Anda di halaman 1dari 5

KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT TORAJA

TULANGDIDI’ TINJAUAN HERMEUTIK

Dr. Dina Gasong, M.Pd. Dr. Selvi Rajuati, M.Sc.


Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Matematika
Universitas Kristen Indonesia Toraja Universitas Kristen Indonesia Toraja
email: dinagasong@yahoo.com tandiseruselvi@yahoo.com

Lantana Dioren Rumpa, S.Kom.,M.T


Teknik Informatika
Universitas Kristen Indonesia Toraja
ukitoraja@yahoo.com

ABSTRAK

Kearifan lokal dijumpai dalam cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan cerminan
kebudayaan dan kehidupan suatu masyarakat. Melalui cerita rakyat persoalan-persoalan
yang dihadapi masyarakat dapat ditafsirkan. Dari persoala-persoalan kehidupan yang
dihadapai masyarakat kemudian terwujud dalam berbagai nilai yang menjadi kearifan
lokal. Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam cerita rakyat diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Toraja sebagai salah satu suku bangsa
di Indonesia memiliki beraneka ragam cerita rakyat yang sarat dengan nilai-nilai
kehidupan yang sudah mulai terabaikan. Hal ini perlu diupayakan untuk melestarikan
nilai-nilai tersebut melalui pengkajian terhadap cerita rakyat Toraja. Salah satu
cerita rakyat Toraja yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan yaitu Tulangdidi. Untuk
mengenal dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Tulangdidi’ digunakan
metode kualitatif, yang menggunakan cerita Tulangdidi’ sebagai data primernya.
Sedangkan data sekundernya diperoleh dari responden yang representatif. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Hermeneutik, yaitu suatu ilmu yang mengarahkan
kepada penafsiran teks secara ilmiah. Hasil penelitian ini menyatakan nilai-nilai
kehidupan (kearifan okal) dalam cerita rakyat Tulangdidi’ diperlukan dalam berinteraksi
dengan sesama. Adapun nilai-nilai tersebut meliputi: (1) nilai moral baik; yaitu:
(a) kesetiaan, (b) ketabahan; (c) ketekunan; (d) kepedulian. (2) nilai moral buruk
(a) harga diri manusia diremehkan, (b) hubungan orang tua dengan anak ternoda.
Kesimpulannya nilai-nilai moral yang baik yaitu (a) kesetiaan, (b) ketabahan; (c)
ketekunan; (d) kepedulian, dalam kehidupan masyarakat Toraja sudah terkikis dengan
perkembangan teknologi dan arus globalisasi.

Kata kunci: kearifan lokal, cerita rakyat, Sastra Lisan Toraja, moral baik, moral
buruk, Hermeneutik.

I. PENDAHULUAN bangsa yang ada di Indonesia, yang memili-


ki bahasa yang dipakai dalam berinteraksi
A. Latar Belakang dengan sesama. Selain itu, memiliki buda-
Indonesia adalah suatu negara yang terdiri ya yang dipelihara sejak dahulu kala secara
dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan bu- turun temurun yang tercermin dalam kese-
daya. Suku Toraja adalah salah satu suku harian suku Toraja. Hal ini memperkaya

941
Gasong, Simega & Rumpa - Kearifan Lokal Dalam Cerita Rakyat Toraja. . .

khasanah budaya bangsa Indonesia. 1. Mendeskripsikan nilai moral yang ter-


Dalam perjalanan kehidupan orang To- dapat dalam cerita rakyat Tulangdidi’ ;
raja, dari generasi ke generasi, mereka ber- 2. Mendeskripsikan upaya-upaya memper-
karya, khususnya menciptakan karya seni tahankan nilai moral dalam cerita ra-
sastra lisan yang bersifat anonim. Karya kyat Tulangdidi’.
sastra lisan Toraja ini diwujudkan dalam
berbagai bentuk, misalnya berupa cerita
D. Manfaat
rakyat. Cerita rakyat Toraja merupakan
pengkristalan dari pola hidup masyarakat Manfaat yang dapat diperoleh dari peneliti-
Toraja. Melalui cerita rakyat masyarakat an ini yaitu:
Toraja menyatakan bagaimana mereka ber-
interaksi, bagaimana mereka berkomunikasi, 1. Penelitian ini, generasi muda Toraja da-
dan sebagainya. Tatanan kehidupan dalam pat memahami nilai moral dalam cerita
masyarakat Toraja dapat diketahui melalui rakyat.
cerita rakyat. Cerita rakyat selain sebagai 2. Dengan penelitian ini dapat melestarik-
sarana memahami pola hidup, juga menjadi an nilai dalam cerita rakyat.
sarana mengenal nilai-nilai moral yang dia- 3. Dengan penelitian ini dapat menjadi
nut dan berlaku dalam masyarakat Toraja. sumber referensi bagi generasi ke gene-
Dengan perkembangan teknologi dan arus rasi.
globalisasi saat ini yang sangat pesat, ma-
ka tatanan kehidupan juga turut bergeser.
Generasi muda tidak lagi mengenal cerita II. KAJIAN TEORI
rakyat karena tidak ada lagi yang melan-
jutkan. Tidak ada lagi orang yang bertutur A. Kearifan Lokal
kepada mereka. Kesibukan menjadi sangat
Kearifan lokal (local wisdom) adalah nilai-
kompleks, sehingga kesempatan untuk me-
nilai yang dianut oleh suatu masyarakat ter-
nyampaikan cerita rakyat yang sarat dengan
tentu dalam kehidupan sehari-hari. Kurang-
nilai-nilai kehidupan tidak ada lagi.
nya perhatian publik pada pengetahuan-
Mencermati kondisi tersebut, artikel ini
pengetahuan lokal menyebabkan bangsa
mengangkat sebuah cerita rakyat Toraja un-
menjadi lemah. Dengan mengetahui infor-
tuk dikaji. Cerita rakyat yang dipilih dalam
masi menyangkut pengetahuan lokal yang
studi ini adalah cerita rakyat Tulangdidi’.
sudah dilakukan oleh leluhur kita bertahun-
tahun atau bahkan beratus tahun yang
B. Rumusan masalah lalu dalam mengatasi berbagai persoal-
Berdasarkan latar belakang yang telah dike- an, termasuk persoalan tatanan kehidupan.
mukakan, maka masalah dalam penelitian Bahkan tak dapat disangkal pengetahuan-
ini dirumuskan sebagai berikut: pengetahuan seperti inilah yang menjadi
local knowledge atau yang biasa dikenal de-
1. Nilai moral apa saja yang diperoleh dari
ngan kearifan lokal telah menjadikan bangsa
cerita rakyat Tulangdidi’ ?
kita menjadi bangsa yang tangguh.
2. Upaya-upaya apa yang dilakukan un-
tuk mempertahankan nilai moral dalam
cerita rakyat Tulangdidi’ ? B. Cerita Rakyat

Secara umum cerita rakyat (folklore) diar-


C. Tujuan
tikan sebagai sastra daerah yang bersifat
Dengan rumusan masalah demikian, maka anonim. Ada tiga jenis folklore yaitu mite,
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini legenda, dan dongeng. Ketiga jenis folklore
yaitu: inilah yang disebut cerita rakyat.

942
Jurnal KIP Vol. IV No. 3 November 2016 - Februari 2017

C. Sastra Lisan Toraja Sastra lisan Toraja sebagai salah satu pro-
duk kebudayaan mempunyai tiga fungsi uta-
Sastra lisan Toraja sebagai salah satu pro-
ma dalam relasinya dengan kehidupan orang
duk kebudayaan orang Toraja, berdasarkan
Toraja. Menurut C.L.Palimbong (2008:12),
fungsi utamanya terdiri dari beberapa jenis.
fungsi sastra Toraja adalah:
Berikut ini jenis-jenis sastra lisan Toraja
yang dikelompokkan berdasarkan tiga fung-
si utamanya: 1. Sastra lisan mengungkapkan hal-hal
yang bersangkut paut dengan upaca-
1. Sastra lisan yang berkaitan dengan upa-
ra adat, terbagi dalam dua aspek yaitu
cara dan keagamaan
upacara rambu tuka’ dan upacara ram-
(a) Rambu Tuka’ Sastra lisan Tora- bu solo’
ja yang ditampilkan pada upaca- 2. Sastra lisan sebagai sarana komunikasi
ra rambu tuka’ antara lain: sing- dan interaksi sosial.
gi’, gelong, pangngimbo, passomba 3. Sastra lisan yang mengungkapkan hi-
tedong, manimbong, ma’dandan, dup dan kehidupan manusia dan alam-
ma’parapa’, ma’bugi’. nya yang tidak termasuk dalam bagian
(b) Rambu Solo’ Sastra lisan Toraja pertama dan kedua di atas.
yang ditampilkan pada upacara
rambu solo’ antara lain: badong,
retteng, umbating, ma’kakarun, D. Moral Baik dan Moral Buruk
ma’katia, ma’marakka, dondi’,
passailo’. Nilai moral adalah nilai yang berhubungan
2. Sastra lisan yang berkaitan dengan inte- dengan perilaku manusia, yang berkaitan
raksi sosial Londe, karume, ponto ban- dengan sikap seseorang tentang baik dan
nang, passimba, paesepa, tingga’, pua- buruknya. Nilai moral biasanya disampa-
ma. ikan pengarang melalui sikap dan tingkah
3. Sastra lisan yang berkaitan dengan re- laku tokoh-tokohnya. Nilai moral tersebut
lasi antara manusia dengan alam pas- diharapkan dapat memberikan gambaran
sonde kepada pembacanya mengenai sesuatu hal
yang menentukan mana yang baik dan yang
Suku Toraja tidak mempunyai medium buruk.
tulisan atau aksara sebagai medium infor-
masi, tetapi yang menjadi media adalah ba-
hasa lisan. Oleh karena itu, melalui bahasa E. Hermeneutika
lisan inilah orang Toraja berinteraksi, berko-
munikasi serta mewujudkan produk budaya. Hermeneutika merupakan suatu kajian in-
Secara umum bahasa Toraja terbagi dua terpetasi makna. Hermeneutika merupakan
yaitu: suatu cabang ilmu filsafat. Pada zaman Aris-
toteles hermeneutika merupakan ilmu yang
1. Bahasa Toraja sehari-hari, yaitu baha- dipakai untuk untuk menafsirkan kitab suci.
sa Toraja yang lazim digunakan seba- Kata Hermeneutika berasal dari akar kata
gai alat komunikasi dalam kehidupan kerja Yunani hermeneuein yang berarti ’me-
sehari-hari. nafsirkan’ dan kata benda hermeneia yang
2. Bahasa Toraja tinggi (kada To Minaa), berarti ”Interpretasi” yang kemudian diin-
yaitu bahasa sastra yang digunakan donesikan menjadi hermeneutik atau her-
oleh imam Aluk To Dolo (To Minaa) meneutika yang berarti menafsirkan atau
dalam berbagai ritus keagamaan dan mengungkapkan pikiran-pikiran seseorang
kebudayaan. dalam kata-kata.

943
Gasong, Simega & Rumpa - Kearifan Lokal Dalam Cerita Rakyat Toraja. . .

Tabel 1: Nilai Moral Baik


No Nilai Moral Baik Ungkapan Yang mendukung
1 Kesetiaan Tulangdidi’ mau mengikuti keinginan orang
tuanya, serta mau mengikuti ayamnya kema-
na saja dia pergi.
2 Ketabahan Tulangdidi’ rela menjalani penderitaan bahk-
an maupun diterimanya ketika ayahnya ber-
encana untuk membunuh dia.
3 Ketekunan Tulangdidi’ mau melakukan pekerjaan per-
empuan menenun kain
4 Kepedulian Tulangdidi’ memperhatikan kebutuhan orang
tuanya, dan segenap rakyatnya.

III. METODOLOGI (a) Kesetiaan


(b) Ketabahan
Metode yang digunakan adalah kualitatif (c) Ketekunan
dengan Participatory Rural Appraisal un- (d) kepedulian
tuk menformulasi nilai moral baik dan nilai
moral buruk, serta Teori interpretasi Her- 2. Upaya-upaya untuk mempertahankan
meneutik. nilai tersebut adalah
(a) Menceritakan langsung kepada ge-
IV. ANALISA nerasi muda tentang cerita rakyat;
(b) Sering memperdengarkan kepada
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ce- generasi muda istilah-istilah yang
rita rakyat Tulangdidi’ menyiratkan nilai berkaitan dengan cerita rakyat Tu-
moral yang baik, khususnya untuk mengha- langdidi seperti manukna Lapan-
dapi masa depan yang lebih baik. Sukses dek
diperoleh setelah melewati berbagai kesulit- (c) Pemahaman melalui muatan lokal
an hidup. Tabel 1 berikut ini menyatakan di sekolah
nilai moral baik dalam cerita rakyat Tula- (d) Pemahaman melalui penuturan
ngdidi’. dalam keluarga
Di samping moral yang diperoleh dari ce-
rita rakyat Tulangdidi’ juga dijumpai moral DAFTAR PUSTAKA
buruk. Tabel 2 berikut ini mengemukakan
moral buruk. [1] Barrung, Luter, Sadar Wisata dan Sapta
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk Pesona, Makalah dalam Seminar Pari-
melestarikan nilai-nilai pada cerita rakyat wisata di Makale.
Tulangdidi’ seperti pada Tabel 3 berikut.
[2] Gasong, Dina, 2012, Sejarah Daya Tarik
V. KESIMPULAN Wisata Gunung Sopai: Yogyakarta.

Sebagai bagian akhir dari penulisan ini ber- [3] Ina, Koeswara, 2013. Presentasi DMO.
ikut ini penulis memberikan buah-buah pe- Peningkatan Kapasitas Masyarakat da-
mikiran sebagai simpulan. lam Mendukung Pariwisata Toraja.

1. Nilai-nilai yang menjadi kearifan lokal [4] Kobong, Theodorus, 2008. Injil dan
dari cerita rakyat Tulangdidi’ adalah: Tongkonan. BPK: Jakarta.

944
Jurnal KIP Vol. IV No. 3 November 2016 - Februari 2017

Tabel 2: Nilai Moral Buruk


No Nilai Moral Bu- Ungkapan Yang men- Penafsiran
ruk dukung
1 Harga diri manu- Ayah Tulangdidi’ le- Sifat ini perlu dilurusk-
sia diremehkan bih menyangi anjing- an, bahwa melindungi
nya daripada nyawa ternak memang perlu,
anaknya tetapi nyawa manusia
jauh lebih penting un-
tuk dilindungi
2 Hubungan ayah Tempat yang diberik- Perilaku ini seakan-
dan anak terno- an untuk tinggal ayah akan membalas den-
dai Tulangdidi’ kurang la- dam, dan ini kelihatan-
yak nya wajar, tetapi te-
tap harus menghorma-
ti orang tua.

Tabel 3: Upaya melestarikan nilai-nilai cerita rakyat Tulangdidi’


No Cara Melestarikan Keterangan
1 Mendengar langsung cerita Pengertian timbul dari pendengar-
Tulangdidi’ dari narator an
2 Sering mendengar istilah- Mendengar istilah dapat membuat
istilah dalam cerita Tula- orang yang mendengarnya berta-
ngdidi’ seperti istilah ma- nya
nukna Lapandek
3 Pemahaman melalui muatan Guru sangat berperan menanamk-
lokal di sekolah an nilai-nilai lokal di sekolah
4 Pemahaman melalui penu- Keluarga menjadi lembaga pendi-
turan dalam keluarga dikan informal yang sangat baik
untuk menanamkan nilai-nilai ke-
hidupan.

[5] Lebang, J.B. 2006. Ulelelan Pare Toraya. Informan:


Rantepao: Siayoka.
1. Bapak Agustinus Tumangke Tokoh
Adat Tikala
[6] Manta’, Y. 2011. Sastra Toraja. Sulo: 2. Bapak Isak Sorreng, (Ne’ Bua’) Tokoh
Rantepao. Adat Buntao’
3. Bapak Pdt. Yan Kole Pdt. Emeritus
[7] Mulyono, Edi. dkk, 2012. Belajar Her- Gereja Toraja
meneutika. IRCiSod. ISBN 978-602-255- 4. Bapak Pdt. Y. Amping Pdt. Emeritus
013-6. Gereja Toraja
5. Bapak Daniel Tandirerung Tokoh Adat
[8] Yuwana. 2013. Presentasi DMO Toraja Buntao’
sebagai Heritage Toraja 6. Bapak Samuel Karre - tokoh pendidik
dari La’bo’

945

Anda mungkin juga menyukai