menghasilkan panas yang bisa membahayakan.
Namun hanya untuk digunakan pada arus rendah saja seperti pada peralatan
elektronik rumah tangga. Misalnya pada kabel soundsystem, audio video ataupun
rangkaian elektronika lainnya.
Kabel listrik NYMHY?NYYHY merupakan kabel yang terdiri dari 2 sampai 3 kabel yang
berinti serabut dan masing-masing dilindungi oleh isolator PVC dan kemudian semuanya
dibungkus dengan isolator utama.
Kabel jenis ini banyak digunakan sebagai penghubung antara peralatan listrik ataupun
stop kontak rumah yang pemasangannya pada atap dan dinding ruangan. Biasanya
kabel ini digunakan hanya untuk aliran listrik rumah tangga uang memiliki daya 900
Watt ke bawah. Untuk listrik rumah tangga yang memiliki daya 900 Watt ke atas, dapat
menggunakan kabel berinti tunggal jenis NYM.
Sebenarnya kabel NYMHY dan NYYHY memiliki sedikit perbedaan, antara lain :
Isolator utama kabel NYMHY berwarna putih sedangkan isolator utama kabel NYYHY
berwarna hitam.
Kabel NYYHY memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan NYMHY, lebih kuat
serta lebih aman.
7. Pembumian
Beradasarkan PUIL, sistem pembumian mencakup sistem tenaga listrik TN, TT, dan IT. Sistem
tenaga listrik TN mempunyai satu titik yang dibumikan langsung, BKT (Bagian Konduktif Terbuka)
instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi.
Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan susunan penghantar netral dan penghantar proteksi,
yaitu sebagai berikut.
a. Sistem TN-S, dalam hal ini digunakan untuk penghantar proteksi terpisah di seluruh sistem
(lihat Gambar 1.4).
b. Sistem TN-C-S, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di sebagian sistem (lihat Gambar 1.5).
c. Sistem TN-C, dalam hal ini fungsi netral dan fungsi proteksi tergabung dalam penghantar
tunggal di seluruh sistem (lihat Gambar 1.6).
Sistem tenaga listrik TT mempunyai satu titik yang dibumikan langsung. BKT instalasi
dihubungkan ke elektrode bumi yang secara listrik terpisah dari elektrode bumi sistem
tenaga listrik (lihat Gambar 1.7).
Sistem tenaga listrik IT mempunyai semua bagian aktif yang diisolasi dari bumi atau satu titik
dihubungkan ke bumi melalui suatu impedans. BKT instalasi listrik dibumikan secara
independen atau secara kolektif atau ke pembumian
sistem (lihat Gambar 1.8).
a. Tujuan pembumian
Tujuan dari pembumian adalah sebagai pengaman dari kejut listrik dan kerusakan alat yang
disebabkan karena rusaknya isolasi.
b. Penghantar pembumian
Penghantar Pembumian harus sesuai dengan PUIL terutama berkenaan dengan bahan dan
tipe konduktor, serta ukuran konduktor.
Sebagai tambahan, penghantar pembumian adalah tembaga dan alumunium. Pemasangan
penghantar juga dapat dilihat pada PUIL.
c. Elektrode bumi
Elektrode bumi dijelaskan pada PUIL. Pemasangannya harus dapat dilihat untuk pengujian
penglihatan, lalu harus sesuai PUIL juga dalam hal metode pemasangan dan
pengamanannya.
d. Resistansi penghantar pembumian
Untuk menjamin bekerjanya peralatan pengaman dengan baik maka resistansi
pembumiannya harus kurang dari 2 Ω.
8. Sistem pengaman (Fuse)
Fuse adalah jenis pengaman alat-alat pemakai listrik terhadap arus yang melebihi kapasitas
batas, yaitu arus yang masuk melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan kerusakan
terhadap peralatan listrik, bagian dari fuse diantaranya:
a. rumah fuse;
b. pengepas patron dengan kawat lebur di dalamnya;
c. tutupan fuse; dan
d. dudukan fuse.
Untuk instalasi-instalasi penerangan umumnya menggunakan fuse tersebut, dalam hal ini pada
bagian penghubung arusnya dinamakan patron yang di dalamnya berisi kawat lebur apabila
dialiri listrik yang lebih besar dari pada yang telah ditentukan maka akan terjadi lebur dan
hubungan listrik terputus.
