Anda di halaman 1dari 9

10 Contoh Keragaman Suku

Bangsa dan Budaya di Indonesia


22 Desember 2022

Sebagai masyarakat Indonesia pastinya mengetahui bahwa tanah air ini mempunyai
segudang keragaman budaya disertai berbagai ciri khas dan karakteristik masing-
masing di dalamnya, bahkan di negara lain pun oleh masyarakat asingnya, banyak
mengenal adanya keragaman budaya Indonesia ini.
Seperti halnya pada semboyan yang menjadi pegangan kuat oleh bangsa Indonesia
yakni Bhineka Tunggal Ika yang artinya Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua.
Semboyan tersebut menjadi gambaran bahwa meskipun bangsa Indonesia
mempunyai bermacam ragam budaya, suku bangsa, bahasa, ras, dan agama, namun
bangsa ini berpegang teguh pada prinsip persatuan dan kesatuan.
Artinya, bahwa keragaman suku bangsa dan budaya menjadikan masyarakat dapat
bersatu dalam negara kesatuan.
Keragaman budaya merupakan salah satu ciri khas yang memiliki keunikan terdapat di
muka bumi ini dengan berbagai suku bangsa yang ada di penjuru dunia, seperti hal
nya dengan keragaman budaya Indonesia.
Pastinya sebagai warga negara Indonesia menyadari dan tidak dapat menyangkal
bahwa keberadaan negara Indonesia sendiri dapat menciptakan keragaman yang
begitu banyak, mulai dari keragaman suku bangsa, ras, hingga bahasa.
Bermula dari bermacam keragaman itulah melahirkan bentuk keragaman budaya
Indonesia yang ada saat ini, seperti terdapat rumah adat, upacara adat, pakaian adat
tradisional, alat musik dan lagu tradisional, tarian adat tradisional, senjata tradisional,
hingga berbagai macam makanan khas di setiap wilayah masing-masing.
Namun pada hakikatnya, keragaman budaya di Indonesia berangkat dari bermacam
kebudayaan-kebudayaan lokal yang kian bertumbuh dan berkembang di dalam
masyarakatnya.
Dengan kehadiran keragaman budaya tersebut mengakibatkan adanya pengaruh yang
muncul dan menyebar di masyarakat sehingga menjadi awal terciptanya kebudayaan
itu sendiri.
1. Suku Jawa

Freepik/reezky11
Pada Suku Jawa sendiri biasanya orang Jawa dalam berbincang-bincang seringkali
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sementara
selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Terdapat ciri khas dan karakteristik rumah adat Suku Jawa yakni Rumah Joglo
memiliki bentuk atap persegi di keempat sisinya, lalu bagian tengah berbentuk kerucut
namun tidak lancip. Atap rumah adat Joglo ini terdapat 4 tiang utama yang disebut
soko guru. Dulunya, rumah Joglo dimiliki oleh para bangsawan kerajaan.
Umumnya, pakaian adat dipakai ketika berlangsungnya proses upacara adat,
contohnya pernikahan yang memang menerapkan adat istiadat setempat dari daerah
tersebut. Sebutan pada pakaian Suku Jawa ini yakni Surjan dan kebaya Jawa.
Selain itu, Suku Jawa pun memiliki tarian tradisional yang biasanya dipertunjukkan
sebagai persembahan dalam upacara adat maupun acara-acara spesial seperti, Tari
Serimpi, Tari Gambyong, Tari Tayub, dan Tari Sintren.

2. Suku Batak

Instagram.com/kitakisaphoto
Suku di Indonesia satu ini merupakan satu di antara suku yang berasal dari pulau
Sumatera Utara dan juga banyaknya tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Suku
Batak sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Batak Toba, Batak Mandailing,
Batak Karo, dan Batak Pakpak.
Adapun bahasa daerah orang Batak yang biasa digunakan dalam berbicara sehari-hari
adalah Bahasa Batak. Rumah Bolon atau dikenal juga dengan sebutan rumah Gorga
merupakan rumah adat Batak.
Rumah adat Batak terdapat ciri khas tersendiri, terdiri dari dua bangunan utama, yakni
ruma (tempat tinggal) dan sopo (lumbung padi), memiliki bentuk persegi empat yang
bangunannya menyerupai rumah panggung dan jarak dengan tanah sekitar 1,75
meter.
Berbagai keragaman tarian daerah dalam Suku Batak, yaitu Tari Tor-Tor, Tari Piso
Surit, Tari Ndikkar, Tari Gundala-Gundala, dan Tari Sarama Datu. Biasanya
pertunjukkan tarian Suku Batak memiliki pakaian daerah yang dipakai saat
persembahan dalam upacara adat atau acara spesial tertentu, yakni Kain Ulos Batak,
Ampe-ampe dan Singkot (untuk laki-laki) dan Hoba-hoba dan Haen (untuk
perempuan).
Uniknya, Suku Batak masih mempertahankan kebudayaannya dengan memegang
teguh tradisi dan adat mereka. Sampai saat ini orang batak tetap melaksanakan adat
dan budaya dalam kehidupan sosial dan aktivitas sehari-harinya. Berikut adat dan
budaya Batak yang berlaku adalah:

 Partuturan: Kunci dari falsafah hidupnya orang Batak sehari-hari dalam


kehidupannya pada kekerabatan (partuturan), yakni dengan mengenal marga
dari setiap orang Batak yang ditemuinya. Pada hakikatnya, kekerabatan ini
menjadi layaknya tonggak agung untuk mempersatukan suatu hubungan darah
serta menentukan sikap terhadap orang lain dengan baik.
 Mangokal Holi: Tradisi prosesi upacara ini merupakan warisan turun-temurun,
yaitu dengan mengumpulkan tulang belulang dari jasad orangtua dimasukkan
ke peti baru yang dipindahkan pada suatu tempat yang sudah disediakan oleh
pihak keluarga. Hal tersebut bertujuan sebagai perwujudan penghormatan
kepada roh orangtua yang telah berpulang.

3. Suku Sunda

Instagram.com/iwankristiana
Wilayah Provinsi Jawa Barat dimana sebagian besar wilayahnya bagian barat pulau
Jawa dikenal dengan Suku Sunda dengan sebutan Tatar Pasundan. Bahasa daerah
orang Sunda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Sunda.
Terdapat rumah etnik Suku Sunda yang dikenal dengan sebutan Badak Heuay
merupakan jenis rumah panggung dengan atap tanpa bubungan yang berbentuk
terlihat seperti badak sedang menguap. Bangunan tersebut tersusun dari bahan dasar
kayu untuk bagian dinding dan lantai, serta tanah liat dijadikan bahan untuk bagian
atap (genteng).
Mayoritas masyarakat wilayah Jawa Barat masih melestarikan tarian-tarian di
daerahnya seperti, Tari Jaipong, Tari Ketuk Tilu, Tari Merak, Tari Renggong. Pangsi
merupakan pakaian adat khas Jawa barat yang memiliki singkatan dari “Pangeusi
numpang ka sisi” yang artinya pakaian penutup tubuh yang pemakaiannya dililitkan
secara menumpang layaknya sarung.

4. Suku Dayak

Instagram.com/
pesona.dayak_kalimantan
Suku Dayak sendiri adalah salah satu suku “Asli” yang mendiami “Pulau Borneo”
(Kalimantan). Nama Dayak berasal dari kata “Daya” yang artinya hulu, sebagai
penyebutan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan.
Bahasa daerah yang digunakan oleh Suku Dayak adalah Bahasa Ngaju Dayak.
Rumah Betang merupakan rumah adat khas Kalimantan yang memiliki ciri khas
berbentuk panggung dan memanjang. Biasanya betang dijadikan sebagai rumah suku
yang dihuni oleh 100-150 jiwa, terbagi menjadi bermacam ruangan yang dapat dihuni
oleh setiap keluarga.
Dikenal dengan khas tarian daerah seperti Tari Kancet Ledo, Tari Kancet Papatai, Tari
Kancet Lasan. Dan karakteristik pakaian daerah Suku Dayak yang dikenal dengan
sebutan King Baba (untuk laki-laki) dan King Bibinge (untuk perempuan).
Suku Dayak mempunyai persamaan ciri-ciri khas budaya seperti sumpit, beliong,
mandau, rumah betang atau rumah panjang (rumah radank) dan lain-lain. Adapun ciri-
ciri karakteristik Dayak lainnya, seperti; seni budayanya dan kepemilikan senjata.
Suku Dayak terdiri dari beberapa bagian dalam 405 sub-sub suku. Baik Dayak di
Indonesia maupun Dayak di Sabah dan Sarawak Malaysia sebagai negara serumpun
masing-masing mempunyai sub suku Dayak yang memiliki adat istiadat dan
kebudayaan yang mirip, sesuai berdasarkan sosial kemasyarakatannya.
Agama asli yang lahir dari budaya nenek moyang merupakan agama asli suku Dayak
Kaharingan. Sebagian masyarakat Suku Dayak masih berpegang teguh pada
kepercayaan atas keberadaan benda-benda gaib pada tempat-tempat tertentu dan
menurut kepercayaannya memiliki “kekuatan gaib” berasal dari Jubata dan Batara.
5. Suku Bugis

