TENTANG
Mengingat : 1. Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 2009 pasal satu nomor 15, “Parkir
adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat
dan ditinggalkan pengemudinya”.
2. Undang-Undang LLAJ Pasal 43 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa lahan
parkir hanya bisa diselenggarakan di luar ruang milik jalan sesuai dengan
izin yang diberikan. Baik pemerintah, badan usaha, maupun individu bisa
menyelenggarakan fasilitas parkir yang bisa ditujukan untuk usaha khusus
perparkiran maupun penunjang untuk usaha pokok.
3. Undang-Undang No 22 tahun 2009 dan Peraturan Daerah No 5 tahun 2012
sebagai bahan Sekunder, primer dan internet sebagai bahan tersier. Analisis
data yang dipakai adalah yuridis kualitatf normatif.Penelitian ini
menyebutkan bahwa pemerintah daerah telah mebuat peraturan-peraturan
sesuai dengan penyelenggaraan perparkiran akan tetapi dilapangan masih
banyak beberapa oknum yang meminta retribusi parkir lebih dari ketentuan
peraturan daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, berikut ini beberapa titik yang dilarang parkir.
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi
Jalan Umum adalah Jalur khusus pejalan kaki, Jalur khusus sepeda,
Tikungan, Jembatan, dan terowongan
5. Perda Nomor 14 Tahun 2016 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum.
Kemudian Perwako Nomor 148 Tahun 2020 tentang Tarif Layanan Parkir;
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Bagian kesatu
Pengertian
Pasal 1