Anda di halaman 1dari 21

APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP

TRADISI IPAKET DAYAK MAANYAN DI DESA


JAAR KABUPATEN BARITO TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :
Yestia Yemima
NIM 2010124220020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI


PERTUNJUKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT BANJARMASIN
2023
A. Judul

Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar

Kecamatan Barito Timur.

B. Konteks Masalah

Jacobus Ranjabar dalam Abidin (2014) berpendapat bahwa mengingat sifat

masyarakat Indonesia yang plural, maka terdapat 3 kelompok budaya yang

masing-masing mempunyai corak tersendiri, yaitu:

budaya populer etnik/budaya daerah, umum budaya lokal dan budaya nasional.

Budaya etnik mempunyai pengertian yang sama dengan budaya lokal atau

budaya daerah, sedangkan budaya lokal pada umumnya bergantung pada aspek

keruangan, seringkali di ruang perkotaan karena setiap pendatang membawa

budaya lokal atau daerah yang berbeda-beda. Namun yang berkembang adalah

kebudayaan yang dominan, yaitu kebudayaan lokal suatu kota atau tempat,

sedangkan kebudayaan nasional merupakan akumulasi dari kebudayaan daerah.

(Abidin, Yusuf Zainal dan Beni Ahmad Saebani. 2014: 168).

Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yang

merajai kebudayaan Dayak. Suku Dayak sebenarnya ada di seluruh Pulau

Kalimantan, namun yang membedakannya adalah adat istiadat dan tariannya.

Kebudayaan Dayak merupakan kebudayaan yang sangat luhur dan eksotik,

berakar pada kehidupan sehari-hari, gaya hidup dan adat istiadat. Kita bisa

melihat dari bentuk bangunan adat dayak dan kostum adat dayak yang sangat

indah dan aneh, siapa pun yang mengenakan kostum adat dayak terlihat sangat
anggun. Tidak ada habisnya jika kita berbicara tentang budaya ini, budaya luhur

yang selalu selaras dengan alam dan lingkungannya dan tidak ada yang terlalu

saya sukai dari budaya dayak ini dengan beberapa tarian dan adat istiadat suku

dayak atau budaya dayak.

1. Kepercayaan

Kaharingan merupakan kepercayaan masyarakat adat Kalimantan Tengah,

kepercayaan ini hanya ada di wilayah Kalimantan, sehingga untuk diakui sebagai

suatu agama harus dipadukan dengan agama Hindu. Agama Hindu Kaharingan

masih ada di Kalimantan Tengah dan dapat ditemukan di semua bukit, termasuk

Kahayan, Katingan dan bukit-bukit terdekat lainnya. Istilah Danum Kaharingan

(air kehidupan), artinya kepercayaan atau pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa (Ranying), yang hidup dan mati secara turun temurun dan dipuja oleh

masyarakat Dayak Kalimantan, artinya cara tumbuh atau hidup.

2. Suku

Suku Dayak di Kalimantan Tengah meliputi Dayak Atas dan Dayak Hilir. Dayak

Hulu meliputi : 4.444 Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung, Dayak

Taboyan, Dayak Lawangan, Dayak Dusun dan Dayak Maanyan. Sedangkan

Dayak Hilir (suku Ngaju) meliputi: Dayak Ngaju 4.444 orang, Dayak Bakumpai,

Dayak Katingan, dan Dayak Sampit. Suku Dayak yang dominan di Kalimantan

Tengah adalah Dayak Ngaju, suku Kalimantan

lainnya yang tinggal di pesisir pantai, khususnya suku Melayu Banjar pesisir

yang merupakan seperempat penduduk Kalimantan Tengah. Selain itu ada suku

Jawa, Madura, Bugis dan suku lainnya. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit,
Maanyan, Bakumpai) mencapai 37,90%.

