Tarian ini biasanya digunakan pada saat upacara adat atau ritual
pemanggilan roh. Masyarakat Suku Batak percaya roh yang dipanggil
masuk ke dalam patung-patung leluhur mereka, dan kemudian patung-
patung itu bergerak seperti menari. Gerakan tersebut seperti gerakan tangan
yang kaku dan kaki yang jinjit. Tari Tor-Tor telah menjadi ikon khas Suku
Batak di Sumatera Utara, tarian ini telah resmi didaftarkan sebagai tarian
khas dari Indonesia oleh pemerintah setempat. Tarian ini juga biasa di
tampilkan dalam acara pernikahan Suku Batak.
Kini tarian ini telah dikembangkan dengan didirikan berbagai sanggar, untuk
melestarikan dan menjaga warisan budaya negeri ini. Tarian Tor-Tor pun
memiliki beragam jenis, yaitu :
1. Tor-Tor Pangurason (Tari Pembersihan). Tarian ini biasanya digunakan
untuk menjauhkan marabahaya, biasanya dimulai sebeum upacara adat
atau pesta besar.
2. Tor-Tor Sipitu Cawan (Tari Tujuh Cawan). Tarian ini biasanya digelar saat
pesta penobatan raja di Suku Batak.
3. Tor-Tor Tunggal Panaluan. Tarian ini biasa digelar saat desa terkena
bencana, tujuannya untuk meminta petunjuk dari para leluhur mereka, untuk
mengatasi bencana tersebut.
Tema :Kelincahan
Pola Lantai :