Anda di halaman 1dari 23

1.

Tari Nguri, Tarian Tradisional Dari


Sumbawa, Provinsi NTB

Tari Nguri adalah salah satu tarian tradisional dari Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB). Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita secara berkelompok. Tarian
ini menggambarkan keterbukaan dan keramah-tamahan dari masyarakat Sumbawa yang
dicurahkan dalam bentuk gerakan tari. Tari Nguri ini merupakan tarian tradisional yang
cukup terkenal di Indonesia, khususnya di daerah Sumbawa  yang merupakan daerah
asalnya.

a. Sejarah Tari Nguri


Tari Nguri ini berawal dari tradisi nguri yang dilakukan oleh masyarakat
Sumbawa pada zaman dahulu, dimana masyarakat memberikan semangat kepada sang
raja yang sedang mengalami berbagai macam masalah atau bencana yang melalui
berbagai persembahan yang diberikannya. Tradisi tersebut merupakan sebuah
dukungan, penghormatan dan pengabdian masyarakat terhadap raja yang memimpin
dan juga menciptakan kemakmuran untuk masyarakatnya sendiri.
Terinspirasi dari tradisi masyarakat tersebut, salah satu seniman yang berasal
dari Sumbawa bernama H. Mahmud Dea Batekal menciptakan sebuah tarian yang
bernama Tari Nguri ini. Tarian ini dikemas dengan gerakan yang penuh makna serta
gaya khas dari Sumbawa. Tari Nguri ini lalu mulai dikenal oleh masyarakat melalui
berbagai acara budaya yang diselenggarakan disana. Dalam setiap acara tersebut, Tari
Nguri ini selalu dijadikan tarian utama yang wajib dibawakan oleh para peserta,
sehingga dapat berkembang pesat dikalangan masyarakat Sumbawa.
b. Nilai-Nilai dan Fungsi Tari Nguri

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tarian ini berawal tradisi adat dari
masyarakat Sumbawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan juga
pengabdian masyarakat kepada pemimpin mereka. Selain terdapat nilai historis
didalamnya, tarian ini juga mempunyai berbagai nilai-nilai tentang kehidupan seperti
kesopanan, kelembutan, keramahan, dan bagaimana peran masyarakat kepada
pemimpin dalam menciptakan kesejahteraan bersama.

c. Pertunjukan Tari Nguri

Tari Nguri ini biasanya akan ditampilkan oleh para penari wanita secara
berkelompok. Dalam pertunjukannya, para penari akan menari dengan gerakan yang
lemah lembut yang mengedepankan kesopanan dan juga keramahan. Gerakan dasar
didalam tarian ini terdiri dari gerak batanak, gerak nyema, linting sere, jempit tope,
gerak tebe, dan lunte begitik. Gerakan tersebut dikreasikan menjadi satu rangkaian
dari gerakan penghormatan dan persembahan. Dalam pertunjukannya, Tari Nguri ini
biasanya diiringi oleh sebuah alunan musik tradisional seperti gong, genang atau
gendang, rebana besar, serunai pelampong, dan juga satung serek.

d. Kostum Tari Nguri

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Nguri ini
biasanya menggunakan busana tradisional khas dari Sumbawa. Busana tersebut
diantaranya, baju lengan pendek dengan ukuran yang agak besar. Dibagian bawah
menggunakan kain panjang dan juga rok pendek pada bagian luar sebagai pemanis.
Dibagian kepala, rambut penari digelung serta diberi semacam bando atau mahkota.
Selain itu juga berbagai aksesoris seperti kalung, anting dan juga hiasan bunga yang
membuat para penari terlihat cantik dan anggun.
2. Tari Hudoq, Tarian Tradisional Dari
Kalimantan Timur
Tari Hudoq adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan
timur. Tarian ini menggunakan topeng sebagai perwujudan dari leluhur, binatang, dan
dewa. Tarian ini biasanya ditampilkan pada saat pembukaan lahan pertanian atau pada
saat setelah menanam padi di ladang. Menurut kepercayaan masyarakat Dayak, tarian
ini merupakan ritual permohonan yang ditujukan kepada Tuhan agar hasil pertanian
mereka diberikan hasil yang melimpah ruah.

Nama Tari Hudoq ini sendiri diambil dari kata hudoq yang berarti menjelma.
Maka dalam tarian ini para penari menggunakan topeng sebagai perwujudan dari
binatang atau hama yang dianggap merusak tanaman seperti binatang tikus, gagak,
monyet, babi dan binatang lainya. Selain itu ada juga topeng yang melambangkan
burung elang yang dianggap sebagai pelindung dan memelihara hasil panen dari
masyarakat Dayak dan ada pula topeng manusia yang dilambangkan sebagai para
leluhur atau nenek moyang dari mereka.

