Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Deskripsi Lengkap Suku Adat


JAWA BARAT

Disusun Oleh:
Dede Thania
Nurul Amaliyah
M. Rafka Pratama
Muhammad Husen Kelas 9D
Kebudayaan Jawa Barat
Kebudayaan Jawa Barat didominasi dua kebudayaan utama yaitu kebudayaan Sunda dan
kebudayaan Cirebon. Kebudayaan sunda berkembang di Tataran Sunda, Tanah Pasundan, dan
Tanah Priangan. Sedangkan Kebudayaan Cirebon berkembang di daerah bekas karesidenan
Cirebon kawasan bagian utara.
Adapun kebudayaan yang lain yang berkembang di Jawa Barat yaitu budaya Betawi dan Pesisir
dan berkembang di daerah-daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta dan daerah-daerah
pesisir pantai. Bagian barat pulau ini berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Provinsi
Banten, dan bagian timur berbatasan dengan Jawa Tengah bagian Timur. Bandung merupakan
Ibukota provinsi Jawa Barat.

Bahasa Daerah Jawa Barat


Mayoritas penduduk Jawa Barat merupakan Suku Sunda, yang bertutur memakai Bahasa Sunda.
Di Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa
Banyumasan dengan dialek Brebes.Masyarakat asli Jawa Barat merupakan suku Sunda dan
Cirebon, sehingga bahasa yang digunakan sehari-hari di Jawa Barat kebanyakan bahasa Sunda
dan Cirebon. Bahasa ini dipakai sebagian masyarakat yang berada di daerah Priangan, Cirebon,
dan daerah-daerah lain di sekitarnya.

Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang berkembang di Jawa Barat
dengan bahasa utama yaitu Bahasa Sunda.Menurut sejarah akibat kekuasaan Kerajaan Mataram
yang dulu pernah menaklukkan wilayah Jawa Barat pada abad XVII. Bahasa Sunda ini
terpengaruh oleh bahasa Jawa. Akibat pengaruh ini dalam bahasa Sunda dikenal undak-usuk-
basa.
Undak-usuk-basa adalah cara pemakaian bahasa yang disesuaikan dengan tingkatan sosial
pemakai bahasa dalam masyarakat. Maka timbullah istilah bahasa:
Kasar
Sedang lemes (halus)
Cohag atau kasar pisan (sangat kasar)
Luhur atau lemes pisan (sangat halus)
Yang pemakaiannya disesuaikan dengan orang yang diajak berbicara.

Bahasa yang feodalistik sebelumnya ini tidak dikenal dalam tata bahasa Sunda.Dalam bahasa
Sunda dikenal juga dengan beberapa dialek. diantaranya:
Bogor (Karawang)
Priangan
Cerbon.
Setiap dialek tersebut mempunyai ciri khas sendiri-sendiri.

Rumah Tradisional Jawa Barat


Berikut ini beberapa rumah adat tradisional Jawa Barat
Imah Badak Heauy : Rumah adat Jawa Barat yang satu ini memiliki arti atau makna badak yang
sedang menguap. Rumah adat Badak Heuay ini masih banyak dijumpai didaerah masyarakat
Sukabumi.
Rumah Togog Anjing : Rumah Togog Anjing mempunyai arti sebagai anjing yang sedang
duduk. Desain rumah seperti ini merupakan ciri khas rumah masyarakat Garut.
Imah Julang Ngapak : Imah Julang Ngapak maknanya yaitu burung yang sedang mengepakkan
sayapnya. Desain rumah ini banyak dipakai didaerah Tasikmalaya
Imah Jolopong : Rumah adat Jolopong ini paling banyak dibangun oleh masyarakat didaerah
Garut.
Imah Parahu Kumereb : Terdapat di daerah Ciamis
Imah Capit Gunting : Capit artinya mengambil sesuatu barang dengan dijepitkan. Sedangkan
Gunting sama artinya dengan pisau yang menyilang.
Lengkong : Terdapat di daerah Garangwangi Kuningan.
Citalang : Terdapat di daerah Kabupaten Purwakarta.
Arsitektur rumah adalah hal peting untuk mencerminkan kebudayaan. Rumah tradisional yang
rata-rata mempunyai tempat atau ruang pertemuan yang luas. Kebanyakan rumah adat suku
Sunda asli ini berbentuk panggung. Sampai saat ini rumah adat ini masih banyak di jumpai di
beberapa tempat di Jawa Barat.
Rumah adat Sunda pada umumnya biasa dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu:

Bagian depan adalah teras.


Bagian tengah disebut tengah imah dan kamar tidur.
Bagian belakang berupa dapur atau pawon dan pedaringan atau goah. Rumah adat ini biasanya
mempunyai halaman depan & belakang.

Bentuk Rumah adat Sunda yaitu:


Berbentuk segi empat agak memanjang.
Kerangka rumahnya terbuat dari kayu.
Atap (hateup) rumahnya terbuat dari ijuk atau daun rumbia.
Dinding rumah adat tersebut terbuat dari bilik, yaitu irisan bambu yang dianyam dengan pola
kepang atau sasag.
Lantai rumah terbuat dari palupuh.
Tiang-tiang penyangga rumah beralaskan batu yang disebut tatapakan.
Susunan rumah adat Jawa Barat ini memanjang dengan arah barat-timur, dan pintunya
menghadap arah utara-selatan. Hal ini bertujuan agar tidak menentang arah perjalanan matahari
atau kehendak alam.

Pakaian Tradisional Jawa Barat


Pada umumnya yang dikenal masyarakat Jawa Barat pakaian tradisional mereka di bagi menjadi
beberapa bagian dan berdasarkan golongan masyarakat seperti:

Baju pangsi dan kebaya sunda di tambah kain kebat (golongan rakyat biasa)
Baju bedahan dan kebaya (golongan rakyat menengah)
Jas beludru sulam benang emas (golongan rakyat bangsawan)
Beskap (untuk mojang dan jajaka)
Pakaian adat pengantin sunda.
Pakaian adat Jawa Barat pada umumnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
pakaian adat gaya Priangan
pakaian adat gaya Cirebon.
Pakaian adat Priangan dan Cirebon mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Berikut ini
persamaan dan perbedaan pakaian adat dari ke dua suku tersebut.

Pakaian Adat Perempuan


Perempuan Priangan memakai kebaya surawe, tetapi kaum perempuan Cirebon memakai baju
sorong atau baju kurung.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon memakai kain batik yang dililitkan di bagian bawah
badan, dari pinggang hingga pergelangan kaki.
Perempuan Priangan dan Cirebon dari golongan rakyat memakai perlengkapan seperti gelang
emas atau perak, gelang bahar, suweng pelenis emas atau perak, ali meneng, dan sandal.
Sedangkan kaum wanita bangsawan Priangan dan Cirebon memakai perlengkapan pakaian
seperti kalung emas, gelang emas, giwang emas, serta selop dengan hiasan manik-manik di
bagian ujungnya.
Pakaian Adat Laki-Laki
Laki-laki biasa Priangan dan Cirebon memakai kain sarung poleng atau polekat yang
dikerudungkan dan diikatkan atau dililitkan pada pinggang.
Laki-laki Priangan dan Cirebon memakai celana komprang yang berhiaskan pasmen.
Laki-laki Priangan dan Cirebon memakai iket untuk penutup kepala.
Laki-laki rakyat biasa Priangan dan Cirebon memakai perlengkapan pakaian seperti cincin emas,
rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau sebagai hiasan jas pada bagian dada,
dan sepatu atau selop.
Pakaian yang dijadikan simbol identitas pakaian adat di daerah Jawa Barat yaitu Pakaian Adat
Priangan.

Kesenian Tradisional Jawa Barat


Masyarakat Sunda yang terkenal dengan ramah tamahnya memiliki berbagai sejarah yang
menghasilkan berbagai kesenian tradisional. Masyarakatnya pun terkenal memiliki karakter yang
baik dan ramah.
Masyarakat sunda memegang semboyannya "Someah Hade ka Semah" artinya sangat ramah
pada tamu.Hanya saja berbaurnya masyarakat luar, membuat budaya bercampur. Adat istiadat
masyarakat Sunda perlahan memudar. Berikut ini beberapa kesenian tradisional Jawa Barat Khas
Sunda yang masih dilestarikan hingga sekarang
Wayang Golek : Wayang golek mirip dengan wayang kulit tetapi dalam pertunjukan wayang
golek, sang dalang selalu menggunakan bahasa daerahnya.
Tari Jaipongan : Jaipongan yaitu jenis tarian traidisional Sunda, tepatnya dari Karawang. Lahir
dari tangan kreatif H. Suanda pada tahun 1976. Tarian Jaipongan merupakan campuran dari seni
lain seperti pencak silat, topeng banjet, ketuk tilu, wayang golek dan lain-lain.
Degung : Degung adalah alat tradisional Bandung dan sudah terkenal di penjuru Indonesia.
Rampak Gendang: Kata rempak gendang diambil dari kalimat gendang serempak. Alat-alatnya
terdiri dari gendang, gong, saron dan dimainkan bersamaan.
Sisingaan : Sisingaan berasal dari kota Subang. Kesenian ini terinspirasi dari Reog di Jawa
Timur yang sangat menarik minat.
Kuda Renggong : Tarian ini berasal dari Sumedang, Renggong artinya keterampilan, kuda yang
digunakan telah dilatih untuk menari mengikuti irama musik.
Bajidoran : Sebuah kesenian yang berasal dari Subang dan Karawang. Para penari atau yang
biasa disebut Ronggeng akan melenggak lenggok menari mengikuti tabuhan gendang dan
gamelan.
Cianjuran : Sebenarnya nama alat musik ini yaitu mamaos. Alat musik khas sunda sejak tahun
1930. Alat musik ini biasanya dibarengi dengan kecapi ricik, dipadukan dengan suling, rebab,
dan kacapi indung. Dibarengi oleh penyanyi dengan berbahasa Sunda,
Kacapi Suling: Ini salah satu kesenian yang benar-benar menggambarkan budaya Sunda. Sesuai
namanya, kecapi suling yang terdiri dari instrument kecapi dan suling.

Tarian adat Jawa Barat


Tarian daerah Jawa Barat meliputi dua kelompok. Ada kelompok yaitu:
Tarian Klasik: Tarian klasik yaitu jenis tarian yang masih kental dengan tradisi budaya daerah.
Contohnya:
Tari Tayuban/Nayuban
Ronggeng Gunung
Ketuk Tilu
Doger Kontrak
Longser
Banjet
Bangreng
Kemprongan
Bedaya Tara-wangsa
Kadagan
Sekar Putri
Lenyepan
Gawil
Ponggawa
Topeng Betawi
Merak
Kijang
Kupu-Kupu
Topeng
Sulintang
Ratu Graeni
Kendang Penca
Anjasmara
Reog
Ibing Keurseus
Gotong Singa.
Tarian Kreasi: Tari Kreasi yaitu jenis tarian yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Contohnya: Tari Jaipong.

Seni Kerajinan Jawa Barat


Di Jawa Barat ada berbagai jenis seni kerajinan rakyat. Kerajinan tersebut ada yang berkembang
menjadi kegiatan industri, dan tradisional. Berikut ini beberapa Seni Kerajinan Rakyat Jawa
Barat dari berbagai daerah:
Cirebon : Batik Tradisional Trusmi, kedok, rotan, lukis kaca dan kulit.
Indramayu : Tembikar, topeng, tas kulit ular, tikar pandan, batik tulis, dan bulu domba.
Tasikmalaya : Payung, anyaman, batik tulis, kelom geulis, sepatu kulit, bordir, anyaman
mendong dan topi.
Purwakarta : Keramik
Cibaduyut Bandung : Sepatu
Bekasi : Anyaman bambu dan pahat patung
Bogor : Kerajinan Tanduk

Lagu Daerah Jawa Barat


Lagu Daerah Jawa Barat yang terkenal diantaranya yaitu:
Bubuy Bulan
Es Lilin
Cing Cangkeling
Tokecang
Warung Pojok
Manuk Dadali
Sintren
Kembang Jahe Laos
Panon Hideung.

Upacara-Upacara Adat Jawa Barat


Pesta Laut : Tempat yang sering dilakukan seperti di Pangandaran, maupun daerah-daerah pesisir
lainnya di Jawa Barat. Perahu-perahu nelayan yang mengangkut sajen dihiasi aksesoris warna-
warni pada saat pelaksanaannya.
Ngalaksa : Upacara ini lazim ditemui di daerah Ranca Kalong, Sumedang. Upacara ini dilakukan
dengan membawa padi ke lumbung dan memakai baju rengkong.
Ruwatan Bumi : Upacara Ruwatan Bumi ini dilaksanakan setiap bulan Februari di Kabupaten
Subang.
Ngalungsur Pusaka : Upacara ini dilakukan di Garut. Upacara adat membasuh pusaka ini
dipimpin oleh seorang juru kunci (kuncen).
Ngunjung : Upacara ngunjung/munjung ini termasuk upacara adat provinsi Jawa Barat yang
biasanya dilakukan oleh masyarakat yang ada di daerah Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya.
Bubur Syura : Kebiasaan yang dikaitkan dengan Dewi Kesuburan, yaitu Nyi Pohaci Sanghyang
Sri. Keyakinan masyarakat bahwa upacara adat ini bisa mendatangkan kesejahteraan dan
ketentraman.
Ngirab atau Rebo Wekasan : Masyarakat di Cirebon, biasa melakukan upacara ini. Kebiasaan ini
dilakukan di hari Rabu minggu terakhir di bulan Shafar.
Nyalawean : Kebiasaan ini dilakukan Cirebon. Upacara ini biasanya berlangsung selama 5 hari,
dan acaranya dilaksanakan 12 hari setelah acara peringatan di Keraton Cirebon.
Seren Taun : Upacara ini di temui di Sukabumi. Upacara Seren Taun ialah sebuah upacara yang
intinya mengangkut padi dari sawah ke lumbung dengan menggunakan rengkong.
Ngarot : Kebiasaan Indramayu yang dilaksanakan saat musim tanam dimulai atau musim
penghujan dengan mengadakan arak – arakan ke arah balai desa.
Sepitan atau Khitanan : Upacara Khitanan dilakukan pada anak laki-laki berdasarkan
kepercayaan Islam. Karena sudah menjadi kewajiban dalam agama Islam.
Tingkepan atau Tujuh Bulan : Kebiasaan adat ini diadakan saat seorang ibu yang sedang
mengandung tujuh bulan.
Upacara Pernikahan : Ada berbagai macam upacara dalam prosesi adat pernikahan, yaitu upacara
yang diadakan pra akad nikah dan yang diadakan pasaca akad nikah.
Tembuni : Merupakan upacara adat Sunda untuk memelihara placenta bayi atau ari – ari dimana
placenta sang bayi harus dirawat dengan sebaik – baiknya.
Nenjrag Bumi : Upacara tradisional khas Sunda yang sering dilakukan oleh warga Kota Bandung
dimana ditujukan kepada anak bayi agar kedepannya tidak menjadi ketakutan atau gampang
kaget.