Instagram.com/uteputera
Salah satu suku di Indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan adalah suku
Bugis, akan tetapi telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti, Jakarta,
Kalimantan, Papua, sampai Riau.
Suku-suku Deutero Melayu (Melayu muda) merupakan bagian dari suku yang
tergolong dalam suku Dayak. Saoraja atau Sallasa merupakan rumah adat suku
Dayak yang ditinggali oleh keturunan Raja (kaum bangsawan) dan Bola merupakan
rumah yang ditinggali oleh rakyat biasa. Kesamaan kedua rumah ini adalah sama-
sama rumah panggung, lantainya memiliki jarak tertentu dengan tanah, sementara
bentuk denahnya sama yakni empat persegi panjang.
Adapun pakaian daerah yang dikenal sebagai sebutan Baju Bodo yang biasa dipakai
saat menghadiri upacara adat atau acara spesial tertentu. Tarian daerah dalam Suku
Bugis ini adalah Tari Pakarena, Tari Padupa Bosara, Tari Pa’gellu, Tari Pattennung.

6. Suku Tengger

Instagram.com/sukutengger
Suku Tengger merupakan suku yang mendiami wilayah Gunung Bromo, Malang.
Masyarakat suku Tengger meyakini bahwa Gunung Bromo atau Gunung Brahma
merupakan gunung yang suci.
Terdapat Upacara Yadnya Kasada merupakan suatu upacara ritual yang
diselenggarakan oleh masyarakat suku Tengger sebagai perwujudan rasa syukur dan
juga harapan supaya terhindar dari malapetaka. Proses upacara ini dilaksanakan
dengan memberikan hasil bumi dan melarungkannya ke dalam kawah Gunung
Bromo.
Masyarakat suku yang berketurunan kerajaan Majapahit ini asli beragama hindu dan
masih memegang teguh adat istiadatnya. Walaupun menempati di Kawasan wisata
dan banyak wisatawan yang berkunjung tetapi akulturasi budaya tetap jarang terjadi.
Maka dari itu suku Tengger ini, adat serta budayanya masih sangat lestari hingga saat
ini.
Untuk baju adat budaya suku Tengger ini biasanya memakai sarung dan
menggunakan udeng. Rumah adat orang Tengger merupakan rumah yang memiliki
struktur dan konstruksi bangunannya berasal dari kayu. Rumah adat tersebut
dibangun oleh suku Tengger yang menempati di daerah lereng Gunung Bromo dusun
Cemoro Lawang desa Ngadisari kecamatan Sukapura.
Tari Sodoran adalah tarian khas yang dianggap sakral oleh masyarakat Tengger
dilambangkan pada asal-usul manusia. Berdasarkan kepercayaan masyarakat
Tengger bahwa manusia itu berasal dari Sang Hyang Widi Wasa dan mereka akan
kembali kepada-Nya.

7. Suku Baduy

Instagram.com/mbakhenny
Dikenal oleh masyarakat Indonesia, sebuah suku yang hidup di pedalaman Banten,
kehidupan yang terisolasi dari dunia luar terkhusus masyarakat Baduy yang hidupnya
sederhana dan menyatu serta bergantung dengan alam.
Suku Baduy sendiri terbagi menjadi dua kelompok besar yakni Baduy Dalam dan
Baduy Luar. Dua kelompok tersebut mempunyai perbedaan khususnya dalam
berpakaian.
Masyarakat Baduy Dalam biasanya menggunakan pakaian berwarna putih yang
ditenun sendiri. Warna putih bagi mereka melambangkan kesucian. Lain halnya
dengan Suku Baduy Luar lebih bisa menerima dengan pendatang, walaupun masih
menegakkan tingginya adat istiadat yang ada.
Suku Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat yang masih sangat berpegang
teguh pada adat istiadat leluhur. Mereka masih sangat tidak menerima adanya
teknologi dan modernisasi, sehingga itu berdampak pada kehidupannya terbilang
masih tradisional.
Sedangkan masyarakat Baduy Luar sudah bisa menerima untuk menggunakan
beberapa barang modern seperti, adanya kasur, bantal, hingga sebagian alat
elektronik. Ciri khas penanda pada masyarakat Baduy Luar ini adalah pakaian tenun
berwarna serba hitam. Keberadaan suku Baduy sendiri ada pada kaki pegunungan
Kendeng di desa Kanekes.
Lebih tepatnya di Lebak, terdapat kelompok etnis yang berasal dari wilayah Banten,
atau yang lebih dikenal sebagai masyarakat Baduy atau orang Kanekes. Suku Baduy
juga memiliki tali persaudaraan dengan orang Sunda. Tak heran jika perawakan fisik
mereka juga hampir mirip dengan orang Sunda kebanyakan serta Bahasa Sunda juga
menjadi bagian dari bahasa sehari-hari mereka.
Lebih lanjut, Sulah Nyanda merupakan sebuah rumah adat suku Baduy asli
masyarakat Banten. Pembuatan rumah adat Sulah Nyanda menggunakan bahan
dasar seperti kayu sebagai pondasi, sedangkan pada bagian dasar pondasi
menggunakan batu kali atau umpak sebagai landasannya yang berasal dari alam
sekitar. Uniknya, rumah ini dibangun berdasarkan kontur tanah.

8. Suku Gayo

Instagram.com/abdhamid023
Suku Gayo termasuk dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India.
Terdapat 3 bagian kelompok dalam masyarakat suku Gayo, pertama masyarakat yang
menempati daerah Aceh Tengah dan Bener Meriah disebut Gayo Laut. Kedua,
masyarakat yang menempati daerah Gayo Lues dan Aceh Tenggara disebut Gayo
Lues, dan ketiga masyarakat yang menempati kecamatan Aceh Tamiang disebut Gayo
Blang.
Membahas terkait ciri khas yang terkenal dari suku Gayo yaitu kopi Gayo. Siapa yang
tidak mengenali kopi Gayo, kopi yang termasuk Arabika yang terkenal mempunyai cita
rasa yang begitu kuat ini cukup digemari oleh pecinta kopi. Di Gayo sendiri, tepatnya di
daerah Bener Meriah, Aceh Tengah dan Takengon terdapat perkebunan kopi yang
terkenal dengan penghasilan kualitas kopi terbaik.
Umah Pitu Ruang merupakan rumah adat suku Gayo yang memiliki tujuh buah
ruangan di dalamnya, bentuk bangunan rumah Gayo yang menghadap dari arah timur
ke barat.
Bahasa Gayo merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat suku
Gayo. Begitu juga dengan tarian yang berasal dari daerah ini, bagi sebagian
masyarakat Indonesia tak asing lagi didengar dan cukup terkenal ini yaitu Tari Saman.
Tarian satu ini merupakan sebuah tarian yang berasal dari suku dataran tinggi Gayo
yang biasa dipersembahkan saat perayaan peristiwa-peristiwa penting di dalam acara
adat daerah tersebut.
Hal yang menjadikan keberagaman busana adat suku Gayo ini adalah menjunjung
kekayaan yang ada pada teknik sulaman benang berwarna putih, merah, kuning dan
hijau.
Bagi busana laki-laki disebut sebagai baju Aman mayak, sedangkan busana
perempuan disebut sebagai Ineun mayak. Biasanya pemakaian baju adat khas suku
Gayo ini digunakan dalam adat perkawinan.

