A. SUKU BETAWI
Suku Betawi adalah kelompok masyarakat atau etnis yang umumnya bermukim di
Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Suku ini terbentuk dari percampuran suku-suku yang tinggal
di Batavia atau saat ini bernama Jakarta.
Suku-suku dari berbagai asal tinggal di Batavia pada masa pendudukan kolonial
Belanda sejak abad ke-17. Etnis Betawi berasal dari percampuran antar suku, bahkan antar
bangsa pada masa itu
Batavia merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan dengan penduduk yang
didatangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dari berbagai daerah di tanah air. Sehingga
bisa dikatakan, etnis yang disebut Betawi adalah pendatang baru.
Pada umumnya, kelompok masyarakat Betawi berasal dari perpaduan etnis seperti
Sunda, Jawa, Melayu, Bali, Bugis, Makassar, Tionghoa, Arab, Ambon, dan India. Mereka
bermigrasi dan akhirnya menetap dan berkeluarga di Batavia karena beragam alasan.
Bahasa Betawi
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Betawi berbeda dari bahasa yang digunakan orang
Jakarta pada umumnya. Meski hampir sama karena asalnya adalah bahasa Indonesia, namun
bahasa Betawi memiliki dialek yang khas.
Dialek bahasa Betawi terkesan campur-campur dikarenakan perpaduan banyak budaya dan
bahasa di masa lalu. Banyak kosakata yang berasal dari bahasa Melayu, Bali, Tionghoa, Arab,
dan lain-lain. Bahasa ini kemudian dinamakan bahasa Betawi yang merupakan bahasa
Indonesia dengan dialek Betawi.
1
Mereka yang memeluk agama Kristen menyatakan bahwa mereka adalah keturunan bangsa
Portugis dari abad ke-16 yang tinggal di Sunda Kelapa. Saat ini, kampung tempat bangsa
Portugis dulu tinggal dinamakan dengan Kampung Tugu.
B. SUKU DAYAK
Suku Dayak adalah kelompok etnis asli pedalaman Kalimantan. Etnis Dayak tersebar
di seluruh pulau Kalimantan, baik daerah yang masuk kekuasaan Indonesia maupun Sabah
dan Sarawak yang merupakan wilayah Malaysia, serta di Brunei Darussalam. Suku Dayak
tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan
Kalimantan Selatan.
Selain etnis Dayak, di Kalimantan terdapat 7 suku pribumi lainnya, yaitu Dayak, Banjar,
Melayu, Kutai, Paser, Berau, dan Tidung. Suku Dayak dan Banjar adalah mayoritas. Suku
Dayak tidak berdiri sendiri, melainkan terbagi menjadi beberapa sub suku.
2
3. Rumpun Apokayan yaitu Dayak Kayan, Kenyah dan Bahau
4. Rumpun Murut
5. Rumpun Ot Danum-Ngaju
6. Rumpun Punan
Berdasarkan bahasa yang digunakan, Suku Dayak terbagi menjadi 5, yaitu:
Bahasa Dayak
Awalnya, Suku Dayak adalah penutur bahasa Austronesia. Kemudian salah satu kelompok
yang merupakan asal usul etnis ini masuk dari bagian utara pulau Kalimantan. Selanjutnya
mereka menyebar ke area pedalaman, pegunungan, dan pulau-pulau di Samudera Pasifik.
Dengan berkembangnya masyarakat Dayak dan masuknya pendatang dari Melayu serta
berbagai tempat lainnya, maka bahasa Dayak mengalami perkembangan. Saat ini, Suku
Dayak memiliki banyak bahasa tergantung wilayah tempat tinggal mereka.
3
Adapula Kue Dange yang bisa dikatakan makanan asli Dayak dengan keunikan tersendiri.
Panganan ini terbuat dari parutan kepala dan adonan kue dari tepung dan gula. Rasanya enak,
renyah dan gurih.
Bahan-bahan yang digunakan untuk makanan Dayak adalah hasil pemanfaatan hasil hutan
disekitar tempat tinggal mereka. Selain itu, dalam memasak Suku Dayak menggunakan
bumbu-bumbu yang sederhana.
1. Telingaan Aruu
Telingaan Aruu adalah tradisi adat Suku Dayak dengan cara memanjangan telinga. Untuk
memanjangkan teling, mereka menggunakan anting-anting berbentuk gelang yang terbuat dari
tembaga. Anting-anting berukuran besar tersebut dalam bahasa kenyah disebut belaong.
2. Kwangkey
Kwangkey atau Kuangkay ialah upacara kematian yang dilakukan Suku Dyaka Benuaq yang
tingga di pedalaman Kalimantan Timur. Tradisi ini berasal dari kata ke dan angkey, artinya
adalah melakukan atau melaksanakan dan bangkai.
Menurut istilah bahasa daerah setempat, Kwangkey mempunyai makna buang bangkai.
Maknay yang ingin disampaikan adalah melepaskan diri dari kedukaan dan mengakhiri masa
berkabung.
Upacara adat ini dilakukan untuk menghormati dan memuliakan roh leluhur yang telah
meninggal. Diharapkan setelah upacara kematian dilakukan, maka roh leluhur mendapat
kebahagiaan dan tempat layak di akhirat.
3. Kaharingan
Salah satu kepercayaan Suku Dayak adalah Kaharingan. Agama Kaharingan adalah kelompok
agama Hindu yang juga dikenal sebagai Hindu Kaharingan. Namun seiring berkembangnya
zaman, ada sebagian masyarakat Dayak yang mengonversi agama Kaharingan menjadi Budda
versi Tionghoa. Selain itu, ada pula pemeluk agama Islam yang beberapa diantaranya
terbentuk karena perkawinan dengan Suku Melayu.
4
4. Tari Gantar
Tari Gantar adalah salah satu tarian khas Suku Dyak. Tarian ini adalah tari pergaulan muda-
mudi Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat.
C. SUKU SUNDA
Suku Sunda adalah salah satu etnis di Indonesia yang sebagian besar bermukim di
provinsi Banten dan Jawa Barat, meski banyak pula yang tersebar di provinsi lainnya.
Orang Sunda dikenal dengan karakteristiknya yang ramah, optimis, periang, sopan,
dan bersahaja. Dalam Suma Oriental milik bangsa Portugis, mereka menyebut orang Sunda
sebagai suku yang memiliki sifat jujur dan pemberani.
Meski tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, jati diri Suku Sunda dipersatukan
oleh bahasa dan budayanya. Keturunan Sunda bangga akan tradisi dan kebiasaan yang
diwariskan secara turun-temurun oleh leluhurnya.
Contohnya adalah tradisi seperti bahasa masih digunakan dan dilestarikan sehari-hari.
Selain itu, kesenian berupa seni rupa, seni musik, seni tari, hingga kuliner pun masih bertahan
hingga kini, begitu pula dengan pakaian adat Sunda.
1. Baju Laki-Laki
Sama seperti kalangan menengah, pria bangsawan Sunda juga mengenakan jas sebagai
pakaian atasan. Namun perbedaannya terletak pada warna dan bahannya.
Jas untuk pria bangsawan berwarna hitam dan terbuat dari kain beludru. Untuk
memperindah penampilan, terdapat sulaman benang emas di ujung kedua lengannya. Untuk
bawahannya, mereka mengenakan celana panjang dari bahan dan warna yang sama dengan
atasan. Terdapat sulaman benang emas juga di bagian ujung celana.
Agar penampilan semakin maksimal, pria Sunda juga menambahkan ikat pinggang
berwarna emas. Paduan warna hitam dan emas ini membuat mereka tampil megah dan
berwibawa.
5
Untuk aksesoris tambahan, pria bangsawan Sunda mengenakan penutup kepala yang
disebut dengan Bendo. Sama seperti pria dari kalangan menengah, mereka juga
menambahkan arloji gantung berwarna emas di saku depan jas.
2. Baju Wanita
Model pakaian perempuan Sunda dari kalangan bangsawan hampir sama seperti
kalangan rakyat biasa dan kalangan menengah, yakni kebaya. Hanya saja kebaya yang
dikenakan wanita bangsawan terbuat dari kain beludru berwarna hitam. Kebaya wanita
bangsawan juga tidak polos, tetapi ditambahkan motif hiasan berupa manik-manik atau
sulaman dengan benang emas.
Untuk bawahannya, wanita bangsawan Sunda juga mengenakan kain kebat yang
digunakan seperti rok panjang, namun dengan kualitas kain yang lebih tinggi. Untuk alas
kakinya mereka menggunakan selop yang terbuat dari kain beludru hitam, alas kaki ini sangat
nyaman dan lembut di kaki.
Rambut para wanita bangsawan Sunda ditata membentuk sanggul yang dihiasi dengan
tusuk konde. Wanita bangsawan juga biasanya selalu memakai giwang dan bros. Semua
perhiasan wanita bangsawan Sunda terbuat dari emas maupun berlian. Perhiasan yang belum
tentu bisa dimiliki oleh kalangan menengah dan tidak akan mungkin dimiliki oleh rakyat
biasa.
Bahasa Sunda
Bahasa Sunda hingga kini masih lestari dan umumnya digunakan di daerah pedesaan dan
kota-kota kecil. Sementara itu, di kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, dan Tangerang,
masyarakatnya lebih sering bertutu dengan bahasa Indonesia. Meski begitu, tetap ada logat
Sunda yang kental dalam setiap pengucapannya.
Bahasa Sunda terdiri dari beberapa dialek, antara lain:
Dialek Barat digunakan di daerah Banten dan disebut juga sebagai Bahasa Sunda
Banten
Dialek Utara digunakan di Sunda Utara seperti Bogor dan beberapa daerah Pantura
6
Dialek Selatan banyak digunakan di Priangan yang digunakan di Bandung dan
sekitarnya
Dialek Timur Laut digunakan di sekitar Kuningan dan Cirebon, karena itu disebut
juga sebagai Bahasa Sunda Cirebon
Dialek Tengah Timur digunakan di Indramayu dan Majalengka
Dialek Tenggara digunakan di Ciamis dan sekitarnya, dan juga di Banyumas dan
Cilacap yang sudah masuk wilayah Jawa Tengah.
7
PENUTUP
Suku Betawi adalah kelompok masyarakat atau etnis yang umumnya bermukim di
Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Suku ini terbentuk dari percampuran suku-suku yang tinggal
di Batavia atau saat ini bernama Jakarta. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Betawi
berbeda dari bahasa yang digunakan orang bahasa Betawi memiliki dialek yang khas.
Mayoritas populasi Suku Betawi adalah pemeluk agama Islam. Namun ada juga yang
menganut agama Kristen Protestan dan Katolik, meski jumlahnya sangat sedikit.
Suku Dayak adalah kelompok etnis asli pedalaman Kalimantan. Etnis Dayak tersebar
di seluruh pulau Kalimantan, baik daerah yang masuk kekuasaan Indonesia maupun Sabah
dan Sarawak yang merupakan wilayah Malaysia, serta di Brunei Darussalam. Suku Dayak
tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan
Kalimantan Selatan.
Awalnya, Suku Dayak adalah penutur bahasa Austronesia. Kemudian salah satu
kelompok yang merupakan asal usul etnis ini masuk dari bagian utara pulau Kalimantan.
Selanjutnya mereka menyebar ke area pedalaman, pegunungan, dan pulau-pulau di Samudera
Pasifik. Suku Sunda adalah salah satu etnis di Indonesia yang sebagian besar bermukim di
provinsi Banten dan Jawa Barat, meski banyak pula yang tersebar di provinsi lainnya.
Orang Sunda dikenal dengan karakteristiknya yang ramah, optimis, periang, sopan,
dan bersahaja. Dalam Suma Oriental milik bangsa Portugis, mereka menyebut orang Sunda
sebagai suku yang memiliki sifat jujur dan pemberani. Orang Sunda dikenal ramah, periang,
optimistis, sopan, dan cenderung menjalani keseharian yang sederhana. Bangsa Portugis juga
mencatat dalam Suma Oriental, bahwa orang Sunda memiliki sifat yang pemberani dan jujur.
Sifat-sifat ini merupakan bagian dari karakteristik masyarakat Sunda, maupun orang
Indonesia secara umum.
Bahasa Sunda hingga kini masih lestari dan umumnya digunakan di daerah pedesaan
dan kota-kota kecil. Sementara itu, di kota-kota besar seperti Bandung, Bogor, dan
Tangerang, masyarakatnya lebih sering bertutu dengan bahasa Indonesia. Meski begitu, tetap
ada logat Sunda yang kental dalam setiap pengucapannya.