SULAWESI UTARA
Disusun Oleh :
Kelas: XI-4
Manado adalah ibu kota dari provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Terletak di
Teluk Manado dengan daerah sekitarnya berupa pegunungan dan lautan, dengan luas
daratan sebesar 166,9 km2 (15.726 hektare). Hal inilah yang menjadikan Manado
sebagai kota terbesar kedua di pulau Sulawesi setelah Makassar, Sulawesi Selatan.
Secara geografis, Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dengan posisi
geografis 124°40′ – 124°50′ BT dan 1°30′ – 1°40′ LU.
Kota Manado juga menjadi salah satu tujuan pariwisata yang sering dikunjungi oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara. Ekowisata menjadi daya tarik utama dari Kota
Manado, seperti Taman Nasional Bunaken, Manado Tua, Pulau Siladen, Danau Tondano,
Gunung Lokon, Gunung Klabat, dan Gunung Mahawu.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini mengenal Provinsi Sulawesi Utara Manado
1. Dapat mengetahui Budaya Daerah Sulawesi Utara
2. Dapat mengetahui Agama Daerah Sulawesi Utara
3. Dapat mengetahui Suku Daerah Sulawesi Utara
4. Dapat mengetahui Bahasa Daerah Sulawesi Utara
1.3. Manfaat
Bisa mengenanal Kota Manado lebih dalam lagi dari segi pemerintahan, adat istiadat, sumber
daya alam, wisata dan kuliner yang belum pernah diketahui.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BUDAYA DAERAH
Kebudayaan di Sulawesi Utara. Selain kaya akan sumber daya alam Sulawesi
Utara juga kaya akan seni dan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang. Berbagai
seni dan budaya dari berbagai suku yang ada di Provinsi Sulawesi Utara justru
menjadikan daerah nyiur melambai semakin indah dan mempesona. Berbagai pentas
seni dan budaya maupun tradisi dari nenek moyang memberikan warna tersendiri bagi
provinsi yang terkenal akan kecantikan dan ketampanan nyong dan nona Manado.
Secara garis besar penduduk di Sulawesi Utara terdiri atas 3 suku besar yakni
suku minahasa, suku sangihe dan talaud dan suku bolaang mongondow. Ketiga
suku/etnis besar tersebut memiliki sub etnis yang memiliki bahasa dan tradisi yang
berbeda-beda. Tak heran Provinsi Sulawesi Utara terdapat beberapa bahasa daerah
seperti Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Bantik
(dari Suku Minahasa), Sangie Besar, Siau, Talaud (dari Sangihe dan Talaud) dan
Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang (dari Bolaang Mongondow)
Propinsi yang terkenal akan semboyan torang samua basudara (kita semua
bersaudara) hidup secara rukun dan berdampingan beberapa golongan agama seperti
Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu. Namun dari keaneka
ragaman tersebut bahasa Indonesia masih menjadi bahasa pemersatu dari berbagai
suku dan golongan.
Budaya mapalus. Mapalus merupakan sebuah tradisi budaya suku Minahasa dimana
dalam mengerjakan segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama atau gotong
royong. Budaya mapalus mengandung arti yang sangat mendasar. Mapalus juga
dikenal sebagai local Spirit and local wisdom masyarakat di Minahasa
Perayaan tulude. Perayaan tulude atau kunci taong (kunci tahun) dilaksanakan pada
setiap akhir bulan januari dan diisi dengan upacara adat yang bersifat keagamaan
dimana ungkapan puji dan syukur terhadap sang pencipta oleh karena berkat dan
rahmat yang telah diterima pada tahun yang telah berlalu sambil memohon berkat
serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun yang baru
Festival figura. Figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian
yunani klasik. Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku
atau watak dari seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan
kesenian yang dapat menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku
tokoh-tokoh yang dianggap berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan
watak seorang manusia. Oleh pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan
dalam rangka pesta kunci taong layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh
masyarakat sangihe
Toa Pe Kong atau Cap go meh. Seperti didaerah lainnya, perayaan/upacara ini juga
rutin dilaksanakan di Sulawesi Utara apa terlebih di Kota Manado. Upacara ini
dimeriahkan dengan atraksi dari Ince Pia yakni seorang yang memotong-motong
badan dan mengiris lidah dengan pedang yang tajam serta menusuk pipi dengan jarum
besar yang tajam akan tetapi si Ince Pia tidak terluka ketika
Selain itu, Sulawesi Utara memiliki banyak kesenian yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Beberapa seni dan budaya di Sulawesi Utara bisa anda lihat dengan mengklik tautan ini.
Itulah beberapa Kebudayaan di Sulawesi Utara yang hingga kini masih rutin dilaksanakan
dan dilestarikan oleh masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara.
B. AGAMA
Opo wailan wangko dianggap sebagai pencipta seluruh alam dan isinya yang
dikenal oleh manusia yang memujanya. Karema yang mewujudkan diri sebagai
manusia adalah sebagai penunjuk jalan bagi lumimuut (wanita sebagai manusia
pertama) untuk mendapatkan keturunan seorang pria yang bernama to‟ar, yang juga
dianggap sebagai pembawa adat khususnya cara-cara pertanian yaitu sebagai cultural
hero (dewa pembawa adat).
Roh leluhur juga disebut opo, atau sering disebut dotu yang pada masa
hidupnya adalah seorang yang dianggap sakti dan juga sebagai pahlawan seperti
pemimpin-pemimpin komunitas besar ( kepala walak dan komunitas desa; tona‟as ).
Mereka juga dalam hidupnya memiliki keahlian dan prestasi seperti dalam perang,
keagamaan dan kepemimpinan. Ada kepercayaan bahwa opo-opo yang baik akan
senantiasa menolong manusia yang dianggap sebagai cucu mereka ( puyun) apabila
mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan. Pelanggaran yang terjadi dapat
mangakibatkan yang bersangkutan akan mengalami bencana atau kesulitan hidup
akibat murka opo-opo, ataupun kekuatan sakti yang diberikan akan
hilang. Disamping itu, ada juga opo-opo yang memberikan kekuatan sakti untuk hal-
hal yang tidak baik, seperti untuk mencuri, berjudi dsb.
Konsepsi makhluk halus lainnya seperti hantu ialah panunggu, lulu, puntianak,
pok- pok dsb yang dianggap berada di tempat tertentu dan pada saat dan keadaan
tertentu dapat mengganggu manusia. Untuk menghadapi hal-hal tersebut sangat
dirasakan peranan dari opo-opo yang dapat menghadapi atau mengalahkan mereka
atau mengatasi gangguan dari mereka.
Roh (mukur) orangtua sendiri ataupun roh-roh kerabat yang sudah meninggal
dianggap selalu berada di sekitar kelurganya yang masih hidup, yang sewaktu-waktu
dating menunjukkan dirinya dalam bentuk bayangan atau mimpi atau dapat pula
melalui seseorang sebagai media yang dimasuki oleh mukur sehingga bisa bercakap-
cakap dengan kerabatnya. Mukur yang demikian tidak dianggap berbahaya malahan
bisa menolong kerabatnya.
C. SUKU
Provinsi Sulawesi Utara yang dihuni oleh beberapa suku yang diuraikan sebagai berikut:
Suku Minahasa
Suku Minahasa atau Orang Minahasa adalah suku terbesar di Sulawesi Utara, dan sering juga
disebut orang Manado. Mereka sendiri suka pula menyebut diri sebagai orang Kawanua.
Masyarakat ini sebagian besar mendiami daerah timur laut jazirah Sulawesi Utara, Provinsi
Sulawesi Utara. Sebenarnya masyarakat ini terbagi-bagi lagi kepada delapan sub-suku
bangsa, yaitu Tonsea, Tombulu, Tonsawang, Ratahan, Ponosakan, Totembuan, Toulour dan
Bantik. Jumlah populasi mereka diperkirakan sekitar 800.000 jiwa, belum termasuk yang
berdiam di daerah-daerah lain.
