Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PKN

SUKU SUNDA

Disusun oleh :

Kelompok 2
1. Rianti aulia
2. Uzaimah
3. Ria putri febiola
4. Umi hardini putri
5. Sepriyanto
6. Nadia
7. M. Aryansyah f
8. Rian wahyudi

SMP N 58 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
SUKU SUNDA
BAHASA DAERAH
Dalam kesaharian, bahasa yang kerap dipakai oleh suku sunda ini adalah bahasa
Sunda. Bahasa sunda ini adalah bahasa yang dibuat dan dipakai untuk alat
berkomunikasi dengan sesama suku sunda, dan sebagai alat pengembang dengan
pendukung kebudayaan sunda itu sendiri.
Selain hal itu, bahasa sunda ialah bagian dari budaya yang mempunyai ciri karakter
yang khas sebagai identitas Suku Sunda yang merupakan salah satu suku dari
beberapa suku-suku adat lainnya yang berada di Negara Indonesia.

RUMAH ADAT

Pada umumnya rumah tradisional


suku Sunda ini adalah hanya sebuah
rumah panggung, rumah adat sunda
ini pun sama seperti rumah-rumah
adat suku-suku lainnya yang ada
pada Negara Indonesia.
Rumah adat sunda yang berbentuk
panggung ini mempunyai tujuan
untuk menghindari sumber masalah-
masalah dari lingkungan sekitar yang
bisa mengancam penghuni rumah tersebut.
Ketika dilihat berdasarkan pada bentuk atap rumahnya, maka rumah tradisional
sunda tersebut terbagi dari beberapa ciri yang berbeda dengan rumah-rumah
tradisional lainnya.
Dibawah ini ada penjelasan mengenai bentuk-bentuk atap dari rumah tradisional
suku sunda, mari kita simak bersama-sama.
 Nama atap Capit gunting ini (dikarenakan bagian dari atas atapnya yang
menyilang berbentuk gunting)
 Nama atap Tagog Anjing (dikarenakan dari bentuk atapnya ini mirip seperti
ekor anjing yang lagi duduk)
 Nama atap Badak Heuay (diberi nama badak heuay ini, dikarenakan bentuk
atap rumahnya seperti seekor binatang badak yang lagi membuka mulutnya)
 Nama atap Julang Ngapak (diberi nama julang ngapak ini, dikarenakan bentuk
atap rumahnya seperti sayap burung yang sedang membentangkan
sayapnya/terbang)
 Nama atap Perahu Kumereb (diberi nama perahu kumereb ini, karena bentuk
atapnya seperti bentuk perisai, maka dari itu oleh penduduk sunda disebut
dengan perahu kumereb)
 Nama atap Jolopong (diberi nama jelopong ini karena bentuk atap nya seperti
pelana yang bentuk nya memanjang)
TARIAN DAERAH

Tanah Suku Sunda sangat dikenal


memiliki beberapa aneka ragam
budaya yang sangat unik dan
menarik, contohnya seperti Tari
Jaiopng, Tari jaipongan ini
merupakan salah satu seni budaya
yang sangat terkenal dari tanah
suku sunda ini.
Tari jaipong ini sebenernya ialah
tarian suku sunda yang telah
moderen, karena merupakan
pengembangan dari tari tradisional khas suku sunda, yaitu Ketuk Tilu.
Seni tari jaipongan ini di iringi dengan musik yang memiliki khas, yaitu Degung.
Musik ini merupakan kumpulan beragam alat-alat musik seperti alat musik Kendang,
Go’ong, Kecapi, Saron, dan alat musik lainnya.
Degung ini dapat diibaratkan ‘musik’ dalam Eropa/Amerika Serikat. Ciri khas dari seni
Tari Jaipong ini adalah memiliki musik yang menghentak, yang mana alat musik
kendang lebih terdengar paling menonjol selama mengiringi Tarian Jaipong tersebut.
Tari Jaipong ini biasanya sering dibawakan oleh seorang diri, berpasang-pasangan
atau berkelompok sekaligus.
Sebagai seni tarian sunda yang menarik, tari jaipong kerap dipentaskan oleh penari
tersebut pada acara-acara hiburan, hajatan, atau adanya pesta-pesta pernikahan.
Di suku sunda ini selain tarian jaipong, ada juga tarian-tarian tradisional lainnya,
seperti tarian merak, dan tarian topeng.

