NGAJU
Disusun Oleh :
NAMA : LIAN
NIM : 19.02.11.1770
PALANGKARAYA
2019
I. PENDAHULUAN
Sosiologi berasal dari bahasa Latin, socius yang berarti “kawan” dan logos
yang berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi, sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat, dan pengetahudan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sehingga penting sekali untuk kita dalam mempelajari sosiologi, yang
merupakan ilmu sosial, karena pada dasarnya manusia senantiasa mempunyai naluri
yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya.
2
Sehingga kebudayaan merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, karena
dihasilkan, diciptakan, dan dibuat oleh masyarakat untuk keperluasn masyarakat
dalam kehidupannya. Kebudayana adalah kreasi manusia guna menciptakan hal baru
demi tetap bertahan menjadi masyarakat yang menguasai alam dan sekitarnya,
kebudayaan adalah bagian yang sangat dekat dengan masyarakat.
II. PEMBAHASAN
A. OBJEK SOSIAL
Mayarakat Suku Dayak Ngaju merupakan suku asli di Kalimantan Tengah.
Suku ngaju merupakan sub etnis dayak terbesar di Kalimantan tengah yang
persebarannya cukup luas dan utamanya terkonsentrasi di daerah Palangka
Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas,
Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan.
Melalui peradaban dan kebudayaan suku ngaju hingga saat ini telah
membentuk karakter kalimantan tengah sebagai sebuah provinsi dayak yang
menjunjung tinggi kelestarian budaya, adat, kelestarian alam tanpa
mengesampingkan moderenisasi.
Suku Ngaju juga terkenal akan seni musik dan tari - tarian teatrikal yang telah
dikenal bahkan sering membawa nama baik Indonesia di berbagai kompetisi tari
dan seni internasional. Di Kalimantan tengah suku ngaju sebagian besar bekerja
sebagai petani, pekebun, penambang emas, PNS.
3
Kepercayaan inilah yang mempengaruhi kebudayaan di seluruh
Kalimantan Tengah. Banyak peninggalan budaya yang memiliki nuansa
kepercayaan ini, seperti nuansa tipe bangunan, arca, kerajinan tangan dan
berbagai produk lainnya. Jika diamati, kebudayaan ini banyak dipengaruhi oleh
nuansa Hindu Jawa.
Banyak kebudayaan yang terdapat didalam suku Dayak Ngaju yaitu, orang
suku Dayak Ngaju terkenal dnegan kamampuan spritualnya yang luar biasa. Salah
satu kemampuan spritual itu adalah apa yang mereka sebut dengan Manajah
Antang (Burung Elang), yaitu memanggil burung Elang agar dapat memberi
petunjuk untuk berperang atau ingin mengetahui keadaan sesorang. Mereka
meyakini burung yang datang adalah leluhur mereka, dan mereka menyakini
petunjuk apapun yang diberikan oleh burung Elang adalah benar.
Saat ini, suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah hanya sedikit. Mulai
banyak pendatang yang berasal dari luar pulau bermigrasi ke pulau Kalimantan.
4
Dengan demikian, maka banyak budaya-budaya lain masuk ke daerah
Kalimantan. Maka untuk melestarikan budaya suku Dayak Ngaju di Kalimantan,
pemerintah Kalimantan Tengah selalu melaksanakan kegiatan rutin stiap
tahunnya yang bertujuan untuk melestarikan budaya suku Dayak Ngaju.
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN
Dalam sistem pemenuhan kebutuhan suku Dayak Ngaju, masyarakat
biasanya bercocok tanam di ladang yang merupakan mata pencaharian
masyarakat suku Dayak Ngaju. Selain bertanam padi mereka menanam ubi kayu,
nanas, pisang, cabai, dan buah-buahan. Adapun yang banyak ditanam diladang
ialah durian dan pinang.
Selain bercocok tanam mereka juga berburu rusa untuk makanan sehari-
hari. Alat yang digunakan meliputi dondang, lonjo (tombak), dan ambang
(parang). Masyarakat suku Dayak Ngaju terkenal dengan seni mengayam kulit,
rotan, topi, ynag dijual ke Kuala Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit.
Dalam hal bercocok tanam biasnaya dilakukan oleh semua keluarga dan
saling membantu, dan untuk pengambilan keputudan dan berburu biasanya
dilakukan oleh ayah dan anak laki-laki. Dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah
5
menjadi lengkap karena adanya kerja sama dalam keluarga pada suku Dayak
Ngaju ini.
D. KEBUDAYAAN
1. SISTEM KEPERCAYAAN / RELIGI SUKU DAYAK NGAJU
Masyarakat suku Dayak Ngaju memiliki sistem kepercayaan yang
disebut Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan diambil dari Danum
Kaharingan yang berarti air kehidupan. Masyarakat suku Dayak Ngaju percaya
kepada roh-roh :
Ranying Hatalla (Tuhan)
Dewa-dewi
Roh Nenek Moyang
Sangiang nayu-nayu (roh baik)
Taloh, kambe (roh jahat)
Roh baik adalah roh yang dapat membantu kehidupan manusia
Roh jahat adalah roh yang dapat mengangu kehidupan manusia
Dalam syair-syair suci suku Dayak Ngaju dunia roh disebut negeri raja
yang berpasir emas. Upacara adat dalam masyarakat suku Dayak Ngaju
meliputi :
Upacara Pernikahan
Upacar mapalas atau pengobatan
Upacara Manajah Antang
Upacara Kehamilan
Upacara menyambut kelahiran anak (Nahunan)
Upacara penguburan mayat, biasanya disebut Tiwah dan abu sisa
pembakaran diletakkan disebuah bangunan yang disebut tambak.
6
Beras merupakan simbol media komunikasi yang sangat efektif antara
manusia dnegan Ranying Hatalla (Tuhan)
Darah Hewan merupakan simbol yang digunakan untuk menetralisir hal-
hal yang berbau tidak baik. Darah melambangkan hubungan antar-
makhluk, antar-manusia, dan fungsingya untuk mendinginkan.
Telur merupakan simbol hubungan antarmakhluk, jug asimbol kedamaian
dan ketentraman.
Hal positif dari sistem kepercayaan atau religi dalam masyarakat suku
Dayak Ngaju dan sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan
masyarakat suku Dayak Ngaju adalah kita menjadi menghormati alam, karena
alam adalah sumber kehidupan bagi kepercayaan masyarakat suku Dayak
Ngaju, dan juga hubungan kekerabatan tidak akan putus karena sudah diatur
berdasarkan hajenan, dan pelarangan untuk menikahi suku lain kecuali suku
7
lain mengikuti aturan dalam suku Dayak, sehingga membangun kelompok
sosial dengan satu suku yang besar.
III. KESIMPULAN
Orang suku Dayak Ngaju merupakan manusia religius karen amerek
amempercayai adanya Sang Pencipta yang menciptakan alam semesta dan segala
isinya. Untuk lebih memahami proses penciptaan, orang suku Dayak Ngaju
menggambarkannya dalam simbol-simbol tertentu seperti Batang Garing. Mereka
juga memeprcayai bahwa benda-benda memiliki roh. Kepercayaan ini memberikan
batasan atau aturan bagi orang suku Dayak Ngaju untuk memperlakukan dan
mengelola alam secara bijaksana.
8
ada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar mereka. Sistem
kekerabatan dalam masyarakat suku Dayak Ngaju yaitu menggunakan sistem garis
keturunan (ayah dan ibu).
Sebagai manusia yang religius, manusia Dayak Ngaju memiliki ritual sebagai
wujud penghormatan terhadap Sang Pencipta dan penghargaan terhadap roh-roh
alam. Namun seiring perkembangan zaman ada begitu banyak hal yang memudar
dari kebudayaan-kebudayaan masyarakat suku Dayak Ngaju tersebut, kebanyakan
hanya dilakukan oleh tohoh-tokoh agama dan aday saja.