Fuseselalu dihubungkan dengan penghantar fasa secara seri karena fungsi dari fuseialah
mengamankan alat pemakai dari arus lebih yang mungkin mengalir masuk, dengan
menghubungkan fuseke penghantar fasa kerusakan terhadap peralatan listrik dapat dihindarkan
karena sebelum arus lebih masuk kedalam peralatan maka kawat lebur dari fuseakan terputus
labih dahulu.
Jika kawat lebur putus, harus diganti dengan ukuran dan kemampuan sama seperti yang semula
sehingga tidak menghilangkan fungsi fusedan untuk melakukan pencabangan penghantar fasa
jaringan harus melalui fuse, dari percabangan sampai ke instalasi dipergunakan tiga buah fuse,
yaitu :
a. fuse tiang (pal fuse);
b. fuse utama; dan
c. fuse kelompok instalasi.
Ketiga buah fusetersebut di atas masing-masing mempunyai daya tahan arus yang berlainan,
pabrik-pabrik yang membuat fusetelah menggunakan tanda warna yang telah dinormalisasikan
untuk menyatakan kekuatan daya tahan arus dari kawat lebur sebagai berikut.
9. Pemeriksaan
Pemeriksaan instalasi listrik yang telah dilaksanakan bertujuan jika instalasi terpasang sudah
dilakukan dengan benar dan sudah sesuai dengan material yang disetujui (approval
material) pemeriksaan yang dilakukan dengan visual sebagai berikut.
a. Jalur pipa conduitdan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
b. Sambungan kabel pada kotak (tee dooz) dilengkapi dengan isolator las dop.
c. Jalur kabel di atas rak kabel rapi dan diusahakan posisi rak kabel di atas instalasi pipa
atau ductuntuk menghindari adanya tetesan air.
10. Pengujian
Sistem listrik tang sudah dipasang harus diuji dengan saksama sebelum siap untuk
digunakan. Pesawat yang dipakai untuk pengujian sebelum digunakan harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Pengujian dilakukan bersama dengan pihak yang berwenang. Hasil
pengujian direkam pada format daftar simak dan didokumentasikan. Pengujian instalasi
penerangan, yaitu sebagai berikut.
a. Pengukuran tahanan isolasi kabel instalasi
Isolasi yang lemah mempunyai tahanan yang relatif rendah, sedangkan isolasi yang
memenuhi syarat nilainya tinggi. Minimum suatu instalasi listrik adalah besarnya
tahanan isolasi sebagai berikut.
1) Berdasarkan PUIL 2000 ayat 322 A.I, yaitu sekurang-kurangnya 1000 ohm per volt
tegangan nominal, dengan pengertian jika arus bocor dari tiap bagian instalasi pada
tegangan nominalnya tidak diperkenanankan melebihi 1 mA per 100 meter panjang
instalasi. Pengukuran dilakukan dengan pesawat uji megger.
2) Berdasarkan peraturan IEE nilai minimum yang diperbolehkan, yaitu 1 M Ohm.
b. Pembagian (grouping) beban sakelar dan pemutus hubung (circuit breaker)
c. Pengukuran beban listrik dengan multitester
1) Tegangan fasa ke fasa (VL-L).
2) Tegangan fasa ke netral (VL-N).
3) Tegangan fasa ke tanah (VL-G).
d. Pengukuran arus beban dengan tang ampere untuk fasa R S T
e. Pengujian nyala lampu dan battery Ni-card lampu emergency
f. Fungsi komponen-komponen panel, antara lain
1) volt meter;
2) ampere meter;
3) frekuensi meter;
4) lampu indikator; dan
5) sakelar pilih.
g. Tes pada lampu-lampu yang sudah di pasang
11. Pemeriksaan panel penerangan
Hal-hal yang perlu diperiksa yaitu :
a. memeriksa visual meter;
b. memeriksa resistan isolasi;
c. memeriksa urutan fase;
d. memeriksa sirkit arus;
e. memeriksa relaytarif ganda dan sakelar waktu; serta
f. memeriksa putaran piringan.
12. Pemeriksaan ukuran fase
Pemeriksaan menggunakan phase squence indicatorsebagai berikut.
a. Periksa urutan fase sumber.
b. Sambung panel dengan sumber.
c. Periksa urutan fase pada sisi beban.
d. Jika urutan fase pada sumber dan sisi beban sudah sama, pemasangan sudah betul.