Permainan Tradisional Jawa Barat


Permainan tradisional rakyat adalah permainan yang biasanya dilakukan oleh sekelompok anak-
anak di daerah tersebut. Provinsi Jawa Barat mempunyai beragam permainan tradisional rakyat.
Berikut ini merupakan berapa permainan tradisional Jawa Barat silahkan dilihat pada tabel
berikut ini:
Congkak : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Bebentangan : Cirebon dan pantai utara Jawa Barat
Gatrik : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Ecor : Daerah Kabupaten Karawang
Kobak : Daerah Bandung, Bogor, Garut dan Cianjur
Ngadu Karbit : Daerah Karawang dan Bekasi
Meong Bongkok : Daerah Cibitu, Kab. Garut
Ngadu Muncang : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Oray-orayan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Pal-palan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Prang-pring : Daerah Parahyangan
Pacublek-cublek Uang : Daerah Parahyangan
Sursar/ Surser : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Serokan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat
Susumputan : Hampir seluruh wilayah Jawa Barat

Makanan Tradisional Jawa Barat


Makanan dan minuman khas Jawa Barat banyak sekali jenisnya. Setiap jenis makanan tersebut
adalah bagian dari kebudayaan daerah setempat. Jenis-jenis makanan yang menjadi ciri khas
Jawa Barat adalah:

Liwet : Merupakan Khas Jawa Barat, Sunda Banget


Nasi Tembel : Mirip seperti nasi liwet dan masih berasal dari Sunda
Nasi Tutug Oncom : Berasal dari Tasikmalaya
Karedok : Karedok merupakan makanan khas Sunda yang disajikan dengan sayur-sayuran yang
masih mentah
Lotek : Hampir sama dengan Karedok dan masih berasal dari suku Sunda
Bakakak Hayam : Bakakak Hayam merupakan masakan khas Sunda yang cukup unik
Soto Bandung : Soto Bandung umumnya memakai daging sapi has dalam atau tetelan.
Soto Mie : Soto Mie sendiri merupakan jenis masakan khas Sunda yang menyajikan mie dengan
kuah kaldu yang kental.
Mie Kocok : Mie Kocok menggunakan mie pipih telur dengan kuah kaldu dan kikil yang berasal
dari Bandung.
Sate Maranggi : Makanan khas Purwakarta ini sudah sangat terkenal.
Empal Gentong : Empal Gentong khas bandung ini dihidangkan dengan nasi atau lontong, dan
kucai. Empal Gentong juga terasa enak jika dimakan dengan kuah santan.
Kupat tahu : Yang sangat terkenal yaitu dari Tasikmalaya kupat tahu singaparna.
Geco : Makanan Sunda yang populer di masyarakat Cianjur ini menggunakan bahan dasar tauge
yang kemudian disiram dengan tauco.
Surabi : Kue tradisional Sunda ini sangat populer di kota Kembang Bandung
Tahu Sumedang : Berbeda dari tahu goreng biasa, Tahu Sumedang mempunyai tekstur yang
khas.

Minuman Tradisional Jawa Barat


Jawa Barat memiliki aneka minuman yang menarik. Ada yang disajikan secara hangat ataupun
dingin. Semuanya terasa menyegarkan.

Inilah sepuluh minuman asli Jawa Barat yang wajib dicicipi ketika berada di Tanah Sunda!

1. Bandrek yang terbuat dari jahe dan gula merah ini bisa menghangatkan perut. Cocok banget
dikonsumsi saat cuaca sedang dingin

2. Sekilas warna bajigur mirip bandrek, sama-sama kecokelatan. Bedanya, bajigur menggunakan
bahan gula aren dan santan yang dicampur sedikit jahe

3. Cendol terbuat dari tepung beras yang diberi pewarna hijau makanan. Biasanya disajikan
dengan parutan es, siraman santan, dan gula merah

4. Es doger terdiri dari cincau hitam, susu, tapai, pacar cina, hingga sirup berwarna merah.
Disajikan dengan parutan es yang segar banget
5. Goyobod khas Garut ini menyerupai es campur. Bahan-bahannya terdiri dari jeli, santan, gula,
ketan hitam, mutiara, dan sirup berwarna merah

6. Cincau merupakan agar-agar berwarna hijau bertekstur kenyal. Biasanya disajikan dengan
serutan es, santan, dan sirup gula atau gula aren

7. Es oyen dikenal dari Bandung dengan penjual awalnya bernama Pak Oyen. Isi es oyen mirip
es campur: alpukat, kelapa muda, hingga pacar cina

8. Es lilin pertama kali dibuat dengan campuran santan dan susu. Varian rasanya kian
berkembang, ada buah-buahan, ketan hitam, hingga rujak serut

9. Es pala banyak ditemukan di Bogor, Jawa Barat. Terbuat dari buah pala yang diiris tipis, lalu
dicampur dengan larutan air, gula, dan biji selasih

10. Meski namanya bir, tetapi tak ada kandungan alkohol di dalamnya. Terbuat dari kayu manis,
secang, cengkih, kapulaga, dan gula merah

Senjata Tradisional Jawa Barat


Jawa barat memiliki beberapa senjata tradisional yang khas, di antaranya adalah:
Kujang
Kujang merupakan salah satu senjata tradisional Jawa barat yang pada awalnya mempunyai
bentuk seperti kudi. Kudi merupakan benda yang digunakan sebagai perkakas untuk pertanian,
tetapi karena zaman yang terus berkembang maka kudi sudah dialihkan menjadi senjata
tradisional.Senjata tradisional ini ternyata sudah dibuat dengan banyak variasi. Dimana variasi
tersebut merupakan esensi dari ajaran budaya Sunda dengan bentuk burung atau bentuk unggas,
bentuk binatang berkaki empat dan juga berbentuk katak.
Dengan adanya variasi tersebut maka kujang mempunyai kelompok penamaan yang beragam
dengan sesuai bentuk flora atau bentuk fauna dalam kebudayaan Sunda. Misalnya adalah Kujang
Jago, Kujang Badak, Kujang Kuntul, Kujang Naga dan masih banyak lainnya.Lalu apa yang
dimaksud dengan Kujang Ciung? Kujang Ciung merupakan salah satu senjata yang populer dan
juga sudah dianggap sebagai senjata yang khas dari Jawa Barat. Kujang ini juga mempunyai
bentuk bilang dengan nilai estetika ujung yang runcing.
Fungsi Kujang
Fungsi dari senjata ini juga ternyata tergantung dengan ukuran bilahnya. Jika bilah mempunyai
ukuran 10 hingga 15 cm maka senjata tersebut digolongkan menjadi kujang Pajimatan atau jimat,
jika bilah ukuran 20 hingga 35 cm maka senjata termasuk dalam kategori kujang pusaka
Jika kujang mempunyai bilah dengan panjang 40 hingga 50 cm maka termasuk kedalam kategori
kujang pakarang yang mempunyai fungsi sebagai mata tombak Kujang juga mempunyai
beberapa fungsi lain, diantaranya adalah sebagai berikut:
Digunakan sebagai lambang atau simbol seperti logo pemerintah atau logo organisasi
Bisa digunakan untuk peralatan pertanian, hal tersebut berdasarkan dari naskah kuno Sanghyang.
Masyarakat Sunda biasanya akan menggunakan senjata ini untuk menebang kayu, memangkas
tumbuhan dan nyacar atau bisa juga disebut sebagai pemangkas
Bisa digunakan untuk hiasan atau pajangan. Senjata ini biasanya bisa dilihat dari tembok rumah
warga Sunda.
Kujang pusaka merupakan senjata yang digunakan untuk perang. Kujang pusaka bisa digunakan
sebagai lambang keagungan dan juga perlindungan

Bagian Kujang
Senjata tradisional kujang juga mempunyai berbagai bagian-bagian. Bagian-bagian tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
Papatuk atau Congo. Bagian tersebut berada di ujung kujang dengan bentuk yang menyerupai
panah. Biasanya papatuk kujang berfungsi untuk mencongkel.
Seluk atau Silih. Bagian tersebut berada pada bagian punggung yang berfungsi untuk mencabik
tubuh dari musuh.
Tadah. Berupa lengkungan yang menonjol pada bagian perut dengan bagian depan yang runcing.
Pada bagian ini berfungsi untuk menusuk tubuh dari lawan.
Mata. Pada bagian pengging kujang tersebut mempunyai lubang-lubang yang kecil dengan
jumlah sekitar 5 hingga 9. Tetapi jika kujang tersebut tidak terdapat lubang atau mata, maka
senjata ini akan disebut sebagai kujang buta.
Tonggong. Bagian tersebut merupakan bagian yang tajam pada punggung kujang
Paksi. Paksi merupakan cincin atau ring yang ada pada bagian belakang kujang dengan bentuk
yang lancip
Selut. Selut merupakan ring yang ada pada pegangan kujang atau ujung dari gagang.
Combong. Merupakan lubang yang ada pada bagian gagang kujang.
Ganja atau Landaian. Bagian tersebut merupakan sudut runcing dengan arah ke ujung kujang.
Kowak. Kowak merupakan sarung dari senjata yang berasal dari bahan kayu samida dan juga
mempunyai aroma yang khas
Bagian yang terakhir adalah pamor. Pamor merupakan bagian yang berbentuk seperti baris-baris
sulangkar atau bintik yang tergambar pada kujang. Biasanya pamor berfungsi sebagai nilai
artistik dan juga sebagai tempat penyimpanan dari racun.
Bedog
Bedog merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai ukuran lebih besar dari pisau,
tetapi lebih pendek dari pedang dengan bilang yang tebal dan juga lebar, senjata ini juga terbuat
dari logam. Tetapi pada saat ini, biasanya pengrajin akan menggunakan bahan baku yang terbuat
dari lempengan per bekas dari mobil.
Kegunaan Bedog
Kegunaan dari senjata bedog terbagi menjadi dua macam yakni:
Bedog gawe atau perkakas yang berguna untuk keperluan rumah tangga seperti bertani.
Bedong soren atau pakarang yang biasanya digunakan dalam seni bela diri atau sikat sebagai
pegangan pendekar atau jawara.
Fungsi Senjata Bedog
Fungsi simbolis tersebut digunakan untuk mengangkat harkat martabat pemiliknya. Sedangkan
untuk fungsi estetisnya adalah digunakan sebagai benda koleksi. Dan yang terakhir untuk fungsi
ekonominya adalah untuk memberikan mata pencaharian dari masyarakat setempat.

Biasanya senjata tradisional Sunda ini terkenal dengan penamaan yang bertujuan untuk
menghilangkan kesan menyeramkan dari senjata ini. Nama tersebut adalah “Salam Tunggal”
nama tersebut mempunyai makna “walaupun kita membawa bedog, namun keselamatan tetap
harus dilakukan dengan berserah diri kepada yang Maha Tunggal”.
Jenis Bedog atau Golok
Senjata tradisional bedog juga mempunyai beberapa jenis bentuk. Berikut ini merupakan
beberapa jenis bentuk besok atau golok dengan fungsinya.
Bedog Gagaplok. Biasanya digunakan untuk memotong dan juga menyabit rumput atau tanaman
lainnya di kebun.
Bedog atau Golok Pamencitan. Bedong ini mempunyai ukuran dengan panjang berkisar 25
hingga 27 cm dengan lebar mencapai 3 cm. Senjata ini berasal dari kata peuncit, dimana dalam
bahasa Sunda mempunyai arti sembelih. Sehingga biasanya bedok jenis ini digunakan untuk
menyembelih hewan.
Bedog atau Golok Pamoroan atau internasional survival golok. Biasanya golok ini mempunyai
ukuran antara 40 hingga 50 cm dengan lebar mencapai 3,5 cm. Biasanya senjata jenis ini
digunakan untuk berburu.
Bedog atau Golok Tani. Biasanya senjata ini mempunyai panjang antara 25 hingga 30 cm
dengan lebar sekitar 4 cm. Jika dilihat dari namanya maka biasanya masyarakat Sunda
memakainya untuk kegiatan hal yang berhubungan dengan pertanian dan juga perkebunan.
Bedog atau Golok Pamugeulan. Bedog ini mempunyai panjang antara 23 hingga 24,5 cm dengan
lebar yang dimiliki sekitar 6 cm. Biasanya masyarakat akan menggunakan senjata tradisional ini
untuk kegiatan-kegiatan barat, seperti menebang pohon. Hal tersebut didukung dengan bentuk
golok yang cukup besar.
Bedog atau Golok Sotogayot. Bedog ini mempunyai panjang antara 25 hingga 27 cm dengan
lebar yakni 6 cm. Biasanya masyarakat Sunda akan menggunakan senjata ini untuk memotong
bambu atau pengerjaan material dari bambu.
Bedog atau Golok Dapur. Bedog ini mempunyai ukuran sebesar 20 hingga 23 cm dengan lebar
yakni 4 cm. Jika dilihat dari namanya adalah “dapur”, maka sudah dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Sunda akan menggunakan senjata ini untuk keperluan dapur seperti memasak atau
memotong bahan bakar.
Golok Panguseupan. Golok ini mempunyai panjang sekitar 17 hingga 2 cm dengan lebar yang
dimiliki yakni 3 cm. Ngusep berasal dari bahasa Sunda dengan arti “memancing” sehingga golok
ini biasanya digunakan untuk memancing di sungai atau di laut.
Bedog Cepot. Bedog ini mempunyai ukuran yakni antara 15 hingga 17 cm dengan lebar yang
dimiliki diatas 9 cm. Biasanya golok ini digunakan untuk membelah.
Bagian-Bagian Bedog
Bedog atau golok juga mempunyai beberapa bagian-bagian didalamnya. Berikut ini merupakan
bagian-bagian dari senjata bedog.
Gagang dari bedog atau golok biasanya dinamakan parah
Bagian paling utama dari senjata ini adalah wilah yang terbuat dari baja atau besi.
Pada parah atau pada bagian gagang yang ditancapkan disebut dengan pangkal
Bagian tajam dari senjata ini disebut dengan beuteung, sedangkan pada bagian tumpul disebut
dengan tonggong.
Pada wilah terdapat ujung yang disebut dengan Congo.
Sedangkan untuk sarung bedog atau golok tersebut dinamakan serangka

Patik
Patik merupakan senjata tradisional Jawa Barat jika dalam bahasa Indonesia mempunyai arti
kapak. Hal ini dikarenakan patik mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan kapak
modern yang ada pada perkotaan.Biasanya senjata tradisional ini digunakan oleh masyarakat
untuk menebang pohon. Dimana pada zaman dahulu, nenek moyang dari suku Sunda
menggunakan patik sebagai alat untuk melakukan ekspansi.
Ekspansi yang dimaksud adalah membuka wilayah baru yang dilakukan dengan cara membuka
hutan. Bukan hanya itu kegunaan dari patik yang masih bertahan hingga saat ini adalah dijadikan
sebagai alat untuk mencari kayu bakar atau melakukan pekerjaan yang memiliki sifat berat
lainnya.Senjata ini dibuat dari bahan besi yang kokoh dan juga tajam pada bagian ujungnya.
Biasanya patik memiliki gagang dengan ukuran yang panjang sekitar 30 hingga 35 cm.
Sedangkan untuk bilah pada ujung senjata ini mempunyai panjang sekitar 10 cm dengan
ketebalan mencapai 4 cm.
Kelebihan dari senjata tradisional Jawa Barat patuk adalah efektivitas tenaganya. Sehingga
meskipun patik termasuk kedalam perkakas kelas berat, tapi patuk sangat efisien untuk
membantu masyarakat melakukan pekerjaannya pada bidang perhutanan dan juga pertanian.
Senjata ini juga termasuk kedalam senjata tradisional yang sangat populer dan digemari oleh
masyarakat Sunda. Sehingga mayoritas dari para petani dan juga pencari kayu pada sebagian
besar pedesaan akan menggunakan patik sebagai senjata yang digunakannya.
Congkrang
Congkrang merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti
cangkul tetapi dengan ukuran yang dimiliki jauh lebih kecil. Senjata ini pada umumnya tidak
mempunyai keruncingan atau ketajaman, hal ini dikarenakan pada senjata tradisional ini tidak
digunakan sebagai alat untuk bertempur.Senjata tradisional congkrang mempunyai kegunaan
utama yakni digunakan untuk membentuk menyiangi rumput yang ada pada tanah. Bukan hanya
itu, senjata ini juga digunakan untuk membersihkan rumput atau tanaman liar yang ada pada area
persawahan atau pada pekarangan rumah.
Senjata congkrang juga mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya adalah mampu
menggaruk rumput hingga akarnya. Sehingga meskipun alat tersebut tidak mempunyai sisi
ketahanan, tetapi senjata tersebut masih bisa terus diasah dengan menggunakan kali. Sehingga
masyarakat tidak perlu susah-susah untuk mencabut rumput atau tanaman liar yang
mengganggu.Senjata tradisional ini sudah ada sejak zaman kuno dan juga masih menjadi
perkakas untuk berkebun yang digunakan oleh para kaum hawa untuk membantu suaminya.

Ani-ani (Ketam)
Ani-ani atau jika dalam bahasa Sunda akan dikenal dengan nama etem atau ketam. Senjata ini
merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan untuk memanen padi. Biasanya
senjata ini akan berbentuk seperti pisau kecil yang bisa disembunyikan pada telapak
tangan.Senjata tradisional ini digunakan untuk memanen padi dulunya menjadi pilihan, hal
tersebut karena adanya perkembangan kepercayaan bahwa masyarakat Sunda dan juga
masyarakat Jawa tidak diperbolehkan untuk menggunakan golok dan arit.
Dalam kepercayaan tersebut dipercaya bahwa Desi Padi dan Nyai Pohaci Sang Hyang Sri
mempunyai watak halus dan juga lembut akan merasa ketakutan jika melihat senjata yang tajam
seperti golok atau arit. Sehingga jika Dewi tersebut merasa takut, maka hasil panen padi yang
diperoleh akan tidak berkualitas.Bukan hanya itu, masyarakat Sunda juga masih mengamalkan
kepercayaan bahwa padi tersebut merupakan perwujudan dari Dewi Sri. Sehingga perlakuan
halus kepada padi harus selalu dilakukan atau wajib dilakukan para petani.
Padi tersebut dilarang dipanen dengan menggunakan cara dibabat secara membabi buta. Sampai
saat ini kepercayaan tersebut masih bisa kita saksikan melalui acara tahunan yang diadakan,
yakni pada tradisi Seren Taun yang akan dilakukan pada masa-masa panen.Jika padi dipanen
dengan batang yang ikut dipotong, maka pekerjaan tersebut akan menjadi melelahkan, bukan
hanya itu jika memotong padi dengan batangnya juga akan membutuhkan waktu yang cukup
lama.
Sehingga disaat itulah para petani harus menggunakan senjata ani-ani untuk membantunya.
Tetapi senjata ini masih mempunyai kekurangan yakni membutuhkan waktu yang cukup lama
karena harus ada ketelitian dalam memanen setiap gagangnya.

Sulimat
Sulimat merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang dibuat untuk membantu pekerjaan pada
bidang perkebunan, terutama pada industri kelapa. Senjata ini biasanya digunakan untuk
merobek atau mengupas kulit dari buah kelapa. Senjata tradisional ini mempunyai 2 sisi yakni
sisi yang horizontal dan juga sisi yang vertikal. Sisi horizontal akan ditancapkan pada tanah
dengan tujuan sebagai pijakan atau alas, sedangkan pada sisi yang vertikal akan dihadapkan ke
atas hak tersebut karena pada sisi ini akan digunakan untuk memisahkan antara buah kelapa dan
juga serabutnya.
Senjata tradisional ini sudah jarang ditemukan, padahal kegunaan dari senjata ini sangatlah
membantu untuk melakukan pekerjaan dalam mengupas buah kelapa menjadi lebih cepat. Seperti
contohnya pada acara pernikahan akan membutuhkan jumlah kelapa yang banyak, sehingga
perlu banyak orang untuk mengupas kulitnya jika menggunakan golok. Sedangkan jika
menggunakan sulimat maka pengelupasan kelapa akan lebih efisien.
Bahan yang digunakan untuk membuat sulimat adalah besi yang disambung sehingga akan
menghasilkan 2 sisi senjata seperti yang sudah disebutkan pada penjelasan diatas. Tetapi karena
perkembangan zaman maka senjata ini juga sudah semakin langka untuk ditemui dan menjadi
salah satu senjata tradisional Sunda yang paling langkah.
Gacok
Gacok merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk ujungnya seperti
garpu besar. Senjata ini biasanya digunakan dalam bidang pertanian dan juga pada bidang
peternakan. Biasanya akan digunakan untuk mengumpulkan rumput kering, membersihkan
kandang dan jiga merapikan jemuran gabah.
Senjata tradisional ini mempunyai gagang dengan bentuk yang menyerupai cangkul. Tetapi
perbedaannya senjata ini yakni gacok tidak dapat digunakan untuk mengambil tanah. Berbeda
dengan cangkul.Senjata tradisional ini juga termasuk kedalam senjata yang populer pada
kalangan petani. Selain dari harganya yang relatif lebih terjangkau. Senjata ini juga sangatlah
ringan sehingga sangat menghemat tenaga dan mudah untuk digunakan.

Bajra dan Gada


Bajra dan Gada merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan sebagai alat
perlawanan mengusir para penjajah pada saat zaman pra kemerdekaan. Bentuk dari senjata ini
adalah senjata yang digunakan dengan cara diayunkan atau dipukulkan. Senjata tradisional ini
biasanya akan dimodifikasi sesuai dengan keperluan dari penggunanya. Pada saat itu pernah juga
ditemukan senjata gada yang dipenuhi paku pada bagian ujungnya, sehingga luka yang akan
ditimbulkan dari gada dan juga bajra tidak boleh disepelekan.
Jika dalam pertempuran dekat, maka musuh yang dipukul akan mendapatkan luka dan juga
pendarahan yang sangat fatal bahkan bisa juga mendapatkan kebocoran pada kepala nya.Pada
zaman dahulu, senjata ini banyak ditemukan karena memang bahan yang digunakan sangatlah
mudah. Yakni bisa dari kayu keras seperti kayu jati, atau besi-besian. Tetapi karena seiring
perkembangan zaman, maka senjata ini sudah sangatlah langkah dan biasanya keberadaan dari
senjata ini hanya bisa dijumpai pada museum-museum saja.

Balincong
Balincong merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti kapak
dengan 2 sisi yang tajam. Biasanya senjata ini digunakan untuk membantu pekerjaan dalam
bidang perkebunan dan juga pertanian. Sehingga senjata balincong termasuk kedalam salah satu
senjata populer oleh masyarakat pedesaan sekitar.Senjata tradisional ini dibuat dari bahan besi
pada ujungnya. Sedangkan pada bagian gagangnya dibuat dari bahan kayu. Ujung balincong
sendiri mempunyai 2 sisi dengan mata senjata yang sama tajamnya.
Jika senjata tersebut dilihat secara sekilas, maka senjata akan mirip dengan cangkul. Tetapi
balincong tidak mempunyai sisi mata senjata yang pipih dan melebar.Untuk kegunaan dari
senjata balincong adalah digunakan sebagai alat penggali tanah dan juga memecahkan batu-
batuan yang ada di ladang. Senjata ini juga bermanfaat dalam pekerjaan seperti pada pembuatan
saluran irigasi pada sawah, memperkuat aliran sungai dan masih banyak lagi.
Jenis Balincong
Balincong terbagi menjadi 2 jenis yakni:
Balincong panjang. Balincong ini biasanya akan mempunyai panjang sekitar 52 cm dengan lebar
mencapai 10 cm dengan bentuk yang horizontal. Balincong jenis ini biasanya akan digunakan
dalam pekerjaan yang sangat berat.
Balincong kecil. Balincong ini mempunyai ukuran panjang yakni sekitar 38 cm dengan lebar
pipihnya 6 cm. Biasanya senjata ini digunakan sebagai senjata alternatif kebutuhan kerja lainnya.

Baliung
Baliung merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang mempunyai bentuk seperti kapak
modern. Biasanya senjata ini digunakan untuk menebang pohon yang mempunyai ukuran
besar.Sebenarnya pada daerah-daerah lainnya masih ada senjata yang mirip dengan baliung,
hanya berbeda pada nama dan juga penyebutannya saja.Senjata tradisional ini mempunyai
panjang yakni 30 hingga 35 cm pada bagian gagangnya. Gagang dari senjata ini terlihat
sangatlah tebal dan juga berat, hal tersebut dikarenakan tingkat tekanan dan juga daya tebang
dari senjata ini sangatlah besar.
Bukan hanya itu, senjata ini juga mempunyai sisi yang tajam dan juga mempunyai ketebalan
sehingga mampu untuk menggores kulit pohon yang keras. Hingga saat ini, senjata ini juga
masih banyak digunakan oleh masyarakat terutama untuk membantu pekerjaan pada bidang
perhutanan.

Arit
Arit merupakan salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang masih eksis hingga sekarang. Arit
merupakan senjata tradisional dengan bentuk seperti bulan sabit dan juga mempunyai fungsi
yakni digunakan untuk mencari rumput atau senjata lainnya.Di beberapa daerah lainnya, masih
banyak berbagai macam jenis senjata tradisional yang mempunyai bentuk seperti Arit. Seperti
pada senjata tradisional Madura yakni celurit atau pada senjata tradisional Betawi yang disebut
sebagai sabit.

Alat musik tradisional Jawa Barat


Jawa Barat kaya dengan berbagai keseniannya. Begitu juga dengan alat musik khas Jabar yang
punya karakteristik unik dibandingkan dengan provinsi lainnya. Beberapa alat musik Jawa Barat
ini bahkan sudah mendunia. Dikenal di berbagai negara hingga sudah terdaftar sebagai salah satu
warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar alat musik khas Jabar:
1. Angklung
Alat musik ini terbuat dari bilah-bilah bambu yang disusun dimana ketika digetarkan atau
digoyangkan menghasilkan bunyi yang begitu merdu dan khas. Untuk menciptakan harmoni
yang indah, dibutuhkan sejumlah orang untuk memainkan angklung ini. Karena satu angklung
mewakili satu tangga nada.
Banyak warga negara asing yang menyukai bunyi angklung ini. Bahkan tak jarang mereka
datang ke Indonesia dan mencoba mempelajari angklung. Hal inilah yang membuat angklung
akhirnya diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia dalam daftar Representative List of
the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Pada 2011, alat musik angklung juga masuk di Guiness Book of World Record dengan catatan
rekor dunia dari keharmonisan alat musik angklung. Prestasi dunia ini melibatkan kurang lebih
lima ribu partisipan dari berbagai bangsa di dunia yang memainkan angklung bersama di
Washington, Amerika Serikat. Mereka membawakan lagu We Are The World oleh Michael
Jackson. Keberhasilan tersebut digawangi oleh seorang maestro angklung bernama Daeng Udjo
dari Sanggar Seni Saung Mang Udjo di Bandung.

2. Calung
Sama-sama terbuat dari bambu, alat musik calung. Bedanya yakni dari cara memainkannya. Cara
menabuh calung yaitu dengan memukul-mukul batang dari ruas-ruas atau tabung bambu yang
tersusun. Awalnya alat musik calung ini merupakan seni kalangenan (bersifat hobi), namun pada
perkembangannya Calung telah menjadi seni pertunjukkan yang populer.
Dalam seni pertunjukan, jenis Calung yang sering digunakan adalah Jingjing. Calung Jingjing
merupakan bentuk perkembangan dari Calung Rantay dan Calung Gambang yang dikembangkan
secara kreatif oleh Ekik Barkah, Parmas dkk, aktifis Departemen Kesenian UNPAD Bandung,
tahun 1960. Perkembangan Calung bukan saja pada bentuk waditranya, namun penampilannya
pun telah berkembang menjadi seni pertunjukan yang bersifat tontonan atau hiburan. Bentuk seni
pertunjukan Calung yang populer dewas ini telah dilengkapi dengan vokal/lagu, dialog-dialog
humor, gerak-gerak lucu dan lawakan-lawakan yang mengundang gelak tawa para penontonnya.

3. Gembyung
Gembyung merupakan alat musik perkusi yang terbuat dari kulit dan kayu. Berdasarkan
onomatopea (kata mengikuti bunyi), kata gembyung berasal dari bunyi pola tabuh gem (ditabuh
dan ditahan) dan byung (ditabuh dan dilepas).
Lagu yang dibawakan biasanya berbahasa Sunda buhun. Beberapa judul lagu di antaranya:
Assalamualaikum, Yar Bismillah, Salawat Nabi, Salawat Badar, Raja Sirai, Siuh, Rincik Manik,
dan Éngko. Lantunan musik dan lagu dalam seni gembyung menjadi pedoman bagi para penari
dengan melakukan gerak tari yang tidak berpola dengan iringan yang dinamis. Gembyung
merupakan salah satu seni musik tradisional yang persebarannya meliputi Cirebon, Kuningan,
Majalengka, Subang, Sumedang, Ciamis dan Garut.

4. Tarawangsa
Bentuk alat musik Tarawangsa ini sangat berbeda dengan alat musik gesek lainnya, seperti
rebab. Resonator tarawangsa terbuat dari kayu berleher panjang dengan jumlah dawai antara 2
sampai 3 utas. Pertunjukan tarawangsa di setiap wilayah memiliki perbedaan bentuk dan
struktur. Pertunjukan tarawangsa di wilayah Rancakalong, pertunjukannya tidak dilengkapi oleh
vokal, hanya dua instrumen saja, yaitu jentreng dan tarawangsa, sedangkan seni tarawangsa di
wilayah Cibalong Tasikmalaya, dipengkapi dengan instrumen lainnya, seperti calung rantay.

5. Jentreng
Adalah sejenis alat musik kecapi dengan jumlah dawai tujuh buah. Ukurannya jauh lebih kecil
dibandingkan kecapi. Alat musik ini terbuat dari kayu nangka.

6. Suling
Alat musik tiup yang terbuat dari bambu ini bisa dimainkan secara solo atau bersama-sama
dengan alat musik lainnya. Suara suling bambu memiliki bunyi yang khas dibandingkan seruling
yang terbuat dari playsik atau besi.

7. Karinding
Karinding adalah alat musik yang terbuat dari pelepah daun enau atau bilahan bambu kecil. Cara
menghasilkan bunyinya yakni dengan memanfaatkan resonator rongga mulut untuk
menghasilkan bunyi dengung. Saat dimainkan ujung bilah bambu disentil, dijentikkan, atau
dipukul-pukulkan secara berulang menggunakan jari, sehingga menimbulkan gema yang berpadu
dengan suara dengungan. Awalnya karinding dimainkan untuk mengusir rasa sepi dan kebosanan
para petani saat menjaga ladang di hutan, dari serangga atau burung-burung pemakan tanaman.
Bunyi khas karinding ternyata menghasilkan gelombang low decibel yang mampu membuat
hama menjauhi ladang.

Sistem Kekerabatan di Jawa Barat


Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Kerana
letaknya yang berdekatan dengan ibu kota negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di
Indonesia terdapat di provinsi ini. 75% penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang
merupakan penduduk asli provinsi ini. Suku lainnya adalah Suku Jawa yang banyak dijumpai di
daerah bagian utara Jawa Barat, Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang
bersempadan dengan Jakarta. Suku Minang dan Suku Batak banyak mendiami Kota-kota besar
di Jawa Barat, seperti Bandung, Cimahi, Bogor, Bekasi, dan Depok. Sementara itu Orang
Tionghoa banyak dijumpai hampir di seluruh daerah Jawa Barat.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa sistem kekerabatan yang sering ada di Jawa barat adalah sistem
kekerabatan Parental (Bilateral)
Dalam sistem kekerabatan ini menarik garis keturunan dari ayah dan ibu. Penganut sistem
kekerabatan ini di antara masyarakat Jawa, Madura, Sunda, Bugis, dan Makassar. Seorang anak
akan terhubung dengan kedua orang tuanya dan sekaligus kerabat ayah-ibunya secara bilateral.
Konsekuensi sistem kekerabatan parental yaitu berlaku peraturan yang sama mengenai
perkawinan, kewajiban memberi nafkah, penghormatan, dan pewarisan. Seseorang akan
memperoleh semenda dari jalan perkawinan, baik perkawinan langsung atau perkawinan sanak
kandungnya.

Flora dan Fauna Khas Provinsi Jawa Barat


Jawa Barat telah menetapkan sepasang tumbuhan dan hewan menjadi tumbuhan dan hewan khas
atau flora dan fauna identitas provinsinya. Sebagai flora identitas telah dipilih tumbuhan
gandaria sebagai maskot sekaligus flora khas. Sedangkan untuk fauna identitas atau hewan khas
dipilih Macan Tutul Jawa atau Panthera pardus melas.

