Kemajuan transportasi dan komunikasi mendukung pertukaran budaya dari beragam wilayah
di Indonesia. Sementara itu, transportasi dan komunikasi yang terbatas juga mendukung
keberagaman masyarakat Indonesia.
SUKU BANGSA
1. Suku Jawa
Suku Jawa merupakan suku terbesar di Pulau Jawa, bahkan di seluruh wilayah Indonesia.
Suku ini menempati daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Persebaran Suku Jawa terdapat di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam komunikasi sehari-harinya, Suku Jawa menggunakan bahasa Jawa yang merupakan
serapan dari bahasa Sansekerta. Meskipun begitu, suku Jawa tetap menggunakan bahasa
Indonesia untuk komunikasi formal.
Suku Jawa dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi kesopanan dan
kesederhanaan. Hal ini bisa ditunjukkan dalam keseharian mereka, mulai dari penampilan,
perbuatan, hingga tutur katanya yang lemah lembut.
2. Suku Tengger
Suku Tengger merupakan suku yang mendiami wilayah sekitar Gunung Bromo, Jawa
Timur. Asal mula nama Tengger berasal dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger.Suku ini
masih menjunjung tinggi adat istiadat yang cukup kental. Misalnya, kepercayaan terhadap
Gunung Bromo sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger
mengadakan upacara adat kerohanian yang dikenal dengan sebutan Kasodo.
Adapun persebaran Suku tengger terdapat di beberapa wilayah, seperti Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Maleng, dan Kabupaten Probolinggo
3. Suku Madura
Suku Madura tidak hanya berasal dari Pulau Madura, setidaknya ada beberapa pulau
lain yang menjadi asal suku ini. Pulau yang paling terkenal ialah Kangean, Sapudi,
Raas, dan Gili Raja.
Dari segi bahasa, Suku Madura memiliki bahasa sendiri yaitu bahasa Madura. Suku ini
menyebar di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah populasinya juga sangat banyak,
berdasarkan sensus penduduk di tahun 2010 yang lalu, penduduknya mencapai 7.179.356
jiwa.
4. Suku Osing
Suku Osing adalah sub suku dari Suku Jawa. Suku Osing merupakan penduduk asli
Banyuwangi yang dikenal ramah, penurut, dan menjunjung tinggi sikap gotong royong.
Suku ini tersebar di beberapa wilayah yang ada di Banyuwangi, misalnya Kecamatan Giri,
Kecamatan Kabat, Kecamatan Songgon, Kecamatan Rogojampi, dan lain sebagainya.
Masyarakat Suku Osing juga dikenal dengan sebutan Wong Blambangan. Bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa Osing, bahasa ini merupakan turunan dari Jawa kuno. Meski
demikian, dialek bahasa Osing sangat berbeda dengan bahasa Jawa
5. Suku Betawi
Suku Betawi berasal dari provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Beberapa sumber literasi
menjelaskan, suku ini berasal dari perkawinan silang antar etnis yang dibawa oleh Belanda
pada zaman dahulu.Keberadaan Suku Betawi di Jakarta sebenarnya adalah sebagai
pendatang. Terbentuknya masyarakat betawi berasal dari beberapa suku seperti Sunda, Jawa,
Melayu, Bugis, Makassar, Ambon, Bali, bahkan Arab dan Tionghoa.
6. Suku Sunda
Suku Sunda berasal dari daerah barat pulau Jawa. Secara administratif keberadaan suku ini
meliputi daerah Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung. Meskipun telah menyebar di
berbagai daerah, keempat daerah tersebut menjadi persebaran terbanyak.
7. Suku Baduy
Suku Baduy berasal dari provinsi Banten dengan penduduk sekitar 26 ribu jiwa. Suku ini
bermukim di kaki desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung,
Provinsi Banten.
Masyarakat Baduy menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari.
Sedangkan untuk berkomunikasi dengan penduduk luar, masyarakat Baduy
menggunakan bahasa Indonesia.
