Anda di halaman 1dari 13

JAWA TENGAH

Kebudayaan Jawa Tengah

Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa suku di Jawa Tengah ini.

Suku di Jawa Tengah

Mayoritas penduduk di Jawa Tengah adalah suku Jawa sendiri. Suku


minoritasnya juga cukup penting, misalnya saja Tionghoa terutama
yang berada di kawasan perkotaan yang bergerak dibidang
perdagangan dan bidang jasa.

Berikut suku yang ada di Jawa Tengah yaitu:

1. Jawa
2. Melayu
3. Banjar
4. Bugis
5. Sunda
6. Tionghoa
7. Madura
8. Batak
9. Arab
10. Betawi
11. Minangkabau
Komunitas Tionghoa bisa berbaur dengan suku Jawa, sehingga banyak
diantara mereka yang sudah mahir memakai bahasa Jawa dengan logat
yang sangat kental. Tidak hanya itu saja, Anda juga akan menjumpai
juga komunitas Arab Indonesia. Mirip dengan etnis Tionghoa, mereka
juga bergerak di bidang jasa.

Agama di Jawa Tengah

Masyarakat Jawa Tengah mayoritas memeluk agama islam dan


mayoritas masih mempertahankan tradisi kejawen yang disebut
dengan abangan. Selain agama islam, penduduk Jawa Tengah juga
menganut beberapa agama seperti:

 Protestan
 Katolik
 Kong Hu Chu
 Budha
 Beberapa aliran kepercayaan lain.

Penduduk Jawa tengah dikenal dengan sikap toleransinya yang tinggi.


Hal ini bisa dilihat pada daerah Muntilan, Kabupaten Magelang yang
masih banyak dijumpai penganut agama katolik karena daerah
tersebut menjadi pusat pengembangan agama katolik di Jawa.

Bahasa di Jawa Tengah

Bahasa:

 Indonesia.
 Jawa.

Bahasa Indonesia masih jadi bahasa resmi di Jawa Tengah, akan tetapi
untuk keseharian nya masyarakat umum mengguanakan bahasa Jawa.
Bahasa Jawa Dialek Solo Jogja digunakan untuk kebudayaan Jawa
Tengah dan dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Bahasa Jawa
secara umum terdiri dari dua bagian yaitu:

 Kulonan: Untuk bahasa kulonan dituturkan di bagian barat Jawa


Tengah yang terdiri dari Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal.
Untuk dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda
dengan bahasa jawa Standar.
 Timuran: Sementara untuk bahasa timuran dituturkan dibagian
timur Jawa Tengah yang terdiri dari atas dialek Solo dan dialek
Semarang.

Perbatasan kedua dialek tersebut dituturkan bahasa dengan campuran


keduanya. Dan daerah yang mendapat percampuran kedua bahasa
dialek tersebut yakni pada wilayah Pekalongan dan Kudus.

Seiring berjalannya waktu ada banyak ‘aliran’ rumah adat yang berbeda
satu sama lain. Ini merupakan salah satu bentuk penyesuaian terhadap
perubahan. Jadi jangan heran kalau kita menemukan rumah Joglo yang
berbeda dari yang lain.

Blambangan Cakil,
 mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah
perlambang penumpasan angkara murka
Sejarah Rumah Adat Jawa Tengah

Kita masih banyak yang tidak tahu bagaimana awal sejarah rumah adat
di Jawa Tengah. Kebanyakan dari kita hanya tahu jenis rumah adat yang
ada di Jawa Tengah. Tanpa mengetahui bagaimana sejarahnya. Disini
kita akan pelajari sekilas tentang sejarah rumah adat Jawa Tengah.

Arsitektur Jawa menjadi ciri khas bangunan rumah adat Joglo ini. Tetapi,
taukah kalian jika sebenarnya arsitektur rumah adat ini dipengaruhi
oleh budaya agama hindu. Apalagi hindu kuno dulu memiliki banyak
pengikut di tanah Jawa Tengah ini. Ternyata ajaran keagamaan yang
dianut masyarakat tidak hanya turut mempengaruhi kondisi sosial
masyarakat saja. Namun juga, kondisi arsitektur bangunan yang ada.
Ini bisa kita amati dari bangunan yang ada. Pengaruh ini terlihat dari
bentuk rumah adat di Jawa Tengah. Bentuknya yang seperti pura di
India merupakan warisan dari penganut Hindu di masa terdahulu.