3. Bahasa

Bahasa Suku Dayak menggunakan bahasa Indonesia, Ma'anyan dan Ngaju

sebagai bahasa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat

Dayak di Kalimantan khususnya Dayak di Kalimantan Barat, Timur, Selatan dan

Utara hampir semuanya memahami Ot-Danum atau Dohoi, sedangkan

masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dan Selatan sebagai bahasa perantara

umumnya adalah Dayak Ngaju yang juga disebut bahasa Kapuas. Setiap suku

Dayak di Kalimantan memiliki bahasa daerah masingmasing dengan dialek yang

berbeda-beda, misalnya bahasa Ot-Danum kebanyakan menggunakan huruf “o”

dan “a” tetapi bahasa Dayak Ngajuk banyak menggunakan “e” dan “a”. Sebagai

gambaran disajikan beberapa bahasa Dayak dari beberapa suku Dayak di

Kalimantan.

Mendengar kata "Paket", mungkin yang pertama terlintas dipikiran adalah

bungkusan kotak berisi barang yang dikirim. Namun bagi masyarakat suku

Dayak Maanyan yang masih mengenal budaya leluhurnya,"Paket" dapat berarti

"Penjaga Kampung/desa". Hingga saat ini keberadaan “Paket” masih ada di desa-

desa Kabupaten Barito Timur, provinsi Kalimantan Tengah. Tak hanya di

pedesaan, Tamiang Layang, ibu kota Kabupaten Barito Timur, juga menawarkan

paket layanan yang komprehensif. Umumnya petak-petak terletak di ujung desa,

namun seiring dengan pesatnya perkembangan desa, ada pula petak-petak yang

tampak terletak di tengah-tengah desa. Saat ini masyarakat Maanyan sudah

banyak yang berpindah agama selain Kaharingan, namun masih banyak yang
berpindah agama. memelihara budaya memberi makan "Penjaga Desa/Tuga".

Hanya orang-orang tertentu saja yang boleh dan mampu melaksanakan ritual

"memberi makan penjaga desa". Wadian Putut Kayu/wadian paket yang bisa

melakukan upacara "Ipaket" tersebut, pada kegiatan ipaket biasanya dilakukan

pula ritual memberi makan besi seperti parang, pisau dan berbagai macam benda

yang terbuat dari besi. Dahulu kala usai "ipaket" selama tiga hari tiga malam

dipantangkan orang masuk ke desa tersebut untuk melakukan kegiatan usaha

serta penduduk desa dipantangkan melakukan acara. "Ancak" atau tempat

meletakan sesajian dan "hampatung" perlambangan roh penjaga adalah benda

yang terdapat di dalam "paket". Biasanya segala macam kemampuan, sahabat

gaib, ilmu serta berbagai roh gaib diletakan sebagai penghuni paket. Dahulu kala

setiap orang yang datang kesebuah kampung harus berhenti di Paket, memetik

daun/ranting tanaman disekitar

Paket meludahi daun tersebut, meletakannya pada "ancak" serta menyampaikan

maksud dan tujuan datang ke desa tersebut. Namun saat ini, kebiasaan ini sudah

jarang dilakukan mengingat tingginya mobilitas masyarakat di Barito Timur,

membunyikan klakson saat melewati paket biasanya dilakukan dengan alasan

lebih mudah. Secara khusus masyarakat Dayak Maayan, beberapa istilah yang

berhubungan dengan penyembahan terhadap roh leluhur, diantaranya: Wadian

atau Balian yaitu orang yang menjadi pemimpin ritual dalam beberapa upacara

adat Dayak. Damang atau Damung adalah pemimpin atau tokoh masyarakat adat

Dayak Maanyan. Mantir adalah tetua adat atau kepala suku atau kepala adat

yang dihormati di tengah masyarakat Dayak Maanyan. Wadian Matei adalah


pemimpin ritual dalam upacara kematian suku

Dayak Maanyan. Wadian Welum adalah pemimpin ritual dalam upacara

pengucapan syukur. Datu Tunyung adalah surga dalam kepercayaan suku Dayak

Maanyan. Talamana Tuah Hukat adalah Tuhan dalam kepercayaan suku Dayak

Maanyan dan juga sering di-sebut Alatala. Kariau adalah roh-roh atau makhluk

halus. Adiau adalah roh orang yang sudah me-ninggal. Kebanyakan orang

Dayak Maayan masih setia menjalankan tradisi leluhur itu. Demikian juga

dengan sejumlah ritual keagamaan seperti Ipaket. (Demsy jura & wellem

sairwona, 2018 )

Tradisi adat ipaket sendiri sama seperti hal nya tradisi yang ada diindonesia lain

nya dimana menjadi keunikan dan jati diri suatu etnis, ipaket sendiri menjadi

salah satu ritual yang ada di kabupaten barito timur dimana acara ini dihadiri

oleh berbagai jenis kalangan masyarakat, dan menjadi salah satu acara sacral

yang dimana para tetua dari masyarakat kabupaten jaar berkumpul di rumah

betang untuk musyawarah acara ada tersebut. Respon serta apresiasi Masyarakat

terhadap ritual adat ipaket yang diselenggarakan tidak hanya menarik kaum

kaharingan banyak juga dari agama lain.

Melihat dari bidang sosial budaya yang diterapkan serta terjalan kan di ritual

adat ipaket ini, di ajang penyelenggaraan ini juga sebagai alat silaturhami

Masyarakat desa jaar dikarenakan banyak dari daerah luar desa jaar datang untuk

melihat ataupun membantu sebagai partisipan pada acara tersebut dan juga banyak

dari sanggar atau pun tetua yang hadir, oleh karna kebersamaan serta apresiasi
masyrakat terhadap ritual adat ini dengan menjaga eksistensi dimana acara tersebut

diselenggarakan setiap satu tahun sekali .Maka dari itu timbul lah pengkajian yang

peneliti lakukan tentang apresiasi Masyarakat mengenai tradisi ipaket ini yang

mana diangkat lah judul “Apresisasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket Di Desa

Jaar Kabupaten Barito Timur”

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Apresiasi Masyarakat Mengenai Tradisi Ipaket Dayak Maanyan di

Desa Jaar Kabupaten Barito Timur ?

2. Faktor-faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Apresiasi Masyarakat Tradisi

Ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur ?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk:

1. Untuk menjelaskan Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket Dayak

Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

2. Untuk menjelaskan factor apa saja yang mempengaruhi Apresiasi Masyarakat

Terhadap Tradisi Ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

C. Manfaat Penelitian

Melihat tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara

teoristis maupun praktis, yakni sebagai berikut

1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi, pengetahuan dan dari

penelitian ini masyarakat mengetahui pengetahuan tentang Tradisi Ipaket. Dayak

Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

b. Menambah pengetahuan serta wawasan, dapat dijadikan sebagai

pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti-peneliti akan datang

tentang Tradisi Ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya sebagai

berikut:

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengatahui

tentang Tradisi Ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

b. Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Barito Timur

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah data tentang keberadaan Tradisi

Ipaket Dayak di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

F. Kajian Pustaka

1. Apresiasi

Apresiasi adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya

dengan mengerti, peka terhadap segi estetika nya sehingga dapat memaknai karja

karja tersebut dengan semestiya apresiasi berdasarkan pendapat ahli. Alfred North

Whitehead (Jarrett, 1991: 157) mengemukakan bahwa dalam kegiatan

pengapresiasian terhadap sesuatu yang dilakukan seseorang adalah suatu kegiatan

yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu (untuk memahami sesuatu), berpartisipasi

di dalamnya, dan penilaian secara keseluruhannya. Jarret sendiri menyatakan bahwa


apresiasi dapat berupa perhatian (attention) terhadap sesuatu (Jarrett, 1991: 153).

Lebih lanjut, Jarrett (1991: 156) juga menyatakan bahwa pengapresiasian terhadap

sesuatu tersebut dapat berupa ketertarikan (interesting), pemanfaatan (worthwhile),

dan kesenangan (enjoyment) dalam mempelajarinya. Pendapat lain mengenai

apresiasi juga dikemukakan oleh G. H. Hardy (Hardy, 2005: 15) yang

mengungkapkan seseorang yang appreciate terhadap sesuatu maka orang tersebut

menikmati (enjoy) sesuatu tersebut (enjoyment), dan John Dewey (Dewey, 2001:

248) yang menyatakan bahwa apresiasi dapat dimaknai sebagai menikmati suatu

pengalaman atau kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Dalam buku yang sama,

John Dewey (Dewey, 2001: 262) juga mengungkapkan ”...appreciation that is, to

understanding and enjoyment of...”, yang mana apresiasi dapat dimaknai sebagai

pemahaman (understanding) dan kesenangan (enjoyment) terhadap sesuatu. Leih

lanjut, John Dewey menyatakan bahwa pemanfaatan (worth) merupakan bagian yang

penting dari apresiasi. Kegiatan pemanfaatan tersebut dapat berupa kegiatan

pengulangan pengalaman dengan penuh makna (Dewey, 2001: 242). Berdasarkan

berbagai pendapat tersebut, terdapat berbagai makna dari apresiasi, tergantung

darimana kita melihat apresiasi tersebut.

Secara garis besar, yang disebut sebagai apresiasi adalah suatu kegiatan yang di

dalamnya melibatkan suatu pemahaman, pemanfaatan, ketertarikan, kesenangan,

perhatian, dan partisipasi.

2. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama


untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan,
norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat berasal
dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal
dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan". Sedangkan masyarakat yang
berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak". Pengertian Masyarakat dalam Arti Luas
adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa
dan sebagainya. Sedangkan Pengertian Masyarakat dalam Arti Sempit adalah
sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain
sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang
yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian Masyarakat secara
Sederhana adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan
kepentingan yang sama. Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan
perasaan, pikiran dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya.( Donny
Prasetyo & Irwansyah, 2019 )

Mengutip buku Perlindungan Hukum Bagi Hak Masyarakat Atas Sumber Daya Pesisir
oleh Rina Yulianti (2021), berikut adalah pengertian masyarakat menurut beberapa ahli:
· Emile Durkheim

Menurut Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif dari

individu-individu yang merupakan anggotanya.

· Karl Marx

Definisi masyarakat menurut Karl Marx adalah suatu struktur yang

mengalami ketegangan organisasi maupun perkembangan dikarenakan

terdapat pertentangan antara beberapa kelompok yang kemudian terpecah

secara ekonomi.

Menurut bebrapa pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa Masyarakat ialah

sekumpulan individu yang tergabung di suatu lokasi, memiliki aspek adat

istiadat dan norma norma yang berlaku serta memiliki tujuan yang sama.

3. Tradisi

Secara epistemologi, tardisi berasal dari bahasa latin (tradition) ialah yang

maksudnya Kerutinan seragam dengan itu budaya (culture) ataupun adat

istiadat, dibawah ini hendak dipaparkan penafsiran tradisi bagi sebagian

pakar:

1. Van Reusen

Van Reusen berkomentar tradisi yakni suatu aset maupun peninggalan

maupun aturan- aturan, maupun harta, kaidah- kaidah, adat istiadat serta pula

norma. Hendak namun tradisi ini tidaklah suatu yang tidak bisa berganti,
tradisi tersebut malah ditatap selaku keterpaduan dari hasil tingkah laku

manusia serta pula pola kehidupan manusia dalam keseluruhannya.

b. WJS Poerwadaminto (1976)

WJS Poerwadaminto ini mengartikan tradisi selaku seluruh suatu perihal yang

bersangkutan dengan kehidupan pada warga secara berkesinambungan

contohnya budaya, Kerutinan, adat, apalagi keyakinan.

c. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia Tradisi merupakan sesuatu adat maupun

Kerutinan turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang serta masih

dilestarikan oleh warga, dengan menyangka serta memperhitungkan

bahwasannya Kerutinan yang terdapat yakni yang sangat benar serta sangat

bagus”

Jadi berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tradisi

ialah suatu perihal yang sudah ada diturun kan dari generasi ke generasi

selanjut nya.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian mengenai Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket di

Desa Jaar Kabupaten Barito Timur, menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif ialah berkaitan dengan pola dan tingkah laku manusia

(behavior) dan apa yang dibalik tingkah laku tersebut yang biasanya sulit

untuk diukur dengan angka-angka. Karena apa yang keliatan menggejala

tidak selalu sama dengan apa yang ada di dalam fikiran dan keinginan

sebenarnya. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berpangkal dari


pola fikir induktif, yang didasarkan atas pengamatan obyektif partisipatif

teradap suatu gejala (fenomena) sosial. Dampak dan gejala sosial yang

dimaksud meliputi keadaan masa lalu, masa kini, dan bahkan yang akan

datang. Berkaitan dengan objek-objek ilmu sosial, ekonomi, budaya,

hukum, sejarah, humaniora, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Berdasarkan deskripsi diatas, pada penelitian ini peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif untuk dapat menjelaskan dan mendeskripsikan

data mengenai Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket Dayak

Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur dan Faktor-faktor Apa Saja

Yang Mempengaruhi Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket Dayak

Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Jaar Kabupaten Barito timur, peneliti memilih

Desa jaar Kabupaten Barito Timur dikarena kan mayoritas disana iyalah

Dayak maayan dan juga penyelenggaraaan ritual adat tersebut masih tetap

dilakukan disana setiap tahun. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

menjadikan Desa Jaar Kabupaten Barito Timur sebagai tempat penelitian,

mengingat apresiasi Masyarakat terhadap adat tersebut dan kemudahan

peneliti memperoleh data dari Masyarakat itu sendiri.

3. Sumber Data

Sumber data merujuk pada asal data penelitian diperoleh dan dikumpulkan

oleh peneliti. Dalam menjawab permasalahan penelitian, kemungkinan


dibutuhkan satu atau lebih sumber data, hal ini sangat tergantung kebutuhan

dan kecukupan data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sumber data ini

akan menentukan jenis data yang diperoleh, apakah termasuk data primer

atau data sekunder. Dikatakan data primer, jika data tersebut diperoleh dari

sumber asli/sumber pertama; sedangkan dikatakan data sekunder jika data

tersebut diperoleh bukan dari sumber asli/sumber pertama melainkan hasil

penyajian dari pihak lain

Sumber data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Menurut (Umar, 2013: 42) data primer merupakan data yang didapat dari

sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari

wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh

peneliti. Sedangkan menurut (Indriantoro dan Supomo, 2013: 142). Sumber

data utama dalam penelitian ini adalah para pengusaha yang menjadi

informan/subyek penelitian. Data yang dikumpulkan berupa

ungkapan/pendapat/persepsi mereka tentang segala hal yang berkaitan

dengan program bisnis yang dijalankan. Oleh karena itu, jenis data

penelitian ini adalah data primer menurut (Wahidmurni (2016:25)

(a) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama

dan data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.yang dimana apabila peneliti

merasa data tidak memadai tidak menutup kemungkinan peneliti untuk

menambah kuisoner untuk pemenuhan kelengkapan data primer ini.

(b) Sumber Data Sekunder

Menurut (Umar, 2013: 42) data sekunder merupakan data primer yang telah

diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer

atau oleh pihak lain misalnya dalam tabel-tabel atau diagram-diagam.

Sedangkan menurut (Indrianto dan Supomo, 2013: 143) data sekunder

merupakan sumber data penelitian secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder merupakan

data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang

sudah tersedia sebelum peniliti melakukan penelitian.

Dalam penelitian tentang Apresiasi Masyarakat Dayak Maayan Terhadap

Tradisi Ipaket di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur data sekunder didapat

dari dokumen- dokumen seperti foto, video, profil desa, buku-buku dan

literatur lainnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data (Arikunto, 2010:134). Instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto,

2010:203). Instrumen utama untuk penelitian ini ialah peneliti sendiri yang

mana meneliti tentang Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket

Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur, Peneliti memiliki

peran yang sangat penting dalam penelitian ini. Dalam prakteknya, peneliti

memilih informan yang dijadikan sebagai sumber data, menetapkan fokus

penelitian, harus teliti dan lebih peka dalam menganalisis data, serta

membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh. Untuk

memudahkan menggali data yang lebih dalam selain peneliti sendiri,

instrumen yang peniliti gunakan yaitu menggunakan alat bantu seperti

pedoman wawancara, kamera (handycam), kamera perekam gambar atau

video dan perekam suara (handphone), dan alat tulis.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peniliti dalam

pengumpulan data penelitiannya (Arikunto, 2002:197). Dalam penelitian

ini menegenai tentang Apresiasi Masyarakat Terhadap Tradisi Ipaket

Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito Timur diperlukan teknik

pengumpulan data diantaranya yaitu, observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung dengan sistematis

terhadap gelaja-gejala yang hendak diteliti (Pasolong, 2013: 131).


Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana

peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah, 2011: 66).

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian adalah wawancara.

Menurut (Pasolong, 2013: 132) wawancara adalah kegiatan tanya jawab

antara dua orang atau lebih secara langsung. Sedangkan menurut (Danim,

2010:130) wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang

atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau

kelompok peneliti untuk dijawab.

c. Dokumentasi

Menurut (Arikunto, 2006: 158) adalah metode dokumentasi peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Sedangkan menurut (Riyanto, 2012: 103) metode dokumentasi berarti cara

mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan & Biklen (dalam Lexy J. Moleong,

2012:243) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut (Miles dan Huberman, 2007:170) reduksi data adalah proses dari

pemilihan suatu data “Kasar” yang muncul dari catatan dilapangan, reduksi

data dilakukan selama proyek berlangsung. Saat pengumpulan data

berjalan maka saat itulah disebut reduksi data lalu dilanjutkan dengan

ringkasan pengkodean dan menulis memo.

Reduksi data ialah merangkum dari semua data yang didapat menjadi

ringkasan yang lebih pokok dan lebih fokus. Data yang diperoleh saat

penelitian, peneliti mendapat data dari narasumber, wawancara, observasi

dan juga dokumentasi.

b. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut (Miles dan Huberman, 2007: 18)

merupakan bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan

juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik

semenjak penelitian peneliti pencatatan, pola-pola, pernyataan,

konfigurasi, arahan sebab akibat, dan berbagai proposis (Harsono,

2008:169).

Mengenai rumusan masalah yang terrkait pada Apresiasi Masyarakat

Terhadap Tradisi Ipaket Dayak Maanyan di Desa Jaar Kabupaten Barito

Timur, peneliti akan mengumpulkan apa saja yang menjadi factor yang
mempengaruhi nya. Dan dimana diharapkan dari penarikan kesimpulan

yang diperkuat dari lapangan, pengumpulan data dan dokumentasi saat

peneliti berada dilapangan yang mana bertujuan untuk memperkuat

penelitian ini.

D. Jadwal Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam waktu 4 bulan terhitung

dari bulan Desember sampai dengan Maret 2022.

No Kegiatan Desember Januari Februari Maret


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan x x x x
2. Pengumpulan x x x
data
3. Analisis data x x x x x
4. Pelaporan x x x x

A. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan


Proposal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi
Aksara
Harsono. (2008). Pengelolaan Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Wahidmurni (2017). Pemaparan Metode Penelitian Kualitatif. Wahidmurni.
(2016). Pengembangan Usaha Bisnis: Studi Pengalaman Pengusaha Muda
Sukses. Malang: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang
Rofiana Fika Sari, “Pengertian Tradisi Menurut Beberapa Ahli,” diakses
pada 28 Agustus 2022, 2019,
https://www.idpengertian.com/pengertiantradisi%02menurut-para-ahli/ 12
Januari, 2019/
Rina Yulianti (2021). Perlindungan Hukum Bagi Hak Masyarakat Atas
Sumber Daya Pesisir. Surbaya: Scopindo Media Pustaka.
Prasetyo, D., & Irwansyah. (2020). MEMAHAMI MASYARAKAT DAN
PERSPEKTIFNYA . JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU
SOSIAL, 1(1), 163-175. https://doi.org/10.38035/jmpis.v1i1.253

Jura, Demsy, and Wellem Sairwona (2018). “DESKRIPSI PRAKTIK


OKULTISME DI KALANGAN REMAJA SUKU DAYAK MAANYAN DI
GEREJA SIDANG SIDANG JEMAAT ALLAH (GSJA) WILAYAH
KABUPATEN BARITO TIMUR KALIMANTAN TENGAH”.
Jurnal Shanan 2, no. 2 (October 1, 2018): 1-35. Accessed October 24, 2023.
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/shan/article/view/1534.

Husein Umar. (2013). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Rajawali

Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif


Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi
Rohisi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Kusumah, Wijaya, dkk. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Indeks.

Izzah, dkk., (2023). Adat, Sejarah, dan Budaya Nusantara. Tulungagung:


Akademia Pustaka

Harbani, Pasolong. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Bandung: CV.


Alfabeta

Dewey John. (2001) Art As Experience in The Philosophy Of John Dewey.


Chicago: Chicago Press

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.( 2013). Metodologi Penelitian


Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BFFP
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai