Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

RESENSI “TRADISI LISAN DAYAK YANG TERGUSUR


DAN TERLUPAKAN”

Nama
:
Reni
Oskaurina

Nim
:B10
31181113
Prodi/Kelas
: Akuntansi/C

Resensi buku "TRADISI LISAN DAYAK YANG TERGUSUR DAN


TERLUPAKAN"
Judul : Tradisi Lisan Dayak yang Tergusur dan Terlupakan
Penulis : Nico Andasputra, John Bamba & Edi Petebang
Penerbit : Institut Dayaklogi
Tahun Terbit : 2003
Jumlah Halaman : xiv+173
Menurut John D. Waiko tradisi lisan adalah landasan kesadaran diri
otonomi [sebuah komunitas] ketik (mereka) berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
demikian jika peranan tradisi lisan itu tergeser, terpinggirkan, dan terlupakan, maka
kesadaran diri, otonomi dan identitas masyarakatnya juga pasti demikian. Saat para
peneliti melakukan penelitian di kalangan Dayak simpakng, kanayatn, kiro dan
pompakng, mereka menyatakan bahwa didaerah Dayak simpakng mereka tidak pernah
diberi tahu berapa banyak padi yang tumbuh di ladang sebaliknya mereka harus
menghafal jenis-jenis padi baru. Hal yang sama ternyata juga terjadi di kanayatn, kiro
dan pompakng. Para guru dalam satu lokakarya, guru-guru menyimpulkan memang
selama ini belum ada buku cerita dari daerah itu yang menjadi bahan bacaan disekolah
mereka. Yang turut menjadi mesin penggeser budaya dan tradisi Dayak bukan hanya
dari orang luar tetapi orang Dayak itu sendiri. Dimata mereka orang Dayak masih
sangat ketinggalan zaman, primitif termasuk golongan suku terasing dan terbelakang.
Materi utama dari lokakarya ini adalah metodologi penelitian konvensional, metodologi
penelitian partisipatif cara-cara pendekatan personal dalam masyarakat.
Bab 1. Tradisi Lisan Dayak Simpakng: Mutiara yang Terlupakan dari Negrinya
BANUA Simpakng atau Tonah Simpbang Sakayok adalah istilah lokal
yang dipakai oleh suku Dayak Simpakng untuk menyebut satu-kesatuan geopolitik
wilayah pemukiman mereka. Dalam konteks pembagian wilayah administratif dewasa
ini, Banua simpakng meliputi sebagian besar wilayah kecamatan Simpakng Hulu,
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dalam buku ini ada beberapa tradisi lisan yang
sudah mulai jarang digunakan di daerah tersebut seperti cerita pureh, gesah, nosi
ngamaya, salobar saloka atau salobar barukum dan masih banyak lagi yang sudah mulai
ditinggalkan. Dari hasil penelitian tersebut lebih dari 13 tradisi lisan yang ada pada
kelompok suku Dayak simpakng. Ada empat faktor utama yang memengaruhi tradisi
lisan tersebut antara lain penyebaran agama kristen, sistem pendidikan formal,
perubahan pemukiman dan perubahan komunikasi.
Bab 2. Tradisi Lisan Dayak Bukit: Warisan yang Tercerai-Berai oleh Pembangunan
Tradisi Lisan Kanayatn Banua Talaga Sangah Tumila merupakan salah
satu tradisi lisan yang ada di suku Dayak di pulau Kalimantan. Suku Dayak Kanayatn
paling banyak tersebar di Kabupaten Pontianak dan Sambas. Secara tertulis tradisi lisan
Dayak kanayatn baru diketahui melalui catatan atau tulisan para misionaris. Jenis tradisi
lisannya sendiri bermacam-macam ada yang bercorak cerita dan bukan cerita. Yang
bercorak cerita sendiri seperti singara, osolatn, pantutn dan sebagainya. Sedangkan yang
bercorak bukan cerita seperti sampore', lala', tanung, dan sebagainya. Perbedaan antara
keduanya adalah jika yang bercorak cerita bertujuan untuk menghibur maka yang bukan
cerita digunakan dalam acara-acara adat seperti upacara perikehidupan. Tradisi seperti
ini perlu perhatian untuk perkembangannya dimasa yang akan datang. Dalam keadaan
sekarang ini masih banyak yang belum mau mengembangkan tradisi lisan semacam ini.
Perlu dipikirkan semacam transformasi budaya daerah tradisional semacam ini
kedalaman kehidupan yang produktif / ekonomis.
Bab 3. Tradisi Lisan Dayak Pompakng: Pelita yang Semakin Redup
Pompakng (dalam bahasa pompakng) artinya adalah pantai karena lokasi
pemukiman yang berada disekitar pantai sungai besar seperti Kapuas dan Sekayam.
Maka mereka menyebut dirinya sebagai orang pompakng yang kemudian disebut
sebagai Dayak Pompakng. Tradisi Lisan yang ada pada kelompok suku Dayak
Pompakng ada yang bercorak cerita seperti adodai, corita dan bobacakng. Ada juga
yang berbentuk Bacakng Naba atau syair-syair yang digunakan dalam upacara
perkawinan. Dan ada juga yang bercorak bukan cerita seperti Boboretn, boretn bogawai
dan boretn bomayatn. Dalam buku ini dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
memengaruhi perkembangan tradisi lisan Dayak Pompakng antara lain Pengaruh
teknologi informasi, pengaruh pendidikan formal, dan pengaruh ekonomi kapitalistik.
Tradisi Lisan Dayak Pompakng merupakan salah satu tradisi yang ada di Kalimantan
Barat yang banyak tersebar di daerah sanggau. Tradisi lisan yang bersifat ritual maupun
non ritual banyak memiliki nilai-nilai luhur. Tradisi lisan jua menjadi urat nadi bagi
suku Dayak Pompakng yang harus dikembangkan. Sebab nilai-nilai tradisi lisan yang
ada dapat menuntun pola pikir dan bertingkah laku serta dapat menjaga keberadaban
didalamnya.
Bab 4. Tradisi Lisan Dayak Krio: Khazanah yang Semakin Terlupakan
Dayak Krio banyak tersebar didaerah kecamatan Sandai kabupaten
Ketapang, wilayah sandai dilewati empat buah sungai yaitu Sungai pawan, sungai jekak,
sungai Krio, dan sungai bekal. Ada beberapa tradisi lisan yang ada pada kelompok suku
Dayak Krio seperti adat jalatn lome jauh, adat hidup dan adat mati losi (adat sepanjang
kehidupan) dan banyak tradisi lisan lainnya. Seperti kelompok suku Dayak yang lain
ada beberapa faktor yang membuat tradisi lisan mulai terlupakan seperti pengaruh
agama khatolik, pengaruh pendidikan formal, pengaruh perubahan pola pemukiman,
pengaruh sistem perekonomian padat modal, pengaruh teknologi dan informasi , dan
peraturan-peraturan formal.
Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan

 Memberi pengetahuan tentang tradisi-tradisi khususnya tradisi lisan yang ada di


Kalimantan Barat yang sudah mulai terlupakan.

 Memberikan informasi bagaimana persebaran suku dayak di Kalimantan Barat.

 Bertujuan untuk mengembangkan tradisi lisan yang ada di Kalimantan Barat.

 Buku ini ditulis agar tradisi lisan tidak ditinggalkan khususnya pada generasi
muda yang sudah mulai terpengaruh oleh budaya luar.
2. Kekurangan

 Masih banyak dokumentasi yang kurang jelas untuk memberi penjelasan tentang
apa yang dimaksud pembaca.

 Data yang terlalu banyak membuat buku pembaca susah untuk mencerna isi dari
buku tersebut, seperti data-data tentang persebaran wilayah dan jumlah
penduduk.
Sebenarnya banyak sekali tradisi tradisional khususnya tradisi lisan yang
ada di Kalimantan Barat, begitu juga sukunya. Kalimantan Barat adalah tempat
perkembangan budaya Dayak, tetapi masih banyak orang yang belum sadar betapa
pentingnya budaya bagi Indonesia, bahkan orang dayak sendiri masih banyak yang
mengabaikan tradisi sukunya sendiri. Seharusnya mereka lebih mengembangkan dan
melestarikan tradisi yang ada di suku dayak. Bukan hanya dari suku dayak itu sendiri
tetapi kita semua sebagai penduduk Indonesia khususnya yang berdiam Kalimantan
Barat untuk tetap mengembangkan dan melestarikan, yang pertama kita harus
mengetahui tradisi yang ada di Kalimantan Barat agar kita bisa mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan ini.

Anda mungkin juga menyukai