Joglo
Secara sederhana, bagian khusus yang terdapat di Joglo adalah pendopo,
sentong, dalem, dan pawon. Pendopo adalah ruang tengah atau ruang utama
yang biasa digunakan untuk menerima tamu. Sentong berarti kamar, biasanya
ada tiga 

Rumah Adat Panggang Pe


Rumah adat jawa Tengah yang populer bukan hanya rumah adat
Joglo. Namun, rumah adat Panggang Pe ini juga merupakan rumah
adat cukup terkenal di Jawa Tengah.

Rumah ini memiliki empat sampai enam tiang. Pada bagian tiang
yang sebelah depan biasanya sengaja dibuat menjadi lebih pendek
dibanding tiang belakang. Sehingga rumah adat ini cukup unik.
Rumah adat ini kebanyakan digunakan untuk mendirikan kios atau
warung.

Saat ini ada berbagai jenis rumah adat Panggang Pe. Namun ada
beberapa aliran yang memiliki kesamaan. Contoh rumah adat yang
memiliki kesamaan adalah:

1. Cere Gancet
2. Empyak Satangkep
3. Gedhang Salirang
4. Gedhang Setangkep.

Rumah Adat Kampung


Rumah adat Jawa Tengah pada umumnya menunjukkan strata sosial
pemiliknya. Hal ini seperti pada rumah adat Kampung. Memang
rumah adat yang satu ini hampir mirip rumah Panggang Pe.

Tapi, rumah adat ini memiliki cirinya sendiri. Biasanya ciri yang bisa
kita lihat yaitu pada bagian tiang. Rumah ini biasanya menggunakan
tiang yang kelipatan empat. dan dimulai dari angka delapan. Jadi ada
pembeda yang jelas antara rumah adat Joglo dan Kampung dari segi
tiang penyangga.

Ada sekitar 13 jenis rumah adat ini, dan beberapa tipe yang ada
seperti

1. Pacul Gowang,
2. Gajah Ngombe,
3. Kampung Pokok
4. dan lain-lain.

Rumah Adat Tajug


Masing-masing rumah adat Jawa Tengah memiliki filosofinya sendiri-
sendiri. Bisa dikatakan jika masing-masing memiliki fungsi yang
hampir berbeda. Seperti rumah adat Tajug yang satu ini.

Rumah adat tajug ini adalah rumah adat yang biasa digunakan untuk
bangunan suci seperti masjid serta bangunan-bangunan lain. Jika
penggunaannya untuk tujuan tempat tinggal tentu tidak
diperbolehkan. Atap rumah adat ini biasanya berbentuk runcing.
Bentuknya dapat dikatakan seperti bujur sangkar.

Rumah Adat Limasan

Terakhir kita akan mengenal rumah adat Limasan. Disebut rumah


adat Limasan karena atapnya yang berbentuk Limas. Atap dari
rumah adat ini mempunyai empat sisi. Rumah ini cukup sering
ditemukan di Jawa terutama di Jawa Tengah.
Rumah adat ini juga memiliki banyak tipe. Beberapa diantaranya:

1. Gajah Mungkur
2. Klabang Nyander
3. Lambang Sari
4. Dan masih banyak lagi.

Pakaian Adat Jawa Tengah

Berikut ini Macam-Macam Pakaian adat Jawa Tengah:

1. Batik
2. Surjan
3. Jarik
4. Keris
5. Kebaya
6. Jawi Lengkap
7. Blangkon
8. Kemben
9. Stagen
10. Kuluk
11. Sinjang atau Dodot
12. Kain Tapih Pinjung

 Batik: Perlu kalian tahu bahwa batik merupakan pakaian adat


Jawa Tengah. Batik banyak digunakan untuk menghadiri berbagai
jenis acara resmi. Batik juga sudah mulai diperkenalkan pada
kancah internasional.
 Surjan: Bentuk dari surjan ini sangat mirip dengan jasa, nah
pakaian ini sendiri dahulunya didesain oleh bangsa Belanda.
Adapun kantong surjan letaknya berbeda dengan jas. Keberadaan
dari pakaian adat ini juga sudah sangat jarang ditemukan,
padahal dahulu digunakan setiap saat.

