Anda di halaman 1dari 9

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol,2. No,2. Tahun 2018


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Eksistensi Cerita Rakyat Sebagai Media Pembentukan Karakter


Siswa Sekolah Dasar

Rukayah
Dosen PGSD FIP Universitas Negeri Makassar
Email: rukayah@unm.ac.id

Abstrak. Tujuan dalam tulisan ini adalah untuk menjelaskan eksistensi cerita
rakyat sebagai media pembentukan karakter siswa, khusunya di sekolah dasar. Cerita
rakyat memiliki nilai-nilai yang luhur dalam masyarakat. Oleh karena itu, sangat tepat
dijadikan sebagai media dalam membentuk karakter khusunya bagi anak sekolah dasar.
Berbagai karakter tokoh yang digambarkan dalam cerita dapat ditiru atau diteladani oleh
anak, biasanya tokoh baik kontras digambarkan dengan tokoh jahat, sehingga
siswa/pembaca benci dan memusuhi tokoh jahat, bahkan memakinya, sebaliknya tokoh
baik disanjung bahkan ditiru gerak -gerik perbuatannya. Hal ini menunjukkan,
bahwa pikiran dan perasaan terlibat langsung secara alami. Oleh karena itu, disarankan
ada baiknya budaya dongeng sebelum tidur terus dilestarikan, karena anak-anak bisa
bertanya langsung atau memberikan feedback tentang apa yang sudah didengar dari
pecerita, sekaligus membantu melestarikan budaya asli nusantara.

Kata Kunci: Cerita, Rakyat, Media, Pembentukan, dan Karakter

Abstract. The purpose of this paper is to explain the existence of folklore as a medium
for character building for students, especially in elementary school. Folk stories have
noble values in society. Therefore, it is very appropriate to be used as a medium in
shaping character especially for elementary school children. Various character
characters depicted in the story can be imitated or imitated by children, usually good
contrasting characters are portrayed with evil characters, so that students / readers hate
and hostile to evil figures, even curse them, otherwise good characters are lauded and
even imitated by their actions. This shows, that the mind and feelings are directly
involved naturally. Therefore, it is advisable to keep a fairytale culture before going to
sleep, because children can ask questions directly or give feedback about what has been
heard from the narrator, while helping to preserve the native culture of the archipelago.

Keywords: Story, People, Media, Formation, and Character

PENDAHULUAN Cerita rakyat tersebar diberbagai tempat dan


Indonesia adalah bangsa yang belum semuanya terdokumentasi secara baik.
mempunyai beraneka adat istiadat, agama, ras, Padahal cerita rakyat merupakan salah satu
dan suku. Salah satu kekayaan daerah yang sumber kekayaan tradisi lisan yang perlu terus
mempunyai konstribusi dalam dunia pendidikan diungkap, digali, dan dilestarikan karena
yang perlu dilestarikan adalah cerita rakyat. merupakan label budaya masyarakat yang sarat

