Anda di halaman 1dari 6

Bab 1

Latar Belakang
Suku Dayak adalah suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami pedalaman pulau
Kalimantan. Suku Dayak adalah keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di China Selatan,
tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan.
Suku Dayak memiliki agama atau kepercayaan yang dianut bernama kaharingan ketika
agama-agama besar belum memasuki Kalimantan. Kaharingan artinya tumbuh atau hidup,
seperti dalam istilah danum kaharingan.
Orang-orang Suku Dayak memiliki banyak sekali tradisi yang masih berjalan hingga saat
ini, salah satu tradisi tersebut adalah pemanjangan telinga. Tradisi tersebut dilakukan oleh
perempuan Dayak yang berada di Kalimantan Timur. Ada sebuah anggapan ketika perempuan
Dayak memiliki telinga yang panjang, maka ia akan terlihat semakin cantik dan tradisi tersebut
sudah menjadi ciri khas dari suku Dayak.

Identifikasi Masalah
Bercocok tanam di ladang adalah mata pencaharian masyarakat Dayak. Selain bertanam
padi, mereka juga menanam ubi kayu, nanas, pisang, cabai, dan buah-buahan. Adapun yang
paling banyak ditanam atau yang sering ditanam di ladang ialah durian dan pinang. Masyarakat
Dayak selain bercocok tanam, mereka juga melakukan berburu yaitu berburu hewan rusa untuk
menjadikan santapan makanannya.

Rumusan Masalah
1. Kepercayaan apa yang diyakini oleh Suku Dayak dan bagaimana pelaksanaan dari
kepercayaan tersebut?
2. Apa saja tradisi Suku Dayak yang masih terealisasikan sampai saat ini dan tradisi apa
yang paling populer di Suku Dayak?
3. Apakah kondisi kehidupan perekonomian di Suku Dayak sangat memprihatinkan atau
tertinggal?
4. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Suku Dayak?
5. Bagaimana pemikiran politik Suku Dayak?

Tujuan
Mengetahui tentang kehidupan sosial masyarakat suku Dayak
1. Mengetahui tentang kepercayaan pada Masyarakat Suku Dayak
2. Mengetahui Tentang tradisi pada Masyarakat Suku Dayak
3. Mengetahui Tentang Perekonomian pada masyarakat Suku Dayak
4. Mengetahui tentang kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat suku Dayak
5. Mengetahui tentang politik yang terjadi di Suku Dayak

Manfaat Penelitian

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang kepercayaan masyarakat suku
Dayak
2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tradisi masyarakat Dayak
3. Dengan penelitian ini diharapakan dapat mengetahui tentang perekonomian masyarakat suku
Dayak
4. Dengan penelitian ini diharapakan dapat mengetahui tentang kehidupan sosial masyarakat
suku Dayak
5. Dengan penelitian ini diharapakan dapat mengetahui tentang politik yang terjadi di masyarakat
suku Dayak

Bab II
Kepercayaan Suku Dayak

Suku Dayak adalah suku asli dari Pulau Kalimantan. Tentunya, kita sudah tidak asing mendengar
nama dari suku tersebut. Salah satu suku populer yang menjadi perbincangan oleh masyarakat
Indonesia karena terkenal dengan kepercayaan tradisionalnya. Indonesia merupakan negara yang
memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Indonesia juga membebaskan warganya untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

Masyarakat Dayak memiliki keyakinan bahwa wujud tertinggi dari segala kehidupan berasal dari
yang tunggal. Wujud tertinggi tersebut adalah manusia, roh halus, dan roh leluhur. Mereka
meyakini bahwa roh halus dan roh leluhur menguasai tempat kehidupan, sehingga untuk
mewujudkan keyakinan tersebut, masyarakat suku Dayak selalu menghubungkan spiritualnya
dengan roh halus agar mendapatkan pertolongan dan kuasanya dalam kehidupan mereka. Lalu,
apa kepercayaan yang dianut oleh masyarakat suku Dayak? Kaharingan adalah agama yang lahir
di Pulau Kalimantan, dipegang teguh oleh orang dan beberapa suku di Dayak, Kalimantan
(Etika, 2019).
Setiap kepercayaan dan keyakinan selalu diiringi dengan pelaksanaannya. Begitupun dengan
kepercayaan Kaharingan yang dianut dan diyakini oleh masyarakat Dayak pasti memiliki ritual-
ritual dalam pelaksanaan keyakinannya tersebut, karena suku Dayak memiliki keyakinan bahwa
roh halus dan roh leluhur merupakan wujud tertinggi. Lalu, bagaimana pelaksanaan dari
kepercayaan Kaharingan tersebut? Salah satu pelaksanaan dari keyakinan tersebut yaitu
diadakannya ritual-ritual upacara adat. Salah satu ritual suku Dayak yang dilaksanakan setiap
tahunnya ialah Gawai. Gawai adalah salah satu ritual upacara adat yang bertujuan sebagai bentuk
ungkapan rasa syukur serta upacara ini dilaksanakan seluruh masyarakat suku Dayak agar
tebebas dari rasa bersalah dan kecemasan (Syafrita & Mudiono, 2020).

Indonesia memiliki keanekaragaman suku, adat istiadat dan agama. Oleh karena itu, sebagai
warga negara yang baik, kita harus menghargai adanya perbedaan tersebut dengan tidak
menjelekkan antar suku dan beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Perlu kita ingat semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki arti “berbeda-beda tetapi tetap
satu”.

Tradisi suku dayak


Suku Dayak merupakan salah satu suku yang Pulau Kalimantan. Suku Dayak mengacu pada
orang-orang asli non muslim, non melayu yang tinggal di Borneo. Menurut statistik, jumlah
Suku Dayak mencapai 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk Indonesia. Mereka dikenal
sebagai suku yang masih mempertahankan berbagai tradisi dari nenek moyangnya.
1. Telinga Aruu
Tradisi telingaan aruu biasa juga disebut sebagai tradisi kuping panjang. Tradisi ini pada
dasarnya memanjangkan telinga perempuan sampai ke dada dengan menggunakan anting-anting
yang disebut sebagai Belaong.
Anting-anting ini biasanya besar, berbentuk seperti gelang dan terbuat dari tembaga. Tradisi ini
dilakukan oleh perempuan Suku Dayak untuk menyesuaikan standar kecantikan.
Ada dua jenis anting-anting yang digunakan, yakni hisang semhaa dan hisang kavaat. Hisang
semha dipasang di sekeliling lubang daun telinga, sedangkan hidang kavaat dipakai pada luban
daun telinga.

2. Ngayau
Tradisi Ngayau merupakan tradisi yang cukup ekstrem. Tradisi ini disebut juga sebagai tradisi
berburu kepala musuh.
Tak semua suku dayak melakukannya. Beberapa di antaranya adalah Suku Dayak Iban, Ngaju
dan Kenyah.
Tradisi ngayau pernah disepakati untuk dihentikan pada tahun 1874. Saat itu, suku Dayak
Kahayan melakukan pertemuan dengan beberapa suku rumpun lainnya karena tradisi Ngayau
dapat menyebabkan perselisihan.

3. Manajah Antang

Manajah antang bisa dipahami sebagai berburu musuh. Dalam upacara ini, sesepuh Suku Dayak
akan berkomunikasi dengan arwah leluhurnya melalui burung antang. Ini dilakukan untuk
mencari keberadaan musuh sebelum peperangan terjadi. Selain itu, saat ini, manajah antang
digunakan untuk mencari suatu petunjuk

Perekonomian Suku Dayak


Bercocok tanam di ladang adalah mata pencaharian masyarakat Dayak. Selain bertanam padi
mereka menanam ubi kayu, nanas, pisang, cabai, dan buah-buahan. Adapun yang banyak
ditanam di ladang ialah durian dan pinang. Selain bercocok tanam mereka juga berburu rusa
untuk makanan sehari-hari
1. Barang Tukar Barang
Tentang dalam kehidupan sehari hari, masyarakat adat dayak dalam hal perdagangan
menggunakan system tukar barang dengan barang yang masing masing sub suku dayak
mempunyai istilah yg beragam.
2. Jasa Tukar Jasa
Tentang dalam kehidupan sehari hari, masyarakat adat dayak dalam hal perdagangan
menggunakan system tukar jasa dengan jasa yang masing masing sub suku dayak mempunyai
istilah yg beragam.
3. Jasa Tukar Barang
Tentang dalam kehidupan sehari hari, masyarakat adat dayak dalam hal perdagangan
menggunakan system tukar jasa dengan jasa yang masing masing sub suku dayak mempunyai
istilah yg beragam.
Kehidupan sosial suku Dayak

Sistem sosial suku Dayak erat dengan desa. Setiap suku memiliki pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang pembekal dan penghulu. Pembekal bertindak sebagai pemimpin desa secara
administratif. Sedangkan penghulu bertindak sebagai ketua adat.
Kedua posisi ini merupakan poisisi yang sangat terpandang oleh masyarakat Dayak.
Pada zaman dahulu, jabatan pembekal dan penghulu dirangkap oleh seorang patih. Adapula
seorang penasihat penghulu yang disebut mantir.
Masyarakat Dayak juga memiliki hukum adat sendiri. Indonesia, melalui UUD 1945, mengakui
dan menghormati keberadaan hukum adat, meskipun tidak masuk dalam sistem peradilan secara
formal. Kehidupan sosial mereka masih lekat dengan kepercayaan adat, namun mereka juga tetap
mengadaptasi kehidupan modern, bahkan memiliki toleransi beragama yang kuat di sana.
Suku Dayak ini merupakan suku yang terkenal berani ulet, tangguh, berani dan gigih. Mereka
terbiasa survive di alam terbuka di pedalaman hutan Kalimantan, tanpa mengenal teknologi dan
mereka memanfaatkan alam sebagai penopang dalam kehidupan mereka, agar bisa bertahan
hidup.

Daftar Pusaka
Etika, T. (2019). Perjuangan Kritis Agma Kaharingan di Indonesia: Tantangan Berat dan Masa
Depan Agama Asli Suku Dayak. An1mage. Jurnal Studi Kultural, IV(1), 1-12.
Syafrita, I., & Murdiono, M. (2020). Upacara Adat Gawai Dalam Membentuk Nilai-Nilai
Solidaritas Pada Masyarakat Suku Dayak Kalimantan Barat. Jurnal Antropologi: Isu-Isu
Sosial Budaya, 22(2), 151-159.

Anda mungkin juga menyukai