Disusun Oleh :
ANISA 2140501003
RAMLI 2140501027
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TA 2022
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 1
BA B 3
P EN U T U P
31.KESI M P U L A N
3 . 2 S AR A N
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Dayak merupakan salah satu suku di Indonesia yang masih mempertaha nka n
adat, tradisi, dan budayanya hingga saat ini. Hal ini menjadi suatu kebanggaan karena
dapat mempertahankan nilai- nilai tradisi leluhurnya, dan sekaligus menjaga
kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Sejak dahulu, masyarakat Suku Dayak telah
menggunakan tato di badannya. Tato khas Suku Dayak merupakan suatu tanda
kebudayaan yang sangat bernilai dan dimiliki oleh sebagian besar Suku Dayak. yang
memiliki arti dan makna tersendiri bagi mereka. Dalam hal ini tato juga sebagai
sebuah media komunikasi non verbal bagi Suku Dayak.
Namun di satu sisi, ada juga pendapat lain terhadap Suku Dayak yang masih
mempertahankan tradisi budaya leluhur ini. Mereka dianggap sebagai komunitas
yang magis, masih terbelakang, primitif, tidak beradab, perusak lingkungan, suka
berburu kepala manusia, dan berbagai citra miring lainnya . Demikian juga dengan
tato yang menjadi salah satu tradisi dalam budaya Dayak sejak dahulu, tato
dikonotasikan negatif oleh sebagian masyarakat. Mereka beranggapan, bahwa orang
yang mengenakan tato akan “dianggap” sebagai orang yang mempunyai konotasi
kurang baik, seperti preman, pelaku kriminal, dan deretan identitas yang kurang baik
lainnya. Suku Dayak sering mendapatkan citra negatif dari masyarakat luar, karena
stereotype ini.
Agama yang dianut masyarakat Dayak saat ini juga menyarankan untuk tidak
melakukan 2 tato pada tubuh mereka. Demikian juga dengan sekolah-sekolah formal
tempat anak-anak mereka belajar, juga telah menerapkan aturan larangan serupa.
Juga bagi mereka yang bekerja sebagai pegawai pemerintahan juga dilarang bertato.
Meskipun ada pula instansi pemerintahan yang mengizinkan sesuai dengan kesukuan,
namun tidak banyak
Suku Dayak kenyah adalah Suku Dayak yang termasuk rumpun Kenyah-Kayan-
Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram, Sarawak. Dari wilaya h
tersebut suku Kenyah memasuki Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara melalui sungai
Iwan di Sarawak terpecah dua sebagian menuju daerah Apau Kayan yang sebelumnya
ditempati suku Kayan dan sebagian yang lainnya menuju daerah Bahau. Pergerakan suku ini
menuju ke hilir akhirnya sampai ke daerah Mahakam dan akhirnya sebagian menetap
di Kampung Pampang Samarinda Utara, Samarinda. Sebagian lagi bergerak ke hilir menuju
Tanjung Palas. Suku Kenyah merupakan 2,4% penduduk Kutai Barat.
Suku Kenyah terbagi menjadi Kenyah Dataran Rendah dan Kenyah Dataran Tinggi /Usun
Apau Kenyah.
Seni budaya suku Kenyah sangat halus dan menarik, sehingga ragam seni hias banyak
dipakai pada bangunan-bangunan di Kalimantan Timur.Bukan Sahaja terdiri daripada seni
ukiran tetapi tarian dan juga cara hidup
“Kami suku Dayak Kenyah memiliki sebuah kepercayaan bahwa setelah mereka
meninggal dunia, jiwa dan raga akan pergi ke alam yang sempurna atau disebut dengan alam
malao yang berarti ‘sungai yang indah dan makmur’ atau semacam surga,” timpal Pui Siluq
mengawali ceritanya
Jika ditinjau dari asal – usul tempat tinggal, coomans (1987) Didukung oleh Inoue
(1999) menyatakan bahwa suku Dayak adalah keturunan imigran dari Propinsi Yunnan di
China Selatan tepatnya di Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekhong dan Sungai Menan.
Sebagian dari kelompok ini menyeberang ke semenanjung Malaysia sebagai batu loncatan
pertama dan kemudian menyeberang ke bagian Utara Pulau Kalimantan.
Asil wawancara :
Untuk arti dari suku dayak Kenyah sendiri saya kurang tahu artinya apa. Saya kurang
memahami apa arti dari nama suku Dayak Kenyah. Tapi untuk suku dayak Kenyah
Umalasan. Terbentuknya nama Kenyah Umalasan setahu saya karena dulu nenek moyang
dari suku Dayak Kenyah Umalasan ini sangat rajin membersihkan halaman rumahnya,
sehingga halaman rumahnya terlihat bersih dan indah. Itu lah asal-usul dari dayak Kenyah
Umalasan. Umalasan terbentuk dari kata lasan/ngelasan yg artinya membersihkan rumput.