32
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dengan nilai-nilai kearifan lokal, ajaran Kenyataan yang terjadi bahwa, “Hasil
kebijaksanaan, nilai-nilai moral, sehingga nilai pengembangan kultur sekolah yaitu, perilaku
edukatif sangat sesuai latar belakang kehidupan siswa yang ditemukan menunjukkan masih
mereka. kurang berkarakter baik mengenai kedisiplinan,
Kesadaran dan upaya terus menerus kejujuran, persaudaraan, dan ketaatan beribadah”
mengenalkan cerita rakyat beserta nilai-nilai ( Zuchdi dkk., 2013: 112). Senada dengan
yang terkandung di dalamnya kepada siswa sejak pernyataan tersebut, Kasur ( Rukayah, 2009)
dini berarti, membantu perkembangan karakter seorang ahli ilmu jiwa anak dan orang yang
anak, karena banyak nilai yang dapat ditransfer sangat populer dengan dunia anak-anak,
di dalamnya tanpa anak/siswa merasa digurui dan menyarankan ada baiknya budaya dongeng atau
dipaksa tetapi melalui kesadaran sendiri untuk bercerita sebelum tidur terus dilestarikan. Tidak
mencontoh perbuatan yang baik dan menghindari bisa diharapkan banyak manfaat dan mengakhiri
perbuatan yang jahat. Karena perbuatan baik dan kemelekan anak di depan televisi, internet, VCD,
buruk sangat kontras digambarkan di dalmnya. dan lain lain dengan menyaksikan cerita.
Terkait dengan itu, Subari (1990) seorang ahli Semenarik apapun tayangannya, siswa tidak bisa
dalam menulis cerita anak-anak mengatakan bertanya langsung atau memberikan feedback
bahwa, kecenderungan meninggalkan dongeng secra langsung terhadap media tersebut.
bagaikan mengebiri tingkat perkembangan anak Oleh karena itu, cerita rakyat sangatlah
dalam menanamkan nilai-nilai moral. Anak tidak tepat dimanfaatkan atau dijadikan sebagai media
bisa dipaksakan untuk memahami suatu dalam pembelajaran, yang lingkupnya berada
nilai tetapi harus menggunakan media yang tepat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan
agar efektif termasuk cerita rakyat. Senada tujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai
dengan itu, Abidin (2013:57) mengemukakan karakter yang terkandung di dalamnya dan
bahwa bahan ajar yang berupa sastra termasuk sebagai perwujudan kecintaan dan pelestarian
cerita rakyat adalah bahan ajar yang paling tepat terhadap kebudayaaan asli nusantara.
digunakan sebagai saluran membangun karakter Adapun tujuan dalam tulisan ini adalah
karena karya sastra memiliki nilai-nilai yang untuk menjelaskan eksistensi cerita
dapat digunakan untuk membentuk budi pekerti rakyat sebagai media pembentukan karakter
siswa. Melalui karya sastra, siswa dapat siswa di sekolah dasar. Sebagai salah satu media
menemukan karakter-karakter yang baik untuk yang digunakan guru dalam membentuk karekter
diteladani dan diterapkan dalam kehidupan khususnya siswa SD.
sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah,
maupun masyarakat.
Kecanggihan teknologi yang telah PEMBAHASAN
membawa perubahan yang begitu menakjubkan A. Ekssistensi Cerita Rakyat
seperti kecepatan penyebaran informasi yang Cerita rakyat Sulawesi Selatan
berupa pengetahuan di berbagai bidang/disiplin Khususnya di daerah Bugis banyak berkembang
ilmu, namun di satu sisi orang tua/guru perlu di masyarakat, dan merupakan kekayaan budaya
memahami dan menyadari bahwa kecanggihan yang patut dilestarikan dan diapresiasi. Dahulu
teknologi bukan berarti menggantikan peran cerita rakyat disampaikan dari mulut ke mulut
orang tua dan guru dalam mendidik serta atau secara lisan. Tetapi seiring dengan
menanamkan nilai-nilai positif dan karakter perkembangan zaman, cerita rakyat dapat
kepada siswa/anak. Orang tua dan guru perlu disampaikan dalam bentuk tulisan seperti: buku,
mewaspadai pernyataan Dewangga (2012) koran dan majalah, audiovisual seperti: televisi
bahwa era keterbukaan informasi akibat dan CD , serta media internet.
globalisasi mempunyai faktor-faktor negatif
antara lain mulai lunturnya nilai-nilai B. Pengertian Cerita Rakyat
kebangsaan yang dianggap sempit seperti Istilah cerita rakyat menunjuk kepada
patriotisme dan nasionalisme yang dianggap cerita yang merupakan bagian dari rakyat, yaitu
tidak cocok dengan nilai-nilai globalisasi. hasil sastra yang termasuk dalam cakupan foklor.
Semoga faktor negatif tersebut tidak mencemari Cerita rakyat merupakan pernyataan suatu
dunia pendidikan. budaya kelompok manusi yang mengisahkan
berbagai ragam peristiwa yang berkaitan dengan

33
Vol,2. No,2. Tahun 2018

mereka, baik secara langsung atau tidak (Osman 3. Fungsi sarana penggalang rasa
1991, dalam Munirah, 2014). kesetiakawanan di antara warga masyarakat
Cerita rakayat adalah cerita yang banyak yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut.
berkembang di masyarakat. Cerita ini biasanya 4. Fungsi lain dari cerita rakyat adalah sebagai
disampaikan dari mulut ke mulut. Namun, saat pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang
ini cerita rakyat telah banyak dibukukan agar berlaku dalam masyarakat. Dalam cerita
tidak hilang atau punah karena dilupakan oleh rakyat terkadang ajaran-ajaran etika dan moral
masyarakatnya (Batari, 2015). bisa dipakai sebagai pedoman bagi
Sutrisno (2008) mengatakan, certa rakyat masyarakat. Di samping itu di dalamnya juga
merupakan cerita yang disampaikan secara lisan terdapat larangan dan pantangan yang perlu
dalam satu kelompok masyarakata pada zaman dihindari. Cerita rakyat bagi warga
dahulu, bertujuan sebagai hiburan, masyarakat pendukungnya bisa menjadi
menyampaikan nasihat, berkongsi ilmu dan tuntunan tingkah laku dalam pergaulan sosial.
sebagainya. Cerita-cerita ini disampaikan dari
satu generasi ke pada generasi berikutnya dan D. Jenis-jenis cerita rakyat
merupakan warisan dalam kelompok itu. Cerita Menurut William R Bascom
rakyat bisanya disampaikan oleh oran-orang (Danandjaya, 2007) cerita rakyat dibagi dalam
yang lebih tua seperti: datuk nenek, ibu-bapak tiga golongan besar yaitu :
atau masyarakat. Cerita-cerita rakyat yang tidak 1. Mitos (mite)
akan diketahui kesahihannya mengenai sesuatu Mite berasal dari bahasa Yunani, mythos,
kejadian itu, namun dipercayai benar-benar yang berarti cerita tentang dewa dan manusia
terjadi di suatu tempat. dianggap sebagai pahlawan yang dipuja-puja.
Selanjutnya Dananjaya (2007: Atau mite adalah cerita prosa rakyat yang
15) menyatakan bahwa “Cerita rakyat adalah dianggap benar-benar terjadi setelah dianggap
golongan cerita yang hidup dan berkembang suci oleh empunya. Mite ditokohkan oleh dewa
secara turun temurun dari generasi ke generasi atau makhluk setengah dewa. Peristiwanya
berikutnya. Disebut cerita rakyat karena cerita ini terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang
hidup di kalangan raktyat dan hampir semua seperti kita kenal sekarang ini dan terjadi di masa
lapisan masyarakat mengenal cerita itu.” lampau.
Berdasarkan urain tersebut disimpulkan Mite biasanya dijadikan semacam
bahwa cerita rakyat merupkan kisahan atau cerita pedoman untuk ajaran suatu kebijaksanaan bagi
anonym dari zaman dahulu yang lahir dan manusia. Melalui mite manusia merasa dirinya
berkembang di kalangan masyarakat tertentu dan turut serta mengambil bagian dalam kejadian-
disebarluaskan secara lisan dan turun temurun kejadian dapat pula merasakan dan menanggapi
dengan menggunakan bahasa daerah masing- daya kekuatan alam.
masing digunakan sebagai saran dalam
menyampaikan pesan atau amanat. 2. Legenda
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah
C. Fungsi Cerita Rakyat cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang
Menurut Izy Prasetya bila mempelajari mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-
dengan seksama, ternyata cerita rakyat yang benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali
hidup di kalangan masyarakat itu memiliki dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk
fungsi bermacam-macam. Setidaknya cerita history). Walaupun demikian, karena tidak
rakyat memiliki tiga fungsi, yaitu : tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami
1. Fungsi sarana hiburan yaitu dengan distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan
mendengarkan cerita rakyat sepeti dongeng, kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda
mite atau legenda, kita sekan-akan diajak hendak dipergunakan sebagai bahan untuk
berkelana ke alam lain yang tidak kita jumpai merekonstruksi sejarah, maka legenda harus
dalam pengalaman hidup sehari-hari. dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya
2. Fungsi sarana pendidikan yaitu pada dasarnya dari yang mengandung sifat-sifat folklor.
cerita rakyat ingin menyampaikan pesan atau Lagenda adalah prosa rakyat yang
amanat yang dapat bermanfaat bagi watak dan mempunyai ciri yang mirip dengan mite, yaitu
kepribadian para pendengarnya. dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak

34
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dianggap suci. Berbeda dengan mite, legenda tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-
ditokohi oleh manusia walaupun adakalanya angannya.
sifat-sifat luar biasa dan seringkali juga dibantu Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng
makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-
dunia yang kita kenal dan waktu terjadinya hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai
belum terlalu lama. keajaiban dan kesaktian yang biasanya
Legenda ada empat kelompok sebagai mengisahkan tentang dewa, raja, pangerang, dan
berikut: putri.
a. Legenda keagamaan Pada umumnya, dongeng tidak diketahui
Di dalam legenda keagamaan banyak kita pengarangnya dan terkadang hanya diketahui
jumpai kisah-kisah para wali penyebar Islam, nama pengumpul/penyadurnya.
misalnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di
Jawa, sedangkan di Bali dapat kita temui legenda E. Ciri-ciri Cerita Rakyat
tentang kisah Ratu Calon Arang. Berikut ini akan dikemukakan ciri-ciri
b. Legenda kegaiban cerita rakyat yang disarikan dari berbagai sumber
Legenda ini berkisah tentang yang pernah dibaca oleh penulis. Adapaun ciri
kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya tersebut adalah:
kerajaan gaib orang Bunian di rimba raya 1. Disampaikan turun-temurun.
Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, 2. Tidak diketahui siapa yang pertama kali
kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah dan membuatnya
Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan Ancol dari 3. Kaya nilai-nilai luhur
Jakarta. 4. Bersifat tradisional
c. Legenda perseorangan 5. Memiliki banyak versi dan variasi
Legenda perseorangan menceritakan 6. Mempunyai bentuk klise dalam susunan atau
tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan cara pengungkapannya.
terjadi, misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit 7. Bersifat anonim, artinya nama pengarang
Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima tidak ada
dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, 8. Berkembang dari mulut ke mulut.
Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, 9. Cerita rakyat disampaikan secara lisan.
Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana
dan Layonsari dari Bali. F. Media Pembentukan Karakter
d. Legenda lokal 1. Pengertian Media dan Karakter
Legenda lokal adalah legenda yang a. Pengertian Media
berhubungan dengan nama tempat terjadinya Suranto, (2005) mengatakan media
gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, adalah suatu sarana yang digunakan untuk
legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, menyampaikan pesan dari seseorang
Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban komunikator kepada komunikan.
Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Media Pembelajaran adalah Segala
Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa sesuatu yang dapat digunakan untuk
Tengah, dan Desa Trunyan di Bali. menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian serta minat peserta (siswa)
3. Dongeng sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang
Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal diharapkan, (Tim LPMP, 2006).
dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian Media merupakan alat yang
tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga pembelajaran. Apabila media ini membawa
Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
Timur, dongeng juga berkembang. instruksional atau yang mengandung maksud
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengajaran, maka media ini disebut media
dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar pembelajaran. (Arsyad, 2010).
terjadi. Dongeng dalam pengertian yang lebih Wang dan Cheung, (2003: 217)
luas merupakan pengungkapan diri manusia, menyatakan bahwa dalam konteks

35
Vol,2. No,2. Tahun 2018

pendidikan media biasa disebut sebagai fasilitas Bahwa secara psikologi dan sosiokultural
pembelajaran yang membawa pesan kepada pembentukan karakter dalam diri individu
siswa. Media dapat pula dikatan sebagai bentuk merupakan fungsi dari seluruh potensi
komunikasi baik tercetak maupun audio visual manusia yang meliputi: kognitif, afektif, dan
dan peralatannya sehingga media dapat psikomotor dalam konteks interaksi sosio-
dimanipulasi dilihat, dibaca, dan didengar. kultural (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
Dengan demikian, dapat dikatakan Konfigurasi karakter dalam konteks
bahwa media merupakan komponen sumber totalitas proses psikologis dan sosio kultural
belajar atau wahana fisik yang mengandung dikelompokkan ke dalam empat pilar yaitu: (1)
materi instruksional di lingkungan siswa yang olah hati (spritual and emotional development),
dapat merangsang siswa untuk belajar. Atau (2) olah pikir (intelectual development), (3) olah
dengan kata lain media adalah benda nyata yang raga dan kenestetik (physical and kinestetic
digunakan Untuk memperlancar proses development), dan (4) olah rasa dan karsa
pembelajaran Agar materi yang diajarkan lebih (effective and creativity development) (Sudrajat
mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa. 2011).
Keempat kelompok konfigurasi
b. Pengertian Karakter tersebut memiliki unsur-unsur karakter inti
Menurut Gulo. W, Karakter adalah
No. Kelompok Karakter Inti (Core
keperibadian ditinjau dari titik tolak etis atau
Konfigurasi Caracters)
moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya
Karakter
mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif
1. Olah hati Religius
tetap.
Jujur
Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia,
Tanggung jawab
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
Disiplin
budi pekerti yang membedakan seseorang dari
Toleransi
yang lain.
Demokratis
Karakter adalah watak atau
Menghargai Prestasi
sifat, fitrah yang ada
pada diri manusia yang dapat membentuk 2. Olah pikir Kreatif
perilaku positif. Pendidikan karakter yang Gemar membaca
diberikan kepada siswa dapat membentuk Rasa ingin tahu
perilaku positif, interaksi yang baik Mandiri
dengan gurunya, kemampuan Kerja Keras
mengelola emosi, percaya diri, kemampuan 3. Olah raga Cinta Damai
berinteraksi sosial dengan kawannya, termasuk Barsahabat/Komunikatif
kemampuan akademik. 4. Olah rasa Peduli sosial,
Menurut Suyanto (2009: 16) karakter dan karsa Peduli lingkungan
adalah cara berpikir dan berperilaku yang Cinta Tanah Air
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan Semangat Kebangsaan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, maupun negara. c. Nilai-nilai Karakter dalam Cerita Rakyat
Salah satu poin penting dari tugas Untuk mengungkapkan nilai-nilai
pendidik adalah membangun karakter (character karakter yang terdapat dalam cerita
building) anak didik. Karakter merupakan rakyat berikut ini, akan diperlihatkan contoh
standar-standar batin yang terimplementasi cerita rakyat dari Sulawesi Selatan tepatnya di
dalam berbagai bentuk kualitas diri. Karakter diri Kabupaten Luwu. Cerita tersebut adalah,
dilandasi nilai-nilai serta cara berpikir
berdasarkan nilai-nilai tersebut dan terwujud di PUTRI TANDAMPALIK
dalam perilaku. Bentuk-bentuk karakter yang Dahulu, terdapat sebuah negeri yang
dikembangkan telah dirumuskan secra berbeda. bernama negeri Luwu, yang terletak di pulau
Pendidikan karakter yang dikembangkan Sulawesi. Negeri Luwu dipimpin oleh seorang
oleh Kemendiknas (2010)b raja yang bernama La Busatana Datu Maongge,
sering dipanggil Raja atau Datu Luwu. Karena
sikapnya yang adil, arif dan bijaksana, maka

36
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

rakyatnya hidup makmur. Sebagian besar memberikan sebuah keris pada Putri
pekerjaan rakyat Luwu adalah petani dan Tandampalik, sebagai tanda bahwa ia tidak
nelayan. Datu Luwu mempunyai seorang anak pernah melupakan apalagi membuang anaknya.
perempuan yang sangat cantik, namanya Putri Setelah berbulan-bulan berlayar tanpa
Tandampalik. Kecantikan dan perilakunya telah tujuan, akhirnya mereka menemukan sebuah
diketahui orang banyak. Termasuk di antaranya pulau. Pulau itu berhawa sejuk dengan
Raja Bone yang tinggalnya sangat jauh dari pepohonan yang tumbuh dengan subur. Seorang
Luwu. pengawal menemukan buah Wajao saat pertama
Raja Bone ingin menikahkan anaknya kali menginjakkan kakinya di tempat itu. “Pulau
dengan Putri Tandampalik. Ia mengutus ini kuberi nama Pulau Wajo,” kata Putri
beberapa utusannya untuk menemui Datu Luwu Tandampalik. Sejak saat itu, Putri Tandampalik
untuk melamar Putri Tandampalik. Datu Luwu dan pengikutnya memulai kehidupan baru.
menjadi bimbang, karena dalam adatnya, seorang Mereka mulai dengan segala kesederhanaan dan
gadis Luwu tidak dibenarkan menikah dengan keterbatasan. Hutan rimba lambat laun berubah
pemuda dari negeri lain. Tetapi, jika lamaran menjadi perkampungan, yang dihuni oleh
tersebut ditolak, ia khawatir akan terjadi perang Tanpampalik dan pengikutnya. mereka bekerja
dan akan membuat rakyat menderita. Meskipun tanpa pamri., sebagai tanda kesetiaan dan
berat akibat yang akan diterima, Datu Lawu ketaatan pada raja dan putrinya.
memutuskan untuk menerima pinangan itu. Pada suatu hari Putri Tandampalik duduk
“Biarlah aku dikutuk asal rakyatku tidak di tepi danau. Tiba-tiba seekor kerbau putih
menderita,” pikir Datu Luwu. menghampirinya. Kerbau bule itu, menjilatinya
Beberapa hari kemudian utusan Raja dengan lembut. Semula, Putri Tandampalik
Bone tiba ke negeri Luwu. Mereka sangat sopan hendak mengusirnya. Tapi, hewan itu tampak
dan ramah. Tidak ada iringan pasukan atau jinak dan terus menjilatinya. Akhirnya ia
armada perang di pelabuhan, seperti yang diamkan saja. Ajaib! Setelah berkali-kali dijilati,
diperkirakan oleh Datu Luwu. Datu Luwu luka berair di tubuh Putri Tandampalik hilang
menerima utusan itu dengan ramah. Saat mereka tanpa bekas. Kulitnya kembali halus dan bersih
mengutarakan maksud kedatangannya, Datu seperti semula. Putri Tandampalik terharu dan
Luwu belum bisa memberikan jawaban bersyukur pada Tuhan, penyakitnya telah
menerima atau menolak lamaran tersebut. Utusan sembuh. “Sejak saat ini kuminta kalian jangan
Raja Bone memahami dan mengerti keputusan menyembelih atau memakan kerbau bule, karena
Datu Luwu. Mereka pun pulang kembali ke hewan ini telah membuatku sembuh,” kata Putri
negerinya. Tandampalik pada para pengawalnya.
Keesokan harinya, terjadi kegaduhan di Permintaan Putri Tandampalik itu langsung
negeri Luwu. Putri Tandampalik jatuh sakit. dipenuhi oleh semua orang di Pulau Wajo hingga
Sekujur tubuhnya mengeluarkan cairan kental sekarang. Kerbau bule yang berada di Pulau
yang berbau anyir dan sangat menjijikkan. Para Wajo dibiarkan hidup bebas dan beranak pinak.
tabib istana mengatakan Putri Tandampalik Di suatu malam, Putri Tandampalik
terserang penyakit menular yang berbahaya. bermimpi didatangi oleh seorang pemuda yang
Berita cepat tersebar. Rakyat negeri Luwu tampan. “Siapakah namamu dan mengapa putri
dirundung kesedihan. Datu Luwu yang mereka secantik dirimu bisa berada di tempat seperti
hormati dan Putri Tandampalik yang mereka ini?” tanya pemuda itu dengan lembut. Lalu Putri
cintai sedang mendapat musibah. Setelah Tandampalik menceritakan semuanya. “Wahai
berpikir dan menimbang-nimbang, Datu Luwu pemuda, siapa dirimu dan dari mana asalmu?”
memutuskan untuk mengasingkan anaknya. tanya Putri Tandampalik. Pemuda itu tidak
Karena banyak rakyat yang akan tertular jika menjawab, tapi justru balik bertanya, “Putri
Putri Tandampalik tidak diasingkan ke daerah Tandampalik maukah engkau menjadi istriku?”
lain. Keputusan itu dipilih Datu Luwu dengan Sebelum Putri Tandampalik sempat menjawab,
berat hati. Putri Tandampalik tidak keberatan ia terbangun dari tidurnya. Putri Tandampalik
dengan keputusan tersebut, tidak berkecil hati, merasa mimpinya merupakan tanda baik
ataupun marah pada ayahandanya. Lalu ia pergi baginya.
dengan perahu bersama beberapa pengawal
setianya. Sebelum pergi, Datu Luwu

37
Vol,2. No,2. Tahun 2018

Sementara, nun jauh di Bone, Putra membuat Putra Mahkota kagum dan langsung
Mahkota Kerajaan Bone sedang asyik berburu. Ia menaruh hati.
ditemani oleh Anre guru Pakanranyeng Panglima Setelah beberapa hari tinggal di desa
Kerajaan Bone dan beberapa pengawalnya. tersebut, Putra Mahkota kembali ke negerinya
Berhari-hari telah berada di hutan saking karena banyak kewajiban yang harus
asyiknya berburu, rombongan pasukan kerajaran diselesaikan di Istana Bone. Sejak berpisah
Bone telah kehabisan bekal, maka tersebarlah dengan Putri Tandampalik, ingatan Sang
rombongan raja Bone untuk mencari makanan. Pangeran selalu tertuju pada wajah cantik itu.
Salah seorang di antara mereka, dari kejauhan Ingin rasanya Putra Mahkota tinggal di Pulau
melihat asap dan seberkas cahaya dia berjalan ke Wajo. Anre Guru Pakanyareng, Panglima Perang
arah asap dan cahaya tersebut yang ditempuhnya Kerajaan Bone yang ikut serta menemani Putra
berjam-jam, ternyata asap dan cahaya tersebut Mahkota berburu, mengetahui apa yang
berasal dari perkampungan kecil. Pengikut dirasakan oleh anak rajanya itu. Anre Guru
tersebut memasuki sebuah rumah dan Pakanyareng sering melihat Putra Mahkota
menyampaikan apa maksud kedatangannya. duduk berlama-lama di tepi telaga. Maka Anre
Putri Tandampalik segera memerintahkan Guru Pakanyareng segera menghadap Raja Bone
pengawalnya untuk menyiapkan bekal, ada yang dan menceritakan semua kejadian yang mereka
menanak nasi, membuat sayur, membuat sambal, alami di pulau Wajo. “Hamba mengusulkan
memasak lauk, sehingga dalam waktu cepat Paduka segera melamar Putri Tandampalik,” kata
bekal tersebut telah siap di antar. Putri Anre Guru Pakanyareng. Raja Bone setuju dan
Tandampalik mengatakan “Bawalah segera, segera mengirim utusan untuk meminang Putri
kasihan rombongan bisa jatuh sakit, Saya tidak Tandampalik.
punya apa-apa ini sekedar pengganjal perut”. Ketika utusan Raja Bone tiba di Pulau
Kalau masih menginginkan bantuan kami, Wajo, Putri Tandampalik tidak langsung
datanglah jangan malu-malu selama kalian masih menerima lamaran Putra Mahkota. Ia hanya
berada dihutan saya siap membantu sesuai memberikan keris pusaka Kerajaan Luwu yang
dengan kemampuan kami. Setelah pengikut tiba diberikan ayahandanya ketia ia di asingkan. Putri
ke tempat Putra Mahkota, maka diceritakannya Tandampalik mengatakan bila keris itu diterima
segala kejadian yang dialami, kebaikan hati, serta dengan baik oleh Datu Luwu berarti pinangan
kecantikan Putri Tandampalik , Putra Mahkota diterima. Putra Mahkota segera berangkat ke
penasaran dengan cerita tersebut. Kerajaan Luwu sendirian. Perjalanan berhari-
Memintanyalah kepada pengawalnya untuk hari dijalani oleh Putra Mahkota dengan penuh
mengantarkan ke sana. Sesampainya di sana, semangat. Setelah sampai di Kerajaan Luwu,
Putra Mahkota memasuki sebuah rumah yang Putra Mahkota menceritakan pertemuannya
tampak kosong. Betapa terkejutnya ia ketika dengan Putri Tandampalik dan menyerahkan
melihat seorang gadis cantik sedang menjerang keris pusaka itu pada Datu Luwu.
air di dalam rumah itu. Gadis cantik itu tidak lain Datu Luwu dan permaisuri sangat
adalah Putri Tandampalik. gembira mendengar berita baik tersebut. Datu
“Mungkinkah ada bidadari di tempat Luwu merasa Putra Mahkota adalah seorang
asing begini?” pikir putra Mahkota. Merasa ada pemuda yang gigih, bertutur kata lembut, sopan
yang mengawasi, Putri Tandampalik menoleh. dan penuh semangat.Maka ia pun menerima keris
Sang Putri tergagap,” rasanya dialah pemuda pusaka itu dengan tulus. Tanpa menunggu lama,
yang ada dalam mimpiku,” pikirnya. Kemudian Datu Luwu dan permaisuri datang mengunjungi
mereka berdua berkenalan. Dalam waktu singkat, pulau Wajo untuk bertemu dengan anaknya.
keduanya sudah akrab. Putri Tandampalik Pertemuan Datu Luwu dan anak tunggal
merasa pemuda yang kini berada di hadapannya kesayangannya sangat mengharukan. Datu Luwu
adalah seorang pemuda yang halus tutur merasa bersalah telah mengasingkan anaknya.
bahasanya. Meski ia seorang calon raja, ia sangat Tetapi sebaliknya, Putri Tandampalik bersyukur
sopan dan rendah hati. Sebaliknya, bagi Putra karena rakyat Luwu terhindar dari penyakit
Mahkota, Putri Tandampalik adalah seorang menular yang dideritanya. Akhirnya Putri
gadis yang anggun tetapi tidak sombong. Tandampalik menikah dengan Putra Mahkota
Kecantikan dan penampilannya yang sederhana Bone dan dilangsungkan di Pulau Wajo.
Beberapa tahun kemudian, Putra Mahkota naik

38
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

tahta. Beliau menjadi raja yang arif dan lama di tepi telaga. Maka Anre
bijaksana. Guru Pakanyareng segera
(Penutur Andi Pati Majuddah) menghadap Raja Bone dan
menceritakan semua kejadian
Setelah membaca dan mencermati cerita yang mereka alami di pulau
rakyat yang berjudul “Putri Tandampalik” ada Wajo. “Hamba mengusulkan
beberapa nilai karakter yang terdapat di Paduka segera melamar Putri
dalamnya. Untuk itu perhatikan tabel berikut ini: Tandampalik,” kata Anre Guru
Pakanyareng.
Olah Religius:
hati 1. Putri Tandampalik terharu Olah Cerdas: “ Biarlah aku dikutuk,
pikir asal rakyatku tidak menderita”
dan bersyukur pada Tuhan,
pikir datu Luwu, karena Datu
penyakitnya telah sembuh.
“Sejak saat ini kuminta kalian Luwu khwatir, kalau pinangan
jangan menyembelih atau Raja Bone ditolak maka akan
terjadi perang dan membuat
memakan kerbau bule, karena
rakyat menderita. Walaupun
hewan ini telah membuatku
sembuh,” kata Putri menurut adat seorang gadis
Tandampalik pada para Luwu tidak boleh menikah
dengan pemuda dari negeri
pengawalnya.
lain.
2. Putri Tandampalik
bersyukur, kepada Allah, Rasa ingin tahu: Di kejauhan,
karena rakyat Luwu terhindar ia melihat seberkas cahaya. Ia
memberanikan diri untuk
dari penyakit menular yang
mencari dari mana asal cahaya
dideritanya.
Peduli soaial : Datu Luwu itu.
memutuskan untuk Olah Cinta Damai: “Bawalah
mengasingkan anaknya. raga segera, kasihan rombongan
Karena banyak rakyat yang bisa jatuh sakit, Saya tidak
akan tertular jika Putri punya apa-apa ini sekedar
Tandampalik tidak diasingkan pengganjal perut”. Kalau
ke daerah lain. Keputusan itu masih menginginkan bantuan
dipilih Datu Luwu dengan kami, datanglah jangan malu-
berat hati. Ikhlas: Hutan rimba malu selama kalian masih
lambat laun berubah menjadi berada dihutan saya siap
perkampungan, yang dihuni membantu sesuai dengan
oleh Tanpampalik dan kemampuan kami.
pengikutnya. mereka bekerja Olah Kerja sama:
tanpa pamri., sebagai tanda rasa 1. Sejak saat itu, Putri
kesetiaan dan ketaatan pada dan Tandampalik dan pengikutnya
raja dan putrinya. karsa memulai kehidupan baru.
Ketulusan: Putri Tandampalik Mereka mulai dengan segala
tidak keberatan dengan kesederhanaan. Mereka terus
keputusan tersebut, tidak bekerja keras, penuh dengan
berkecil hati, ataupun marah semangat dan gembira.
pada ayahandanya. 2. Putri Tandampalik segera
Tanggung Jawab: Putra memerintahkan pengawalnya
Mahkota kembali ke negerinya untuk menyiapkan bekal, ada
karena banyak kewajiban yang yang menanak nasi, membuat
harus diselesaikan di Istana sayur, membuat sambal,
Bone. memasak lauk, sehingga
Peduli sosial: Anre Guru sejenak bekal tersebut telah
Pakanyareng sering melihat siap di antar.
Putra Mahkota duduk berlama-

39
Vol,2. No,2. Tahun 2018

Peduli: Kalau masih DAFTAR RUJUKAN


menginginkan bantuan kami
datanglah jangan malu-malu Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa
selama kalian masih berada Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:
dihutan saya siap membantu PT Refika Aditama.
sesuai dengan kemampuan Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran.
kami. Jakarta: Rajawali Press.
Dananjaya, James. 2007. Falklor Indonesia Ilmo
Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta:
SIMPULAN DAN SARAN Pustaka Utama Grafiti.
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan Dewangga, Tahanon Aria. 2012. Pembangunan
pada latar belakang maka dapatlah disimpulkan Karakter untuk Membangun Manusia
bahwa: yang Unggul. Artikel Jakarta.
Dalam cerita “ Putri Tandampalik” Munirah, 2014. Eksistensi Cerita Rakyat dalam
sebagai objek kajian dalam tulisan ini, ditemukan Mengembangkan Nilai Pendidikan
sembilan nilai karakter. Adapun nilai karakter Budaya. Dalam. Anshari, Azis, dan
tersebut adalah: religius, ikhlas, ketulusan, Usman.(Eds.) Prosiding Simposium
tanggung jawab. Peduli sosial, cerdas, cinta Internasional. Bahasa , Sastra, dan
damai, kerja sama, dan kepedulian. Budaya Indonesia dalam Pengembangan
Salah satu alternatif untuk mengatasi Profesionalisme. (255-260).
kondsi bangsa yang mengalami krisis karakter Makassar: Universitas Negeri Makassar.
adalah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap Suranto. 2005. Komunikasi Perkantoran.
sebagai alternatif yang bersifat preventif. Oleh Yogyakarta: Media Wacana.
karena itu, cerita rakyat sebagai media Sutrisno, Mudji. 2008. Filsafat Kebudayaan
pendidikan memiliki perang yang sangat penting Ikhtiar Sebuah Teks: Hujan Kabisat
karena di dalamnya kaya dengan nilai-nilai moral Suyanto. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter.
yang dapat diteladani dan dicontoh oleh siswa Artikel Pendidikan. Maret. 2010.
tanpa harus dipaksa dan digurui, tetapi siswa Rukayah. 2009. Mendongeng sebagai Salah
dengan kesadarannya sendiri akan mentranfer Satu Strategi Menjalin Kedekatan
nilai-nilai tersebut ketika telah membacanya, dengan Anak. Jurnal Ikhtiyar. Vol. 5
guru sekedar membantu menegaskan nilai yang No. 2. halaman
patut dicontoh dan nilai yang harus dihindari. Wang, Qiyun, & Cheung W.Sun. 2003.
Terkait dengan temuan dalam cerita Designing Hypermedia Learning
maka dikemukakan saran sebagai berikut: Enviroment. Singapore: Pearson
Salah satu media yang tepat untuk Education Asia Pte.Ltd.
mengajarkan karakter pada peserta didik adalah Zuchdi dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter:
cerita rakyat, karena dalam cerita rakyat sarat Terintegrasi dalam Pembelajaran dan
dengan nilai-nilai moral yang ketika dibaca oleh Pengembangan Kultur Sekolah.
anak langsung dinikmati dan dipahami isinya. Yogyakarta: CV. Multi Presindo MP.
Oleh karena itu, diharapkan para guru mendikan
cerita rakyat sebagai salah satu media
pembentukan karakter siswa.
Kepada orang tua hendaknya menyadari
bahwa, untuk membangun karakter pada anak
dimulai sejak dini. Jadi orang tualah yang
pertama dan utama mengajarkan karakter, bukan
hanya tugas guru di sekolah karena anak lebih
banyak berada di rumah daripada di sekolah.
Oleh karena itu, orang tua, guru, dan
lingkungan yang sama-sama berperan dalam
membangun karakter anak.

40

Anda mungkin juga menyukai