Pertunjukan Tari Hudoq

Dalam pertunjukannya para penari tidak hanya menggunakan topeng. Namum


para penari juga menggunakan pakaian yang terbuat dari kulit pohon yang dihiasi
rumbai berwarna hijau yang terbuat dari daun pisang atau daun kelapa. Pakaian ini
menyimbolkan dedaunan yang diharapkan terus menghijau supaya tanaman yang
mereka tanam tumbuh subur seperti yang diharapkan. Topeng yang mereka gunakan
ialah topeng yang terbuat dari kayu dengan ukiran dan juga bentuknya yang berbeda-
beda sesuai dengan perwujudan yang ingin ditampilkan. Tidak ketinggalan juga,
penutup kepala yang dihiasi dengan bulu burung enggang yang sudah menjadi ciri
khas dan juga memiliki arti khusus bagi masyarakat dari suku Dayak.
Gerakan yang ditampilkan dalam tarian ini adalah perpaduan antara gerakan tangan
dan kaki. Dengan badan tegak para penari menggerakkan badan ke kanan dan ke kiri
disetiap langkahnya. Tangan diayunkan ke atas dan kebawah sambil menepuk bagian
paha. Gerakan kaki berjalan dengan diangkat dan menghentak ke tanah sehingga akan
menimbulkan suara hentakan. Gerakan dikepala hanya mengangguk, bila bagian
mulut pada topeng tersebut dapat digerakan maka topeng tersebut dapat terlihat
seperti berbicara.

Dalam tarian ini para penari bergerak dalam lingkaran barisan. Para penari
bergerak dari satu sudut kesudut lain hingga ke empat sudut tersentuh. Kemudian para
penari akan duduk bersila dengan berbaris memanjang dan sambil memanggil roh.
Pada saat pemanggilan roh itulah roh tersebut mulai merasuki mereka seperti
kesurupan. kemudian para penari akan kembali menari seperti semula dan setelah itu
para penari duduk kembali. Setelah itu, roh yang merasuki para penari tadi akan
keluar dari tubuh mereka dan juga meninggalkannya.

Dalam pertunjukan tari hodoq ini memang terlihat bernuansa mistis. Pada
pelaksanaan ritual tersebut pawang atau pemimpin upacara akan memulai dengan
pembancaan mantra dengan sesaji yang telah di persiapkan. Saat para penari duduk
berbaris, kemudian pawang pun menaburkan beras kuning di bagian kepala para
penari tersebut sebagai tanda dimulainya acara setelah itu para penari pun akan
menari seperti gerakan tadi dengan iringan musik tradisional khas suku Dayak. Saat
roh merasuki tubuh penari, pawang kemudian menyampaikan pesan kepada para roh
tersebut dengan mengucapkan mantra. Maksud dari mantra itu adalah untuk meminta
supaya roh tersebut menjaga tanaman mereka dan juga melindungi penduduk desa.
Setelah pesan tersebut tersampaikan, pawang akan meminta roh tersebut kembali ke
asal mereka. Pada pertunjukan ini dapat berlangsung selama satu jam bahkan bisa
sampai sehari.

Tarian hudoq merupakan salah satu tradisi dari suku Dayak yang terlihat kental
nuansa mistis. Namun pertunjukan Tari Hudoq ini dapat menjadi sarana hiburan bagi
masyarakat disaat perayaan menanam padi atau acara adat mereka. Seiring dengan
perkembangan zaman, tarian ini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat saja.
Namun juga ditampilkan dalam berbagai perayaan budaya masyarakat dari
Kalimantan timur, sebagai hiburan dengan berbagai modifikasi dan juga kreativitas
dalam pertunjukannya.
3. Tari Topeng Malangan, Tarian
Tradisional Dari Malang Provinsi Jawa
Timur

Tari Topeng Malangan adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari
Malang, Jawa Timur. Tarian ini merupakan pertunjukan kesenian tari dimana semua
pemerannya akan menggunakan topeng. Tari Topeng Malangan ini sekilas hampir
sama dengan Wayang wong, tetapi yang membedakan adalah pemerannya yang
menggunakan topeng dan cerita yang dibawakan biasanya adalah cerita panji.

Tari Topeng Malangan ini biasanya dilakukan oleh beberapa orang didalam
satu kelompok seni atau sanggar tari dengan memakai topeng dan kostum sesuai
tokoh dengan cerita yang dibawakan. Cerita yang angkat pada pertunjukan Tari
Topeng Malangan ini biasanya adalah cerita panji dengan tokoh-tokoh seperti Galuh
Candrakirana,, Raden Panji Inu Kertapati (Panji Asmarabangun), Dewi Ragil Kuning,
Raden Gunungsari dan lain-lain.

Pada pertunjukan Tari Topeng Malangan ini biasanya akan dibagi menjadi
beberapa sesi. Pertama dilakukan Gending giro yakni iringan musik gamelan yang
dilakukan oleh para pengrawit untuk menandakan bahwa pertunjukan akan dimulai
atau memanggil para penonton untuk menyaksikan. Kedua dilakukan salam
pembukaan, didalam salam pembuka ini biasanya akan dilakukan oleh salah satu
anggota pertunjukan untuk menyapa para penonton dan menceritakan sinopsis dari
cerita yang akan dibawakan. Pada bagian ketiga akan dilakukan sesajen, yakni ritual
yang dilakukan agar para pemain dan penonton diberi keselamatan serta pertunjukan
berlangsung lancar. Dan yang terakhir ialah inti acara yaitu pertujukan dari Tari
Topeng Malangan.
Dalam cerita yang dibawakan biasanya terdapat beberapa babak, diantaranya
ialah jejer jawa, jejer sabrang, perang gagal, gunungsari-patrajaya, perang brubuh dan
juga bubaran. Seperti halnya dalam cerita pewayangan, tokoh pada cerita Tari Topeng
Malangan ini juga akan terbagi menjadi beberapa ragam, diantaranya adalah bolo
tengen (kesatria jawa), bolo kiwo (raksasa atau klono), dewa, penari putri, dan juga
punakawan. Untuk memerankan tokoh-tokoh pada Tari Topeng Malangan ini
dibutuhkan kemampuan didalam visualisasi tokoh yang diperankan, ekspresi gerak,
dan juga fisik yang cocok dengan si tokoh.

