NIM:411810066
C.PAGI
PENDIDIKAN KARAKTER
Aanggota ikapi,Jakarta,2007
Pencipta:Doni Koesoema
Editor:A.Ariobimo Nusantara
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru munculmpada akhir
abad-18
Aktivitas pendidikan sejak awal telah menjadi cara bertindak dari sebuah
masyarakat.Dengannya manusia melanggengkan warisan budayanya.Kepada generasi yang
lebih muda mereka mewarsikan niali-nilai yang menjadi bagian penting dalam kultur
masyarakat tempat mereka hidup.jika proses pewarisan ini tidak terjadi,niali-nilai yang telah
menghidupi masyarakat dan budaya tersebut terancam punah denagn kematian para anggota
nya.oleh karena itu,pendidikan memiliki peran vital sebab menentukan tidak hanya
keberlangsungan masyarakat,namun juga mengukuhkan identitas individu dalam sebuah
masyarakat.
Pergulatan pokok yang dihadapi oleh setiap kebudayaan tentang eksistensinya adalah
berperang melawan resiko untuk dilupakan,hilang dalam sejarah,dan tidak diingat lagi.cara
paling tradisional untuk memberantas seranga atas ‘lupa’ini adalah dengan bercerita.Melalui
cerita ,masyrakat meneruskan cita cita,idealisme,nilai-nilai,adat istiadat,prilaku,tat
cara,dll,yang menjad kekayaan budaya suatu masyarakat kepada generasi yang lebih
muda.Berjuang melawan lupa,dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan
kebudayaan merupakan awal kegiatan pendidikan.
“Ingatan akan harta warisan budaya sendiri merupakan sebuah kebutuhan yang
vitalbagi sebuah masyarakat.Betapapun sederhananya masyarakat tersebut hal ini merupakan
kondisi yanmg di perlukan bagi keberlangsungan hidupnya dalan ruang dan
waktu.Pendidikan secara hakiki merupakan sebuah cara melalui mana harta warisan budaya
itu diteruskan ke generasi .Pendidikan selalu berkaitan erat dengan ingatan(memoria).Resiko
untuk dilupakanmerupakan keadaan konstan yang mengancan setiap kebudayaan yang
menekankan tradisi lisan .”
Kebudayaan lisan tidak dapat mendominasi perkembangan kultur dan warisan nilai
budaya sebuah masyarakat sebab berlangsung atau tidaknya warisan tersebut tergantung pada
proses pewarisan yang sifatnya temporal,tergantung panjang hidup anggota
masyrakatnya.begitu anggota masyrakat itu mulai punah,atau habis karena sebuah
penyakit,atau karena perang,habis pulah lah riwayat budaya masyarakat tersebut,untuk
mengantisipasi situasi tanpa stabilitas dan kepastian(chaos) dalam kebudayaan lisan,manusia
mengembangkan sebuah komunikasi langsung yang indera utamanya adlah
pendengaran.Ekspresinya bisa merupakan permainan vocal ,suara,nada,intonasi,dll.Pada
perkembangan selanjutnya,dengan dite,mukannya bahasa tulisan,sejarah dan nyawa sebuah
masyarakat bisa bertahan dengan lebih panjang,sebab tidak lagi bergantung pada usia para
anggotanya ,malainkan tercatat dan menjadi bukti objektif yang tinggal tetap dalam tradisi
tulisan.Benarlah kata pepatah latin,verba voalnt,scripta manent (kata kata akan
hilangsedangkan yang tulisan akan tetap tinggal).
