Anda di halaman 1dari 9

MASYARAKAT SUKU DAYAK

NGAJU

Disusun Oleh :

NAMA : LIAN

NIM : 19.02.11.1770

JURUSAN (KELAS) : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (B)

MATA KULIAH : SOSIOLOGI

DOSEN PENGAMPU : ISABELLA JENIVA, S.Si. Teol., M.Si

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN NEGERI (STAKN)

PALANGKARAYA

2019
I. PENDAHULUAN
Sosiologi berasal dari bahasa Latin, socius yang berarti “kawan” dan logos
yang berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi, sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat, dan pengetahudan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok
individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sehingga penting sekali untuk kita dalam mempelajari sosiologi, yang
merupakan ilmu sosial, karena pada dasarnya manusia senantiasa mempunyai naluri
yang kuat untuk hidup bersama dengan sesamanya.

Proses sosial adalah aspek dinamis dari kehidupan masyarakat, proses


hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya, pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-pengaruh antara sosial dan
politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya. Sehingga
penting sekali untuk kita dalam mempelajari proses sosial dalam suatu masyarakat,
karena dengan adanya proses sosial dapat terjalinnya sebuah hubungan sosial, dan
interaksi sosial.

Kebudayaan menjadi bagian dari masyarakat, karena manusia adalah


makhluk sosial yang berakal budi yang berbeda dengan makhluk lain yaitu karena
menusia memiliki kemampuan daya cipta kreasi, sehingga manusia beruahsan untuk
dapat mengatasi berbagai tantangan alam yang dihadapinya setiap hari. Masyarakat
dapat mengahasilkan kebudayaan, sebab segala sesuatu yang terdapat dalam
kebudayaan ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,


kesenian, oral, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayan mencakup
semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

2
Sehingga kebudayaan merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, karena
dihasilkan, diciptakan, dan dibuat oleh masyarakat untuk keperluasn masyarakat
dalam kehidupannya. Kebudayana adalah kreasi manusia guna menciptakan hal baru
demi tetap bertahan menjadi masyarakat yang menguasai alam dan sekitarnya,
kebudayaan adalah bagian yang sangat dekat dengan masyarakat.

II. PEMBAHASAN
A. OBJEK SOSIAL
Mayarakat Suku Dayak Ngaju merupakan suku asli di Kalimantan Tengah.
Suku ngaju merupakan sub etnis dayak terbesar di Kalimantan tengah yang
persebarannya cukup luas dan utamanya terkonsentrasi di daerah Palangka
Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas,
Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan.

Melalui peradaban dan kebudayaan suku ngaju hingga saat ini telah
membentuk karakter kalimantan tengah sebagai sebuah provinsi dayak yang
menjunjung tinggi kelestarian budaya, adat, kelestarian alam tanpa
mengesampingkan moderenisasi.

Suku Ngaju juga terkenal akan seni musik dan tari - tarian teatrikal yang telah
dikenal bahkan sering membawa nama baik Indonesia di berbagai kompetisi tari
dan seni internasional. Di Kalimantan tengah suku ngaju sebagian besar bekerja
sebagai petani, pekebun, penambang emas, PNS. 

B. REALITAS SOSIAL DAN PROSES SOSIAL


Kelompok suku Dayak Ngaju, biasa menyebut dirinya dengan kelompok
yang berasal dari suatu daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama
alam dan sebagainya. Suku Dayak Ngaju hidup nomaden dari satu wilayah ke
wilayah lainnya. Namun suku ini telah hidup dikota dan berpendidikan tinggi.
Suku ini memiliki kepercayaan Kaharingan.

3
Kepercayaan inilah yang mempengaruhi kebudayaan di seluruh
Kalimantan Tengah. Banyak peninggalan budaya yang memiliki nuansa
kepercayaan ini, seperti nuansa tipe bangunan, arca, kerajinan tangan dan
berbagai produk lainnya. Jika diamati, kebudayaan ini banyak dipengaruhi oleh
nuansa Hindu Jawa.

Banyak kebudayaan yang terdapat didalam suku Dayak Ngaju yaitu, orang
suku Dayak Ngaju terkenal dnegan kamampuan spritualnya yang luar biasa. Salah
satu kemampuan spritual itu adalah apa yang mereka sebut dengan Manajah
Antang (Burung Elang), yaitu memanggil burung Elang agar dapat memberi
petunjuk untuk berperang atau ingin mengetahui keadaan sesorang. Mereka
meyakini burung yang datang adalah leluhur mereka, dan mereka menyakini
petunjuk apapun yang diberikan oleh burung Elang adalah benar.

Dalam masyarakat suku Dayak Ngaju pelaksanaan hukum-hukum adat,


sejak dulu hingga sekarang orang suku Dayak Ngaju terkenal dnegan hukum adat
mereka, khusunya berkaitan dengan bagaimana cara mereka hidup
berdampingan dengan alam (hutan). Hukum adat merupakan aturan yang telah
digariskan oleh Ranying Hatalla dan diwariskan oleh leluhur mereka untuk
ditaati. Orang suku Dayak Ngaju menyakini apabila tidak melaksanakan hukum
adat, maka leluhur mereka akan marah dengan mengirimkan berbagai bencana
alam, seperti banjir dan kesulitan mencari makan.

Pengetahuan dan keyakinan mereka terhadap pohon Batang Garing


(pohon kehidupan) sebagai petunjuk memahami kehidupan. Pohon batang
Graing adalah pohon simbolis yang diciptakan berbarengan dengan
diciptakannya leluhur suku Dayak Ngaju. Pohon ini dianggap menjadi pohon
oetunjuk untuk mengatur kehidupan yang harus diajarkan pada orang suku
Dayak Ngaju kelak.

Saat ini, suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah hanya sedikit. Mulai
banyak pendatang yang berasal dari luar pulau bermigrasi ke pulau Kalimantan.

4
Dengan demikian, maka banyak budaya-budaya lain masuk ke daerah
Kalimantan. Maka untuk melestarikan budaya suku Dayak Ngaju di Kalimantan,
pemerintah Kalimantan Tengah selalu melaksanakan kegiatan rutin stiap
tahunnya yang bertujuan untuk melestarikan budaya suku Dayak Ngaju.

Kegiatan tersebut bernama Festival Isen Mulang, dalam bahasa setempat.


Isen Mulang memiliki arti pantang mundur. Selain untuk melestarikan budaya,
kegiatan ini bertujuan juga untuk mempopulerkan keanekaragaman budaya di
Kalimantan.

C. PEMENUHAN KEBUTUHAN
Dalam sistem pemenuhan kebutuhan suku Dayak Ngaju, masyarakat
biasanya bercocok tanam di ladang yang merupakan mata pencaharian
masyarakat suku Dayak Ngaju. Selain bertanam padi mereka menanam ubi kayu,
nanas, pisang, cabai, dan buah-buahan. Adapun yang banyak ditanam diladang
ialah durian dan pinang.

Selain bercocok tanam mereka juga berburu rusa untuk makanan sehari-
hari. Alat yang digunakan meliputi dondang, lonjo (tombak), dan ambang
(parang). Masyarakat suku Dayak Ngaju terkenal dengan seni mengayam kulit,
rotan, topi, ynag dijual ke Kuala Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit.

Jika dilihat dari sistem pemenuhan kebutan, masyarakat suku Dayak


Ngaju sudah bisa dikatakan memenuhi persyaratan dalam pemenuhan
kebutuhan, melalui adanya sistem bercocok tanam dan berburu, serta
pemabgian kerja dalam keluarga inti dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah,
pembagian peran dalam keluarga, pembagian peran dalam pemenuhan
kebutuhan ekonomi dan pengambilan keputusan.

Dalam hal bercocok tanam biasnaya dilakukan oleh semua keluarga dan
saling membantu, dan untuk pengambilan keputudan dan berburu biasanya
dilakukan oleh ayah dan anak laki-laki. Dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah

5
menjadi lengkap karena adanya kerja sama dalam keluarga pada suku Dayak
Ngaju ini.

D. KEBUDAYAAN
1. SISTEM KEPERCAYAAN / RELIGI SUKU DAYAK NGAJU
Masyarakat suku Dayak Ngaju memiliki sistem kepercayaan yang
disebut Kaharingan (pribumi). Kata Kaharingan diambil dari Danum
Kaharingan yang berarti air kehidupan. Masyarakat suku Dayak Ngaju percaya
kepada roh-roh :
 Ranying Hatalla (Tuhan)
 Dewa-dewi
 Roh Nenek Moyang
 Sangiang nayu-nayu (roh baik)
 Taloh, kambe (roh jahat)
 Roh baik adalah roh yang dapat membantu kehidupan manusia
 Roh jahat adalah roh yang dapat mengangu kehidupan manusia

Dalam syair-syair suci suku Dayak Ngaju dunia roh disebut negeri raja
yang berpasir emas. Upacara adat dalam masyarakat suku Dayak Ngaju
meliputi :
 Upacara Pernikahan
 Upacar mapalas atau pengobatan
 Upacara Manajah Antang
 Upacara Kehamilan
 Upacara menyambut kelahiran anak (Nahunan)
 Upacara penguburan mayat, biasanya disebut Tiwah dan abu sisa
pembakaran diletakkan disebuah bangunan yang disebut tambak.

Simbol-simbol adalam sistem kepercayaan atau religi masyarakat suku


Dayak Ngaju dalam menjalankan ritual dan sebagainya, yaitu :
 Malap merupakan simbol ekspresi yang diuvapkan sebagai penyemangat
bagi suku Dayak Ngaju

6
 Beras merupakan simbol media komunikasi yang sangat efektif antara
manusia dnegan Ranying Hatalla (Tuhan)
 Darah Hewan merupakan simbol yang digunakan untuk menetralisir hal-
hal yang berbau tidak baik. Darah melambangkan hubungan antar-
makhluk, antar-manusia, dan fungsingya untuk mendinginkan.
 Telur merupakan simbol hubungan antarmakhluk, jug asimbol kedamaian
dan ketentraman.

2. SISTEM KEMASYARAKATAN (SISTEM KEKERABATAN, ORGANISASI POLITIK,


SISTEM HUKUM, SISTEM PERKAWINAN)
Sistem kekerabatan masyarakat suku Dayak Ngaju berdasarakan
ambilineal yaitu menghitung hubungan masyarakat melalui laki-laki dan
sebagaian perempuan-perempuan. Perkawinan yang ideal adalah perkawinan
dengan saudara sepupu yang kakeknya saudara sekandung (hajenan dalam
bahasa suku Dayak Ngaju). Masyarakat suku Dayak Ngaju tidak melarang
gadis-gadis mereka menikah dengan laki-laki bangsa lain asalkan laki-laki itu
tunduk dengan adat-istiadat yang ada pada suku Dayak Ngaju.

Menurut saya, perkembangan sistem kepercayaan atau religi dalam


masyarakat suku Dayak Ngaju dan sistem kemasyarakatan atau sistem
kekerabatan masyarakat suku Dayak Ngaju masih tetap ada sampai sekarang
dna diyakini oleh masyarakat suku Dayak Ngaju. Namun seiring
perkembangan zaman dan masuknya agama-agama ke tanah Borneo, sistem
kepercayaan dan kekerabatan tersebut bukan memudar tetapi hanya sedikit
masyarakat suku Dayak Ngaju yang melestarikan dan mempercayainya.

Hal positif dari sistem kepercayaan atau religi dalam masyarakat suku
Dayak Ngaju dan sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan
masyarakat suku Dayak Ngaju adalah kita menjadi menghormati alam, karena
alam adalah sumber kehidupan bagi kepercayaan masyarakat suku Dayak
Ngaju, dan juga hubungan kekerabatan tidak akan putus karena sudah diatur
berdasarkan hajenan, dan pelarangan untuk menikahi suku lain kecuali suku

7
lain mengikuti aturan dalam suku Dayak, sehingga membangun kelompok
sosial dengan satu suku yang besar.

Sedangkan hal negatif dari sistem kepercayaan atau religi dalam


masyarakat suku Dayak Ngaju dan sistem kemasyarakatan atau sistem
kekerabatan masyarakat suku Dayak Ngaju adalah dapat dianggap mengelola
ilmu hitam oleh masyarakat lain karena memtong pohon saja biasaya ada
sebuah ritual sedangkan masyarakat umu kebnayakan tidak mempercayai hal
tersebut, dan jug aapabila sistem kekerabatan hanya dalam satu suku maka
suku tersebut tidak akan mengenal hal yang baru dan akan selalu monoton,
sedangkan jika ada orang diluar suku mask dalam suku tersebut bisa saja
orang tersebut membawa peluang kemajuan bagi suku Dayak Ngaju.

Menurut saya, untuk dapat mengembangkan kedua unsur yang sudah


saya paparkan diatas adalah dengan cara melestarikannya, mengajarkannya
pada masyarakat suku Dayak Ngaju, dan masyarakat umum agar kebudayaan
tersebut tidak hilang begitu saja. Membuat sebuah artikel mengenai kedua
unsur tesebut agar lebih dikenal, diketahui oleh lebih banyak masyakat lagi.

III. KESIMPULAN
Orang suku Dayak Ngaju merupakan manusia religius karen amerek
amempercayai adanya Sang Pencipta yang menciptakan alam semesta dan segala
isinya. Untuk lebih memahami proses penciptaan, orang suku Dayak Ngaju
menggambarkannya dalam simbol-simbol tertentu seperti Batang Garing. Mereka
juga memeprcayai bahwa benda-benda memiliki roh. Kepercayaan ini memberikan
batasan atau aturan bagi orang suku Dayak Ngaju untuk memperlakukan dan
mengelola alam secara bijaksana.

Sebagian masyarakat suku dayak pada dasarnya masih sangat menghargai


kebudayaan tersebut dan juga sangat menghormati leluhur mereka, karena dalam
kehidupan mereka sangat percaya pada leluhur mereka, apapun yang ditinggalkan
leluhur oleh leluhur mereka beranggapan bahwa bila ini tidak dijalankan maka akan

8
ada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar mereka. Sistem
kekerabatan dalam masyarakat suku Dayak Ngaju yaitu menggunakan sistem garis
keturunan (ayah dan ibu).

Sebagai manusia yang religius, manusia Dayak Ngaju memiliki ritual sebagai
wujud penghormatan terhadap Sang Pencipta dan penghargaan terhadap roh-roh
alam. Namun seiring perkembangan zaman ada begitu banyak hal yang memudar
dari kebudayaan-kebudayaan masyarakat suku Dayak Ngaju tersebut, kebanyakan
hanya dilakukan oleh tohoh-tokoh agama dan aday saja.

Dengan perkembangan zaman yang semakin menuju kearah yang modern,


hendaknya suku Dayak Ngaju lebih diperkenalkan dan diperluas wawasannya pada
generasi muda dan supaya masyarakat umum yang tinggal di Kalimantan Tengah
dapat mengerti kebudayaan orang Suku Dayak Kalimantan.

Didalam pelaskanaan pendidikan, hendaknya suku Dayak Ngaju


diperkenalkan kepada siswa-siswi sekolah (SD,SMP,SMA,MAHASISWA) agar dapat
ikut ambil bagian dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan-kebudayaan suku
Dayak Ngaju. Karena suku Dayak Ngaju ini adalah ciri khas Kalimantan Tengah.

Anda mungkin juga menyukai