Anda di halaman 1dari 15

Macam macam Rumah dan pakeaian adat beserta penjelasan nya

1. Pakaian Adat dan rumah adat Betawi

Pakaian Adat Betawi Merunut pada penggunaannya, pakaian adat Betawi


ada 3 macam, yaitu pakaian keseharian, pakaian resmi, dan baju pengantin. Ketiga
macam pakaian adat Jakarta ini akan kami jelaskan sebagai mana berikut

Pakaian Keseharian Pria Betawi Yang dimaksud dengan pakaian keseharian


adalah pakaian yang umum digunakan oleh orang betawi dalam kesehariannya.
Untuk pria, pakaian adat ini terdiri atas baju koko atau sering juga disebut baju
sadariah, celana komprang dengan ukuran ranggung, sarung yang digulung dan
diikatkan dipinggang, sabuk hijau, serta peci berwarna merah.

Sementara untuk para wanita, pakaian adat betawi keseharian terdiri atas
baju kurung berwarna terang (mencolok), kain batik dengan motif geometris sebagai
bawahan, selendang berwarna sama dengan baju kurung, serta kerudung sebagai
penutup kepala.
Rumah Adat Betawi

Filosofi Rumah Adat Betawi Sebutan rumah kebaya bagi rumah adat betawi
sebetulnya berasal dari kontruksi atap rumah ini yang jika dilihat dari samping memiliki
lipatan-lipatan mirip lipatan kain kebaya. Kain kebaya sendiri merupakan kain tradisional
betawi yang hingga kini sering dikenakan para wanita betawi pada saat upacara-upacara
adat mereka

Yang unik dari rumah adat betawi adalah adanya pendopo atau teras yang luas.
Teras ini dilengkapi dengan meja dan kursi kayu yang digunakan untuk menjamu para tamu
atau untuk sekadar duduk bercengkrama bersama di waktu sore. Adanya pendopo yang
luas di rumah kebaya adat betawi, secara filosofis menunjukan bahwa orang suku betawi
sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru. Mereka bersifat pluralis dan bisa
menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa. Filosofi lain
yang dapat ditemukan dalam rumah kebaya adalah adanya pagar di sekeliling teras. Pagar
ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang
negatif, terutama dalam sisi keagamaan. Banyaknya budaya yang dibawa orang-orang luar
yang datang ke kampung mereka, perlu difilter berdasarkan keyakinan beragama. Budaya
yang buruk akan mereka buang dan tinggalkan, sedang budaya yang baik akan mereka
junjung tinggi dan ikuti.
2. Rumah adat dan pakaian adat sumatera barat

Rumah Adat Provinsi Sumatera Barat | Rumah Gadang


Rumah adat gadang merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Nama lain
dari rumah adat gadang adalah rumah bagonjong, rumah baanjuang, dan rumah godang.

Ciri khas rumah gadang adalah mempunyai keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap
yang menyerupai tanduk kerbau yang terbuat dari bahan ijuk.
Rumah ini berfungsi sebagai tempat kediaman keluarga, tempat merawat anggota keluarga yang
sakit, tempat melakasanakan upacara, dan sebagai lambang kehadiran suatu kaum.

1. Struktur Bangunan Rumah Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau
yang juga memiliki sebutan lain seperti rumah Godang, rumah Bagonjong, dan rumah
Baanjuang. Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar
dengan bentuk persegi panjang. Sama seperti rumah adat Indonesia lainnya, rumah gadang
juga dibuat dari material yang berasal dari alam. Tiang penyangga, dinding, dan lantai
terbuat dari papan kayu dan bambu, sementara atapnya yang berbentuk seperti tanduk
kerbau terbuat dari ijuk. Meski terbuat dari hampir 100% bahan alam, arsitektur rumah
gadang tetaplah memiliki desain yang kuat. Rumah ini memiliki desain tahan gempa sesuai
dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang memang terletak di daerah rawan gempa.
Desain tahan gempa pada rumah gadang salah satunya ditemukan pada tiangnya yang
tidak menancap ke tanah. Tiang rumah adat Sumatera barat ini justru menumpang atau
bertumpu pada batu-batu datar di atas tanah. Dengan desain ini, getaran tidak akan
mengakibatkan rumah rubuh saat terjadi gempa berskala besar sekalipun. Selain itu, setiap
pertemuan antara tiang dan kaso besar pada rumah adat ini tidak disatukan menggunakan
paku, melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari kayu.
Pakaian adat Sumatera Barat yang sangat dikenal di kancah nasional sebetulnya
sebuah pakaian yang sangat sederhana. Pakaian yang bernama pakaian Bundo Kanduang
atau Limapeh Rumah Nan Gadang ini memiliki keunikan terutama pada bagian penutup
kepalanya yang berbentuk menyerupai tanduk kerbau atau atap rumah gadang.

