DI SUSUN OLEH :
MUTHIA GHAISSANY
5A
- Senjata tradisional
Senjata khas Jakarta adalah bendo atau golok yang bersarungkan dari kayu.
- Rumah tradisional
Rumah tradisional/adat Betawi adalah rumah kebaya. Terdapat pula rumah tradisional
lain seperti rumah panggung Betawi.
Suku Betawi mengenal tradisi Bikin Rume yang dilakukan ketika hendak membangun
rumah.
- Pakaian Adat Betawi
Kebaya Kerancang atau Kebaya Encim
Merupakan pakaian tradisional Betawi yang dikenakan oleh para wanita. Kebaya
Kerancang disebut juga dengan Kebaya Encim, masih digemari hingga kini.
Kebaya ini pada zaman dahulu dikenakan antara bahan lace atau brokat buatan Eropa
yang ditutup dengan bordir sehingga nampak seperti langsung di bordir.
2. Suku Jawa
Suku Jawa (Bahasa Jawa: Ngoko: ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ (Wong Jawa), Krama: ꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ (Tiyang Jawi))
[4]
merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa
Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Indramayu, Kabupaten/Kota Cirebon (Jawa
Barat) dan Kabupaten/Kota Serang–Cilegon (Banten). Pada tahun 2010, setidaknya 40,22%
penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa.[5] Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di
negara Kaledonia Baru, Oseania dan Suriname, Amerika Selatan karena pada masa kolonial
Belanda suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini suku Jawa di Suriname menjadi
salah satu suku terbesar di sana dan dikenal sebagai Jawa Suriname. Ada juga sejumlah besar
suku Jawa di sebagian besar provinsi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Arab Saudi,
dan Belanda.
Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen,
Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Meskipun demikian, peradaban orang Jawa telah dipengaruhi
oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya Kejawen dan Hindu-Buddha, dan pengaruh
ini masih terlihat dalam sejarah, budaya, tradisi, dan bentuk kesenian Jawa. Dengan populasi
global yang cukup besar, suku Jawa ialah kelompok etnis terbesar keempat di antara umat
Islam di seluruh dunia, setelah bangsa Arab,[6] suku Bengali,[7] dan suku Punjab.[8]
- Senjata Tradisional Keris.
Keris adalah salah satu senjata tradisional yang dimiliki oleh Jawa Tengah atau senjata tradisional
suku Jawa. Senjata ini memang sangat populer ke seluruh daerah Indonesia. Ternyata, tidak hanya
Indonesia saja, dunia internasional pun sudah mulai terpukau dengan peninggalan nenek moyang
yang satu ini. Selain daripada fungsinya yang digunakan untuk senjata, Keris juga memiliki nilai
estetika yang sangat tinggi. Senjata ini juga memiliki ketajaman yang tidak perlu diragukan lagi
karena daya serangnya mampu melumpuhkan lawan baik dari jauh sekalipun.
Sebenarnya, senjata keris tidak hanya ada di Jawa saja. Senjata ini ternyata juga ada di daerah-
daerah lain. Namun, perbedaannya adalah bahwa senjata di Jawa lebih bervariasi bentuknya. Seperti
bentuk tanpa lekukan, berlekuk 3, 5, 7 dan lain Sebagainya .
Rumah Joglo adalah rumah tradisional yang memiliki material utama dari kayu jati.
Biasanya Joglo dibangun oleh masyarakat dengan status sosial tinggi seperti kalangan
bangsawan atau kerajaan, karena membutuhkan biaya yang besar
Bentuk rumah adat Jawa Tengah ini terdiri dari 16 bagian yakni dinamakan molo,
ander, geganja, pengeret, santen, sunduk, kili, pamidangan, dhadha peksi, penitih,
penangkur, emprit, kecer, dudur, elar, dan songgo-uwang
Pakaian ini juga memiliki banyak unsur di dalamnya. Untuk atasannya, ada kebaya,
kemben, kain tapih pinjung, dan stagen. Di bagian bawahnya, perempuan Jawa Tengah
akan menggunakan kain jarik yang dililit di bagian pinggang. Aksesori yang dipakai pun
terbilang sangat kompleks, mulai dari cincin, kalung, gelang, dan subang. Beberapa
perempuan juga membawa kipas tangan untuk menghadiri acara yang sedikit panas.
