Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PKN

KELOMPOK 1
Anggota: ->Devera A
->Sakinatun M
->Almahira
->Nadya E
->Nazwa A N
->Zalfa Z
JAWA BARAT (SUNDA)

 SISTEM RELIGI
 KESENIAN
 BAHASA
 PERALATAN TRADISIONAL
 MATA PENCAHARIAN
 SISTEM KESATUAN & KEMASYARAKATAN
 ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI
SISTEM RELIGI DI JAWA BARAT

 Pada saat ini sebagian besar masyarakat Sunda menganut agama Islam.
Selain Islam juga terdapat penganut Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha.
Dalam masyarakat Sunda mengenal tahap kehidupan seseorang yang
ditandai dengan berbagai upacara dan selamatan, seperti: acara
perkawinan, turun tanah, kelahiran, dan sunatan.

 Selamatan dipimpin oleh modin desa (guru ngaji) yang diawali dengan al-
Fatihah dan diakhiri juga dengan pembacaan surah al-Fatihah. Hidangan
selamatan tidak jauh berbeda dengan adat Jawa, yaitu berupa tumpeng.
KESENIAN DI JAWA BARAT
A. Angklung

Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang
ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung
masih sebatas kepentingan kesenian local atau tradisional.

B.Rampak gendang
Rampak Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak
Gendang ini adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan
menggunakan irama tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk
melakukannya, pada umumnya dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah
mempunyai keahlian khusus dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini
diadakan pada acara pesta atau pada acara ritual.
BAHASA DI JAWA BARAT
BAHASA SUNDA
Bahasa Sunda dipakai secara luas dalam masyarakat di Jawa Barat. Di pedesaan yang menjadi bahasa pengantar adalah
bahasa Sunda, sedangkan di kota bahasa Sunda terutama digunakan dalam lingkungan keluarga, dalam percakapan antara
kawan dan kenalan yang akrab, dan juga di tempat-tempat umum dan resmi diantara orang-orang yang saling mengetahui
bahwa mereka itu mengerti dan menguasai bahasa Sunda.
Bahasa Sunda sebagai salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang termasuk dala keluarga bahasa Austronesia ini
mempunyai dialek-dialek, yang masing-masing memiliki kosa kata yang khas, lagu bicara sendiri dan juga susunan kalimat
sendiri; namun demikian masih dapat saling memahami satu sama lain. Dialek yang terkenal adalah dialek Cirebon dan Banten.
Di daerah Jawa barat sendiri, jika diteliti lebih mendalam, tidak seluruh masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda. Di
pesisir Cirebon dan Banten tinggal orang-orang yang menyebut dirinya ‘orang Jawa’ yang mempergunakan bahasa bahasa
Jawa dialek Cirebon dan dialek Banten, atau dikenal pula sebagai bahasa Jawa Cirebon dan bahasa Banten (Sernag).
Bahasa Jawa Cirebon dan bahasa Jawa Banten pada awalnya memiliki banyak persamaan yang menyolok, tapi
belakangan karena pengaruh perkembangan sejarah yang berlainan, diantara keduanya sekarang mempunyai banyak
perbedaan. Disisi lain, pengaruh bahasa Sunda kepada kepada kedua bahasa dialek Jawa itu cukup besar.
Di daerah-daerah percampuran seperti di Cirebon dan Banten itu, dimana digunakan bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Ada
kecenderungan pada beberapa keluarga yang menggunakan bahasa Sunda untuk tidak menyebut dirinya orang Sunda, akan
tetapi menyebut dirinya orang Cirebon atau orang Banten, dan menggunakan istilah orang Sunda dengan sebutan wong
gunung ‘orang gunung’ , mungkin karena umumnya orang-orang Sunda (Priangan) tinggal di daerah pegunungan. Konon itu
pula sebabnya mengapa orang Belanda, sampai abad ke-19 menyebut orang Sunda sebagai Jawa gunung (Berg-Javanen).
Dilain pihak, telah lama diketahui bahwa diluar Jawa Barat terdapat pula daerah atau kampong yang menggunakan
bahasa Sunda, misalnya diKabupaten Brebes , Tegal dan Banyumas di Jawa Tengah dan di daerah transmigrasi Lampung
(Sumatera Selatan). Dari kenyataan seperti itu maka orang kemudian membuat identifikasi tentang orang Sunda. Secara
antropologi budaya dapat dikatakan bahwa yang disebut orang Sunda itu adalah mereka yang secara turun temurun
menggunakan bahasa-ibu bahasa Sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi pendukung kebudayaan
Sunda. Selain itu mereka juga berasal dan bertempat tinggal di daerah Jawa Barat yang sering juga disebut Tanah Pasundan
dan Tatar Sunda.
PERALATAN TRADISIONAL
1. Senjata Tradisional Jawa Barat (Kujang)
Kujang merupakan senjata tradisional dari Jawa Barat yang
mana oleh masyarakat Sunda disakralkan dan dianggap magis.
Kujang menurut masyarakat Jawa Barat berasal dari bahasa
sunda kuno yaitu kata Kudi dan Hyang.
Kudi yang berarti Senjata dengan kekuatan gaib sedangkan
Hyang berarti dewa atau masyarakat sunda mengartikannya
kedudukan yang di atas Dewa. Berarti Kujang adalah pusaka
yang mememiliki kekuatan magis yang kekuatannya berasal
dari para dewa.
Ukurannya senjata kujang biasanya berkisar antara 20 sampai
25 cm dan digunakan sebagai perlengkapan peralatan pakaian
laki-laki.
Peneliti menyimpulkan bahwasanya dari bentuk kujang, kira-
kira senjata ini diperkenalkan oleh nenek moyang Sunda yaitu
sebelum abad 8 dan 9, namun ada juga pendapat bahwasanya
kujang dibuat pada abad 8 dan 9.
2. Senjata Tradisional Jawa Barat (Bedog atau Golok)

