ABSTRAK
ABSTRACT
tradisi yang ada dalam masyarakat itu semakin berkembangnya zaman, sastra
sendiri. Dalam penelitian ini objek lisan semakin memudar akibat dari
utama peneliti yaitu Tungkot Tunggal keterbatasan daya ingat manusia dan
Panaluan yang berasal dari Suku Batak semakin pesatnya perkembangan
Toba yang tepatnya di daerah Tomok, teknologi sehingga menggeser sastra
Kecamatan Simanindo, Kabupaten lisan yang sudah ada sebelumnya.
Samosir Perkembangan teknologi diera
Legenda ini menceritakan tentang globalisasi sekarang ini sudah
seorang dukun yang dikenal dengan memudahkan manusia untuk
sebutan guru Hatimbulan yang memiliki menuangkan karya sastra ke dalam
gelar 'Datu Arak ni Pane', guru bentuk tulisan dan memperkenalkannya
Hatimbulan belum memiliki keturunan, melalui teknologi sehingga sastra lisan
namun pada suatu hari istri nya akhirnya sekarang ini mulai tersingkirkan. Sastra
mengandung, namun saat istri nya lisan yang dulunya berkembang sebelum
mengandung terjadi musim kemarau manusia mengenal tulisan kini banyak
dengan cuaca yang sangat panas didesa yang tidak diketahui karena kurangnya
Sidogor- dogor, namun setelah istri nya kesadaran manusia untuk menjaga dan
melahirkan akhirnya hujan turun didesa melestarikannya. Begitu juga memori
tersebut, istri nya melahirkan anak atau daya ingat manusia juga
kembar, karena mengabaikan nasihat berpengaruh dalam mempertahankan
penatua guru Hatimbulan membawa sastra lisan tersebut.
kedua anak nya bersama dengan seekor Oleh karena itu, peneliti
anjing penjaga ke Pusuk Buhit, disanadia melakukan penjelajahan atau eksplorasi
mendirikan sebuah gubuk untuk kedua suatu sastra lisan seperti legenda yang
anaknya, setelah beberapa waktu, kedua belum banyak diketahui dan
anaknya dan anjing tersebut ditelan oleh diperkenalkan kepada masyarakat luas
sebuah pohon yang bernama pohon piu- untuk menjaga dan melestarikan sastra
piu tanggulon, guru Hatimbulan lisan tersebut. Adapun pengertian dari
akhirnya mencari datu sakti untuk eksplorasi legenda adalah kegiatan
membantunya, namun hal yang sama penjelajahan atau pencarian terhadap
terjadi datu-datu tersebut ditelan oleh suatu legenda yang belum pernah
pohon itu, setelah melakukan segala cara diketahui oleh masyarakat sebelumnya
guru Hatimbulan akhirnya bertemu dan memperkenalkan legenda tersebut
dengan seorang datu sakti, dan meminta kepada masyarakat. Maka peneliti
nya untuk memotong pohon tersebut lalu memperkenalkan legenda ini kepada
mengukir wajah yang tertelan oleh seluruh masyarakat luas dengan cara
pohon tersebut sehingga jadilah sebuah telah diuraikan oleh masyarakat
tongkat yang diberi nama tungkot setempat dan didokumentasikan untuk
tunggal panaluan. mencapai tujuan sebagai bahan ajar
Ketertarikan peneliti untuk bahasa indonesia dalam bentuk bahan
mengeksplorasi Legenda Tungkot cetak (printed), selain itu penelitian ini
Tunggal Panaluan ini karena masyarakat juga akan dipublikasi dalam bentuk
Suku Batak Toba banyak yang belum jurnal.mengeksplorasi legenda tersebut
mengetahui tentang legenda tersebut. sebagai bahan ajar bahasa indonesia.
Sebelumnya legenda tersebut hanya Penelitian ini akan mengkaji bagaimana
diketahui oleh masyarakat yang ada di bentuk dari Legenda Tungkot Tunggal
daerah itu sendiri dan hanya Panaluan sesuai dengan yang
berkembang melalui mulut ke mulut Tujuan dari penelitian ini adalah
dalam bentuk lisan. Selain itu, dengan untuk memahami dan mempublikasikan
fenomena yang terjadi sekarang ini legenda "Tungkot Tunggal Panaluan"
ukir mencoba menebang pohon tersebut bahan ajar pada mata pelajaran Bahasa
dibantu oleh Datu dan istrinya, setelah dan Sastra Indonesia baik tingkat baik
pohon tersebut tumbang akhirnya ahli tingkat SD maupun SMP .
ukir mengukir pohon tersebut menjadi
sebuah tongkat yang memiliki tujuh Legenda Tungkot Tunggal Panaluan
tingkatan. Pada zaman dahulu di Samosir
Tingkatan pertama adalah Si Aji tepatnya di desa Sidogor-dogor tinggal
Donda Hatahutan, kedua Si Boru Tapi lah sepasang suami istri yang sudah
Na Uasan, ketiga Datu ulo anjang, delapan tahun menikah namun belum
keempat Guru Mangantar orang, kelima dikaruniai seorang anak. Sang suami
Si Sanggar Meoleol, keenam Dari merupakan seorang sibaso atau pendeta
Mangambat, dan pada tingkatan ke tujuh bernama Datu Aruk Ni Pane dan istrinya
Barita Songkar angururan. Di beberapa bernama Nan Sindak Panaluan. Mereka
bagian tongkat terdapat ukiran binatang berdua tidak henti-hentinya berdoa dan
melatah seperti ular. Tongkat tersebut memohon agar segera dikaruniai anak di
diberi nama oleh Datu menjadi Tongkat tengah keluarga kecilnya. Setelah begitu
Tunggal Panaluan yang memiliki lamanya penantian Datu dan istrinya,
kesaktian berbicara dan memanggil suatu hari mereka seperti merasakan
hujan, dan tongkat tersebut juga banyak mujizat yang nyata karena pada akhirnya
digunakan oleh raja-raja batak toba. istri Datu bisa mengandung. Setelah
menanti sembilan bulan lamanya, tibalah
Eksplorasi Legenda Tungkot Tunggal waktunya sang istri melahirkan.
Panaluan sebagai Bahan Ajar Bahasa Datu dan istrinya sangat terkejut
dan Sastra Indonesia karena ternyata istrinya mengandung
Tujuan penelitian Legenda anak kembar namun berbeda jenis
Tungkot Tunggal Panaluan yaitu kelamin, satu perempuan dan satu laki-
mengeksplorasi menjadi bahan ajar laki. Datu sangat mengucap syukur atas
Bahasa dan Sastra Indonesia. Legenda anugerah yang Tuhan limpahkan kepada
Tungkot Tunggal Panaluan dapat keluarga mereka. Sepulang dari
diperkenalkan melalui lisan maupun perawatan selama persalinan, Datu dan
tulisan dalam mata pelajaran bahasa istrinya membawa kedua anaknya
Indonesia tingkat SD dan SMP . kepada pendeta agar mengadakan
Selain menambah wawasan, upacara babtis dan diberi nama. endeta
Legenda Tungkot Tunggal Panaluan lalu membawa Datu dan istrinya ke
juga menambah pengetahuan tentang suatu tempat pembabtisan, dan
sastra lisan maupun cerita rakyat yang mempercikkan air ke wajah anak yang
sangat jarang diangkat sebagai bahan laki-laki serta memberinya nama Si Aji
ajar dan tidak banyak diketahui oleh Donda Hatahutan selanjutnya yang
masyarakat luas. perempuan diberi nama Si Boru Tapi Na
Selain dari pada itu, penelitian Uasan. Setelah upacara pembaptisan
Legenda Tungkot Tunggal Panaluan Datu dan istrinya pulang ke rumah
dipublikasikan dalam bentuk jurnal, mereka dengan hati yang riang karena
sehingga mudah diperkenalkan kepada sudah mendengar tangisan bayi di tengah
masyarakat luas dalam menambah keluarga kecil.
pengetahuan tentang sastra lisan yang Seiring waktu berjalan Si Aji dan
ada namun tidak pernah dipelihara dan Si Boru semakin beranjak dewasa,
dilestarikan. melalui waktu bersama sebagai saudara
Berikut merupakan hasil cerita kembar. ada suatu hari Datu dan istrinya
rakyat Legenda Tungkot Tunggal Nan Sindak dikunjungi oleh orang-orang
Panaluan yang akan digunakan sebagai tua yang ada di desa tersebut, lalu
memberi nasihat kepada Datu dan Malam tiba, Datu dan istrinya
istrinya, “Datu, anakmu adalah anak dengan perasaan cemas menunggu
kembar yang berlawanan jenis kepulangan anak mereka. Setelah merasa
kelaminnya, ada baiknya Si Aji dan Si sudah terlalu larut dan tidak ada tanda-
Boru di bedakan tempat tinggalnya” tanda kepulangan akhirnya mereka
ucap salah satu orang tua menasehatinya. menyusul melihat ke hutan.
Lalu Datu menjawab dengan Sesampainya di hutan istri Datu
sedikit kesal, “Mengapa memangnya? menemukan selendang anaknya yang
Mereka itu saudara kembar kandung, dikenakan saat hendak pergi ke hutan
tidak mungkin melakukan hal-hal aneh”. berada tepat di bawah pohon rindang
“Tapi Datu, kelahiran kembar tersebut.
istimewa berlainan jenis adalah satu Nan Sindak melihat ada rambut
masalah yang tidak baik menurut faham yang terurai ke bawah pohon serta
orang tua zaman dahulu,” sambung aliran-aliran darah di batang pohon
orang tua lainnya. tersebut dan menangis histeris
Datu akhirnya hanya memanggil suaminya. Datu
menganggukkan kepalanya namun tidak menghampiri istrinya dan melihat keatas
mengindahkan nasihat yang diberikan pohon sambil berteriak minta tolong.
orang tua itu. Datu pergi ke desa dan memanggil
Tanpa sepengetahuan orang dukun-dukun yang ada di desa tersebut
tuanya, ternyata mereka sudah untuk menolong anak mereka.
melakukan perbuatan menyimpang Ada enam dukun yang terkumpul
saudara sedarah. Diam-diam Si Aji dan dan mereka segera kembali ke hutan,
Si Boru sudah berzina dan membohongi dukun pertama segera memanjat pohon
kedua orang tuanya. ada suatu hari dan ikut tertelan, dukun kedua juga
pergilah mereka berjalan-jalan ke hutan demikian dan sampailah pada dukun
mencari buah segar. Sesampainya di yang terakhir mengerahkan seluruh
hutan Si Boru melihat sebuah pohon kekuatan yang dimilikinya namun tetap
rindang yang masih segar buahnya lalu juga tidak bisa menolong dan ikit
meminta Si Aji mengambilnya karena tertelan. Datu dan istrinya Nan Sindak
sangat ingin memakannya. Si Aji menangis dan meratapi betapa
menuruti karena dia sudah tahu bahwa Si malangnya nasib mereka.
Boru mengandung anaknya. Datu dan istrinya menangis
Tanpa menunggu lama Si Aji menyesali kelalaian mereka yang
memanjat pohon rindang itu, tidak lama mengabaikan nasihat-nasihat orang tua.
kemudian datang angin kencang seperti Lalu pulanglah mereka berdua ke desa
badai diikuti halilintar yang menyambar dan mencari ahli ukir, setelah bertemu
beberapa pohon. Si Boru memanggil- mereka langsung membawa ahli ukir
manggil Si Aji karena ketakutan namun tersebut ke hutan tempat di mana pohon
tidak ada jawaban apapun dari atas yang menelan anaknya dan dukun-dukun
pohon. Akhirnya Si Boru mencoba itu berada. Sesampainya di hutan, ahli
memanjat pohon tersebut dan melihat ukir mencoba menebang pohon tersebut
rambut Si Aji yang gondrong terurai ke dibantu oleh Datu dan istrinya, setelah
bawah, selendang yang dikenakan Si pohon tersebut tumbang akhirnya ahli
Boru juga terbang karena angin yang ukir mengukir pohon tersebut menjadi
masih sangat kencang. Sesampainya sebuah tongkat yang memiliki tujuh
diatas dia terkejut melihat Si Aji tertelan tingkatan.
pohon dan mencoba menolongnya, Tingkatan pertama adalah Si Aji
namun dia juga ikut tertelan pohon Donda Hatahutan, kedua Si Boru Tapi
tersebut. Na Uasan, ketiga Datu Ulo Anjang,
4. SIMPULAN
Legenda Tungkot Tunggal
Panaluan merupakan salah satu sastra
lisan cerita rakyat yang diwariskan dari
suku batak toba. Peneliti mengangkat
legenda tersebut menjadi bahan ajar
bahasa dan sastra Indonesia agar dapat
dijaga dan dilestarikan keberadaannnya.
Legenda Tungkot Tunggal Panaluan
juga mengandung nilai budaya Indonesia
yang belum banyak diketahui
masyarakat luas. Oleh sebab itu, peneliti
mengangkat judul Eksplorasi Legenda
Tungkot Tunggal Panaluan agar
mempermudah cara untuk
memperkenalkan sastra lisan tersebut
kepada masyarakat luas, serta peneliti
juga mempublikasikan agar
mempermudah masyarakat dalam
menambah wawasan serta pengetahuan
tentang sastra lisan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Badiaraja, Sutan. 1977. Sejarah Batak.
Balige: Batara Sangti.
Danandjaja. 2002. Foklor indonesia,
ilmu gosip, dongeng, dan lain-
lain. Jakarta: PT Pustaka Utama
Grafiti.
Jan, Vansina. 2011. Sastra Lisan sebagai
Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
KBBI. V. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Mashun. 2007. Metode Penelitian