Gandaria Flora Khas Jawa Barat


Provinsi Jawa Barat memilih dan menetapkan pohon Gandaria sebagai flora identitas provinsi.
Flora identitas ini biasa disebut juga sebagai flora khas atau tumbuhan maskot. Pohon Gandaria
adalah tumbuhan dari famili Anacardiaceae (suku mangga-manggaan), nama latin tumbuhan
tersebut adalah Bouea macrophylla Griff.
Gandaria yang merupakan tumbuhan asli Indonesia, di beberapa daerah mempunyai berbagai
nama lokal seperti gandaria (Jawa), jatake, gandaria (Sunda), remieu (Gayo), barania (Dayak
ngaju), dandoriah (Minangkabau), wetes (Sulawesi Utara), Kalawasa, rapo-rapo kebo (Makasar),
dan buwa melawe (Bugis). Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut sebagai Marian Plum atau
Gandaria. Selain di Indonesia, Gandaria tumbuh tersebar di wilayah tropis Asia Tenggara seperti
Malaysia dan Thailand.
Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) yang menjadi flora khas Jawa Barat, mempunyai tinggi
pohon hingga mencapai 27 meter. Daun berbentuk bundar telur memanjang hingga jorong
dengan panjang 11- 45 cm dan lebar 4 – 13 cm. Gandaria memiliki buah berbentuk agak bulat
dengan diameter antara 2.5-5 cm. Kulit buah berwarna hijau saat muda dan kekuningan atau
jingga saat tua. Daging buah Gandaria mengeluarkan cairan kental, berbau khas menyengat, dan
memiliki rasa agak asam hingga manis. Buah Gandaria muda dimanfaatkan sebagai campuran
rujak atau sambal gandaria. Selain dapat dikonsumsi langsung pun dapat dibuat asinan atau
sirup.

Macan Tutul Jawa Fauna Khas Jawa Barat


Mendampingi Gandaria, Macan Tutul Jawa ditetapkan sebagai fauna identitas atau fauna khas
provinsi Jawa Barat. Macan Tutul Jawa adalah anakjenis (subspesies) dari Macan Tutul yang
hanya hidup di pulau Jawa, Indonesia saja. Macan Tutul Jawa memiliki dua variasi warna kulit
yaitu berwarna terang (kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam) dan hitam (biasa
disebut Macan Kumbang). Macan Tutul pun menjadi jenis kucing terbesar yang tersisa di pulau
Jawa setelah Harimau Jawa dinyatakan punah.
Nama latin hewan endemik dan khas ini adalah Panthera pardus ssp. melas G. Cuvier. Dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai Javan Leopard. Hidup tersebar di beberapa titik di pulau Jawa
seperti di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon (Banten), TN. Gunung Halimun Salak, TN.
Gunung Gede (Jawa Barat), Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, Gurung Merapi (Jawa
Tengah), dan TN. Meru Betiri Jawa Timur. Populasi diperkirakan hanya tersisa 250-an ekor saja
sehingga membuat hewan langka ini didaftar sebagai spesies Criticaly Endangered dalam Daftar
Merah IUCN. Di Indonesia sendiri Macan Tutul, selain ditetapkan sebagai fauna khas Jawa
Barat, pun ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi.

Mayoritas Penganut Agama Jawa Barat


penduduk Jawa Barat sebanyak 67,59 juta jiwa pada 30 Juni 2021. Jumlah tersebut mencapai
17,48% dari total penduduk secara nasional yang mencapai 272,23 juta jiwa . sebanyak 46,3 juta
jiwa (97,29%) penduduk di Tanah Pasundan tercatat sebagai pemeluk agama Islam. Ada 859,37
ribu (1,81%) penduduk Jawa Barat yang memeluk agama Kristen.
Kemudian, penduduk Jawa Barat yang beragama Katolik mencapai 298,65 ribu jiwa (0,63%).
berjumlah 98,78 ribu (0,21%) penduduk Jawa Barat beragama Budha. Ada pula 17,03 ribu
(0,04%) penduduk Jawa Barat yang beragama Hindu. sebanyak 11,98 ribu (0,03%) penduduk di
provinsi tersebut beragama Konghucu. Sementara, 3,32 ribu (0,01%) penduduk Jawa Barat
menganut aliran kepercayaan.
Mayoritas Ras Di Jawa Barat
Ras induk dari Suku Sunda dan Jawa adalah Ras Austronesia yang umum tersebar di negara-
negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia bagian barat. Induk Ras Austronesia saat ini
dipercaya menduduki daerah pedalaman pulau Farmosa yang sekarang disebut Taiwan atau
China Taipeh

Ras Austronesia adalah sekumpulan etnolinguistik atau gabungan berbagai etnis besar di benua
Asia (khususnya Asia Tenggara), sebagian Oseania dan sebagian Afrika yang memakai bahasa-
bahasa dari keluarga Austronesia. Mereka meliputi penduduk asli Taiwan; kebanyakan
kelompok etnisnya berada di Filipina, Malaysia, Timor Leste, Indonesia, Brunei, Kepulauan
Cocos (Keeling), Madagaskar, Mikronesia, dan Polinesia, serta suku Melayu di Singapura, suku
bangsa Polinesia dari Selandia Baru dan Hawaii, dan orang non-Papua di Melanesia. Mereka
juga ditemukan di kawasan Pattani di Thailand, kawasan Cham di Vietnam dan Kamboja, dan
kawasan Hainan di Tiongkok, sebagian Sri Lanka, selatan Myanmar, ujung selatan Afrika
Selatan, Suriname, dan sebagian kecil Kepulauan Andaman, Kepulauan Cocos (Keeling), dan
Pulau Natal serta Australia.

Kawasan yang diduduki oleh suku bangsa pemakai bahasa Austronesia secara kolektif dikenal
sebagai Austronesia. Kebanyakan orang Austronesia memiliki penampilan serupa seperti kulit
berwarna muda sampai coklat dengan rambut lurus, keriting atau bergelombang.

^Data di atas diambil sebelum Banten memisahkan diri dari Jawa Barat^

Alasan Banten memisahkan diri dari Jawa Barat:

Terdapat tiga alasan utama, yaitu ketertinggalan pembangunan, angka kemiskinan yang tinggi,
dan masalah keterbelakangan pendidikan. Banten memiliki tingkat kesenjangan yang tinggi
dengan sejumlah daerah lain di Jawa Barat, terutama Serang, Pandeglang, serta Lebak. Melalui
pembentukan provinsi Banten, rakyat ingin percepatan kesejahteraan. Meskipun setelah provinsi
Banten lahir, tidak serta merta menjadi daerah maju.

Alasan lain kenapa Banten pisah dari Jawa Barat adalah status istimewa yang diberikan
pemerintah kepada Yogyakarta dan Aceh. Masyarakat Banten merasa dahulu bersama
Kesultanan Banten memiliki jasa besar di pertempuran melawan Belanda sehingga layak juga
mendapatkan status daerah istimewa. Bahkan, di tahun 1949 pernah berdiri sendiri melawan
blokade Belanda sampai haru mengeluarkan mata uang sendiri.

Banten telah secara resmi menjadi provinsi tersendiri. Keinginan masyarakat Banten untuk
memisahkan diri dari Jawa Barat sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1950 dan Orde Baru.
Namun perjuangan itu selalu menemui kegagalan. Setelah reformnasi, Banten akhirnya
menemukan momentum pemisahakan diri dari Jawa Barat. Pada 4 Oktober 2000, Banten telah
secara resmi menjadi wilayah provinsi tersendiri.

Sekian...
Editor : Dede Thania

Anda mungkin juga menyukai