Bundo kanduang sendiri merupakan pakaian adat Minangkabau yang dikenakan


oleh para wanita yang telah menika h. Sementara untuk para pria maupun untuk
sepasang pengantin, dikenal pula beberapa jenis pakaian lainnya. Berikut ini kami akan
membahas tentang pakaian-pakaian adat Sumatera Barat tersebut secara lengkap beserta
nilai-nilai filosofinya.

Baju Tradisional Pria Minangkabau Pakaian adat Sumatera Barat untuk para pria
bernama pakaian penghulu. Sesuai namanya, pakaian ini hanya digunakan oleh tetua adat
atau orang tertentu, dimana dalam cara pemakaiannya pun di atur sedemikian rupa oleh
hukum adat. Pakaian ini terdiri atas beberapa kelengkapan yang di antaranya Deta, baju
hitam, sarawa, sesamping, cawek, sandang, keris, dan tungkek.
3.Rumah Adat Jawa tengah dan pakean adat jawa tengah -
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan yang
melimpah dibandingkan dengan Negara lain. Mulai dari kekayaan alam,
keindahan alam, melimpahnya sumber daya alam dan berbagai ragam
kebudayaan. Dan semua hali itu bisa kita temukan di satu negara yang
bernama
Indonesia,


oglo adalah rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu dan sangat
popular. Rumah adat Jawa Tengah yang satu ini mempunyai nilai seni yg
cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang berkocek. Pada masa lampau
masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya kaum bangsawan
seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena rumah
ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah
bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah digunakan oleh
segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti
gedung pertemuan dan kantor-kantor.

Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada


mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di
sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut
tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas
makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah
bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan
tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di
tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami
perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang
hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat
perubahan konstruksi.

Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena
penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan
dengan lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai
bentuk atap yang bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara
lantai dengan atap yang semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud,
tetapi tiap-tiap ketinggian atap tersebut menjadi suatu hubungan tahap-
tahap dalam pergerakan manusia menuju ke rumah joglo dengan udara
yang dirasakan oleh manusia itu sendiri.

Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan
perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang
atap trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang
berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah
dan selalu lebih tinggi serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan
antara atap ini ada dua macam, yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap
Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo Lambang Sari mempunyai ciri dimana
gabungan atap Joglo dengan atap Serambi disambung secara menerus,
sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang angin dan cahaya.

Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno


dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi
sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah
satu wujud seni bangunan atau gaya seni,bahan bangunanya pun terdiri
dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup mahal harganya,
bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat oleh
karena itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga
kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah
satu rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di
Indonesia meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai
rumah adat yang mempunyai seni tersendiri.
PAKEAN ADAT JAWA TENGAH

Pakaian adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan kebaya. Sesuai
dengan namanya jawi berarti Jawa dan Jangkep berarti lengkap.
Sedangkan Jawi Jangkep adalah pakaian pria yang terdiri dari bebrapa
perlengkapan yang digunakan untuk keperluan adat.
Jawi Jangkep terdiri dari atasan yang berupa baju beskap dengan motif
bunga dan untuk bahawan menggunakn kain jarik yang dililitkan
dipinggang. Destar berupa blangkon yang digunakan penutup kepala
tradisional yang dikenakan oleh para pria. Agar dalam tampilan lebih
menarik maka ditambahkan aksesoris lainnya berupa keris dan cemila
atau kaos kaki.

Sedangkan untuk pakaian adat yang dikenakan wanita menggunakan


kain kebaya. Kebaya ini pada umunya dibuat dari bahan katun, beludru,
sutera brokat, dan nilon yang berwarna cerah. Kemben ini digunakan
untuk penutup dada sampai bagian pinggul.
Stagen yang digunakn untuk sebagai penahan kain panjang. Kain tapih
pinjul yang digunakn untuk melilitkan dibagian pinggang dengan cara
memutar pada bagian badan. Konde yang gunakan sebagai tambahan
rambut para seorang wanita.

Agar dalam tampilan lebih menarik mereka menambahkan aksesoris


yang berupa cincin, subang, kalung, gelang, dan kipas. Dalam prakteknya
pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial.
4. Rumah adat jambi dan pakean adat jambi

Rumah
Panjang adalah salah satu rumah adat dari daerah Kalimantan Barat.Rumah Panjang adalah ciri
khas dari masyarakat Dayak yang tinggal di daerah Kalimantan Barat. Hal ini dikarenakan rumah
panjang adalah gambaran sosial kehidupan masyarakat Dayak di Kalimantan
Barat. Rumah panjang juga merupakan pusat kehidupan dari masyarakat Dayak. Saat ini, rumah
panjang di Kalimantan Barat dapat dikatakan hampir punah karena jumlahnya yang sedikit.Pada
tahun 1960, pemerintah menghancurkan beberapa rumah panjang karena dicurigai menganut
paham komunis..[Rumah panjang di daerah Kalimantan Barat identik dengan rumah panjang
yang ada di Kalimantan Tengah.Hal ini dikarenakan letak geografi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah yang sangat berdekatan. Keduanya sama-sama dikenal dengan nama
Rumah Betang
TUGAS KLIPING SEKOLAH CIMANDALA 1

NAMA : A.G.HABIBURRAHMAN.LAYALI
KELAS : 4A
Pakaian Adat Jambi

Pakaian adat Jambi atau dikenal dengan pakaian adat Melayu. Pakaian adat Jambi lebih mewah
lebih mewah dari pada pakaian yang digunakan sehari-hari karena disulam dengan benang
emas dan dihiasi dengan berbagai hiasan untuk kelengkapannya. Dalam berbusana untuk
sehari-hari pada awalanya kaum wanita lebih dikenal dengan kain dan baju tanpa lengan.
Begitupun dengan pakaian pria yang hanya cukup mengenakan celana setengah ruas dan
sedikit melebar pada bagian betisnya dan pada umumnya berwarna hitam, karena itulah kaum
pria lebih leluasa dalam bergerak atau dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Selain itu juga pakaian yang dikenakan pria umumnya dilekngkapi dengan kopiah sebagai
penutup kepala. Untuk lebih jelasnya hal yang membedakan dalam pakaian adat tradisonal
Jambi antara pria dan wanita dalam perkembangan berikutnya.

Pakaian Adat Pria

Ada beberapa bagian yang menjadi ciri dari pakaian yang dikenakan pada pria diantaranya.

1. Lacak: lacak terbuat dari kain beludru warna merah yang diberi kertas tebal di
dalammnya agar menjadikannya keras. Tutup kepala ini memiliki dua bagian yang
menjulang tinggi, dengan julangan yang lebih tinggi pada bagian depannya. Selain
Lacak, adajuga
2. Flora yang terbuat dari daun, tangkai klan bunga yang akan mekar.
3. Tali Runci yang diletakan pada bagian pinggir sebelah kanan diberilukisan yang
diimbangi oleh penempatan bungo runci di sebelah kiri. Bungo runci ini berwarna putih
dirangkai dengan benang, dapat berupa bunga asli atau tiruannya. Sedangkan Bajunya
disebut baju kurung tanggung berlengan panjang. Disebut tanggung karena panjangnya
hanya sedikit di bawah siku tidak sampai kepergelangan tangan. Hal ini mengandung
makna seseorang harus tangkas dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Bahannya terbuat dari beludru warna merah diberi sulaman benang emas. Pada bagian
tengahnya terdapat motif kembang bertabur atau kembang tagapo dan kembang melati,
sedang bagian pinggirnya bermotifkan kembang berangkai atau pucuk rebung.
4. Cangge (celana). Pada bagian Cange atau celana, uumnya terbuat dari beludru yang
dilengkapi dengan tali sebagai ikat pinggang. Ikat pinggang atau kain Sarung Songket
tersebut merupakan kebiasaan masyarakat Jambi yang dililitkan di pinggul.
5. Teratai Dada: Digunakan sebagai penutup dada dan dipasang melingkari leher sehingga
menyerupai kerah. Dinamakan Teratai Dada karena bentuknya seperti bunga teratai
dipasang. Maka penutup dada ini disebut Teratai Dada
6. Gelang Kilat Bahu: Kilat bahu di pasang pada bagian kedua tangan dan dihiasi gelang
terbuat dari logam celupan berlukiskan naga kuning. Lukisan naga ini mengandung
makna bila seseorang telah diberi kekuasaan janganlah diganggu.
7. Selempang: Selempang ini dikenankan menyilang badan dan terbuat dari songket warna
merah keungu-unguan sebagai pasangan kain sarung dengan motif bunga berangkai
dan beranting.
8. Selendang: Selendang tersebut berwarna merah jambu digunakan pada bagian
pingganng yang pada ujung ujungnya diberi rumbai-rumbai warna kuning. Untuk
memperkuat bagian pinggang ini digunakan pending berupa rantai dengan sabuk
sebagai kepala terbuat dari logam.
9. Keris Dan Selop: Biasanya diselipkan di perut menyerong kekanan melambangkan
kebesaran sekaligus untuk berjaga-jaga. Sedangkan selop atau alas kaki yang berbentuk
setengah sepatu berfungsi untuk melindungi kaki saat berjaalan.

Pakaian Adat Wanita

Busanauntuk perempuan terdiri dari kain sarung songket dan selendang songket warna merah.
Bajunya disebut baju kurung tanggung bersulam benang emas dengan motif hiasan bunga
melati, kembang tagapo, dan pucuk rebung. Tutup kepalanya disebut pesangkon yang terbuat
dari kain beludru merah dengan bagian dalam diberi kertas karton agar keras. Ada juga yang
menyebut duri pandan karena pada bagian depan tutup kepala ini diberi hiasan dari logam
berwarna kuning berbentuk duri pandan.

Untuk lebih memperindah diberi sulaman emas dengan motif bunga melati pecah. Kelengkapan
busana pakaian adat perempuan lebih banyak dibandingkan dengan yang dikenakan oleh pria.
Pada perempuan dikenakan anting-anting atau antan dengan motif kupu-kupu atau gelang
banjar. Kalungnya terdiri dari tiga jenis, yaitu kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat
dan kalung rantai sembilan. Pada jari-jarinya terpasang cincin pacat kenyang dan cincin kijang
atau capung. Jumlah gelang yang dipakai pun lebih banyak meliputi gelang kilat bahu masing-
masing lengan dua buah. Masih ditambah dengan gelang kano, gelang ceper dan gelang buku
beban. Kesemuanya di pasang di lengan.

Khusus untuk gelang buku beban bahannya berasal dari permata putih. Sementara untuk kaki
dikenakan gelang nago beta podan gelang ular melingkar. Disebut demikian karena bentuknya
yang menyerupai naga dalam dongeng sedang tidur dan ular yang melingkar membentuk
bulatan. Sedangkan unsur-unsur kelengkapan yang lain seperti teratai dada (tutup dada),
pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang dan selop hamper sama dengan yang dikenakan
pria. Bedanya bentuk motif yang lebih besar pada teratai dada dan pending.
5. RUMAH ADAT DAN PAKEAN ADAT JAWA TIMUR

Pakaian Adat Jawa Timur Jika dilihat sekilas, pakaian adat Jawa Timur sebetulnya memiliki
beberapa kesamaan dengan pakaian adat yang biasa dikenakan orang-orang Jawa Tengah.
Hal ini disebabkan karena masyarakat Jawa Timur sendiri secara historis memang
memperoleh banyak sekali pengaruh dari kebudayaan Jawa Tengah yang berkembang lebih
dominan pada masa silam. Akan tetapi, meski memiliki banyak kemiripan, ada beberapa hal
yang membedakan kedua jenis pakaian adat ini. Pertama, dari segi coraknya. Corak pakaian
adat Jawa Tengah yang banyak melambangkan nilai-nilai kesopanan dan tata krama, sangat
kontras jika dibanding pakaian adat Jawa Timur yang lebih menonjolkan nilai-nilai ketegasan
namun tetap sederhana dan menjunjung tinggi etika.

Kedua, dari segi perlengkapan pakaian yang dipakai. Pakaian adat Jawa Timur dikenakan
bersama dengan beberapa aksesoris unik, seperti penutup kepala (odheng), tongkat (sebum
dhungket), arloji rantai, serta kain selendang yang diselempangkan di bahu. Terlepas dari
kemiripan dan perbedaan tersebut, pakaian atau baju adat Jawa Timur sendiri dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu baju mantenan dan baju pesaan.
Pengertian Rumah Adat Jawa Timur
Rumah adat joglo jawa timuran merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Jawa
Timur. Rumah adat ini mempunyai kemiripan dengan rumah adat joglo Jawa Tengah. Ciri
khas rumah adat ini adalah bentuknya lebih minimalis tetapi artistik.

Selain itu rumah adat ini mempunyai filosofi dan sanepan yang terkandung didalam rumah
adat ini. Sehingga rumah adat ini kental akan kebudayaan leluhur terdahulu.

Rumah adat Jawa Timur biasa dikenal dengan istilah rumah joglo yang umunya berbentuk
limasan atu dara gepak. Provinsi Jawa Timur yang masih mempertahankan ciri khas rumah
adat joglo banyak ditemukan didaerah Ponorogo.

Arsitektur rumah adat Jawa Timur meemilki kesamaan dengan arsitektur rumah adat Jawa
Tengah. Yang masih kental dengan dasar filosofi. Pada umumnya rumah joglo terbuat dari
kayu jati murni. Selain memilki kekuatan yang baik, kayu jati mampu bertahan lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai