Anda di halaman 1dari 11

SUKU DAYAK - KALIMANTAN

NUR FADILLA T – M. ALHADRI – M. ZULFIANDI NOR BILALU


Suku Dayak
Suku Dayak (/ˈdaɪ.ək/; ejaan lama: Dajak atau Dyak) adalah
suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami pedalaman
pulau Kalimantan. Kata "daya" serumpun dengan misalnya kata
"raya" dalam nama "Toraya" yang berarti "orang (di) atas, orang
hulu".
Suku Dayak merupakan suku asli yang terbesar mendiami
wilayah Kalimantan. Mereka masih tinggal di pedalaman
Kalimantan. Suku Dayak mempunyai enam rumpun besar, yaitu
Klemantan, Iban, Apokayan, Murut, Ot Danum-Ngaju, serta
Punan. Rumpun Punan merupakan rumpun tertua yang
mendiami pulau Kalimantan.
2

Sistem Religi
Awalnya, suku ini mempunyai keyakinan tradisional yang disebut Kaharingan.
Namun, sejak abad ke-19, sudah banyak orang Suku Dayak yang menganut
agama Islam dan Kristen. Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam
istilah danum kaharingan (air kehidupan). Kaharingan percaya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit), dianut secara turun temurun dan
dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan.

Kaharingan ini pertama kali diperkenalkan oleh Tjilik Riwut tahun 1944, saat ia
menjabat Residen Sampit yang berkedudukan di Banjarmasin. Kaharingan
mempunyai tempat ibadah yang dinamakan Balai Basarah atau Balai
Kaharingan. Kitab suci agama mereka adalah Panaturan dan buku-buku agama
lain, seperti Talatah Basarah (Kumpulan Doa), Tawur (petunjuk tatacara
meminta pertolongan Tuhan dengan upacara menabur beras), dan sebagainya.

3
Balai Basarah

Tata Cara Ibadah Agama Kaharingan


https://www.youtube.com/watch?v=DXof96ubY2Q&t=132s
Panaturan 4
Upacara Adat
Upacara Tiwah merupakan ritual para penganut Hindu
Kaharingan, kepercayaan asli suku Dayak, sebagai tanda bakti
kepada luhur. Tiwah merupakan upacara kematian tingkat terakhir.
Bagi suku Dayak, kematian perlu disempurnakan dengan ritual
lanjutan agar roh dapat hidup tenteram bersama Ranying Hatalla.

Tiwah bertujuan untuk melepas kesialan bagi keluarga yang


ditinggalkan. Upacara ini juga bisa melepas ikatan status janda
atau duda dari pasangan yang ditinggalkan, sehingga mereka dapat
menentukan apakah akan mencari pasangan hidup lagi atau tidak
akan menikah selamanya.
5
UPACARA TIWAH

Upacara Tiwah Tingkat Terakhir Umat Kaharingan


https://www.youtube.com/watch?v=Pky6soD22iI&t=171s 6
“ Bahasa
Bahasa Ngaju atau Dayak Ngaju adalah sebuah dialek Bahasa
Dayak yang termasuk ke dalam bahasa Austronesia dan dituturkan oleh
suku Dayak Ngaju di daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Katingan,
dan Mentaya di Provinsi Kalimantan Tengah. Jumlah penggunanya lebih
dari 1.000.000 orang termasuk di dalamnya dialek Bakumpai, Mengkatip
dan Mendawai.

7
Sistem Sosial & Sistem Ekonomi
Sistem Sosial Sistem Ekonomi
Sistem sosial masyarakat Dayak erat Perekonomian masyarakat Dayak secara umum
dengan desa. Setiap desa memiliki bertumpu pada pertanian dan perdagangan.
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Durian dan pinang adalah tumbuhan yang
pembekal dan penghulu. Pembekal umum ditanam oleh masyarakat Dayak. Jenis
bertindak sebagai pemimpin desa secara pertanian yang umum dikenal masyarakat
administratif. Sedangkan penghulu Dayak adalah berladang. Dalam hal
bertindak sebagai ketua adat. Kedua posisi perdagangan, selain menjual hasil pertanian,
ini merupakan poisisi yang sangat masyarakat Dayak juga sering kali menjual
terpandang oleh masyarakat Dayak. Pada hasil kerajinan tangan seperti tikar, topi, tas
zaman dahulu, jabatan pembekal dan dari anyaman rotan atau kulit binatang.
penghulu dirangkap oleh seorang patih. Masyarakat Dayak juga melakukan perburuan
Adapula seorang penasihat penghulu yang binatang untuk keperluan makanan. Untuk
disebut mantir. Masyarakat Dayak juga melakukan perburuan, masyarakat Dayak
memiliki hukum adat sendiri. sering menggunakan dondang, lonjo (tombak),
dan ambang (parang).
8
KESENIAN
Tato Telinga Panjang
Masyarakat suku Dayak Iban diperkirakan telah mengenal Telingaan Aruu adalah tradisi memanjangkan telinga
tato sejak tahun 1500 SM-500 SM. Pada masa lalu, tato oleh orang-orang dari Suku Dayak Tradisi memanjangkan telinga
digunakan suku Dayak Iban untuk mengenali kawan dan di kalangan Suku Dayak ini telah lama dilakukan secara turun
lawannya. Pada masa perang antarsuku bergulir, orang Dayak temurun. Pemanjangan daun telinga ini biasanya menggunakan
Iban dikenal tangguh terutama ketika melakukan pengayauan. pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang dari tembaga
Mengayau adalah tradisi perang dengan memenggal kepala yang bahasa kenyah di sebut "Belaong". Dengan pemberat ini
musuh pada masa perang antarsuku. Adapun motif tato yang daun telinga akan terus memanjang hingga beberapa sentimeter.
digunakan suku Dayak iban adalah motif tradisional seperti motif
bunga terung, motif buah andu, motif ketam, dan motif kelingai.
Upacara Tiwah Tingkat Terakhir Umat Kaharingan Tato Tradisional Suku Dayak.
https://www.youtube.com/watch?v=Pky6soD22iI&t=171s https://www.youtube.com/watch?v=0OnGLetA
RMU&t=116s
10
Thanks!
11

Anda mungkin juga menyukai