Pendidikan pada masa kuno tidak sebatas pada proses penerusan harta warisan budaya
memlaui tradisi lisan dan tulisan.Berbagai macam model pendidikan mulai dipergunakan
untuk mempercepat prosespembelajaran generasi mudanya agar semakin cepat terintegritas
denagn kultur masyarakat orang dewasa.Plaing tidak ada 3 cara pembelajaran dalam
masyarakat tribal,pertama,melalui imitasi spontan perilaku orang-orang dewasa,entah
didalam keluarga,dalam kelompok sebaya,atau perilaku orang sebaya,atau perilaku orang
sebaya di dalam masyratakat,kedua melalui permainan di mana anak-anak belajar menirukan
peranan orang dewasa dalam melaksanakan tugas-tugas penting yang ada di dalam
masyarakat,seperti permainan perang-perangan,dll.pendidikan terutama terjadi melalui
pengalaman langsung dengan cara mencontoh dari pengamatan langsuing berbagai macam
norma dan prilaku yang ada dalam masyrakat,ketiga melalui pengenalan dunia simbolik di
dalam masyrakat dimana mereka akan meleburkan dirinya sehingga mereka dapat memahami
cara-cara mereka memandang dunia dan bagaimana mengekspresikan pandangan dunia dan
keyakinan tersebut
Jika kita ingin berbicara tentang pendidikan karakter paling arkhais perhatian mesti kita
arahkan pertama-pertama kepada pujangga besar Yunanikuno,humeros,yang menampilkan
misi pendidikannya melalui baris-baris puisi dalam lliad dan odisea
Symbol kepahlawanan dalam epos lliad adalah Achilles.ia adalah pahlawan perang
yang menang dlam pertempuran,Achilles merupakan inkernasi seluruh idealisme
kepahlawanan,apa yang bernilai selalu bersifat aristokratis,manusia dari kelas tinggi atau
bangsawan,syarat penmgalaman perang yang ditandai dengan banyak kemenangan.hal-hal
yang bernilai seperti ini lah yang membedakan secara esensial antara kehidupan yang benar
dan kehidupan yang palsu.
Namun Achilles tidak semata semata menjadi pahwalan karens reputasinya dalam
pertempuran semata.terlebih.ia memiliki reputasi moral berkaitan dengan keputusan bebasnya
untuk menaggung akibat dari segala keputusan bebas nya untuk menanggungakibar dari
segala keputusannya.jaegger memberikan komentar tentang Achilles sebagai tokoh yang
memiliki intergritas moral dan menjadi model integritas moral bagi para generasi
berikutnya,Kepahlawanannya bukanlah jenis kepahlawan sebagaimana dilakukan oleh para
pahlawan sebelum dia,dia sampai pada titik tertinggi melalui keputusan yang dia buat secara
sadar,sebuah sikap yang mimiliki akibat telah diramalkan sebelumnya yang akan mengakhiri
hidupnya.
Epos dlam lliad dan odissea menjadi paradigma dlama proses formasio manusia
yunani secara lengkap,yaitu pertumbuhan manusia dlam keseluruhan potensi yang mereka
miliki untuk sampai pada suatu keharmonian,antara fisik dan dimensi interior manusia
Ideal manusia yunani ini berkembamng semakin sempurna padfa fase berikutnya.ideal
yang pada mula nya lebih terdominasi pada kesadaran diri individu yang berjuang dalam
hidup untuk meraih keutamaan,yang mulanya sifatnya lebih individual,maskulin(memiliki
konteks perang),aristokratis,berubah dan semakin menyerambah pada berbagai macam
dimensi kehidupan pada masa sesudahnya.idealisme kepahlawanan itu tidak hanya dapat
ditemukan pada kalangan para perwira yang gemar perang sebagaimana tampil dalam espos
lliad dan odisea.pujaangga yunani juga mengembangkan keutamaan itu dalam berbagai
bidang kehidupan,misalnya keutamaan dalam OALAHRAGA,keutamaan sebagai warga
nefara (salomo),keutamaan sebagai orator
Pendidikan karakter yunani yang menimba idealismevisi antropologis homerian bias
diringkaskan dengan dua dinomi pendidikan ynag mnjadi kesukaan mereka.yang
pertama,yaitu gimnastik dan music.yang dimaksud dengan gimnastik adalah kultur atas tubuh
yang yang menjadi karakteristik pendidikan manuisa yunani dengan berbagai macam
penekanan yang berkembang belakangan,tidak hanya dalam perang,tapi dalam kerja
keras,ekspersi seni,teater,dll,yang dimaksud dengan music adalah seluruh disiplin di
lingkungan budaya yang dilindungi oleh muse,jadi,bukan arti music dalam arti sempit sebgai
kemampuan memainkan beebagai alat music dan membaca notasi seperti yang kita pahami
sekasrang ini.
Jadi pendidikan karakter dalam masyarakat yunani kuno,khusus nya pada masa
homeros,lebih menekan kan individu secara utuh dengan cara mengembangkan potensi
dalam diri individu.penekanan utama pendidikan karakter ala homerian,adalah kesadaran
akan diri yang berkaitan dengan berbagai macam dimensi dalam dirinnya,yaitu dimensi fisik
dan moral.dalam puisi homeros telah terdapat 2 unsur penting bagi kurikulum yunani klasik
yang muncul di kemudian hari,yaitu adanya hubungan antara pendidikan manmusia dengan
,lingkungan hidup yang mengitarinya.mendidik berarti menanamkan nilai dan prilaku yang
akan mendapat apresiasi dan rasa hormat dari masyrakat.Kedua,adanya gagasan bahwa
pendidikan itu merupakan proses pembentukan manusia secara total sepanjang hidup.
1.3Pendidikan Karekter Populer Dalam Hesiodos
Sparta pada massa keemasan(VIII-VII SM)berbeda dengan sparta pada masa kemerosotan
(V-IV SM)Sparta berubah status 80 drajat ketika para tiran naik kuasa pada tahun
550SM.Pendidikan karakter yang muklanya sifat nya humanis berubah menjadi lebih
komunitaris yang anti demokrasi,pada masa ini,arête tidak hanya dipahami lewat idealism
menjadi serdadu yang mengutamakan semangat patriotism,namun Negara seebagai instusi
tertingi mengambil ahli secara total kinerja edukatif dalam arti yang sesungguhnya.dalam
artian ini,pendidikan karakter Sparta yang sifatnya tiranis,totalitarian,komunal,menjadi
antithesis pendidikan karakter atenean yang lebih bersifat demokratis,dialogis,menghargai
individu
Sejak abad VIII-VI SM,Sparta memang terkenal sebagai Negara militeristis di mana
idealism militer dengan arête sebagai serdadu memainkan peranan penting dalam kehidupan
politik Sparta.menurut serpihan kesaksian tirteo,maisalnya,Sparta masa arkahis lebih
memiliki wajah santun dibandingkan dengan Sparta masa kemerosotan yang memiliki wajah
barbar,keras,dan membatu.Padahal sesungguhnya pada masa arkahis parta merupakan pusat
kegiatan budaya,seni,dan keindaha,ia sangat terbuka terhadap kedatangan orang-orang
asing.secara khusus Sparta memang terkenal dengan keunggulannya dalam bidang
olahraga,baik jenis olahraga yang dilakukan oleh kaum lelaki maupun kaum perempuan,serta
terkenal dengan perkembanga music nya.dalam catatan sejarah olahraga,Sparta
misalnya,memiliki reputasi tinggi dalam pesta olimpiade terutama olimpiade XV(270
SM)sampai tahun 561 terxata dari 81 pemenang olimpiade,46 di antaranya berasal dari Sparta
Sparta dalam masa keemasan ketika itu sesungguhnya telah lebih dahulu mencapai
sebuah kultur yang baru akan terjadi di kemudian hari di Athena pada abad ke5 dengan
metropolis kebudayaan hellenisnya,sayangnya,perkembangan ini berubah drastic ketika
terjadi revolusi social politik sekitar tahuyn 550 SM yang mengukuhkan para tiran yang
memang kendali militer yang sifatnya sangat totalitasitik.sejak saat itulah terjadi pemisahaan
radikal antara kota Sparta dan kota yunani lainnya,Sparta semakin menjauh dari aristokrasi
dan menuju sebuah bentuk pemerintahan yang kuranmg demokratis .Sparta menjadi
sepenuhnya mileteristis,di pegang kelompok kelopok perwira dalam lingkup kasta tertutup
yang memobilisasi massa bagi aktivitas politik ,social,dan pertahanan nasional,
Dalam konteks rezim tiranis militerisitis pendidikan karaketer bagi warga Negara
terutama diarahkan pertumbuhan keitamaan moral sebagai warga Negara yang memiliki cinta
secara total kepada cinta tanah air,menghargai nilai kekuatan dan kekerasan,mengutamakan
latihan fisik demi kesiapan tempur,dan ketaaan total kepada tanah air
Ideal arête serdadu telah lama dipromosikan oleh tirteo yang kemungkinan besar
hidup di Sparta pada paruh kedua abad ke-7 SM pada saat terjadi perang messenik.elegi yang
dibuatnya nmemiliki gaung yang kuat bagi etos pendidikan,dia adalah juru bicara kolektifitas
yang menyatakan pentingnya realis mendalam bagi setiap warga Negara yang berpikir luas
untuk menjadi stu kestuan denga warga lain dalam cinta total bagi Negara ketika Negara
mngalami peperangan dan dalam bahaya.tirteo mengubah erete homerian menjadi
kepahlawanan amor patrio