Anda di halaman 1dari 7

Nama

: Baim

Kelas

: IV

Tari Tradisional Maluku Utara - Tari Cakalele

Tari Cakalele adalah tarian daerah Maluku yang masuk dalam kategori tari tradisional
berupa tari perang. Tari Cakelel adalah tarian tradisional yang pada umumnya ditarikan oleh
sejumlah pria, namun ada juga beberapa penari wanita sebagai pendukung.
Dalam pertunjukannya penari pria menari menggunakan atribut berupa parang
(pedang) dan salawaku (tameng). Sedangkan penari wanita biasanya menggunakan lenso
(sapu tangan). Selain itu dalam Tari Cakalele ini, biasanya dipimpin oleh seorang penari yang
berperan sebagai Kapitan (pemimpin tarian) dan seorang yang menggunakan tombak yang
menjadi lawan tandingnya.
Tari Cakalele dibawakan dengan diiringi oleh iringan musik tradisional seperti tifa,
gong, dan bia (kerang yang ditiup). Irama yang dimainkan dalam mengiringi tarian ini
biasanya merupakan irama yang bertempo cepat layaknya genderang perang pada zaman
dahulu, sehingga dapat memicu semangat para penari dan tak jarang membuat para penonton
terbawa suasana tersebut. Gerakan para penari biasanya disesuaikan dengan musik pengiring
ini. Karena kadang irama yang dimainkan bisa jadi kode saat berganti gerakan atau formasi
para penari.

Tari Tradisional Maluku Utara - Tari Bambu Gila

Tarian Bambu Gila adalah tarian yang sangat mistis yang ada di daerah hutan bambu
dikaki gunung Gamalama Provinsi Maluku Utara.
Awalnya tarian bambu gila ini digunakan untuk memindahkan kapal kayu yang telah
jadi dibuat dari gunung ke pantai . Tarian bambu gila juga digunakan untuk memindahkan
kapal yang sudah kandas di laut . Bahkan untuk para raja-raja, tarian bambu gila ini juga
digunakan untuk melawan para musuh yang datang untuk menyerang . Namun dizaman
sekarang, tarian bambu gila kerap dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat dan
pesta .
Tarian Bambu Gila dimainkan oleh 6 orang pemain dan 1 orang pawang. Keenam
penari bambu gila bertugas menahan bambu yang beratnya bisa berton-ton yang terus
bergerak bebas. Adapun musik yang mengiringi tarian bambu gila ini adalah musik
tradisional yang dimainkan dari alat musik tradisional maluku utara seperti tifa, gendang,
gong dan lain sebagainya.

Tari Tradisional Maluku Utara - Tari Soya-Soya

Tari soya soya adalah tari tradisional yang berasal dari Maluku Utara. Tari Soya soya
ini menggambarkan tentang perjuangan masyarakat Kayoa, di Kabupaten Halmahera Selatan
pada zaman dahulu.
Pakaian tradisional atau kostum yang dikenakan dalam tari Soya-soya ini adalah
pakaian berwarna putih dan kain sambungan mirip rok berwara-warni, yaitu merah, hitam,
kuning, dan hijau. Setiap penari mengenakan ikan kepala berwarna kuning (taqoa) yang
merupakan simbol seorang prajurit perang. Perlengkapan yang digunakan adalah berupa
pedang (ngana-ngana) dari bambu berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning
dan hijau, serta dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para penari
juga membawa perisai (salawaku).
Sedangkan musik pengiring tari Soya-soya adalah musik tradisional Maluku Utara
yang dimainkan dari alat musik gendang (tifa), gong (saragai), dan gong yang berukuran
kecil (tawa-tawa). Gerakan di tarian ini menggambarkan terlihat seperti menyerang,
mengelak dan menangkis. Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya
empat orang dan bahkan hingga ribuan penari.

Tari Tradisional Maluku Utara - Tari Tide-tide

Tari tide tide adalah tarian tradisional khas suku Togela (tobelo dan Galela) daerah
Halmahera Utara yang dipentaskan pada saat pesta rakyat maupun pesta perkawinan.
Gerakan pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan sebagai
bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari pergaulan dari Maluku Utara.
Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita yang berjumlah 12 orang sambil
diiringi tabuhan musik tradisional dari alat musik tifa, gong dan biola. tarian Tide-Tide yang
berasal dari daerah ternate dan tarian tersebut mempunyai ciri khas adat seatoran Maluku kie
raha sehingga tarian ini di pakai dalam upacara perkawinan maupun acara hajatan dan lainlain. Tarian ini memiliki arti kesuburan alam semesta serta motif-motif mistik.
Sebagai tarian adat tide-tide merupakan bentuk tarian tradisional yang sudah sangat
kuno. Tarian ini aslinya tidak bersifat liris, ditarikan secara duet oleh penari putera- puteri
dalam 2 sampai 6 pasangan.

Tari Tradisional Maluku Utara - Tari Gumatere

Tari Gumatre adalah sejenis tarian tradisional masyarakat Maluku Utara yang
dimaksudkan untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang
sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan wanita.

Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari wanita menggunakan
lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang penari akan menggunakan kain hitam,
nyiru dan lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian
tradisional rakyat Morotai.

Tari Tradisional Lenso

Tari Lenso yang juga terkenal di daerah Minahasa adalah jenis tarian pergaulan yang
biasa dibawakan oleh para muda mudi di daerah tersebut.Tari Lenso biasanya dibawakan
secara beramai ramai ketika mereka sedang mengadakan pesta seperti pesta pernikahan,
pesta tahun baru dan pesta panen cengkeh.Sesuai dengan namanya, tari lenso merupakan
tarian yang mengunakan lenso atau saputangan sebagai perlengkapannya.Lenso atau
saputangan dalam tari lenso nantinya akan digunakan untuk menyatakan perasaan cintaatau
dalam bahasa gaulnya nembak orang yang disukai.Jika pernyataan cintanya diterima maka
lenso yang diserahkan kepada orang tersebut akan diterima.
Oleh karena itulah selain sebagai tarian adat, tari lenso juga merupakan tarian untuk
mendapatkan jodoh.Jadi untuk sahabat yang sedang bingung bagaimana menyatakan cinta ke
si dia, mungkin tari lenso bisa dijadikan sebagai alternatifnya.

Tari Tradisional Katreji

Tarian ini adalah tarian percampuran budaya Eropa (Portugis dan Belanda) dengan
budaya Maluku. Tarian ini sering ditampilkan saat acara ramah tamah, pesta perkawinan,
upacara adat, dan hari-hari besar. Di tarian ini adalah tari berpasang-pasangan pria dengan
wanita. Tari ini juga menggambarkan pergaulan anak muda. Tarian ini diiringi alat musik
biola, suling bambu, ukulele, karakas, guitar, tifa dan bas gitar, dengan pola ritme musik barat
(Eropa) yang lebih menonjol. Selain Katreji, pengaruh barat lainnya yang terkenal adalah
Polonaise yang biasanya dilakukan orang Maluku pada saat pesta perkawinan dan dilakukan
setiap anggota pesta tersebut dengan berpasangan, membentuk formasi lingkaran serta
melakukan gerakan-gerakan ringan yang dapat diikuti setiap orang baik tua maupun muda.

Anda mungkin juga menyukai