Pertunjukan Tari Topeng Malangan

Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan ini juga terdapat seorang Dalang.
Selain mengatur jalannya cerita, Dalang juga bertugas untuk memberikan sesaji serta
membacakan doa pada saat sesajen. Untuk musik pengiring dalam pertunjukan Tari
Topeng Malangan ini, biasanya diiringi oleh iringan dari alat musik tradirisional
seperti kendang, bonang, gong serta instrument gamelan lainnya. Selain itu juga,
pertunjukan tarian ini akan semakin meriahkan dengan adanya Panjak dan Sinden.
Khusus dalam Panjak biasanya dilakukan oleh salah satu dari penabuh musik
pengiring. Selain bertugas memainkan alat musik dan menyanyi, Panjak juga ini
sering berkomunikasi dengan Dalang dan para penonton untuk memeriahkan acara.

Dalam perkembangannya, tarian ini mulai meredup dengan seiring


perkembangan zaman. Kurangnya regenerasi dan juga kesadaran dari masyarakat
sangat mempengaruhi eksistensi dari kesenian yang satu ini. Namun beberapa sanggar
tari yang ada di kabupaten Malang masih mempertahankan warisan budaya satu ini.
Usaha dalam pelestarian in terbukti dengan mengadakan pertunjukan secara teratur
dan juga dengan berbagai modifikasi serta penambahan variasi dalam pertunjukannya
agar tarian ini lebih menarik, tetapi tidak meninggalkan pakem yang ada. Usaha
tersebut tidak dapat berjalan sendirian, tentunya peran dari masyarakat dan
pemerintah sangat dibutuhkan dalam menjaga dan melestarikan kesenian Tari Topeng
Malangan.
4. Tari Boran, Tarian Tradisional Dari
Lamongan Provinsi Jawa Timur

Tari Boran adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Lamongan,
Jawa Timur. Tarian inimenggambarkan kehidupan dari para penjual nasi boran yang
menjajakan dagangannya serta berinteraksi dengan pembeli. Tari Boran ini selain
kaya akan nilai seni dan budaya, tetapi juga banyak terdapat nilai filosofis
didalamnya. Tarian ini merupakan tarian tradisional yang sangat terkenal di
Lamongan dan juga menjadi salah satu tarian khas disana.

a. Sejarah Tari Boran

Tari Boran ini terinspirasi dari para penjual nasi boran, yakni makanan
tradisional khas dari Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pada zaman dahulu para
penjual nasi boran ini dalam menjajakan dagangannya dengan cara menggunakan
Wakul atau sebuah wadah nasi yang terbuat dari bambu yang ditaruh pada atas
kepala mereka untuk membawanya. Dalam menjajakannya nasi boran mereka
berjalan kaki dan menawarkan dagangannya ke setiap orang yang dijumpainya.
Dibawah panasnya terik matahari dan juga kerasnya kehidupan mereka berjuang
dalam mencari rejeki. Dari perjuangan mereka itulah yang menginspirasi dari para
seniman di Lamongan untuk menciptakan sebuah tarian yang bernama Tari Boran
ini.
Keindahan dari Tari Boran ini terletak digerakannya yang indah serta
tersusun rapi. Dalam pertunjukannya, tarian ini dilakukan secara berkelompok
sehingga formasi dan juga kekompakan sangat penting disini. Gerakan dari Tari
Boran ini cenderung gerakan yang sederhana dan juga penuh makna. Setiap
gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas dari para penjual nasi boran
pada zaman dahulu, mulai dari menyiapkan makanan hingga menjualkannya
kepada pelanggan.
Pertunjukan Tari Boran
Dalam pertunjukannya, para penari menari dengan lincah dan kompak. Ritme
gerakan ditarian ini kadang lambat dan kadang juga menjadi cepat sesuai dengan
alur jalan cerita yang ditampilkan agar pesan dan maknanya dapat tersampaikan
dengan mudah kepada para penonton. Selain itu gerakannya juga disesuikan
dengan musik pengiringnya agar terlihat selaras. Music pengiring dalam Tari
Boran ini adalah musik gamelan yang khas dari Provinsi Jawa Timur.

b. Kostum Tari Boran

Kostum yang digunakan dalam Tari Boran ini biasanya menggunakan


busana tradisional yang berupa baju kemben lengan panjang. Pada bagian bawah
penari menggunakan celana sepanjang bawah dengkul, dengan memakai warna
yang sama seperti kebaya dan juga memakai kain batik khas Lamongan
dipinggang untuk menutupi celana. Selain itu dibagian kepala menggunakan kain
penutup kepala (kupluk). Tidak lupa tempat nasi (wakul) yang digunakan sebagai
properti untuk menarinya.

c. Perkembangan Tari Boran

Dalam perkembangannya, Tari Boran ini menjadi salah satu tarian khas
dan juga kebanggaan dari kota Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Berbagai prestasi
yang telah diraih diberbagai event budaya, tarian ini semakin dikenal oleh
masyarakat luas. Tari Boran ini masih terus dilestarikan serta dijaga
keberadaannya, terbukti dengan sering ditampilkan diberbagai acara seperti pada
acara daerah dan festival budaya.
5. Tari Bondan, Tarian Tradisional
Dari Provinsi Jawa Tengah

Tari Bondan merupakan tarian tradisional yang berasal dari Surakarta, Jawa
Tengah. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional yang menggambarkan
tentang kasih sayang dari seorang ibu kepada anaknya.  Ciri khas dari Tari Bondan ini
adalah properti yang digunakan, yaitu payung kertas, kendil dan boneka bayi yang
digendong penari.
a. Sejarah Tari Bondan
Menurut beberapa sumber sejarahnya yang ada, Tari Bondan ini
merupakan tarian yang harus dimainkan oleh para kembang desa dalam
menunjukan jati dirinya. Dengan Tari Bondan ini maka akan terlihat bagaimana
mereka nanti saat menjadi seorang ibu serta mengasuh anak mereka. Sehingga
sebagai wanita tidak hanya berparas cantik namun juga harus dapat mengasuh,
memberikan kasih sayang dan juga melindungi anaknya.

Tari Bondan ini memiliki 3 jenis tarian yakni Tari Bondan Cindogo, Tari
Bondan Mardisiwi dan juga Tari Bondan Pegunungan atau Tari Bondan Tani.
Setiap jenis dari Tari Bondan memiliki ciri khasnya tersendiri, diantaranya ialah
cerita dalam tarian, properti yang digunakan, dan kostum yang digunakan.
Namun tetap tidak meninggalkan ciri aslinya yakni tarian yang menggambarkan
tentang kasih sayang dari seorang ibu kepada anaknya. Khusus dalam Tari
Bondan Cindogo mengisahkan kasih sayang ibu kepada anaknya, tetapi anak
yang disayanginya tersebut telah meninggal. Dapat dikatakan Tari Bondan
cindogo ini lebih bernuansa sedih.
Pertunjukan Tari Bondan

Dalam pertunjukannya, para penari menari dengan menggendong boneka bayi


dengan satu tangan, sementara itu tangan satunya memegang payung kertas. Dalam
Tari Bondan ini biasanya memiliki makna yang tersirat disetiap gerakannya. Satu
adegan yang menjadi ciri khas ialah pada saat para penari menari diatas sebuah
kendil. Pada adegan itulah penari harus menjaga keseimbangan mereka diatas kendil
agar kendil yang dipijak tidak akan pecah. Selain itu para penari juga harus menari
diatas kendil sambil mememutar-mutar kendil yang diinjak serta memainkan payung
yang dibawanya.

Untuk pertunjukan Tari Bondan Pegunungan ini sedikit berbeda dengan tari bondan
cindogo dan juga mardisiwi. Dalam pertunjukannya, Tari Bondan Pegunungan ini
menggambarkan perempuan desa di pegunungan atau di desa tani dalam menggarap
ladang atau bertani. Setelah para penari menari menggunakan peralatan tani tersebut
para penari kemudian melepas baju bertaninya dan menggantinya dengan baju yang
digunakan dalam Tari Bondan. Kemudian para penari menari dengan gerakan pada
Tari Bondan lainnya.
b. Pengiring Tari Bondan

Dalam pertunjukan Tari Bondan ini biasanya diiringi dengan iringan


musik gending. Pada awalnya tarian ini diiringi dengan lagu dolanan, namun
dalam perkembangannya tarian ini diiringi dengan gending lengkap.

c. Kostum Tari Bondan


Dalam pertunjukannya, para penari dibalut dengan busana seperti kain wiron,
jamang, baju kutang dan dibagian atas memakai sanggul. Namun dalam Tari
Bondan pegunungan awalnya menggunakan baju seperti gadis desa.

d. Properti Tari Bondan


Property yang di gunakan dalam tarian ini biasanya menggunakan payung
kertas dan sebuah boneka bayi. Dalam Tari Bondan cindogo ini umumnya
menggunakan kendil didalam tariannya, namun untuk Tari Bondan mardisiwi ini
biasanya tidak menggunakan kendil didalam tariannya. Selain itu untuk Tari
Bondan pegunungan biasanya diawali menggunakan tenggok yang digendong,
alat pertanian, dan juga memakai caping pada kepalanya. Namun setelah menari
dengan menggunakan alat bertaninya kemudian para penari akan melepaskan
baju tani dan caping, kemudian dimasukan kedalam tenggok dan mengganti
dengan properti Tari Bondan lainnya.

e. Perkembangan Tari Bondan


Dalam Tari Bondan ini tidak hanya memiliki nilai-nilai artistik namun juga
nilai moral yang dapat kita pelajari di dalamnya. Sehingga harus tetap dijaga dan
lestarikan agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman. Tarian ini
memang telah jarang ditampilkan, namun masih dapat kita temui diberbagai
festival budaya dalam rangka memperkenalkan kesenian tradisional di Provinsi
Jawa Tengah, terutama di Surakarta sebagai daerah asalnya.
6. Tari Beskalan, Tarian Tradisional
Dari Malang Provinsi Jawa Timur

Tari Beskalan adalah tarian tradisional yang berasal dari Malang, Provinsi
Jawa Timur. Tarian ini biasanya dipertunjukan saat penyambutan tamu besar yang
sedang datang ke sana. Selain menjadi tarian selamat datang, tarian ini juga sering
dipertunjukan pada saat pementasan Ludruk sebagai tarian pembuka setelah Tari
Remo. Tari Beskalan ini merupakan tarian tradisional yang terkenal di Malang.

a. Sejarah Tari Beskalan

Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Beskalan ini awalnya


merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Malang pada zaman
dahulu apabila akan membuka lahan atau mendirikan sebuah bangunan. Pada
saat mengawali penggalian tanah, biasanya akan diadakan ritual penanaman
tumbal yang sering disebut dengan cok bakal atau sesajen. Tumbal yang
digunakan biasanya adalah kepala kerbau. Tumbal ini merupakan sedekah
bumi yang harus dilakukan agar terhindar dari marabahaya dan lahan yang
dibuka pun diberikan kesuburan.
Pada saat acara ritual tersebut berlangsung, biasanya akan diiringi
dengan pertunjukan Tari Beskalan. Tarian ini dianggap sebagai wujud dari
rasa syukur dan rasa hormat kepada para leluhur agar dijauhkan dari bahaya
dan juga diberkati tanah yang subur serta rejeki yang melimpah. Selain
dipertunjukan didalam acara ritual, di daerah tertentu juga Tari Beskalan ini
menjadi tarian wajib yang harus dipentaskan pada saat acara bersih desa.
Selain menggambarkan rasa syukur dan juga hormat kepada para lulur, tarian
beskalan ini juga dianggap sebagai simbol permulaan atau awal dari
kehidupan. Kepercayaan tersebut menjadikan Tari Beskalan ini mulai
berkembang, tidak hanya sebagai bagian dari acara ritual, namun juga sebagai
pembuka acara serta penyambutan tamu besar.
Pertunjukan Tari Beskalan

Dalam pertunjukannya, Tari Beskalan ini biasanya akan dimainkan oleh 4


(empat) orang penari wanita. Namun pada acara tertentu dapat juga dimainkan oleh 2
(dua) orang, bahkan terdapat juga yang lebih dari 4 (empat) orang. Gerakan dalam
Tari Beskalan ini hampir sama seperti gerakan yang ada di Tari Remo, hanya saja
pada gerakan tarian ini lebih anggun, lincah dan juga dinamis. Sehingga
menggambarkan sisi kecantikan dan juga kelincahan seorang wanita.

b. Busana Tari Beskalan

Dalam pertunjukannya para penari menggunakan busana dan tata rias khas
dari Tari Beskalan. Pada bagian kepala penari biasanya menggunakan sanggul yang
dihias dengan cundhuk mentul. Lalu dibagian tubuh atas menggunakan kemben yang
dipadukan dengan ilat-ilatan. Pada bagian bawah menggunakan celana sepanjang lutut
dan tambahan kain dibagian depan dan belakang yang panjangnya sejajar dengan
celana. Sedangkan dibagian kaki menggunakan kaos kaki putih dan gongseng. Tidak
lupa juga selendang yang dipasangkan pada bagian bahu yang digunakan untuk
atribut menari.

c. Pengiring Tari Beskalan

Dalam pertunjukan Tari Beskalan ini juga akan diiringi oleh iringan musik
tradisional. Awalnya Tari Beskalan ini hanya diiringi oleh beberapa alat musik yang
sederhana seperti kendang, jidor dan lain-lainnya. Namun pertunjukan Tari Beskalan
saat ini diiringi oleh musik gamelan jawa dengan laras slendro yang menjadi ciri khas
dari gamelan di Jawa Timur.
d. Perkembangan Tari Beskalan

Dalam perkembangannya, Tari Beskalan ini sudah menjadi salah satu tarian
kebanggan dari kota Malang, Jawa Timur. Tarian yang awalnya hanya menjadi tarian
ritual, saat ini telah menjadi tarian pembuka diberbagai acara budaya di kota Malang,
seperti pada kesenian Ludruk, festival budaya dan lain sebagainya. Selain itu juga
Tari Beskalan ini sering digunakan sebagai tarian selamat datang dalam menyambut
tamu besar atau para rombongan wisatawan yang sedang berkunjung kesana.

7. Tari Bedoyo Wulandaru, Tarian


Tradisional Dari Jawa Timur

Tari Bedoyo Wulandaru adalah tarian tradisional yang berasal dari


Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini merupakan perwujudan rasa bahagia dari
masyarakat pada saat menyambut kedatangan tamu besar yang datang kesana. Tari
Bedoyo Wulandaru ini merupakan salah satu tarian tradisional yang terkenal di
Banyuwangi, Jawa Timur.

a. Sejarah Tari Bedoyo Wulandaru

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, pada zaman dahulu Tari
Bedoyo Wulandaru digunakan oleh masyarakat Blambangan dalam menyambut
kedatangan rombongan dari Prabu Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada
yang berkunjung ke wilayah mereka. Tari Bedoyo Wulandaru ini merupakan
ungkapan rasa gembira dari masyarakat Blambangan dalam menyambut tamu
agung tesebut dan kemudian diberi nama  Tari Bedoyo Wulandaru.
Nama dari Tari Bedoyo Wulandaru ini sendiri merupakan gabungan dari kata
bedoyo dan kata wulandaru. Kata bedoyo ini sendiri merujuk pada sebutan para
penari wanita yang membawakan tarian ini. Sementara pada kata wulandaru
merupakan gabungan dari kata wulan dan ndaru. Didalam bahasa jawa, kata
wulan ini artinya bulan yang dimaknai sebagai penerang dalam kegelapan,
sedangkan kata ndaru ini sendiri artinya bintang jatuh yang dimaknai tanda
keberuntungan. Sehingga melalui tarian ini dapat dilihat bahwa masyarakat
Blambangan dalam menganggap tamu agung mereka sebagai sinar bulan yang
terang dan juga keberuntungan bagi mereka.