9. Suku Flores

Instagram.com/jelajahtimur
Pulau Flores adalah wilayah Indonesia dengan kepulauan yang letaknya di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT). Suku ini memiliki keragaman budaya, suku hingga
pakaian adat Flores membuat pulau ini menarik bagi wisatawan yang berkunjung.
Pada masyarakat suku Flores umumnya terdiri dari percampuran etnis di antaranya
etnis Melanesia, Portugis, dan Melayu. Nama Flores sendiri berasal dari bahasa
Portugis yang artinya “tanjung bunga”.
Bagi sebagian masyarakat suku Flores yang masih memiliki kepercayaan memuja
kepada leluhur khususnya kepada arwah-arwah dan para leluhur bentuk
penghormatan dari masyarakat tersebut dengan mendirikan dan menjaga sebuah
bangunan.
Bahasa Ngada atau bahasa Bajawa merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan
oleh suku Ngada. Berawal dari penutur yang berada di pulau Flores bagian tengah
selatan, bahasa ini tergolong ke dalam rumpun bahasa Austronesia di antaranya
wilayah penutur bahasa Manggarai dan bahasa Ende-Lio.
Adapun pakaian adat khas suku Flores yang terbagi menjadi dua bagian yakni
pertama, salah satu pakaian adat khas suku Lio yang dilestarikan hingga saat ini
adalah tenun ikat patola. Ciri khas motif kain ikat patola berupa dahan, dedaunan,
ranting, biawak dan manusia, berukuran kecil berbentuk geometris yang didesain
membentuk jalur-jalur kecil berwarna merah atau biru di atas dasar kain yang
berwarna gelap. Lebih lanjut, kain tenun ini dibuat khusus untuk kalangan kepala suku
dan kerabat kerajaan.
Kedua, pakaian adat khas suku Ende disebut Lawo Lambu. Pakaian tradisional ini
kerap dipakai perempuan dari Kabupaten Ende. Lawo berupa sarung tenun ikat yang
terdiri dari berbagai jenis, sedangkan Lambu berupa Baju Bodo dari suku Bugis.
Modelnya yang sederhana, berbentuk segi empat, terdapat empat lubang untuk
kepala, badan, dan kedua tangan.
Mbaru Niang adalah sebutan dari Rumah adat wilayah Pulau Flores, memiliki
bangunan yang berbentuk kerucut dan mempunyai lima lantai dengan tinggi sekitar 15
meter.
Lebih lanjut, terkait tarian khas daerah suku Flores ini adalah Tari Caci yang
merupakan tari perang yang sekaligus menjadi permainan rakyat antara sepasang
penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk serta perisai.

10. Suku Toraja

Instagram.com/gumilar_mk
Suku Toraja merupakan suku yang berasal dari Sulawesi Selatan dan didominasi
populasi masyarakat di Makassar. Upacara kematian menjadi salah satu budaya yang
terkenal dari suku Toraja.
Dalam masyarakat Toraja khususnya upacara kematian tersebut hanya dilakukan
untuk seseorang yang mempunyai uang. Bahkan jika keluarga yang tidak mempunyai
uang mereka akan menunggu bulan demi bulan hingga bertahun-tahun pun untuk
mengumpulkan uang dan melaksanakan upacara kematian.
Terdapat bahasa dalam suku Toraja itu sendiri yang memiliki beragam bahasa di
antaranya ada Kalumpang, Mamasa, Talondo’, Toala’, Tae’, dan Toraja-Sa’dan.
Adapun baju adat dari suku Toraja adalah Baju Pokko yang dipakai untuk kaum
wanita, berbentuk lengan pendek dan warna yang terlihat mencolok dengan beragam
warna dasar berupa putih, kuning, dan merah.
Tongkonan merupakan rumah adat Suku Toraja yang terbuat dari kayu yang bertahan
hingga 100 tahun. Proses pembangunannya pun juga secara tradisional, tidak
menggunakan paku dan atapnya terbuat dari banyaknya bambu.
Pada masyarakat suku Toraja terdapat berbagai jenis tarian tradisional berdasarkan
fungsi serta kedudukan di antaranya ada Tari Manimbong, Tarian Syukuran, Tari
Pagellu’, Tari Dao’bulan, Tari Pa’randing, dan lain-lain.
Sejalan dengan perkembangan zaman, munculnya perkembangan kebudayaan
Indonesia ini memiliki peran serta fungsinya dalam meningkatkan semangat
nasionalis. Hal tersebut menjadikan budaya lokal mengandung nilai-nilai sosial yang
harus diterapkan oleh setiap masyarakat Indonesia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai