Anda di halaman 1dari 7

[3/11 14.

10] +62 812-7192-8250: PEMBAHASAN

A.Pola Hidup Suku Sunda

Pola hidup masyarakat suku sunda adalah berladang. Komunitas peladang ini
hidupnya cenderung berpindah-pindah atau nomaden, dan budaya bersawah memang
kemudian dikenal pada masa pajajaran. Namun area persawahan pada masa itu pun hanya
berada di wilayah yang berdekatan dengan kota Pakuan. Sedangkan masyarakat sunda di luar
Pakuan tetap bekerja sebagai peladang.

Para petani menggarap sawah mereka untuk keperluan orang-orang kota Pakuan
semacam bangsawan, bukanlah untuk diri mereka pribadi. Masyarakat hanyalah patut dan
tunduk oleh para bangsawan.

Selain bekerja sebagai peladang, masyarakat sunda juga ada yang bekerja sebagai
penggali saluran untuk menangkap ikan, dan untuk masyarakat yang hidup di pesisir pantai
atau pun laut mereka akan mencari nafkah dengan menjala, menarik jaring, memasang jaring,
menangguk ikan, merentang jaring. Pola hidup bertani dan berladang itu pasti dilakukan oleh
masyarakat sunda, biasanya masyarakat peladang bertani di perbukitan dan masyarakat petani
(persawahan) bertani di daerah yang lebih lembab.

[3/11 14.11] +62 812-7192-8250: B. 7 Unsur Kebudayaan Suku Sunda

Unsur-unsur kebudayaan suku sunda adalah :

a. Sistem Peralatan dan Teknologi

Sistem peralatan masyarakat sunda terdapat pada senjata tradisionalnya yaitu kujang.
Senjata seperti kujang ini disimpan sebagai pusaka yang digunakan untuk melindungi rumah
dari bahaya dengan meletakkan di atas tempat tidur. Menurut sebagian orang kujang
mempunyai kekuatan tertentu yanng berasal dari dewa (Hyang), kujang juga dipakai sebagai
salah satu estetika dalam beberapa organisasi serta pemerintahan. Dengan perkembangan
kemajuan, teknologi, budaya, sosial dan ekonomi masyarakat sunda, kujang pun mengalami
perkembangan dan pergeseran bentuk, fungsi dan makna. Dari sebuah peralatan pertanian,
kujang berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri dan cenderung
menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral.

Berdasarkan fungsi kujang terbagi menjadi empat antara lain, Kujang


Pusaka (lambang keagungan dan perlindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk
berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara), Kujang Pamangkas ( sebagai alat(untuk
berperang), Kujang Pangarak (sebagai alat upacara), Kujang Pamangkas ( sebagai alat
berladang).

Teknologi di masyarakat sunda pula saat ini sudah berkembang pesat, masyarakat saat
ini sudah banyak mengenal dan bahkan memiliki benda-benda elektronik, tetapi adapula
masyarakat sunda yang masih kental dengan adat dan menghindari tentang adanya teknologi
dan unsur modern. Contohnya adalah masyarakat baduy. Mereka memang tidak begitu suka
dengan perubahan teknologi, karena bagi mereka adat leluhur dari nenek moyang haruslah
tetap dijalankan

b. Bahasa

Bahasa sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu bahasa untuk membedakan
golongan usia dan status sosial antara lain, yaitu :

 Bahasa sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua,

orang yang dituakan atau disegani.

 Bahasa sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status
sosialnya

 Bahasa sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang
status sosialnya lebih rendah.

Namun demikian di Serang dan di Cilegon, lebih lazim menggunakan


bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh teknik pendatang dari suku
jawa.

c. Mata Pencaharian

Mata pencaharian pokok masyarakat sunda adalah :

 Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet dan kina

 Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran


 Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau

 Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga bermata pencaharian sebagai
pedagang, pengrajin, peternak.

d. Organisasi Sosial / Sistem Kemasyarakatan

Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu
mengikuti garis keturunan kedua belah pihak orang tua yaitu bapak dan ibu. Dalam keluarga
sunda, bapak yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan
peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi
kehidupan suku sunda.

Dalam bahasa sunda dikenal pula kosa kata sejarah dan sarsilah (silsilah, silsilah) yang
maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa Indonesia.
Makna sejarah adalah susun galur atau garis keturunan. Pada saat menikah, orang sunda tidak
ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama.
Setelah menikah, penggantin baru bisa tinggal di tempat kediaman istri atau suami tetapi pada
umumnya mereka memilih tinggal di tempat baru atau neolokal. Dilihat dari sudut ego, orang
sunda mengenal istilah tujuh generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain
yaitu :Tujuh generasi keatas :

Kolot, Embah, Buyut, Bao, Janggawareng, Udeg-udeg, Gantung Siwur

Tujuh Generasi Kebawah :

Anak, Incu, Buyut, Bao, Janggawareng, Udeg-Udeg, Gantung Siwur

e. Sistem Pengetahuan

Pendidikan di suku sunda sudah dibilang sangat berkembang baik. Terlihat

dari peran pemerintah Jawa Barat. Pemerintah Jawa Barat memiliki tugas dalam memberikan
pelayanan pembangunan pendidikan bagi warganya, sebagai hak warga yang harus dipenuhi
dalam pelayanan pemerintah. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang
sangat vital dan fundemental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan Jawa Barat di
bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya,
menginggat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi
manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.

Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan


karekteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini masyarakat Jawa Barat yang mayoritas
suku sunda memiliki potensi budaya dan karekteristik tersendiri, baik secara sosiologis-
antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Jawa Barat yang telah diakui memiliki makna yag
sangat mendalam.f. Kesenian

Masyarakat sunda begitu gemar akan kesenian, sehingga banyak terdapat jenis kesenian
diantaranya seperti :

 Seni Bangunan

Rumah adat tradisional msayarakat sunda adalah berbentuk keraton kesepuhan


cirebonan yang memiliki 4 ruang, yaitu sebagai berikut :

1. Pendopo yaitu tempat untuk keselamatan sultan

2. Pringgondani yaitu tempat untuk sultan memberikan perintah kepada adipati

3. Prabayasa yaitu tempat sultan menerima tamu (ruang Tamu)

4. Panembahan yaitu ruang kerja dan tempat istirahat sultan.

 Seni Tari

Tari yang terkenal di masyarakat sunda adalah tari topeng, tari merak, tari sisingaan dan
tari jaipong.

 Seni Suara dan musik

Alaat musik tradisional masyarakat sunda adalah angklug, calung, kecapi, dan degung.
Alat musik ini digunakan untuk mengiringi tembang. Tembang adalah puisi yang di iringi oleh
kecapi dan suling. Salah satu lagu tradisional masyarakat sunda yaitu : Bubuy Bulan, Manuk
dadali dan Tokecang.

 Seni Sastra

Sunda sangat kaya akan seni sastra, contohnya Prabu Siliwangi yang diungkapkan dalam
bentuk pantun dan Si Kabayan yang diungkapkan dalam bentuk prosa.
 Seni Pertunjukan

Pertubjukab yang paling terkenal di suku sunda adalah Wayang Golek. Wayang golek
adalah boneka kayu dengan penampilan yang sangat menarik dan kreatif.g. Religi/Agama

Sebagian besar masyarakat suku sunda menganut Agama Islam, namun ada pula yang
beragama kristen, hindhu atau budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat
karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam
menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga
masih mempercayai adanya kekuatan ghaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang
berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi,
dan lain-lain.

C.Upacara Adat Pengantin Suku Sunda

Upacara adat pengantin suku sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang
ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun
rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini:

· Sawer

Kedua mempelai duduk di penyaweran, yaitu di halaman rumah tempat cucuran air hujan yang
jatuh dari atap rumah dengan dipanyungi. Acara ini dipimpin oleh seorang panembang
(penyanyi) yang membawakan tembang yang berisikan nasihat-nasihat orang tua bagi kedua
mempelai. Kedua orang tua mempelai menaburi pengantin/nyawer yang bahannya terdiri dari
beras kuning, bunga-bungaan, uang kecil/recehan,dan kembang gula yang diperebutkan oleh
para tamu; terutama anak-anak.· Sawer

Kedua mempelai duduk di penyaweran, yaitu di halaman rumah tempat cucuran air hujan yang
jatuh dari atap rumah dengan dipanyungi. Acara ini dipimpin oleh seorang panembang
(penyanyi) yang membawakan tembang yang berisikan nasihat-nasihat orang tua bagi kedua
mempelai. Kedua orang tua mempelai menaburi pengantin/nyawer yang bahannya terdiri dari
beras kuning, bunga-bungaan, uang kecil/recehan,dan kembang gula yang diperebutkan oleh
para tamu; terutama anak-anak.

· Meuleum Harupat
Meuleum harupat berarti membakar tangkai bunga pinang kering, dimana api yang menyala
kemudian ditiup oleh kedua mempelai yang berarti hambatan, kesulitan dan godaan dalam
berumah tangga hendaknya dipecahkan bersama-sama. Setelah itu dilakukan acara:

a. Nincak Endog

Nincak endog berarti menginjak telur, dimana pengantin pria menginjak telur yang kemudian
kakinya akan dibasuh oleh pengantin wanita. Acara ini bermakna pengabdian seorang istri
kepada suaminya. Kemudian dilanjutkan dengan acar

:b. Nincak Songsong

Nincak songsong berarti menginjak songsong, songsong adalah bamboo kecil

untuk meniup kayu bakar agar apinya tetap menyala. Setelah itu dilaksanakan acara.

· Meupeuskeun Kendi

Kendi adalah tempat air dari tanah liat, kendi tersebut dipecahkan bersama oleh kedua
mempelai. Acara ini bermakna sebagai penolak bala dalam rumah tangga. Acara dilanjutkan
dengan:

· Buka Panto

Buka panto berarti buka pintu, yang bermakna permohonan izin seorang suami kepada istrinya
untuk hidup berdampingan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Setelah itu dilaksanakan
acara.

· Huap Lingkung

Huap lingkung berarti kedua mempelai saling menyuapi senagai perlambang keduanya akan
saling mengasihi. Kemudian kedua mempelai disuapi oleh orang tua kedua belah pihak sebagai
gambaran kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya dan merupakan suapan terakhir dari
orang tua. Pada acara huap lingkung diakhiri dengan rebutan bakakak hayam (panggang ayam)
sebagai gambaran bahwa rezeki yang dilimpahkan oleh Tuhan hendaknya dinikmati dan
disyukuri bersama-sama.

Setelah usai upacara adat ini dilakukan dengan penerimaan ucapan selamat dan do’a restu dari
seluruh keluarga, handai taulan dan para tamu. Untuk menuju tempat pelaminan pengantin
disambut dengan kesenian yang dipandu oleh seorang lengser, lengser inilah yang akan
membawa pengantin dan kedua orang tuanya ke kursi pelaminan. Dalam perjalanan menuju
kursi pelaminan, dilakasanakan prosesi seni tari dalam bentuk olah payung kebesaran, umbul-
umbul yang diiringi oleh para penari. Sesampainya di kursi pelaminan disuguhkan tarian
persembahan. Selanjutnyapara undangan dipersilahkan untuk memberikan ucapan selamat dan
do’a restu kepada kedua mempelai.

Kesimpulan

Dari makalah ini saya dapat menarik kesimpulan bahwa suku sunda ini adalah suku yang
memang sangat kental dengan unsur budayanya, selain itu juga suku sunda terkenal dengan
kuliner dan hasil budaya yang memang masih disimpan baik di dalam suku sunda tersebut.

Saya sebagai seorang yang terlahir di dalam adat suku sunda sendiri pun merasa bangga dengan
suku yang memang melekat pada dalam diri saya, karena yang saya tahu adalah suku sunda itu
juga memiliki sifat yang ramah yang bisa saling menghargai walaupun kepada orang-orang yang
belum di kenalnya, mereka juga sangat bersifat baik dalam bahasa sundanya itu adalah
“someaah hade ka semah”. Dan itu lah yang menjadikan saya, dan mungkin seluruh masyarakat
yang terlahir di dalam suku sunda bangga terhadap sukunya tersebut.

Saran

Saran yang dapat saya berikan adalah kita harus mengetahui bermacam-macam suku yang ada
di Indonesia bukan hanya suku sunda tetapi masih banyak suku-suku yang lainya. Mengenai
suku sunda sendiri kita harus bisa lebih mengembangkan suku yang kita miliki dari sejak lahir,
contohnya saja dalam berbahasa, kita harus bisa menguasai bahasa dalam suku kita kalaupun
misalkan kita tidak bisa menggunakan bahasa itu dengan baik, kita harus bisa memahami
makna dan maksudnya sedikit saja.

Suku itu merupakan bagian pokok dari kebudayaan Indonesia. Tidak mungkin seseorang lahir
tanpa adanya suku, pastilah merka memiliki suku yang telah dibawa oleh kedua orang tuanya
jika suku-suku dari kedua orang tua berbeda kita tidak boleh condong terhadap satu suku saja
tetapi alangkah lebih baiknya kita bisa mempelajari dan mengenal lebih dekat dari kedua suku-
suku tersebut.

Anda mungkin juga menyukai