PAKAIAN DAERAH
Ketika sedang bergaya dengan pakaian, penduduk sunda mengenali beberapa jenis
pakaian adat yang didasarkan pada fungsinya masing masing, umur, tingkatan sosial
kependudukan  pemaikainnya.
Tingkatan pemakain pakaian adat itu berdasarkan tingkat strata sosial pemakainya,
misalnya seperti pakaian adat Jawa Barat bisa dibedakan menjadi 3 jenis pakaian,
seperti pakaian kaum menengah, pakaian kaum bangsawan, bahkan pakaian rakyat
jelata pun ada.

1. Pakaian Adat Sunda Untuk Kaum Menengah Ke Atas

Mempunyai kelas yang berbeda dari pada rakyat jelata, berbeda juga dengan cara
tampilannya. Bagi mereka yang bisa terbilang sebagai kaum menengah ke atas
dalam strata sosial, pemakaian pakaian adat Jawa Barat dikhususkan dengan adanya
tambahan-tambahan pernak-pernik terhadap pakaian tersebut.
Para lelaki/pria selain memakai baju yang
berwarna putih, alas kaki sandal
tarumpah, kain kebat batik, sabuk
(beubeur), dan ikat kepala, mereka juga
menggunakan rantai emas (arloji) yang
akan digantungkan pada saku baju
sebagai kelengkapan dalam berbusana.
Sedangkan bagi para wanita yang
menggunakan pakaian adat, pakaian
adat Jawa Barat yang digunakan oleh seorang wanita ini adalah kebaya yang penuh
dengan ber-aneka warna sebagai atasan.
Kain kebat dengan ber-aneka corak-corak sebagai bawahan, ikat pinggang
(beubeur), selendang yang berwarna, alas kaki seperti selop, dan perhiasan berupa
gelang, kalung, cincin yang dibikin dari emas dan perak.

2. Pakaian Adat Sunda Utuk Rakyat Jelata

Para rakyat jelata suku sunda pada


zaman dahulu, pria-pria sunda pada
masa dulu selalu menggunakan busana
pakaian yang sangat sederhana, mereka
hanya menggunakan celana komprang,
atau celana pangsi yang mana celana
mereka ini dilengkapi dengan kain, atau
sabuk kulit.
Untuk atasan, pakaian kampret atau
salontren yang dilengkapi dengan sarung
poleng, kemudian diselempangkan menyilang pada bagian bahu itu tidak pernah
lepas dalam menjalani kehidupan sehari-hari
Pakaian adat suku sunda tersebut akan dilengkapi dengan penutup kepala, yang
mana penutup kepala itu bernama ikat logen model hanjuan nangtung, dan
menggunakan alas kaki berupa terompah dari kayu.
Bagi para wanita, menggunakan pakaian adat Jawa Barat yang bisa dibilang bahwa
pakaian adat tersebut sangat-sangatlah sederhana, Mereka para wanita itu
menggunakan perlengkapan seperti sinjang kebat, beubeur, kamisol, kebaya, baju,
dan selendang batik adalah menjadi pilihan utama mereka.
Selain itu, sebagai periasan pelengkap busana tersebut, gaya pakaian adat suku
sunda Jawa Barat tersebut akan disertai dengan hiasan rambut yang disanggul ke
atas, selain dirias dengan hiasan rambut, para wanita tersebut menggunakan
aksesoris berupa gelang akang bahar, ali meneng atau biasa disebut dengan nama
cincin polos, suweng pelenis, alas kaki seperti sendal jepit.
3. Pakaian Adat Sunda Untuk Para Kaum Bangsawan

Untuk para kaum orang bangsawan,


mereka biasa memakai pakaian adat
sunda yang memiliki simbol-simbol
keadungan. Oleh karna itu, dari
beberapa segi desain pakaian,
pakaian tersebut terlihat sebagai
pakaian adat suku sunda Jawa Barat
yang paling rumit.
Untuk para pra-pria bangsawan,
pakaian adat sunda yang akan
mereka gunakan ini adalah jas tutup yang berbahan hitam yang mana jas tersebut
disulam dengan benang emas yang menyusuri sampe ke tepi, dan ujung lengan.
Begitupun dengan celana panjang yang mereka gunakan itu sama dengan motif baju
yang mereka gunakan, kain dodot motif rengreng parang rusak, benten atau sabuk
emas, bento untuk penutup kepala, dan selop hitam digunakan sebagai alas kaki
Bagi para wanita, biasanya para wanita kaum bangsawan sering menggunakan
pakaian adat Jawa Barat seperti kebaya beludru yang berwarna hitam, yang disulam
dengan benang emas, kain kebat yang bermotif rereng, dan menggunakan selop
yang memiliki bahan beludru dan di hiasai oleh sulaman manik-manik untuk
mempercantik penampilan tersebut.
Selain hanya itu, tak lupa ada beberapa pernak-pernik perhiasan yang sering di
gunakan, misalkan seperti tusuk konde emas yang digunakan untuk rambut yang di
sanggul, cincin, broos, giwang, gelang keroncong, peniti rantai, dan ada beberapa
perhiasan-perhiasan lainnya yang dibuat dari emas.

4. Pakaian Resmi Adat Sunda

Pakaian adat sunda ini


mempunyai beberapa jenis
pakaian adat khas Provinsi
Jawaa Barat, karena memiliki
beragam jenis pakaian adat
sunda, disitulah para
masyarakat sunda dahulu
membuat standar baku
pakaian adatnya sejak
beberapa dasawarsa
terakhir.
Pakaian adat Jawa Barat yang telah di resmikan tersebut dapat kita lihat ketika
menjumpai acara adanya pemilihan mojang, dan jajaka yang kerap di gelar setiap
tahunnya.
Untuk para jajaka itu memakai jas tutup dengan variasi warna yang bebas, tapi para
jajaka ini lebih sering menggunakan jas tutup yang berwarna hitam, kemudian
menggunakan celana panjang dengan warna yang sama seperti jas, kain samping
yang diikatkan pada pinggang, penutup kepala seperti bendo, dan selop sebagai alas
kakinya.
Hiasan-hiasan yang digunakan oleh para jajaka ini hanya jam rantai yang biasa
dijepitkan di saku jas tersebut.
Kemudian para mojang hanya menggunakan pakaian seperti kebaya polos yang
dilengkapi dengan hiasan-hiasan sulam, kain kebat, beubeur(ikat pinggang),
kamisol(kutang), selendang(karembong), dan menggunakan selop yang memiliki
warna sama dengan kebaya untuk jadikan sebagai alas kaki.
Selain itu, ada hiasan-hiasan lainnya seperti tusuk konde yang dilengkapi oleh hiasan
bunga-bunga untuk rambut yang di sanggul, cincin, giwang, bros, kalung, gelang
kerongcong, peniti rantai, dan masih ada beberaja jenis peerhiasan-perhiasan lain
yang dibuat dari emas yang bertahta berlian.

5. Pakaian Pengantin Khas Suku Sunda

Keperluan-keperluan untuk upacara adat


perkawinan, para kedua mempelai adat suku
sunda ini akan menggunakan Pakaian
Pengantin Sakupura, yang mana Pakaian
Pengantin Sakupura itu dikhususkan untuk
dipakai oleh para pengantin ketika
melaksanakan upaca adat perkawinan.
Pakaian pengantin untuk mempelai pria ini
menggunakan jas tutup yang berwarna putih, kemudian dilengkapi dengan ikat
pinggang yang berwarna putih juga, kain rereng yang diguanakan sebagai bawahan,
tutup kepala seperti bendo, dan menggunakan selop warna putih sebagai alas
kakinya.
Selain itu, ada tambahan hiasan seperti kalung yang panjang dari bunga melati, dan
kujang atau keris sebagai senjata tradisionalnya.
Kemudian untuk mempelai wanitanya menggunakan pakaian , seperti kebaya brukrat
yang berwarna putih, bagian bawahannya menggunakan bahan berupa kain rereng
eneng, ikat pinggang yang berwarna emas, dan selop warna putih untuk dijadikan
alas kaki.
Selain menggunakan itu, ada juga hiasan-hiasan seperti perhiasan kilat bahu, kalung-
kalung panjangm gelang, bros, cincin, giwang, dan sanggul untuk rambut yang
dilelangkapi dengan hiasan-hiasan siger subadra lima rangkaian bunga sedap
malam, dan yang terakhir tujuh buah kembang goyang.

Anda mungkin juga menyukai