Bedog atau Golog merupakan senjata khas dari Jawa Barat. Kita lihat
bentuknya besar menyerupai pisau besar makanya disebut golok. Di Tiap
daerah Jawa Barat mungkin kebutuhan dan kegunaan golok atau bedok
tersebut berbeda makanya kita akan menjumpai bentuknya yang beragam
dan bervariasi di tiap daerahnya.
tetapi meskipun beragam variasinya dapat kita lihat pada ciri-ciri umumnya,
diantaranya adalah Panjangnya sekitar 30 cm-40cm. Ada juga yang
berukuran lebih dari 40cm disebut kolewang atau biasa dipanggil goban

3.Senjata Tradisional Jawa Barat (Arit)

Senjata tradisional yang berbentuk seperti bulan sabit ini adalah


senjata tradisional Jawa Barat yang sampai saat ini masih eksis.
Para peternak biasanya menggunakannya untuk memotong
rumput yang mana di kasih untuk hewan ternak mereka.
Sebenarnya senjata tradisional ini tidak hanya ada di Indonesia
tetapi juga ada di Madura biasa disebut celurit, sabit khas betawi
dll.
MATA PENCAHARIAN

 Mata pencaharian pokok orang Sunda pada umumnya bertani. Diperkirakan ada 80 %
penduduk Jawa Barat hidup dari hasil pertanian. Daerah persawahan di Jawa Barat
terbentang di sepanjang daerah pantai utara dari timur laut serta di pedalaman yang
merupakan daerah pegunungan. Selain bertani juga orang Sunda menguasai usaha
bercocok tanam di ladang. Untuk mengisi waktu panen penduduk di daerah melakukan
usaha membuat kerajinan tangan seperti membuat anyaman, bordir pakaian, dan lain-
lain.
 Karena perkembangan zaman semakin maju, sebagian penduduk Jawa Barat ada yang
bermatapencaharian sebagai buruh pabrik, nelayan, pengrajin, guru, pegawai negeri,
dan pengusaha.
SISTEM KESATUAN & KEMASYARAKATAN

 Sistem kekerabatan suku sunda adalah bilateral, garis keturunan diperhitungkan menurut ayah dan ibu.
Dalam masyarakat Sunda tidak membedakan kerabat pihak laki-laki (Ayah) dengan pihak perempuan
(Ibu) dalam antropologi. System ini disebut Kendred.
Pengertian keluarga dalam masyarakat sunda sangat luas, selama ada ikatan perkawinan (Afinity) dan
pertalian ikatan darah (consanguinity) baik dari pihak ayah maupun ibudisebut dulur urang atau wargi/
keluarga.
Dalam masyarakat sunda dikenal istilah sabondoroyot, artinya7 turunan/generasi. Istilah untuk menyebut
keturunan dari atas ke bawah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kolot 5. Janggawareng
2. Embah 6. Udeg-udeg
3. Buyut 7. Gantungsiwur
4. Bao

Sedangkan dari bawah ke atas adalah sebagai berikut :


1. Anak 5. Janggarwareng
2. Incu 6 Udeg-udeg
3. Buyut 7. Gantungsiwur
4. Bao

Masyarakat Sunda mempunyai kebebasan untuk memilih jodohnya, namun terdapat larangan menikah
dengan sesama keluarga batih, selain itu dianjurkan untuk tidak menikah dengan saudara dekat, agar
persaudaraan makin luas dan kalau ada penyakit tidak ditunkan. Pepatah sunda mengatakan “lamun
nyiar jodo kudu sawaja sabeusi” artinya dalam mencari jodo harus sesuai dan cocok.
ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI

 Peralatan tradisonal suku sunda beermacam-macam salah satu yang terkenal yaitu
kujang, ini merupakan sejarah peninggalan prabu Siliwangi dan sampai sekarang pun
perakitan untuk membuat peralatan tersebut makin berkembang bahkan untuk
membuatnya yaitu besi dan baja yang dimana orang yang membuatnya sering disebut
pandai, hasilnya seperti bedok, kapak, arit, pacul dll.

Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suku Sunda sudah
berkembang. Hal ini terbukti masyarakat suku sunda sudah berkembang, hal ini terbukti
masyarakat suku Sunda telah bias menumbuhkembangkan potensi yang ada pada diri
mereka. Misalnya bidang teknologi dan industri, Jawa Barat telah mampu dan
mempunyai perusahaan pembuat kapal terbang yaitu IPTN Bandung, dimana perakitan
pesawat terbang karya anak negeri, misalnya ; N.130 / Gatot Kaca. Masyarakat suku
sunda sangat peka terhadap keadaan iklim wilayahnya.

Di sektor agraria suku sunda banyak memproduksi hasil pertanian, seperti : padi, teh, dll.
Mereka pun telah mengenal modernisasi dan berkarya membangun daerahnya agar bias
meningkatkan potensial yang ada di wilayah Jawa Barat.
MAKANAN KHAS SUNDA
1.NASI TIMBEL 3.KAREDOK 5.PEPES

2.NASI LIWET 4.TUTUG ONCOM (NASI T.O) 6.BAKAK HAYAM

Anda mungkin juga menyukai