Dalam kehidupan masyarakat luas, suku ini juga terkenal dengan nama lain seperti Urang
Kanekes, Orang Kanekes, dan Orang Badui. Suku Baduy tidak mengenal budaya tulis
dalam kesehariannya
RUMAH ADAT
1. Rumah Jawa
Rumah adat Jawa adalah rumah tradisional yang dikenal dalam kebudayaan Jawa.
Terdapat beberapa jenis rumah adat Jawa, baik yang terbagi berdasarkan wilayah maupun
yang terbagi berdasarkan rancangan arsitekturnya. Berbagai macam rumah adat Jawa
biasanya dibedakan dari bentuk atapnya.
2. Rumah Tengger
Rumah Adat Tengger adalah rumah adat yang dibangun oleh suku Tengger yang berada di
daerah lereng Gunung Bromo dusun Cemoro Lawang desa Ngadisari kecamatan
Sukapura. Rumah adat orang Tengger merupakan rumah adat adat yang struktur dan
kontruksinya dari kayu
3. Rumah Madura
adalah rumah adat Madura memiliki arti halaman panjang. Tanean Lanjhang merupakan
hunian tradisional masyarakat Madura, yaitu kumpulan rumah yang tediri beberapa
keluarga yang masih berada dalam satu ikatan keluarga
4. Rumah Osing
Rumah Osing adalah Rumah tradisional rumah adat suku Osing yang berada di Desa
Kemiren, Banyuwangi. Daerah tersebut juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Rumah
Osing tidak boleh dibangun menghadap gunung dan harus menghadap jalan. Tidak ada ritual
khusus untuk mendirika rumah Osing
5. Rumah Betawi
Rumah adat Betawi memiliki makna filosofi yang erat dengan kehidupan. Berikut
macam-macam rumah adat betawi beserta penjelasannya.
6. Rumah Sunda
Rumah adat Sunda adalah rumah adat yang didiami oleh suku Sunda yang bermukin di Jawa
Barat.
Rumah ini secara tradisional memiliki bentuk rumah panggung dengan tinggi sekitar 1/ 2-
1 meter diatas permukaan tanah. Beberapa diantaranya ada yang mempunyai tinggi diatas
1,5 meter
7. Rumah baduy
Rumah Adat Badui adalah rumah adat dari provinsi Banten.[1] Hal ini didasarkan pada
rumah adat yang dimiliki oleh suku Badui. Suku Baduy/Badui merupakan kelompok etnis
masyarakat adat suku Banten di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Bentuk rumah adat
Badui sering di sebut dengan istilah Julang Ngapak
PAKAIAN ADAT
1.Pakaian adat Jawa
Pakaian beskap digunakan untuk laki-laki. Bentuknya seperti jas dan memiliki warna yang
sangat beragam. Beskap juga memiliki kerah baju namun tidak bisa dilipat seperti kerah pada
kemeja saat ini. Umumnya beskap tidak memiliki motif atau corak yang mencolok, hanya jas
dengan warna gelap polos. Potongan bagian depan Beskap tidak simetris, hal ini untuk
mengantisipasi adanya pemakaian aksesori
Untuk perempuan Jawa Tengah menggunakan kebaya yang biasanya berwarna hitam dan
keemasan. Biasanya perempuan Jawa Tengah menggunakan kain batik atau jarik dan rambut
yang ditata konde. Pada zaman dulu, pakaian kebaya ini hanya digunakan untuk keluarga
penting atau bangsawan.