b. Pertunjukan Tari Bedoyo Wulandaru

Pertunjukan Tari Bedoyo Wulandaru

Gerakan dalam Tari Bedoyo Wulandaru ini sendiri merupakan kreasi


dari pengembangan Tari Gandrung dan Sabang dari Banyuwangi, Jawa Timur.
Begitu pun dengan musik pengiring yang digunakan dalam tarian ini juga tidak
jauh berbeda, namun terdapat beberapa penambahan sebagai kreasi dan juga
pengembangan. Sesuatu yang unik terlihat dibagian akhir pertunjukan, dimana
para penari akan melemparkan beras kuning dan uang logam layaknya disebuah
ritual. Hal ini memiliki arti tersendiri. Beras kuning yang ditaburkan ini dipercaya
untuk mengusir segala bala dan gangguan. Sedangkan pada uang logam untuk
mengikat hati masyarakat agar hati rakyat tetap akan mendukung dan patuh
kepada raja atau pemerintah yang sedang berkuasa.

c. Busana Tari Bedoyo Wulandaru

Dalam pertunjukannya, penari ini menari dengan indah dan cantik dengan
balutan busana layaknya seorang putri keraton pada zaman dahulu. Pada bagian
kepala penari akan menggunakan mahkota yang penuh dengan hiasan bunga-
bunga. Pada bagian atas tubuh akan menggunakan kain seperti kemben yang
setinggi dada. Pada bagian bawah akan menggunakan kain panjang hingga mata
kaki. Selain itu juga akan dilengkapi berbagai aksesoris seperti gelang serta ikat
pinggang dengan corak berwarna emas dan bunga-bunga. Dan tidak lupa
selendang yang disematkan pada bagian depan dalam menari. Busana yang
digunakan para penari Tari Bedoyo Wulandaru ini identik dengan warna hijau.
Warna hijau ini melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Selain itu juga ada
warna merah dan emas yang tentunyamempunyai makna tersendiri.

d. Perkembangan Tari Bedoyo Wulandaru

Dalam perkembangannya, tarian ini masih terus dilestarikan serta


dipelajari melalui sanggar budaya dan pendidikan. Selain itu juga Tari Bedoyo
Wulandaru ini sering diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui acara seperti
festival budaya dan penyambutan tamu besar yang sedang datang ke Banyuwangi.

8. Tari Hegong, Tarian Tradisional


Dari Maumere Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT)

Tari Hegong adalah tarian tradisional dari Maumere, Sikka, Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya dimainkan secara berkelompok oleh para
penari pria dan wanita dengan berpakaian adat dan diiringi oleh musik Gong Waning.
Tari Hegong merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal dan sering ditampilkan
diberbagai acara seperti acara adat, penyambutan tamu penting, kesenian daerah dan
diberbagai acara lainnya.
a. Asal Mula Tari Hegong

Tari Hegong ini merupakan tarian kebesaran masyarakat Maumere di


Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejarah tentang Tari
Hegong ini masih belum dapat diketahui secara pasti, namun menurut beberapa
sumber mengatakan bahwa tarian ini pada awalnya merupakan tarian adat dan sering
ditampilkan diupacara-upacara adat masyarakat Maumere. Selain itu juga tarian ini
digunakan sebagai tarian penyambutan para tamu penting yang sedang datang kesana.

b. Pertunjukan Tari Hegong

Tari Hegong ini umumnya dimainkan oleh kurang lebih 6 sampai dengan 10
orang penari, baik itu penari pria maupun penari wanita dan satu orang sebagai
pemimpin tarian diposisi paling depan. Dalam tarian ini, para penari akan dilengkapi
dengan ikun, lesu, dan juga reng sebagai atribut dalam menarinya. Ikun merupakan
senjata yang seperti pisau dan terbuat dari kayu serta dihiasi dengan ekor kuda.
Sedangkan lesu merupakan sejenis sapu tangan yang digunakan sebagai pelengkap
dari gerakan tangan para penari. Dan pada reng adalah sejenis gelang kaki yang
dilengkapi dengan sebuah kelinting.

Dalam pertunjukan Tari Hegong ini biasanya terdapat 4 (empat) babak. Pada
babak pertama, para penari wanita akan memasuki arena dengan diiringi musik Gong
Waning, kemudian diikuti oleh penari pria sambil memewang parang atau porong.
Pada babak tersebut para penari akan menari dengan irama cepat dan dengan gerakan
Pledong wa’in atau sentakan dari kaki.

Pada babak kedua, para penari pria dan wanita akan membentuk lingkaran
dimana para penari akan mengelilingi penari wanita. Lalu pada babak ketiga, para
penari akan melakukan gerakan bebas. Biasanya dalam babak ketiga ini merupakan
gerakan kreasi yang dipadukan dengan irama dari musik Gong Waning. Kemudian
pada babak terakhir, para penari akan kembali membentuk lingkaran dan juga sebagai
penutup, salah satu penari akan diangkat keatas dengan memakai sebatang bambu.