Suku Bantik
Suku Bantik merupakan suku bangsa yang masih dalam kerabat suku Minahasa. Suku Bantik
itu sendiri tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Utara, antara lain Kalasei, Buha, Talawaan
Bantik, Molas, dan Tanamon.
Suku Borgo
Suku yang satu ini merupakan keturunan dari hasil pencampuran ras/etnis/bangsa antara lain
Bangsa Spanyol, Portugis, Belanda yang pernah mendiami Sulawesi Utara dan terjadi
perkawinan silang antara Suku bangsa luar dengan suku bangsa Minahasa.
Suku Mongondow
Suku Ponosakan
Suku Ponosakan juga merupakan bagian dari sub-suku Minahasa. Suku ini berdiam di
kecamatan Belang dan Ratatotok. Sementara itu jumlah populasinya diperkirakan berjumlah
5.000 orang.
Suku Ratahan
salah satu sub-suku Minahasa yang mendiami kecamatan Ratahan di provinsi Sulawesi Utara.
Suku Ratahan, terutama berada di kabupaten Minahasa Tenggara, dan tersebar di sekitar kota
Ratahan, di kampung-kampung Ratahan, Wioi, Wiau, Wongkai, Rasi, Molompar, Wawali,
Minanga dan Bentenan.
Suku Sangir
Suku bangsa Sangir mendiami Kepulauan Sangihe dari jajaran Kepulauan Sangir Talaud,
Kabupaten Sangir Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau-pulau yang mereka diami adalah
Sangir Besar, Tagulandang, Makalehi, Kuang, Kawio, Kawaluso, Lupang, Toade,
Karakitang, Kalawa, Mahengetang. Semuanya termasuk dalam sepuluh kecamatan di
Kabupaten Sangir Talaud.
Suku Talaud
Suku bangsa Talaud mendiami gugusan pulau-pulau Talaud di Kabupaten Kepulauan Sangir-
Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Daerah mereka terdiri dari tiga pulau utama, yaitu Pulau
Karakelang, Salibabu dan Kabaruan. Nama lain dari Talaud adalah Taloda, artinya "orang
laut". Ada juga yang menyebutnya Porodisa.
Suku Tambulu
Orang Tomohon, yang mendiami kota di Tomohon, dan beberapa kota dan desa di Sulawesi
Utara, antara lain Tombariri, Tombulu, Wori, Pineleng, Likupang Barat.
Suku Tonsawang
Orang Tonsawang adalah salah satu sub suku dari kelompok besar suku bangsa Minahasa.
Mereka mendiami beberapa desa di daerah Kabupaten Minahasa bagian selatan. Masyarakat
ini menggunakan dialek Tonsawang.
Suku Tonsea
Orang Tonsea adalah salah satu sub suku kelompok besar suku bangsa Minahasa. Mereka
mendiami beberapa kampung di sebelah timur laut Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Masyarakat ini memakai dialek Tonsea yang masih bagian dari bahasa Minahasa.
Orang Toulour termasuk salah satu sub suku dari kelompok suku bangsa Minahasa. Mereka
mendiami daerah bagian timur pesisir Danau Tondano, yang masih termasuk dalam wilayah
Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
D. BAHASA
Dalam bahasa, Bahasa Minahasa termasuk rumpun bahasa Filipina Tetua-tetua
Minahasa menurunkan sejarah kepada turunannya melalui cerita turun temurun
(biasanya dilafalkan oleh Tonaas saat kegiatan upacara membersihkan daerah dari
hal- hal yang tidak baik bagi masyarakat setempat saat memulai tahun yang baru dan
dari hal kegiatan tersebut diketahui bahwa Opo Toar dan Opo Lumimuut adalah
nenek moyang masyarakat Minahasa, meskipun banyak versi tentang riwayat kedua
orang tersebut.