Namun, saat ini kebaya sudah dikenakan oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Untuk baju adat budaya suku Tengger, biasanya menggunakan sarung dan memakai udeng
sebagai baju adat suku Tengger. Penggunaan baju adat suku Tengger memiliki makna
tersendiri karena cara pakai yang berbeda antara laki-laki dan perempuan
Baju adat suku Tengger laki-laki akan digunakan dari kepala dan diselempangkan pada
bagian atas. Untuk baju adat Suku Tengger perempuan digunakan dengan mengikat bagian
leher dan sisanya dibiarkan menjuntai, untuk penggunaan baju adat khusus perawan akan
diselempangkan pada sisi kiri. Jika wanita sudah berkeluarga maka digunakan pada bagian
tengah dada sebagai ketulusan dalam menjaga keluarga. Baju adat ini biasanya dipakai
pada hari-hari besar atau saat beribadah di pura.
Pesa’an merupakan jenis pakaian adat khas Madura yang digunakan oleh kaum laki-laki.
Pakaian ini merupakan busana untuk aktivitas sehari-hari dan juga digunakan saat ada acara
resmi.
Penasaran saja ciri khas, filosofi yang terkandung hingga aksesoris yang biasa dipadukan
dengan baju
adat Pesa’an ini
Suku Osing mempunyai beberapa jenis pakaian adat yang penggunaannya umumnya
disesuaikan dengan penyelenggaraan momen tertentu.
Sementara dalam kehidupan sehari-hari, kaum perempuan Osing mengenakan atasan
kebaya semi brokat berwarna hitam dan bawahan kain jarik.
Berikut ini adalah pakaian adat dari etnis Osing yang masih dilestarikan hingga sekarang
Baju sadariah merupakan nama pakaian adat Betawi pria. Jika kamu familiar dengan
pemilihan Abang None Jakarta, maka baju sadariah ini adalah pakaian yang dikenakan
oleh Abang. Jadi, bisa dikatakan jika baju sadariah juga bagian dari pakaian adat Jakarta.
Pakaian untuk masyarakat biasa pria terdiri dari celana komprang, yakni celana yang
dilengkapi kulit atau ikat sepanjang betis. Kemudian atasannya adalah baju salontreng
dengan jahitan sederhana yang dipadukan dengan sarung poleng menyilang badan, iket
logen (ikat kepala), dan tarumpah (sandal kayu).
Sementara untuk perempuan terdiri dari sinjang bunjel, beubeur (ikat pinggang), kamisol
(pakaian dalam), kebaya, selendang, dan sandal jepit. Untuk perempuan biasanya
dilengkapi dengan dandanan junjung bun (bun kecil di atas kepala)
7. pakaian adat Baduy
Pangsi merupakan pakaian adat yang sangat dikenal di wilayah masyarakat sunda sebagai
salah satu pakaian adat Jawa Barat. Namun, pada saat ini masyarakat Banten juga sudah
menggunakan pakaian adat pangsi tersebut sebagai baju kesehariannya.Bahkan ternyata
pakaian adat pangsi ini juga sudah sering digunakan dalam sebuah latihan silat tradisional
yang biasa sering digelar oleh masyarakat Banten. Selain itu perlu kita ketahui bahwa sebutan
pakaian adat pangsi juga merupakan singkatan dari Pangeusi Numpang ka Sisi yang memiliki
makna pakaian penutup badan.
KESENIAN DAERAH
8. Ebeg.
2.Banyuwangi, 3.Patrol,
4.Seblang,
5.Angklung,
6.Tari Barong,
7.Kuntulan,
8.Kendang Kempul,
9.Janger, 10.Jaranan,
11.Jaran Kincak, 12.Angklung Caruk dan Jedor.
5.Kesenian suku Betawi
1Ondel-Ondel. Semua orang pasti tahu kesenian yang satu ini. ...
2. Lenong. Kesenian yang satu ini kayaknya dikenal juga oleh semua orang. ...
3. Wayang Golek Betawi. ...
Palang Pintu.
2. CALUNG
3. PENCAK SILAT
4. KUDA LUMPING
5. CIANJURAnlN
6. KECAPI SULING
7.Kesenian suku
Baduy
1.Angklung Buhun
2.Rendo Pengiring
Pantung 3.Golog/Bedog
4.Kujang
5.Kapak
Beliung