Bahasa selalu berubah bersamaan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Sebuah
bahasa dapat mengalami perubahan dan pergeseran jumlah penutur dikarenakan adanya
kontak dengan budaya dari luar. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada bahasa Dayak Kenyah
di masyarakat multikultural Kalimantan Timur. Bahasa Dayak adalah salah satu bahasa ibu
yang terdapat di provinsi Kalimantan Timur. Dayak Kenyah adalah salah satu klan suku
dayak yang paling tua berada di provinsi Kalimantan Timur. Jumlah penutur bahasa Dayak
Kenyah sangat sedikit jumlahnya di Kalimantan Timur khususnya di kota-kota besar yang
multikultural yaitu Kota Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Sangata, dan Bontang. Bahasa
Dayak Kenyah pada masa sekarang telah mengalami pergeseran bahasa. Bahasa dikatak an
mengalami pergeseran ketika suatu masyarakat mulai meninggalkan bahasa daerahnya.
Faktor penentu bahasa sangat mempengaruhi keberadaan suatu bahasa. Hal ini berpengaruh
langsung terhadap gaya hidup masyarakat yang multikultural. Penelitian ini berjenis
kualitatif dan menggunakan metode deskriptif, serta pendekatan sosiolinguistik dengan
menerapkan langkah-langkah analisis data, yaitu pereduksian data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Melalui penelitian ini dapat diketahui sejauhmana masyarakat Dayak
Kenyah dalam mempertahankan keberadaan bahasanya di masyarakat multikultur a l
Kalimantan Timur. Penelitian ini diarahkan pada pengetahuan mengenai faktor terjadinya
pergeseran bahasa Dayak Kenyah dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Kenyah
dalam mempertahankan bahasanya di masyarakat multikultural Kalimantan Timur .
contoh Bahasa Dayak kenyah :
Berikut di bawah ini, kamus sederhana bahasa
Dayak Kenyah:
Contoh kalimat:
Pekiban merupakan acara adat Perkawinan Adat Kenyah Lepo Tau tahap awal
pernikahan adat adalah dijemputnya calon mempelai wanita menuju rumah calon mempela i
laki-laki untuk diperkenalkan kepada keluarga. Dalam penjemputan tersebut diserahkan
“SUA FA” atau sebilah parang sebagai wujud keseriusan calon mempelai laki-laki. Setelah
tiba di kediaman laki-laki maka disambut dengan tari-tarian. Setelah tiba maka dilaksanka n
prosesi pekiban yang dipimpin oleh tua-tua kampong dengan peran khusus yang
disebut “Pengulo” adat pekeiban. Dalam pelaksanaan upacara adat pernikahan Pekiban
wajib disediakan property anatara lain Tempayan sebagai lambaang kesatuan hati, Batu
Jala/Batu Ampit tidak terpisahkan, tikar atau Pat bermakna menggutamakan musyawara h
untuk duduk bersama menyelesaikan masalah yang terjadi, Sua Fa atau sebilah parang
mengambarkan untuk membersihkan jalan kedua mempelai anatar keluarga mempelai, untuk
memotong penghambat yang akan merusak hubungan kekeluargaan keluarga besar
mempelai laki-laki dan perempuan. Memulai pekiban kedua mempelai dipersilakan oleh
pemimpin upacara adat untuk duduk pada gong kecil/tawek dan bersama-sama memegang
parang dan sambil menginjak parang berikutnya sebagai komitmen dalam sebuah ikatan
perkawinan yang sah dalam acara tersebut dilaksanakan juga untuk melihat masa depan
kedua mempelai baik atau banya rintangan yang akan di hadapi upacara ini disimbulka n
melalui pemotongan babi untuk dilihat pada hati babi tersebut menurut keyakinan akan
terlihat tanda-tanda tersendiri. Akhir dari kegiatan pernikahan tersebut para tua-tua akan
melakukan siraman penyejuk kepada kedua mempelai dan semua undangan yang hadir
adat melamar Suku Dayak Kenyah dengan diawali pemberian wejangan dari pawang
atau pejawan kepada calon pengantin laki laki, dilanjutkan dengan pemberiaan seserahan
berupa barang barang seperti mandau, guci, seraung dan sarung kepada pihak mempela i
wanita.
Menurut Eriyati setiap barang sesarahan mempunyai arti masing - masing yaitu
mandau untuk membersihkan perjalanan kehidupan keluarga supaya tidak ada gangguan dari
luar.Sedangkan guci memiliki makna suatu wadah dimana suami istri itu akan kompromi dan
membahas rencana untuk masa depan yang sukses.
Kemudian seraong atau penutup kepala adalah salah satu tempat bernaung bagaimanap un
derasnya badai kehidupan karena mereka bernaung dibawah seraung mereka tetap aman.
Selain itu sarung memiliki makna jika mereka masuk kedalam sarung , maka tidak ada
satupun yang bisa keluar dari dalamnya sampai maut memisahkan mereka.
Dia menjelaskan sanggar tari Uyai Tiga juga menampilkan tarian Umaq Kulit yakni tarian
penyambutan tamu yang dibawakan 10 orang penari perempuan dari Suku Dayak Kenyah
yang tampil lemah gemulai.
“Ada beberapa tarian lainnya yang ditampilkan seperti tari pesta panen, tari putri Dayak
Kenyah, tari kolaborasi membuat ladang serta tari burung enggang,” katanya.Eriya ti
menambahkan sanggar tari Uyai Tiga Kecamatan Tenggarong berdiri sejak 2009 dan sudah
sering ikut tampil memeriahkan dan menyemarakan kegiatan Erau juga pernah tampil di
Carnaval Jember Jawa Timur serta di pentas seni di Samarinda.(Humas Kukar)
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kalimantan dengan hutan yang lebat kini di puja dengan sebutan paru-paru dunia
yang kaya akan sumberdaya alamnya seperti tambang batu barah dan juga minyak bumi,di
dalam hutan yang amat lebat banyak di temukan masyarakat adat suku dayak yang
meleharikan budaya,adat istiadat yang sangat erat hubunganya dengan alam sekitar
Suku dayak adalah salah satu suku asli yang tersebar di pulau kalimantan, begitu banyak
keunikan yang hidup di dalam masyarakat suku dayak sayangnya keunikan itu sangat jarang
terekspos.terdapat enam rumpun besar suku dayak dengan lebih 400 sub suku, rumpun sub
suku dayak yang banyak mendiami hulu sungai mahakam kini masuk wilayah administra s i
kab. Mahakam hulu kalimantan timur adalah apokayak atau kenyah kayan hakau, dayak
bagian harta karun kebudayan indonesia yang tersimpan di pedalaman kalimantan yang
jarang di ketahui masyarakat luas mengerti dan memahami suku dayak yang ada di
jantungnya masyarakat dayak ternyata memendam beragam keunikan dimana beragam
kearifan lokal masikuat tertanam dalam jiwa masyarkat dayak di tengah perubahan arus
modernisasi, mayoritas dayak mahakam hulu adalah masyarakat tradisional dengan
berbagai suku dayak di antaranya musam, kenyah, kayaan, bahau, panihil dan masih banyak
lagi.
Suku dayak kenyah merupakan merupakan salah satu suku asli dari kalimantan yang dimana
suku dayak kenysh ini banyak di temukan di desa pampang. Suku ini hanya ada sekira 25
kilometer dari pusat kota samarinda, kalimantan timur.
Desa pampang bisa di bilang bukan desa sembarangan, karena di daerah ini hidup satu suku
bernama dayak kenyah yang sudah hidup selama puluhan tahun di desa ini.
Banyak cerita terkait dengan asal usul suku dayak kenyah hinggah tinggal di daerah yang
masuk kecamatan samarinda tersebut. Desa pampang konon berdiri dari hasil berimigras inya
suku dayak kenyah dari apokayan kabupaten bulungan, kalimantan utara tahun 1967.
Perpindahan suku ini melalui beberapa daerah, yakni muara wahau, long segar, tabang, dan
long iram di kabupaten kutai, hingga akhirnya merekapun menetap di desa pampangdan
mendirikan rumah lamin yang saat ini dikenal dengan lamin adat pemung tawai.
Suku dayak kenyah juga sering memberikan penghargaan untuk toko berpengaruh sebagai
kelurga mereka, sebagai simbol gelar kehormatan penguasa muara yang di hormati.
Dan keunikan lain yang ada pada suku dayak kenyah yaitu merupakan tradisi kuping panjang
tetapi bukan hanya suku dayak kenyah bahkan semua suku dayak yang ada di kalimanta n
memiliki tradisi kuping panjang, yang di mana mereka memercainya semakin panjang
kupingnya maka semkain cantik wanita tersebut.dan adapulah tradisi tatok dayak yang di
mana mereka mempercayai bahwa tato merupakan simbol dari berbagai hal seperti kekuatan,
hubungan dengan tuhan, perjalanan hidup mereka.tradisi trsebut tidak hanya di jalankan oleh
laki-laki melainkan kaum wanita juga ikut melaksakan.
Tarian dari suku dayak juga sangatlah unik yang dimana tarian mereka memiliki filosofi dan
ciri khas tersendiri,
3.2 SARAN
Kebudayan dayak kenyah merupakan salah satu adat dari suku dayak asli kalimanta n,
yang kurang di ekspos oleh masyarakat indonesia sehinggah keberadaan telah terancam oleh
pemanasan global sehingga dirinya kurang terlihat di mata masyarakat,sebaiknya kita yang
menyadari akan kebudayan tersebut harus melastarikan kebudayaan dayak kenyah yang
sudah ada dari sejak dulu yang dimana suku dayak kenyah memiliki keunikan dari
kebiasaannya dan adat istiadatnya yang sanat unik
Kebiasaan dari kebudayan dayak kenyah yang sangat unik dapat menjadi salah satu kekayaan
bagi indonesia sendiri karena dari tempat tinggal mereka dan kebiasaan nya seperti
memanjangkan kumpingnya dan juga acara pernikahan mereka yang sangat mengah sekali
dapat menarik parah wisata dari luar negeri untuk di ceritakan