3. Suku Batak
Batak merupakan suku yang tinggal di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Suku
ini tersebar hampir di seluruh wilayah provinsi Sumatera Utara. Dilansir dari Suku-
suku Bangsa di Summatera karya Giyanto, nenek moyang Suku Batak merupakan
kelompok Proto Melayu atau Melayu Tua. Kelompok ini berasal dari Asia Selatan
dan bermigrasi ke Nusantara melalui Pulau Sumatera. Dari semenanjung Malaya,
mereka menyeberang ke Pulau Sumatera dan akhirnya menetap di sekitar Danau
Toba, Sumatera Utara.
Ulos adalah kain yang ditenun dan berbentuk selendang. Pada mulanya ulos
berfungsi sebagai pakaian penghangat dan dipakai sehari-hari. Namun seiring waktu,
pakaian ini menjadi makna simbolik untuk pelaksanaan upacara adat serta
menghormati orang-orang yang hadir di dalamnya
Piso surit Piso surit sering juga disebut pisau surit. Piso berasal dari bahasa daerah
Sumatera Utara yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan surit
merupakan nama dari senjata tradisional ini. Senjata ini digunakan oleh masyarakat
dataran tinggi Tanah Karo. Bentuknya panjang dan bagian ujungnya bercabang dua.
Menurut kepercayaan warga sekitar, dulunya piso surit sering digunakan oleh para
pejuang daerah ini untuk melawan Belanda .
4. Suku Badui
Suku Badui atau kadang sering disebut Baduy merupakan masyarakat adat dan
sub-etnis dari suku Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok
masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki
keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Badui Dalam.
Secara etnis Badui termasuk dalam suku Sunda, mereka dianggap sebagai suku
Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya
terasing dari dunia luar.
Masyarakat Badui menolak istilah "wisata" atau "pariwisata" untuk mendeskripsikan
kampung-kampung mereka. Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta
untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah
"Saba Budaya Baduy", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Badui". [1]
Rumah Sulah Nyanda merupakan rumah adat provinsi Banten. Rumah Sulah Nyanda adalah
rumah tradisional suku Baduy, yang merupakan suku asli dan mendiami di Provinsi Banten.
Dikutip dari buku Rumah Adat Nusantara (2017) karya Intania Poerwaningtias dan Nindya K.
Suwarto, rumah tradisional Sulah Nyanda menyatu dengan alam, karena bahan-bahannya
berasal dari alam. Di mana alas pondasinya terbuat dari batu. Lantainya dari bambu yang
dibelah, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, tiangnya dari balok kayu berukuran besar,
dan atapnya dibuat dari bilah bambu dan ijuk yang dikeringkan.
Rumah Baileo
Baileo adalah sebutan untuk rumah adat orang Maluku. Baileo merupakan tempat
bermusyawarah dan pertemuan rakyat dengan dewan rakyat, seperti saniri negeri dan
dewan adat, yang menunjukan bahwa sistem demokrasi sudah dikenal oleh rakyat lima-
siwa sejak dulu.
Baju cele ini bermotif garis-garis geometris/berkotak-kotak kecil. Baju cele ini biasanya
dikombinasikan dengan kain sarung yang warnanya tidak terlalu jauh berbeda, harus
seimbang dan serasi.
Baju cele ini dipakai juga dalam upacara-upacara adat (acara pelantikan raja, acara cuci
negeri, acara pesta negeri, acara panas pela dll.) dan di kombinasi dengan kain yang pelekat
yang disalele yaitu disarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai lenso (sapu
tangan yang diletakan di pundak).Pakaian ini dipakai tanpa pengalas kaki atau boleh juga
pakai selop. Konde/sanggul yaitu konde bulan yang diperkuat lagi dengan tusukan konde
yang disebut haspel yang terbuat dari emas atau perak.