c. Makna Dalam Pertunjukan Tari Hegong


Setiap gerakan dan juga babak yang ditampilkan dalam tarian ini tentu
memiliki arti atau makna tersendiri. Hal tersebut dapat kita lihat dari pertunjukannya.
Pada babak pertama akan dibuka dengan gerakan berirama cepat dan juga sentakan
kaki yang menggambarkan semangat para penari. Pada babak yang kedua, para penari
membuat lingkaran dimana para penari wanita dikelilingi oleh penari pria, babak ini
menggambarkan jiwa kaum lelaki dalam mempertahankan dan juga melindungi kaum
wanita.
Pada babak ke tiga biasanya merupakan gerakan kreasi yang menggambarkan
kerjasama antara penari pria dan wanita. Sedangkan pada babak akhir, salah seorang
dari penari pria diangkat keatas menggambarkan bahwa dia sedang memantau musuh
atau lawan dan para penari yang dibawah menggambarkan kesiagaan mereka terhadap
serangan dari musuh.
d. Pengiring Tari Hegong

Dalam pertunjukan Tari Hegong ini biasanya akan diiringi oleh iringan musik
dari Gong Waning. Gong Waning ini merupakan alat musik tradisional khas dari
masyarakat Sikka yang terdiri dari gendang yang disebut Waning, Wong dan Peli
anak. Pada instrument waning ini sendiri terdiri dari gendang besar dan juga gendang
kecil yang disebut Dodor. Pada instrument gong terdiri dari Gong Ina Wa’a, Gong
Lepe, Gong Higo Hagong, Gong Ina Depo, dan Gong Udong. Sedangkan pada peli
anak sendiri merupakan sepotong bambu yang digunakan dalam menstabilkan irama
dari pukulan Gong Waning. Musik Gong Waning ini dapat menghasilkan beberapa
jenis irama musik, salah satu irama yang dapat dimainkan untuk mengiringi Tari
Hegong ialah irama Badu Blabat.

e. Kostum Tari Hegong

Pada pertunjukan Tari Hegong ini biasanya para penari menggunakan kostum
pakaian adat. Pada para penari wanita biasanya menggunakan busana seperti Labu
Gate, Utan dan juga Dong warna-warni. Pada bagian rambut dibuat Legen dan
ditambahkan dengan Hegin untuk memperkuat lingkaran rambut serta diberi sebuah
hiasan Soking. Tidak lupa menggunakan Gelang Gading dipergelangan tangan
mereka.

Sedangkan untuk para penari pria biasanya akan menggunakan busana seperti
Lipa Prenggi atau Lipa Mitan dan juga tenun ikat khas Sikka. Selain itu dibagian
kepala akan menggunakan pengikat kepala yang disebut Lesu Widin Telun. Dan tidak
lupa, para penari baik itu pria maupun wanita dilengkapi dengan Ikun, Lesu dan juga
Reng sebagai perlengkapan menarinya.

f. Perkembangan Tari Hegong

Tari Hegong ini merupakan salah satu tarian kebesaran masyarakat Sikka yang
masih hidup sampai sekarang. Dalam perkembangannya, tarian ini masih terus-
menerus dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat disana. Berbagai kreasi dan
juga variasi sering ditambahkan disetiap pertunjukannya, baik itu dalam segi gerak,
formasi serta musik pengiringnya, namun tidak menginggalkan ciri khas dari tarian
tersebut. Tarian ini juga tidak hanya ditampilkan dalam acara adat saja, namun juga
ditampilkan diberbagai acara seperti festival budaya dan acara pertunjukan seni yang
diadakan ditingkat daerah, nasional, bahkan internasional.
9. Tari Golek Menak, Tarian
Tradisional Klasik Dari Yogyakarta

Tari Golek Menak adalah salah satu tarian klasik yang terinspirasi dari
gerakan Wayang Golek Menak. Tarian ini merupakan tarian klasik tradisional yang
berasal dari Yogyakarta yang memiliki nilai seni tinggi. Tarian ini diciptakan oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dikarenakan kecintaan dan kekagumannya kepada
Wayang Golek Menak.

Dinamakan Tari Golek Menak ini karena tarian ini terinspirasi oleh
pertunjukan dari Wayang Golek Menak. Sesuai dengan namanya, gerakan, alur cerita,
tata busana dan juga tokoh pada Tari Golek Menak ini diwujudkan dalam Tari Golek
Menak ini. Sehingga dalam tarian ini dapat dikatakan salah satu tarian yang
mempunyai nilai seni yang tinggi.

a. Sejarah Tari Golek Menak

Menurut sejarahnya, Tari Golek Menek ini mulai diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX ditahun 1941. Dalam melaksanakan idenya itu, Sri Sultan
tersebut mengajak para pakar tari dan beberapa lembaga tari di Provinsi Yogyakarta.
Dalam proses penciptaan tarian ini memakan waktu yang cukup lama, karena dalam
menirukan gerakan dari setiap tokoh pada Wayang Golek Menak ini memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi. Tarian ini mulai mendapatkan bentuk sempurnanya ditahun
1989. Sebelum Sri Sultan sempat menyaksikan hasil dari penyempurnaan tarian ini,
beliau sudah wafat terlebih dahulu.
Untuk memenuhi permintaan dari Sri Sultan hamengkubuwono IX, tim
penyempurnaan dari Tari Golek Menak ini menggelar sebuah pertunjukan untuk
pertama kalinya setelah tarian ini disempurnakan. Dalam pagelaran itu juga
ditampilkan Wayang Golek Menak serta drama Tari Golek Menak dengan tema yang
sama yakni kelaswara palakrama atau sebuah perkawinan antara kelaswara dengan
Wong Agung Jayengrana. Pagelaran penyempurnaan tarian tersebut telah berhasil
dipertunjukan seperti yang diinginkan oleh Sri Sultan. Namun untuk tata busana yang
diinginkan Sri Sultan membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga didalam
pertunjukan tersebut, busana yang dipakai pun masih menggunakan busana yang
belum disempurnakan yang hanya dengan tambahan dan juga modifikasi seperlunya.
Seiring dengan perkembangannya zaman, tarian ini terus dikembangkan sampai
mencapai seperti bentuknya yang saat ini.

b. Pertunjukan Tari Golek Menak

Pertunjukan Tari Golek Menak

Dalam pertunjukannya, para penari menari dengan gerakan disesuaikan


dengan tokoh yang diperankan, karena setiap tokoh tentunya mempunyai gerakan
tersendiri. Gerakan dalam tarian ini lebih didominasi gerakan patah-patah seperti
halnya gerakan wayang golek. Gerakan tangan, bahu, kepala, kaki dan juga pinggul
yang mengikuti iringan musik pengiring atau gendhing pengiring. Gerakan dalam
tarian ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Dalam memainkan tarian ini, para
penari harus memiliki keluwesan dalam menari dan juga memiliki dasar gerak yang
kuat.

c. Busana Tari Golek Menak

Dalam pertunjukan, para penari dibalut busana seperti baju bludru lengan
panjang pada bagian atas dan celana cindhe dibagian bawah. Selain itu aksesoris yang
digunakan seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan juga keris yang diselipkan
dibagian depan. Tata busana dan rias untuk setiap para penari pada tarian ini
disesuaikan dengan tokoh yang dibawakannya.
d. Perkembangan Tari Golek Menak

Dalam perkembangannya, tarian ini terus dilestarikan oleh beberapa sanggar


tari dan juga sekolah seni tari yang ada di Provinsi Yogyakarta. Tarian ini sering
ditampilkan diberbagai acara keraton dan acara budaya di Provinsi Yogyakarta.

10.Tari Jepin, Tarian Tradisional Dari


Provinsi Kalimantan Barat

Tari Jepin adalah kesenian tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat
yang diadaptasi dari kesenian melayu, agama islam, dan juga budaya lokal. Tarian ini
merupakan salah satu media penyebaran dari agama Islam di Provinsi Kalimantan
Barat. Tari Jepin merupakan kesenian tari gerak dan lagu yang memiliki arti disetiap
gerakannya.

a. Sejarah Tari Jepin

Menurut beberapa sumber sejarah yang ada. Tari Jepin ini awalnya
merupakan kesenian yang menjadi media dakwah didalam penyebaran agama
islam pada abad ke-13. Tarian ini pada awalnya ditampilkan di daerah Sambas
Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian menyebar dan juga berkembang ke
berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

b. Pertunjukan Tari Jepin

Gerakan dalam Tari Jepin ini lebih menekankan kepada gerakan kaki dan
juga tangan. Dalam pertunjukannya, gerakan diawali dengan salam pembuka.
Setelah itu para penari melakukan gerakan yang bertumpu pada gerakan kaki
yang bergerak berulang-ulang. Dua kaki para penari bergerak maju-mundur, ke
kiri dan ke kanan, dan juga gerakan memutar. Pada awalnya gerakan ini
mempunyai beberapa aturan, salah satunya ialah penari tidak boleh terlalu
mangangkang dan juga tangan tidak boleh diayunkan terlalu tinggi.
c. Busana Tari Jepin

Dalam pertunjukannya Tari Jepin ini sering dimainkan oleh para penari laki
laki dan perempuan yang dibalut dengan busana khas dari melayu. Dengan baju
lengan panjang dan juga celana panjang yang dihiasi balutan kain atau sarung
dipinggang mereka. Pada bagian kepala, para penari pria biasanya akan menggunakan
penutup kepala seperti peci hitam. Pada penari wanita biasanya dihiasi dengan hiasan
pernak-pernik seperti bunga-bunga.

d. Pengiring Tari Jepin

Pada pertunjukannya, tarian ini diiringi dengan musik tradisional khas melayu
seperti alat musik gambus, perkusi, dan juga marawis. Selain diiringi dengan musik,
tarian ini juga diiringi dengan lagu yang berupa pantun berisi tentang kehidupan
sehari-hari dan nilai-nilai dalam ajaran islam.

e. Perkembangan Tari Jepin

Tari Jepin telah ini berkembang ke berbagai daerah di Provinsi Kalimantan


Barat dan menjadi salah satu kesenian daerah di Provinsi Kalimantan Barat. Tarian ini
tidak hanya sebagai media penyebaran agama, tetapi juga sebagai kesenian dan juga
hiburan. Seiring dengan perkembangannya, tarian ini sudah berkembang dan
mempunyai berbagai kreasi baru, seperti Tari Jepin melayu, jepin lembut, jepin kipas
dan juga jepin tali bui. Meskipun banyak memiliki kreasi baru, tetapi beberapa tarian
tersebut masih tidak meninggalkan dari pakem aslinya.

Tarian jepin dapat kita temukan diberbagai acara adat melayu di Provinsi Kalimantan
Barat seperti pernikahan gaya melayu. Selain itu juga tarian ini dapat kita temukan
diberbagai acara seperti acara penyambutan tamu besar atau festival budaya.
Tugas Tematik Terpadu

RAGAM TARI KREASI DAERAH DI INDONESIA

OLEH

NAMA : SKOLASTIKA PAGORAI

KELAS : IVA

SEKOLAH DASAR NEGERI 6 KENDARI BARAT

TAHUN AJARAN

2018/2019

Anda mungkin juga menyukai