RENCANA PENELITIAN
A. Judul Penelitian
“Nilai-Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Ne’ Dara Itam Masyarakat Dayak
B. Latar Belakang
tentang kebudayaan tidak dapat kita melihatnya sebagai sesuatu yang statis
manusia dan masyarakat mengadakan sistem nilai yaitu berupa aturan yang
tujuan estetik. Demikian juga dengan fiksi atau cerita rakyat sekaan
dan kesan yang meyakinkan, tetapi tidak selalu merupakan kenyataan sehari-
hari.
menjelaskan efek sastra bagi masyarakat yaitu menusia yang tersentuh sastra
2
akan melihat persoalan yang lebih urut dalam kehidupan karena apa yang
Kearifan lokal merupakan warisan nenek moyang kita dalam tata nilai
kehidupan yang menyatu dalam bentuk religi, budaya dan adat istiadat. Dalam
Satu diantara kearifan lokal tersebut adalah cerita rakyat. Cerita rakyat
merupakan prosa lama berupa tradisi lisan. Dalam bahasa sehari-hari cerita
rakyat lebih dikenal masyarakat sebagai dongeng. Dongeng ini, hidup dan
pengarangnya. Sebagai genre sastra lisan, cerita rakyat memiliki manfaat yang
tidak benar-benar terjadi. Cerita rakyat disajikan dengan cara berutur lisan
oleh tukang cerita. Goldman menyatakan bahwa karya sastra yang juga
termasuk sastra lisan, merupakan struktur yang lahir dari proses sejarah yang
terus berlangsung yang hidup dan dihayati masyarakat asal karya sastra itu
sastra lisan mempunyai hubungan erat dengan masyarakat tempat sastra lisan
3
itu berada, baik dalam hubungannya dengan masyarakat di masa lalu, masa
yang sangat menarik bagi anak-anak sehingga menjadi senjata paling ampuh
bagi orang tua untuk menidurkan anaknya. Tanpa disadari, sebenarnya cerita
rakyat yang didengar secara tidak langsung akan membentuk sikap dan moral
sang anak. Ajaran atau kandungan moral dalam cerita rakyat, akan membentuk
sang anak manjadi patuh terhadap kedua orang tuanya. Anak-anak akan merasa
takut menjadi durhaka karena teringat hukuman atau balasan yang diterima
sang anak dalam cerita-cerita jika durhaka terhadap orang tuanya. Dengan
demikian cerita rakyat tidak hanya sebagai cerita pengantar tidur akan tetapi
Dewasa kini budaya lokal yang menjadi ciri khas dan jiwa bangsa
semakin terkikis oleh budaya asing. Hal ini terjadi karena arus globalisasi yang
asing masuk dan dan berbaur dengan budaya lokal yang secara langsung dapat
dengan asas kebebasan yang sering kali mengabaikan jati diri bangsa.
Bersamaan itu pula folklore dalam hal ini cerita rakyat semakin ditinggalkan
4
dan dilupakan oleh masyarakat. Cerita rakyat sebagai salah satu hiburan dalam
terdapat ajaran moral yang bermanfaat bagi generasi penerus untuk menjaga
sifat-sifat budaya bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Cerita rakyat merupakan salah satu aset dalam khasanah kebudayaan nasional
Kerek’ng merupakan satu diantar bentuk warisan budaya nenek moyang dan
budaya yang kini menjadi nasional yang memiliki nilai-nilai berharga yang
Kerek’ng.
4. Dewasa ini jumlah penutur cerita rakyat di desa Kerek’ng semakin hari,
menutup kemungkinan sastra lisan di desa Kerek’ng lenyap ditelan zaman. Hal
ini berarti nilai-nilai berharga yang terdapat dalam sastra lisan itupun ikut
melestarikan nilai-nilai yang terdapat pada sastra lisan khusunya cerita rakyat
Landak.
dan sistem budaya yang ada pada masyarakat sebelumnya yang kini masih
perilaku dan pandangan hidup yang baik dan patut untuk digali.
cerita tersebut sebagai nilai yang bermanfaat bagi masyarakat Dayak Kanayatn
kecintaan kita terhadap budaya lokal sekaligus menjaga sastra daerah dari
kepunahan.
yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
C. Masalah Penelitian
penelitian ini adalah Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Dayak Kanayatn di
Kabupaten Landak?
D. Tujuan Penelitian
Moral Cerita Rakyat Ne’ Dara Itam Masyarakat Dayak Kanayatn di Desa
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
khususnya yang berkenaan dengan satu diantara unsur ekstrinsik cerita rakyat,
yaitu nilai moral. Melalui hasil penelitian ini juga akan dijadikan bahan acuan
2. Manfaat Praktis
4) Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Penelitian ini dapat
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
5) Hasil penelitian ini juga akan memberikan masukan bagi guru Bahasa
Kabupaten Landak.
sudah banyak yang meninggal dunia sehingga keberadaan cerita rakyat di desa
kerek’ng tersebut sudah dapat dikatakan hampir punah. Selain itu, kecamatan
Berkaitan dengan dengan masalah penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini
G. Kajian Pustaka
1. Kearifan Lokal
Akhmar dan Syarifudin, 2007:32) kearifan lokal merupakan tata nilai atau
tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu kearifan lokal tidaklah sama pada
tempat dan waktu yang berbeda dan suku yang berbeda. Perbedaan ini
kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan
dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di
serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam
maupun gaib. Kearifan lokal dapat diartikan juga sebagai etika atau
lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma dan tindakan
dan tingkah laku, sehingga kearifan lokal dapat menjadi seperti religi yang
jauh.
kearifan lokal. Pelestarian kearifan lokal yang dilakukan oleh peneliti dalam
pembahasan ini melalui cerita rakyat. Cerita rakyat merupakan cagar budaya
lokal).
2. Nilai moral
adalah kelakuan yang sesuai ukuran (nilai-nilai) masyarakat yang timbul dari
hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab
juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan, dan kelakuan (akhlak).
12
Moral dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang
buruk.
Budi, baik budi pekerti, rendah hati, dan hati-hati dalam bertindak
(Simongkir, 1978:14).
pedoman tingkah laku; (3) sebagai alat penilai tingkah laku; (4) menunjukkan
moral sejak usia dini agar kelak ketika anak menginjak dewasa dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, pondasi yang kuat adalah
anak.
13
3. Cerita Rakyat
merupakan bentuk folklor lisan yaitu cerita yang disampaikan secara lisan
pelipur lara adalah cerita yang member hiburan kepada orang yang
mendengarkan dan diungkapkan oleh ahli cerita yang disebut pelipur lara.
ssetiap karya sastra memiliki fungsi yang sama. Bertolak dari bentuk-bentuk
karya seni yang ada, karya sastralah yang banyak memilikinilai fungsi cerita
karena dengan menggunakan bahasa sastra dapat lebih banyak dan lebih luas
Satu diantara bentuk karya sastra adalah cerita rakyat. Cerita rakyat
yang berbentuk sastra karena kebudayaan nasional diisi oleh aneka ragam
hasil kesusastraan daerah, (2) sebagai sumber ilham pencipta karya sastra
(3) sebagai media pendidikan dan hiburan, (4) sebagai alat sosialisasi
antaranggota masyarakat.
umat manusia. Sastra lisan juga berfungsi untuk mengukuhkan solidaritas dan
sebelum tidur, dan pengembangan ajaran agama dan politik dalam cerita
fungsi sastra lisan sebagai berikut: (a) sebagai hiburan, (b) sebagai alat
pendidikan anak-anak, dan (d) sebagai alat pemaksa dan pengawas agar
yang ada pada prosa modern seperti cerpen dan novel. Struktur tersebut
terdiri atas beberapa unsur yang saling berhubungan. Muhardi dan hasanudin
(1992:26) menjelaskan enam unsur yang terpenting dalam karya sastra, yaitu,
(1) penokohan, (2) peristiwa atau alur, (3) latar, (4) sudut pandang, (5) gaya
H. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
15
peristiwa yang terdapat di dalam penelitian, dalam bentuk kata, kaliamat, dan
tidak dapat dialihkan dengan simbol-simbol yang lain, misalnya bentuk angka,
2. Bentuk Penelitian
memperjelas unsur yang disertai data yang telah dikumpulkan berupa ujaran
menampilakn hasil analisis data yang diperolah pada saat penelitian. Peneliti
bahwa penelitian kualitatif data yang dianalisis itu bukan data berupa angka-
3. Pendekatan Penelitian
bahwa karya sastra, di samping memiliki unsur otonom tidak bisa terlepas dari
hubungan antara makna suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu karya
sastra yang sama dan (2) hubungan tersebut membentuk suatu jaringan yang
saling mengikat.
1) Data penelitian
Data dalam penelitian ini adalah tuturan cerita rakyat yang dilisankan
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data penelitian ini adalah
1. Berjenis kelamin pria atau wanita Berusia antara 25-65 tahun (tidak
pikun)
2. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu
serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desanya
3. Berpendidikan maksimal tamat pendidikan dasar (SD-SLTP)
4. Berstatus sosial menengah (tidak rendah dan tidak tinggi) dengan
harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya
5. Pekerjaan bertani atau buruh Memiliki kebanggaan terhadap isolek
6. Dapat berbahasa indonesia; dan
7. Sehat jasmani dan rohani.
Sehat jasmani dan rohani yang dimaksud tidak cacat berbahasa dan
menjadi beberapa;
1. Berusia 25-65 tahun (tidak pikun), maksudnya dengan usia 25-65 tahun
dianggap dewasa dan memiliki pemahaman yang utuh tentang cerita rakyat
yang ada di Desa Kere’ng serta bahasa yang dituturkan juga masih jelas
2. Orang tua, istri, atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta
akurat.
5. Sehat jasmani dan rohani dimaksudnya tidak cacat berbahasa dan memiliki
ditentukan adanya oleh alat yang dipakai (Sudaryanto, 1993:9). Teknik yang
ini peneliti menggunakan metode cakap dan simak. Metode cakap dan simak
dilakukan peneliti supaya informan lebih asli dalam menuturkan cerita rakyat,
yang berwujud teknik sadap. Teknik ini diikuti dengan teknik lanjutan yang
berupa teknik simak libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, teknik catat,
a. Teknik rekam
Teknik rekam digunakan jika tidak dilakukan pencatatan. Peneliti
dapat melakukan perekaman dimungkinkan terjadi bahasa yang diteliti
sulit untuk diingat oleh peneliti.
b. Teknik simak libat cakap
Teknik simak libat cakap maksudnya peneliti melakukan
penyadapan dengan cara berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi
dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan. Peneliti terlibat
langsung dalam dialog yang dilakukan oleh peneliti dan penutur.
c. Teknik simak bebas libat cakap
Teknik simak bebas libat cakap maksudnya peneliti hanya berperan
sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Dia tidak
terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti.
d. Teknik catat
Teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika
menerapkan metode simak dengan teknik libat cakap. Teknik ini untuk
mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari
penggunaan bahasa secara tertulis.
Metode simak merupakan metode yang digunakan dengan menyimak
tuturan cerita rakyat agar mudah memperoleh data. Metode cakap dan simak
dilakukan peneliti supaya informan lebih asli dalam menuturkan cerita rakyat
tanpa adanya rekayasa. Teknik ini diikuti dengan teknik rekam, teknik simak
libat cakap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Teknik yang
Hal ini dalam konteks percakapan biasa atau tanya jawab. Adapun
jenisnya.
a. Kertas pencatat
b. Daftar pertanyaan
c. Alat tulis
kebenaran data yang didapatkan. Pengujian ini dilakukan melalui tiga tahapan
sebagai berikut.
1) Ketekunan Pengamat
pengambilan data dilapangan hal ini bertujuan agar tidak terjadi kekeliruan dan
ketidaklengkapan data. Ketekunan ini akan membuat peneliti lebih fokus dalam
informasi tambahan yang berupa teori maupun referensi belajar. Adapun teman
sejawat dalam membahasa penelitian ini adalah Antonia Weni Iyasena dan
3) Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif