Anda di halaman 1dari 8

BUPATI BADUNG

PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG


NOMOR 10 TAHUN 2019

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2013


TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa melihat kondisi lalu lintas dan peningkatan


jumlahkendaraan, maka diperlukan penyediaan fasilitas
parkir yang merupakan salah satu penyelenggaraan
pemerintahan dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat;
b. bahwa di Kabupaten Badung penyediaan fasilitas parkir
mempunyai peranan yang penting dan strategis untuk
memberikan jaminan dalam penyelenggaraan perparkiran
yang tertib, lancar, dan aman sehingga perlu dilakukan
penataan dan pengelolaan perparkiran secara terpadu dari
berbagai elemen dalam masyarakat;
c. bahwa Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Fasilitas Parkir sudah tidak sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan hukum saat ini, sehingga perlu
diubah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Fasilitas
Parkir;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor1655);

http://jdih.badungkab.go.id
-2-

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas


Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5221);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5468 );
7. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Desa Adat di Bali (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2019
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir (Lembaran Daerah
Kabupaten Badung Tahun 2013 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 );

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG

Dan

BUPATI BADUNG,

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun


2013 tentang Penyelenggaraan Fasilitas Parkir (Lembaran
Daerah Kabupaten Badung Tahun 2013 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 13), diubah
sebagai berikut:

http://jdih.badungkab.go.id
-3-

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Badung.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Badung.
3. Bupati adalah Bupati Badung.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Badung.
5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang
penyelenggaraan perparkiran.
6. Parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak
bergerak untuk beberapa saat dan/atau ditinggalkan
pengemudinya.
7. Ruang Milik Jalan yang selanjutnya disebut Rumija adalah
sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang
masih menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi
oleh tanda batas ruang milik jalan yang dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan
penggunaan jalan antara lain untuk keperluan pelebaran
ruang manfaat jalan pada masa yang akan datang.
8. Fasilitas Parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai
tempat pemberhentian yang tidak bersifat sementara untuk
melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu.
9. Fasilitas Parkir di Rumija adalah fasilitas parkir yang
menggunakan ruang milik jalan.
10. Fasilitas Parkir di luar Rumija adalah fasilitas parkir diluar
ruang milik jalan yang dibuat khusus atau menunjang
kegiatan yang dapat berupa gedung parkir dan/atau tempat
parkir.
11. Tempat parkir tidak tetap adalah kegiatan parkir kendaraan
yang diselenggarakan secara tidak tetap atau tidak
permanen karena adanya suatu kepentingan atau kegiatan
dan/atau keramaian yang mempergunakan fasilitas umum.
12. Penyelenggaraan Fasilitas Parkir adalah suatu metode
perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir
kendaraan, baik di Rumija maupun diluar Rumija.
13. Petugas Parkir/Juru Parkir adalah petugas yang diberi
tugas mengatur penempatan kendaraan yang diparkir.
14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun
yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik

http://jdih.badungkab.go.id
-4-

Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun,


Firma, kongsi, Koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial
politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
15. Penyelenggara Fasilitas Parkir adalah Pemerintah Daerah,
orang pribadi dan/atau badan yang melaksanakan
penyelenggaraan fasilitas parkir.
16. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang
berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau
perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan,
perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan.
17. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan
Jalan atau di atas permukaan Jalan yang meliputi
peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur,
garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi
untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi
daerah kepentingan Lalu Lintas.
18. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak di
bidang perparkiran.
19. Parkir otomatis adalah parkir yang mempergunakan alat
otomatis dengan pola parkir vertikal dan/atau parkir
horisontal dalam rangka efisiensi ruang.
20. Zona adalah pembagian atau pengelompokan wilayah
parkir tertentu berdasarkan karakteristik lalu lintas dan
pola penyediaan parkir guna mengendalikan parkir di
tempat tertentu.

2. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 2

(1) Penyelenggaraan Fasilitas Parkir di Daerah merupakan


kewenangan Pemerintah Daerah.
(2) Dalam Penyelenggaraan Fasilitas Parkir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Bupati berwenang :
a. menetapkan lokasi dan zona Fasilitas Parkir ;
b. menyelenggarakan Fasilitas Parkir di Rumija dan luar
Rumija;
c. menerapkan pembatasan waktu parkir.
d. menerapkan parkir valet;
e. menerapkan parkir elektronik;
f. menerapkan parkir progresif;
g. menerbitkan izin Penyelenggaraan Fasilitas Parkir;
h. melakukan pembinaan dan pengawasan; dan
i. melakukan penegakan hukum.

http://jdih.badungkab.go.id
-5-

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai zona sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) huruf a diatur dalam Peraturan
Bupati dan berpedoman pada Rencana Rinci Tata Ruang
Wilayah Daerah.

(4) Untuk melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) Bupati dapat membentuk Unit Pelaksana
Teknis Daerah pada Perangkat Daerah atau BUMD.

(5) Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Perangkat


Daerah, atau BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.

3. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 14

(1) Fasilitas Parkir di luar Rumija dapat berupa :


a. gedung parkir, parkir otomatis, taman parkir dan/atau
tempat sebagai kegiatan tersendiri; dan
b. gedung parkir, parkir otomatis, taman parkir dan/atau
tempat sebagai fasilitas penunjang kegiatan pada
bangunan utama.

(2) Fasilitas Parkir di luar Rumija dapat diintegrasikan dengan


moda angkutan umum.

4. Ketentuan Pasal 15 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 15

(1) Pembangunan Fasilitas Parkir di luar Rumija harus


memenuhi persyaratan:
a. dapat menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas;
b. mudah dijangkau oleh pengguna jasa;
c. apabila berupa gedung parkir, harus memenuhi
persyaratan konstruksi sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang - undangan;
d. apabila berupa taman parkir, harus memiliki batas
tertentu;
e. dalam gedung parkir, taman parkir atau tempat
penitipan kendaraan diatur sirkulasi dan posisi parkir
kendaraan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas
atau Marka Jalan; dan
f. setiap lokasi yang digunakan untuk Parkir kendaraan
diberi tanda berupa huruf, atau angka yang memberikan
kemudahan bagi pengguna jasa untuk menemukan
kendaraannya.

http://jdih.badungkab.go.id
-6-

(2) Standar teknis Fasilitas Parkir di luar Rumija meliputi:


a. kebutuhan ruang parkir;
b. persyaratan satuan ruang parkir;
c. komposisi peruntukan;
d. alinyemen;
e. kemiringan;
f. ketersediaan fasilitas pejalan kaki;
g. alat penerangan;
h. sirkulasi kendaraan;
i. fasilitas pemadam kebakaran;
j. fasilitas pengaman; dan
k. fasilitas keselamatan.
(3) Selain memenuhi standar teknis sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), fasilitas parkir di dalam gedung harus
memenuhi persyaratan:
a. konstruksi bangunan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
b. ramp up dan ramp down;
c. sirkulasi udara;
d. radius putar; dan
e. jalur keluar darurat.
(4) Dalam pembangunan fasilitas parkir, penyelenggara
fasilitas parkir harus mendapatkan rekomendasi atas
pemenuhan persyaratan standar teknis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan/atau ayat (3).
(5) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diberikan oleh:
a. Menteri untuk gedung parkir yang berada di jalan
nasional;
b. Gubernur untuk gedung parkir yang berada di jalan
provinsi; dan
c. Bupati untuk gedung parkir yang berada di jalan
kabupaten.

5. Ketentuan Pasal 16 ditambahkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (3),


ayat (4), dan ayat (5), sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai
berikut :

Pasal 16

(1) Penyelenggaraan Fasilitas Parkir di luar Rumija dapat


dilakukan oleh
a. Pemerintah Daerah;
b. perseorangan Warga Negara Indonesia;
c. badan hukum Indonesia.
(2) Penyelenggaraan Fasilitas Parkir di luar Rumija
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh
perseorangan Warga Negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia berupa:
a. usaha khusus perparkiran; atau
b. penunjang usaha pokok.

http://jdih.badungkab.go.id
-7-

(3) Penyelenggara Fasilitas Parkir di luar Rumija wajib


menyediakan pelayanankhusus untuk :
a. penyandang disabilitas;
b. orang lanjut usia;dan
c. ibu hamil.
(4) Fasilitas parkir khusus sebgaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. terletak pada lintasan terdekat menuju
bangunan/fasilitas yang dituju dan atau pintu parkir
utama;
b. mempunyai cukup ruang bebas bagi pengguna kursi
roda dan mempermudah masuk dan keluar kursi roda
dari kendaraan;
c. disediakan jalur khusus bagi penyandang disabilitas;
dan
d. parkir khusus ditandai dengan simbol parkir.
(5) Jumlah satuan ruang parkir yang disediakan untuk
fasilitas parkir khusus minimal 10 % (sepuluh persen) dari
satuan ruang parkir yang tersedia.

6. Ketentuan ayat (1) Pasal 29 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 29

(1) Bupati berwenang memberikan sanksi administratif kepada


setiap penyelenggara Parkir yang melanggar ketentuan
Pasal 25 ayat (2).

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


berupa:
a. peringatan tertulis; dan
b. pencabutan izin/penghentian kerjasama.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 34 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 34

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan dalam Pasal 13


ayat (3), Pasal 20 ayat (1), Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 27
ayat (1) diancam dengan pidana kurungan paling lama 3
(tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah


pelanggaran.

http://jdih.badungkab.go.id
-8-

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Badung.

Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 18 Oktober 2019
BUPATI BADUNG,

TTD

I NYOMAN GIRI PRASTA

Diundangkan di Mangupura
pada tanggal18 Oktober 2019
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,

TTD

I WAYAN ADI ARNAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2019 NOMOR 10


NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG, PROVINSI BALI :
(10, 63 / 2019)

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM,

TTD

Komang Budhi Argawa,SH.,M.Si.


NIP. 19710901 199803 1 009

http://jdih.badungkab.go.id

Anda mungkin juga menyukai