Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

KEARIFAN KEBUDAYAAN ADAT DAN HUKUM


ADAT DAYAK KENYAH NORTH BORNEO
(Hukum Adat Di Bawah Dosen Pengampu Dr. Marthen B salinding, S.H., M.Hum)

Disusun Oleh :

ANISA 2140501003

RAMLI 2140501027

EKA FEBRIYANTI 2140501046

YULIANA SULTINA 2140501034

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TA 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ i

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 1

2.1 Pengertian hukum dayat kenyah ........................................................................................ 1

2.2 Tradisi dayak kenyah yang masih terlestarikan .................................................................. 1

2.3 maca m maca m bahasa dayak kenya h ........................................................................... 2

2.4 tradisi perkawinan dayak kenyah ....................................................................................... 3

BA B 3

P EN U T U P

31.KESI M P U L A N

3 . 2 S AR A N

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Dayak merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih mempertaha nka n
adat, tradisi, dan budayanya hingga saat ini. Hal ini menjadi suatu kebanggaan karena
dapat mempertahankan nilai- nilai tradisi leluhurnya, dan sekaligus menjaga
kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Sejak dahulu, masyarakat Suku Dayak telah
menggunakan tato di badannya. Tato khas Suku Dayak merupakan suatu tanda
kebudayaan yang sangat bernilai dan dimiliki oleh sebagian besar Suku Dayak. yang
memiliki arti dan makna tersendiri bagi mereka. Dalam hal ini tato juga sebagai
sebuah media komunikasi non verbal bagi Suku Dayak.

Namun di satu sisi, ada juga pendapat lain terhadap Suku Dayak yang masih
mempertahankan tradisi budaya leluhur ini. Mereka dianggap sebagai komunitas
yang magis, masih terbelakang, primitif, tidak beradab, perusak lingkungan, suka
berburu kepala manusia, dan berbagai citra miring lainnya . Demikian juga dengan
tato yang menjadi salah satu tradisi dalam budaya Dayak sejak dahulu, tato
dikonotasikan negatif oleh sebagian masyarakat. Mereka beranggapan, bahwa orang
yang mengenakan tato akan “dianggap” sebagai orang yang mempunyai konotasi
kurang baik, seperti preman, pelaku kriminal, dan deretan identitas yang kurang baik
lainnya. Suku Dayak sering mendapatkan citra negatif dari masyarakat luar, karena
stereotype ini.

Agama yang dianut masyarakat Dayak saat ini juga menyarankan untuk tidak
melakukan 2 tato pada tubuh mereka. Demikian juga dengan sekolah-sekolah formal
tempat anak-anak mereka belajar, juga telah menerapkan aturan larangan serupa.
Juga bagi mereka yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan juga dilarang bertato.
Meskipun ada pula instansi pemerintahan yang mengizinkan sesuai dengan kesukuan,
namun tidak banyak

Tertarik akan fenomena ini, maka kelompok kami akan melakukan


wawancaera terhadap salah satu masyarakat suku dat kenya Indonesia Kaya tentang
sub etnis Suku Dayak, yaitu Suku Dayak Kenyah, yang tinggal di Desa Budaya
Pampang, Samarinda. Desa Budaya Pampang ini merupakan desa pemekaran, yang
memang sebagian besar masyarakatnya adalah orang-orang dari Suku Dayak Kenyah
yang sudah tinggal di situ sejak beberapa generasi sebelumnya. Desa Budaya
Pampang ini mempunyai rumah adat Dayak Kenyah, yang disebut Lamin Pemung
Tawai. Di sinilah biasa mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
tradisi, budaya dan kesenian mereka. Lamin ini juga berfungsi sebagai sarana
bersosialisasi bagi masyarakat Dayak, termasuk juga Lamin Pemung Tawai di Desa
Budaya Pampang ini.

Penelitian ini akan berfokus pada Penggambaran Budaya Dayak Kenyah


dalam Budaya Dayak di Samarinda. Peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana
budaya Dayak Kenyah, seperti yang digambarkan dalam video pada channel youtube
IndonesiaKaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Pengertian hukum dayat kenyah?

2 . Tradisi dayak kenyah yang masih terlestarikan?

3 . macam macam bahasa dayak kenyah?

4. tradisi perkawinan dayak kenyah?


BAB 2
PEMBAHASA

2.1 PENGERTIAN DAYAK KENYAH

Suku Dayak kenyah adalah Suku Dayak yang termasuk rumpun Kenyah-Kayan-
Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Dari wilaya h
tersebut suku Kenyah memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara melalui sungai
Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apau Kayan yang sebelumnya
ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau. Pergerakan suku ini
menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam dan akhirnya sebagian menetap
di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda. Sebagian lagi bergerak ke hilir menuju
Tanjung Palas. Suku Kenyah merupakan 2,4% penduduk Kutai Barat.
Suku Kenyah terbagi menjadi Kenyah Dataran Rendah dan Kenyah Dataran Tinggi /Usun
Apau Kenyah.
Seni budaya suku Kenyah sangat halus dan menarik, sehingga ragam seni hias banyak
dipakai pada bangunan-bangunan di Kalimantan Timur.Bukan Sahaja terdiri daripada seni
ukiran tetapi tarian dan juga cara hidup
“Kami suku Dayak Kenyah memiliki sebuah kepercayaan bahwa setelah mereka
meninggal dunia, jiwa dan raga akan pergi ke alam yang sempurna atau disebut dengan alam
malao yang berarti ‘sungai yang indah dan makmur’ atau semacam surga,” timpal Pui Siluq
mengawali ceritanya
Jika ditinjau dari asal – usul tempat tinggal, coomans (1987) Didukung oleh Inoue
(1999) menyatakan bahwa suku Dayak adalah keturunan imigran dari Propinsi Yunnan di
China Selatan tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekhong dan Sungai Menan.
Sebagian dari kelompok ini menyeberang ke semenanjung Malaysia sebagai batu loncatan
pertama dan kemudian menyeberang ke bagian Utara Pulau Kalimantan.
Asil wawancara :
Untuk arti dari suku dayak Kenyah sendiri saya kurang tahu artinya apa. Saya kurang
memahami apa arti dari nama suku Dayak Kenyah. Tapi untuk suku dayak Kenyah
Umalasan. Terbentuknya nama Kenyah Umalasan setahu saya karena dulu nenek moyang
dari suku Dayak Kenyah Umalasan ini sangat rajin membersihkan halaman rumahnya,
sehingga halaman rumahnya terlihat bersih dan indah. Itu lah asal-usul dari dayak Kenyah
Umalasan. Umalasan terbentuk dari kata lasan/ngelasan yg artinya membersihkan rumput.

2.2 TRADISI DAYAK KENYAH YANG MASIH TERLESTARIKAN


1. Tradisi Kuping Panjang
Suku Dayak memiliki sebuah tradisi yang dapat dikatakan cukup unik, yaitu memanjangka n
telinga mereka. Bagi para perempuan dayak di Kalimantan Timur, semakin panjang
kupingnya, maka dirinya akan semakin cantik. Selain itu, ada juga yang menyebutkan tradisi
ini digunakan untuk menunjukkan status bangsawan atau melatih kesabaran. Biasanya Suku
Dayak menggunakan logam sebagai pemberat yang dipasang di bawah telinga. Bagi kaum
laki-laki, mereka tidak boleh memanjangkan telinga di bawah bahu. Sedangkan bagi para
perempuan, mereka boleh memanjangkan telinganya hingga sebatas dada.
2. Tato Dayak
Bagi masyarakat Suku Dayak, tato merupakan simbol dari berbagai hal seperti kekuatan,
hubungan dengan tuhan, perjalanan kehidupan, dan masih banyak lagi. Tak heran jika
masyarakat Suku Dayak memiliki tradisi untuk melukiskan tato di tubuh mereka. Tradisi ini
tak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, melainkan juga oleh kaum perempuan.
Setiap tato pastinya memiliki makna tersendiri. Untuk laki-laki, jika orang tersebut memilik i
tato bunga terong, maka orang tersebut sudah memasuki tahap dewasa. Sedangkan untuk
perempuan, tato yang menandakan kedewasaan seseorang ialah tato Tedak Kassa yang
diletakkan di kaki.
3. Tradisi Ngayau
Tradisi ini dapat dikatakan cukup ekstrem. Hal ini dikarenakan tradisi ini merupakan tradisi
berburu kepala musuh. Tak semua suku Dayak melaksanakan tradisi ini karena Ngayau
dilakukan oleh Suku Dayak Ngaju, Iban, dan Kenyah. Pada tahun 1874, kepala suku Dayak
Kahayan mengumpulkan para kepala suku rumpun lain dan menyepakati hasil musyawara h
Tumbang Anoi yang isinya larangan untuk melakukan Ngayau karena dapat menimbulka n
perselisihan antar suku dayak. Meskipun begitu, tradisi ini sempat menggegerkan masyarakat
Indonesia pada saat Konflik Sampit pada tahun 2001 antara Suku Dayak dan Suku Madura
di Kota Sampit.
4. Tiwah
Tradisi Tiwah merupakan upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak
Ngaju yang mana para kerabat yang meninggal akan dibakar tulang-belulangnya. Menurut
kepercayaan Kaharingan yang merupakan kepercayaan masyarakat pada zaman dahulu,
tradisi ini dapat mengantarkan arwah orang yang meninggal tersebut menuju dunia akhirat
yang biasa disebut Lewu Tatau. Tradisi Tiwah biasanya diikuti dengan para keluarga yang
bernyanyi sambil menari mengelilingi sang jenazah. Perlu diingat, tidak semua tulang
jenazah dibakar karena tradisi ini hanya bersifat simbolis.
5. Manajah Antang
Manajah Antang merupakan sebuah ritual untuk mencari keberadaan musuh pada saat
berperang. Menurut cerita masyarakat, ritual ini akan memanggil roh para leluhur melalui
burung Antang yang mana dapat memberitahukan lokasi atau tempat para musuh berada.
Selain untuk berperang, tradisi ini juga dapat membantu untuk mencari petunjuk lain.
6. Mantat Tu' Mate
Upacara Mantat Tu' Mate merupakan sebuah tradisi mengantarkan orang yang baru saja
meninggal. Uniknya, upacara ini berlangsung selama 7 hari dengan konten acara iring- ir igna
musik dan tarian tradisional. Setelah upacara selesai, barulah jenazah tersebut akan
dimakamkan. Nah, itu dia enam tradisi adat masyarakat Suku Dayak yang wajib kamu
ketahui. Walaupun sebagian tradisi tersebut cukup ekstrem bagi masyarakat umum, patut
diakui bahwa tradisi-tradisi tersebut menarik dan unik.

2.3 M ACAM M ACAM BAHASA DAYAK KENYAH

Bahasa selalu berubah bersamaan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Sebuah
bahasa dapat mengalami perubahan dan pergeseran jumlah penutur dikarenakan adanya
kontak dengan budaya dari luar. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada bahasa Dayak Kenyah
di masyarakat multikultural Kalimantan Timur. Bahasa Dayak adalah salah satu bahasa ibu
yang terdapat di provinsi Kalimantan Timur. Dayak Kenyah adalah salah satu klan suku
dayak yang paling tua berada di provinsi Kalimantan Timur. Jumlah penutur bahasa Dayak
Kenyah sangat sedikit jumlahnya di Kalimantan Timur khususnya di kota-kota besar yang
multikultural yaitu Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Sangata, dan Bontang. Bahasa
Dayak Kenyah pada masa sekarang telah mengalami pergeseran bahasa. Bahasa dikatak an
mengalami pergeseran ketika suatu masyarakat mulai meninggalkan bahasa daerahnya.
Faktor penentu bahasa sangat mempengaruhi keberadaan suatu bahasa. Hal ini berpengaruh
langsung terhadap gaya hidup masyarakat yang multikultural. Penelitian ini berjenis
kualitatif dan menggunakan metode deskriptif, serta pendekatan sosiolinguistik dengan
menerapkan langkah-langkah analisis data, yaitu pereduksian data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Melalui penelitian ini dapat diketahui sejauhmana masyarakat Dayak
Kenyah dalam mempertahankan keberadaan bahasanya di masyarakat multikultur a l
Kalimantan Timur. Penelitian ini diarahkan pada pengetahuan mengenai faktor terjadinya
pergeseran bahasa Dayak Kenyah dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Kenyah
dalam mempertahankan bahasanya di masyarakat multikultural Kalimantan Timur .
contoh Bahasa Dayak kenyah :
Berikut di bawah ini, kamus sederhana bahasa
Dayak Kenyah:

 Kata ganti orang:


 ake'q = saya
 keq = ku
 iko'q = kamu
 koq = kau
 ilu/ ilo = kita
 ikem = kalian
 ida = mereka
 iya/ ia = dia
 uweq = ibu, mama
 amei = ayah, bapak
 pu'i = kakek atau nenek
 laki = laki-laki, jantan
 le'to = perempuan, betina
 tu a = orang tua

Contoh kalimat:

 ake'q ubaq ikoq = aku suka (cinta) kamu


 "ubaq", arti sebenarnya "mau", tapi bisa digunakan sebagai "suka" atau "cinta", tergantung
bentuk kalimatnya
 akeq ubaq uman = aku mau makan
 inu ikok ti? = artinya kamu lagi ngapain?

2.4 TRADISI PERKAWINAN DAYAK KENYAH

Pekiban merupakan acara adat Perkawinan Adat Kenyah Lepo Tau tahap awal
pernikahan adat adalah dijemputnya calon mempelai wanita menuju rumah calon mempela i
laki-laki untuk diperkenalkan kepada keluarga. Dalam penjemputan tersebut diserahkan
“SUA FA” atau sebilah parang sebagai wujud keseriusan calon mempelai laki-laki. Setelah
tiba di kediaman laki-laki maka disambut dengan tari-tarian. Setelah tiba maka dilaksanka n
prosesi pekiban yang dipimpin oleh tua-tua kampong dengan peran khusus yang
disebut “Pengulo” adat pekeiban. Dalam pelaksanaan upacara adat pernikahan Pekiban
wajib disediakan property anatara lain Tempayan sebagai lambaang kesatuan hati, Batu
Jala/Batu Ampit tidak terpisahkan, tikar atau Pat bermakna menggutamakan musyawara h
untuk duduk bersama menyelesaikan masalah yang terjadi, Sua Fa atau sebilah parang
mengambarkan untuk membersihkan jalan kedua mempelai anatar keluarga mempelai, untuk
memotong penghambat yang akan merusak hubungan kekeluargaan keluarga besar
mempelai laki-laki dan perempuan. Memulai pekiban kedua mempelai dipersilakan oleh
pemimpin upacara adat untuk duduk pada gong kecil/tawek dan bersama-sama memegang
parang dan sambil menginjak parang berikutnya sebagai komitmen dalam sebuah ikatan
perkawinan yang sah dalam acara tersebut dilaksanakan juga untuk melihat masa depan
kedua mempelai baik atau banya rintangan yang akan di hadapi upacara ini disimbulka n
melalui pemotongan babi untuk dilihat pada hati babi tersebut menurut keyakinan akan
terlihat tanda-tanda tersendiri. Akhir dari kegiatan pernikahan tersebut para tua-tua akan
melakukan siraman penyejuk kepada kedua mempelai dan semua undangan yang hadir

adat melamar Suku Dayak Kenyah dengan diawali pemberian wejangan dari pawang
atau pejawan kepada calon pengantin laki laki, dilanjutkan dengan pemberiaan seserahan
berupa barang barang seperti mandau, guci, seraung dan sarung kepada pihak mempela i
wanita.
Menurut Eriyati setiap barang sesarahan mempunyai arti masing - masing yaitu
mandau untuk membersihkan perjalanan kehidupan keluarga supaya tidak ada gangguan dari
luar.Sedangkan guci memiliki makna suatu wadah dimana suami istri itu akan kompromi dan
membahas rencana untuk masa depan yang sukses.

Kemudian seraong atau penutup kepala adalah salah satu tempat bernaung bagaimanap un
derasnya badai kehidupan karena mereka bernaung dibawah seraung mereka tetap aman.

Selain itu sarung memiliki makna jika mereka masuk kedalam sarung , maka tidak ada
satupun yang bisa keluar dari dalamnya sampai maut memisahkan mereka.
Dia menjelaskan sanggar tari Uyai Tiga juga menampilkan tarian Umaq Kulit yakni tarian
penyambutan tamu yang dibawakan 10 orang penari perempuan dari Suku Dayak Kenyah
yang tampil lemah gemulai.
“Ada beberapa tarian lainnya yang ditampilkan seperti tari pesta panen, tari putri Dayak
Kenyah, tari kolaborasi membuat ladang serta tari burung enggang,” katanya.Eriya ti
menambahkan sanggar tari Uyai Tiga Kecamatan Tenggarong berdiri sejak 2009 dan sudah
sering ikut tampil memeriahkan dan menyemarakan kegiatan Erau juga pernah tampil di
Carnaval Jember Jawa Timur serta di pentas seni di Samarinda.(Humas Kukar)
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalimantan dengan hutan yang lebat kini di puja dengan sebutan paru-paru dunia
yang kaya akan sumberdaya alamnya seperti tambang batu barah dan juga minyak bumi,di
dalam hutan yang amat lebat banyak di temukan masyarakat adat suku dayak yang
meleharikan budaya,adat istiadat yang sangat erat hubunganya dengan alam sekitar

Suku dayak adalah salah satu suku asli yang tersebar di pulau kalimantan, begitu banyak
keunikan yang hidup di dalam masyarakat suku dayak sayangnya keunikan itu sangat jarang
terekspos.terdapat enam rumpun besar suku dayak dengan lebih 400 sub suku, rumpun sub
suku dayak yang banyak mendiami hulu sungai mahakam kini masuk wilayah administra s i
kab. Mahakam hulu kalimantan timur adalah apokayak atau kenyah kayan hakau, dayak
bagian harta karun kebudayan indonesia yang tersimpan di pedalaman kalimantan yang
jarang di ketahui masyarakat luas mengerti dan memahami suku dayak yang ada di
jantungnya masyarakat dayak ternyata memendam beragam keunikan dimana beragam
kearifan lokal masikuat tertanam dalam jiwa masyarkat dayak di tengah perubahan arus
modernisasi, mayoritas dayak mahakam hulu adalah masyarakat tradisional dengan
berbagai suku dayak di antaranya musam, kenyah, kayaan, bahau, panihil dan masih banyak
lagi.

Suku dayak kenyah merupakan merupakan salah satu suku asli dari kalimantan yang dimana
suku dayak kenysh ini banyak di temukan di desa pampang. Suku ini hanya ada sekira 25
kilometer dari pusat kota samarinda, kalimantan timur.

Desa pampang bisa di bilang bukan desa sembarangan, karena di daerah ini hidup satu suku
bernama dayak kenyah yang sudah hidup selama puluhan tahun di desa ini.

Banyak cerita terkait dengan asal usul suku dayak kenyah hinggah tinggal di daerah yang
masuk kecamatan samarinda tersebut. Desa pampang konon berdiri dari hasil berimigras inya
suku dayak kenyah dari apokayan kabupaten bulungan, kalimantan utara tahun 1967.
Perpindahan suku ini melalui beberapa daerah, yakni muara wahau, long segar, tabang, dan
long iram di kabupaten kutai, hingga akhirnya merekapun menetap di desa pampangdan
mendirikan rumah lamin yang saat ini dikenal dengan lamin adat pemung tawai.

Suku dayak kenyah juga sering memberikan penghargaan untuk toko berpengaruh sebagai
kelurga mereka, sebagai simbol gelar kehormatan penguasa muara yang di hormati.
Dan keunikan lain yang ada pada suku dayak kenyah yaitu merupakan tradisi kuping panjang
tetapi bukan hanya suku dayak kenyah bahkan semua suku dayak yang ada di kalimanta n
memiliki tradisi kuping panjang, yang di mana mereka memercainya semakin panjang
kupingnya maka semkain cantik wanita tersebut.dan adapulah tradisi tatok dayak yang di
mana mereka mempercayai bahwa tato merupakan simbol dari berbagai hal seperti kekuatan,
hubungan dengan tuhan, perjalanan hidup mereka.tradisi trsebut tidak hanya di jalankan oleh
laki-laki melainkan kaum wanita juga ikut melaksakan.

Tarian dari suku dayak juga sangatlah unik yang dimana tarian mereka memiliki filosofi dan
ciri khas tersendiri,

3.2 SARAN

Kebudayan dayak kenyah merupakan salah satu adat dari suku dayak asli kalimanta n,
yang kurang di ekspos oleh masyarakat indonesia sehinggah keberadaan telah terancam oleh
pemanasan global sehingga dirinya kurang terlihat di mata masyarakat,sebaiknya kita yang
menyadari akan kebudayan tersebut harus melastarikan kebudayaan dayak kenyah yang
sudah ada dari sejak dulu yang dimana suku dayak kenyah memiliki keunikan dari
kebiasaannya dan adat istiadatnya yang sanat unik

Kebiasaan dari kebudayan dayak kenyah yang sangat unik dapat menjadi salah satu kekayaan
bagi indonesia sendiri karena dari tempat tinggal mereka dan kebiasaan nya seperti
memanjangkan kumpingnya dan juga acara pernikahan mereka yang sangat mengah sekali
dapat menarik parah wisata dari luar negeri untuk di ceritakan

Anda mungkin juga menyukai