Anda di halaman 1dari 9

BUDAYA NON BENDA DAN ARTEFAK PROVINSI

JAWA TENGAH

DISUSUN OLEH :

1. ARIA ZIDANE MAULANA S


2. CANJEL REVINA PUTRI
3. FAJRI ADRIAN
4. KARESYA AULIA GISELA R
5. NIDA AZKA NADIA
6. RIDWAN MAULANA
7. WIDYA ROSY

SMAN 1 BANJARAN
Kab Bandung
2019/2020

JAWA TENGAH
A. BUDAYA NON BENDA
1. Cerita Rakyat

Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari

Seorang laki-laki bernama Jaka Tarub yang menikah dengan seorang bidadari yang tidak bisa
kembali ke kayangan karena selendangnya diambil olehnya ketika bidadari tersebut sedang
mandi . Bidadari tersebut bernama Dewi Nawang Wulan ,ia mempunyai kelebihan,salah satunya
adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi,asalkan tidak ada yang mengetahui
hal itu,karena itulah dia melarang Jaka tarub membuka tanakan nasinya . Karena penasaran Jaka
Tarub pun membukanya .Akhirnya Dewi nawang kehilangan kesaktiannya. Ia pun pulang ke
khayangan kembali.

2. Lagu Daerah

Gundul- gundul Pacul

Gundul –gundul pacul cul

Gembelengan

Nyunging – nyungging wakul kul

Gembelengan

Wakul ngelimpang segane dadi saklatah

Wakul ngelimpang segane dadi saklatah

Makna Lagu
Gundul adalah kepala tanpa rambut. sementara rambut adalah mahkota. Arti kata Gundul pada
lagi ini adalah kehormatan tanpa mahkota atau tahta. Pacul adalah cangkul, alat pertanian yang
melambangkan rakyat kecil.

Masyarakat Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas) yang berarti
kemuliaan seseorang sangat tergantung kepada empat hal yaitu mata, hidung, telinga, dan
mulutnya. Jika empat hal itu lepas, kehormatan orang tersebut juga akan lepas.

Nyungging - nyungging wakul(membawa bakul) di atas kepala dilambangkan sebagai


menjunjung tinggi amanah rakyat. Namun, saat membawa amanah, sikapnya sombong hati
(gembelengan).

Wakul ngelimpang (Bakul terguling) melambangkan amanah rakyat yang di ingkari. Nasinya
tumpah sehalaman melambangkan kepemimpinan yang tidak bermanfaat bagi kesejahteraan
rakyat.

3. Upacara Adat

Upacara Kebo – Keboan


Karena masyarakat Jawa mayoritas sebagai petani mereka memiliki tradisi dan upacara yang
unik yaitu kebo-keboan.Kebo-keboan merupakan upacara tradisi suku jawa untuk menolak
segala balak pada tanaman yang mereka tanam.Dengan upacara ini semoga tanaman mereka
dapat tumbuh dengan baik dan hasil panen yang maksimal.Dalam upacara ini di tandai
dengan,30 orang menyerupai kerbau dan akan di arak keliling kampung.Mereka akan berjalan
seperti kerbau sedang membajak sawah.

4. Tarian Tradisional
Tari serimpi

Tari serimpi,merupakan salah satu tarian tradisional Jawa Tengah. Tarian ini
memiliki gerak gemulai yang menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah
lembutan yang ditunjukkan dari gerakan yang pelan anggun dengan diiringi suara musik
gamelan. Adapun iringan musik untuk tari Serimpi adalah mengutamakan
paduan suara gabungan, yakni saat menyanyikan lagu tembang-tembang Jawa. Tarian ini
ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Dari ke 4 putri tersebut,
masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan
bumi (tanah). Hal tersebut dimaksud melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga
melambangkan 4 penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini menggambarkan sifat baik
dan sifat buruk. Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap sang
pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada
dan Bunci .

5. Alat Musik
Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan
gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan
utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa
gamel yang berarti memukul / menabuh, Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari
paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan
mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh
masyarakat Jawa.

B. ARTEFAK

1. Rumah Adat

Rumah Adat Joglo

Joglo adalah rumah tradisional masyarakat Jawa Tengah yang terdiri atas 4 tiang utama.
Rumah tradisional jawa terbagi menjadi dua bagian, yakni rumah induk dan rumah tambahan.
Rumah Induk terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

1.Pendapa / Pendopo

Bagian ini terletak di depan rumah. Biasanya digunakan untuk aktivitas formal, seperti
pertemuan, tempat pagelaran seni wayang kulit dan tari-tarian, serta upacara adat. Ruang ini
menunjukkan sikap akrab dan terbuka, meskipun begitu Pendopo seringkali dibuat megah dan
berwibawa.

2.Pringitan.

Bagian ini terletak antara pendapa dan rumah dalam (omah njero). Selain digunakan untuk jalan
masuk, lorong juga kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit. Bentuk dari
pringitan seperti serambi berbentuk tiga persegi dan menghadap ke arah pendopo.

3. Emperan.

Ini adalah penghubung antara pringitan dan umah njero. Bisa juga dikatakan sebagai teras depan
karena lebarnya sekitar 2 meter. Emperan digunakan untuk menerima tamu, tempat bersantai,
dan kegiatan publik lainnya. Pada emperan biasanya terdapat sepasang kursi kayu dan meja.

4. Omah njero.

Bagian ini sering pula disebut omah mburi, dalem ageng, atau omah saja. Kadang disebut juga
sebagai omah-mburi, dalem ageng atau omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa juga
digunakan sebagai istilah yang mencakup arti kedomestikan, yaitu sebagai sebuah unit tempat
tinggal.

5. Senthong-kiwa.

Berada di sebelah kanan dan terdiri dari beberapa ruangan. Ada yang berfungsi sebagai kamar
tidur, gudang, tempat menyimpaan persediaan makanan, dan lain sebagainya.

6. Senthong tengah.

Bagian ini terletak ditengah bagian dalam. Sering juga disebut pedaringan, boma, atau
krobongan. Sesuai dengan letaknya yang berada jauh di dalam rumah, bagian ini berfungsi
sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka semacam
keris, dan lain sebagainya

7. Senthong-tengen.

Bagian ini sama seperti Senthong kiwa, baik fungsinya maupun pembagian ruangannya.

8. Gandhok.
Merupakan bangunan tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping bangunan
inti.

2. Pakaian Adat
Jawi Jangkep

Jawi Jangkep terdiri dari atasan yang berupa baju beskap yang biasanya memiliki motif bunga,
sedangkan untuk bawahannya berupa kain jarik yang dililitkan pada ikat pinggang yang tersedia.
Selain itu tadi, untuk menambah kesan tampan dan mempesona perlu ditambahkan beberapa
aksesoris pelengkap, seperti keris, alas kaki, blangkon untuk penutup kepala dan bunga melati
yang dililitkan di bagian leher.

3. Senjata Tradisional

Keris

Keris salah satu senjata tradisional Jawa Tengah yang pertama dan populer. Senjata ini memiliki
nilai seni yang sangat tinggi, daya serangnya dapat melumpuhkan dari jarak dekat. Sehingga
keris ini menjadi salah satu senjata idaman orang terdahulu.Meski keris juga dimiliki oleh
berbagai daerah lain di Indonesia. Namun keris yang sangat populer adalah keris Jawa. Dimana
keris Jawa cenderung lebih populer, dikarenakan keris Jawa memiliki berbagai macam bentuk.
Mulai dari yang tanpa lekukan, berlekuk 3,5,7 dan masih banyak lagi.
4. Flora dan Fauna
Flora Khas Provinsi Jawa Tengah

Kantil (Cempaka Putih)

Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau
harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama
latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini
merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah. Mitos yang berkembang di
masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus
berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil
(cempaka putih) sebagai rumah tempat tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil
mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam
prosesi perkawinan maupun kematian.

Fauna Khas Provinsi Jawa Tengah

Burung Kepodang (Oriolus chinensis)

Burung Kepodang (Oriolus chinensis) merupakan burung berkicau yang mempunyai bulu yang
indah. Burung Kepodang cukup dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah, selain
hanya karena Burung Kepodang merupakan fauna identitas provinsi Jawa Tengah, Burung
Kepodang juga sering dipergunakan dalam tradisi ‘mitoni’ (tradisi tujuh bulan kehamilan).
Konon, ibu hamil yang memakan daging burung Kepodang akan mendapatkan anak yang
ganteng atau cantik jelita. Burung Kepodang yang merupakan fauna identitas provinsi Jawa
Tengah ini dikenal juga dengan sebutan manuk pitu wolu karena bunyinya yang nyaring mirip
dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Selain itu, burung ini juga terkenal sebagai burung
pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang.

5. Makanan

Gudeg
Gudeg (ejaan bahasa Jawa: ꦒꦸꦝꦒ ꦼ ꧀ , Gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa
Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam
untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak
bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam
kampung, telur, tempe, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:

 Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada
santan pada masakan padang.
 Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
 Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.

6 . Motif Batik Khas

Batik Parang Kusumo

Motif ini berasal dari dua suku kata yakni Parang yang berarti lereng, dan kusumo yang berarti
bunga atau kembang. Pada jaman dulu motif batik Parang Kusumo hanya boleh dikenakan oleh
kalangan keturunan Raja bila berada didalam kraton. Pada era sekarang kain batik motif parang
kusumo s digunakan pada saat tukar cincin.

Makna yang terkandung dalam motif ini adalah bahwasanya hidup harus dilandasi oleh
perjuangan untuk mencari keharuman lahir dan batin sebagaimana wangi harumnya bunga. Bagi
orang Jawa keharuman yang dimaksud adalah keharuman batin dan perilaku, keharuman pribadi,
taat pada norma-norma yang berlaku dan bisa membawa diri agar dapat terhindar dari berbagai
bencana.

Anda mungkin juga menyukai