Pakaian Adat Tradisional Kain Kebaya


Pakaian adat tradisional Jawa Tengah identik dengan penggunaan kain kebaya
dengan motif batik, dimana batik yang digunakan merupakan batik tulis yang
masih tergolong asli

Makanan khas Lumpia


Semarang adalah lumpia yang biasanya berisikan rebung, telur dan juga ayam
atau udang
Alat musik Gamelan
Dipukul dengan menggunakan pemukul khusus

Lagu

Keris
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada
kedua sisinya). Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam
lainnya, karena tidak simetris di bagian pagkal yang melebar, seringkali
bilahnya berkelok-kelok.
Peninggalan Kebudayaan Jawa Tengah

Berikut ini beberapa peninggalan kebudayaan Jawa Tengah yang masih


ada sampai sekarang yaitu:

 Kesenian wayang

Wayang muncul sebelum kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia


dan mulai berkembang di zaman Hindu Jawa. Pertunjukan wayang
menjadi sisa-sisa acara keagamaan orang-orang Jawa yaitu sisa-sisa
kepercayaan animisme dan dynamisme.

Berdasarkan kitab centini yang berisi tentang awal mulanya wayang


purwa disebutkan bahwa Raja Jaya Baya dari Kerajaan Menang atau
Kediri adalah orang yang menciptakan kesenian yang satu ini.

 Ukiran Jepara

Para pengukir jepara ternyata pandai menyesuaikan diri dengan


gaya ukiran baru. Tak hanya membuat gaya ukiran yang khas Jepara
saja, bahkan ukiran lain tidak kalah menarik.

Meskipun beragam, sebaiknya ketika membuat ukiran tidak


melupakan khas khas Jepara yang biasanya disebut dengan ukiran
Jepara. Kebudayaan Jawa Tengah ini mengambil bentuk dedaunan
dan daun tersebut dikenal dengan wuni. Daun wuni yaitu
merupakan jenis rerumputan liar dan banyak tumbuh di Jepara.

 Keris

Di kalangan masyarakat Jawa dilambangkan sebagai symbol


kejantanan.

Keris ini merupakan kebudayaan Jawa Tengah yang menjadi


lambang pusaka. Pada kalender masyarakat jawa mengirabkan
pusaka Keraton adalah kepercayaan terbesar dihari satu sura.

Dikatakan bahwa keris ini menjadi tombak pusaka unggulan karena


terbuat dari unsur baja, besi. Nikel bahkan konon dicampur unsur
batu meteoroid yang jatuh dari angkasa. Sehingga kekuatan spiritual
dari sang maha pencipta pun dipercaya orang sebagai kekuatan
magis yang bisa mempengaruhi pihak lawan untuk merasa takut
kepada si pemakai Keris tersebut.

 Tidhek Siten

Menjadi bagian dari kebudayaan Jawa Tengah yang masih berjalan


sampai saat ini. Upacara ini diadakan untuk bayi yang pertama kali
akan belajar berjalan. Upacara ini diadakan ketika bayi berusia tujuh
bulan dan mulai belajar duduk dna berjalan ditanah. Dan secara
keseluruhan upacara ini diselenggarakan supaya kelak nantinya
dirinya dapat mandiri di masa depan.

 Kirab Apem Sewuk

kebudayaan Jawa Tengah yang merupakan acara ritual syukuran


oleh masyarakat kampong Sewu yang biasanya digelar pada acara
bulan Haji. Ritual ini diadakan guna mengenalkan kampong sewu
sebagai sentra produksi apem pada seluruh masyarakat yang
sekaligus dijadikan untuk menghargai para pembuat apem.

Anda mungkin juga menyukai