Disusun Oleh :
Finny Vebrianti (1810302005)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Manfaat
a. Mengetahui apa itu cultural estetika
b. Mengetahui ruang lingkup cultural studies
c. Mengetahui karakteristik cultura studies
d. Mengetahui sejarah perkembangan cultural studies
BAB II
PEMBAHASAN
Cultural Studies
Cultural studies adalah suatu paradigma yang baru di dalam kajian ilmu
sosial yang memperkenalkan budaya dalam dimensi yang baru. Cultural studies
memiliki suatu momen ketika dia menamai dirinya sendiri, meskipun penamaan
itu hanya menandai penggalan atau kilasan dari suatu proyek intelektual yang
terus berubah. Cultural studies atau kajian budaya tidak hanya mengenal kreasi
manusia dan hasil perilaku, tetapi menelaah pemahaman mendalam antara budaya
dan kekuasaan yang mendasarinya. Oleh karena itu peran komunikasi dibutuhkan.
Dengan kajian ilmu komunikasi akan dapat terasa kehadiran kajian budaya. 1
1
Chris Barker, Cultural Studies; Teori & Praktik (Cet. Ke-6), Terjemahan Nurhadi, Bantul:
Kreasi Wacana, 2009, hlm. 6
Eropa. Bahkan buku-buku teks tentang kajian budaya di kalangan akademik
menjadi tumbuh pesat dan sangat terpopuler. 2
Contoh Kasus
2
Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya, Jakarta: Prenada
Media Group, 2014, hlm.1-2
3
Stuart Hall dkk, Budaya Media Bahasa, Yogyakarta: Jalasutra, 2011, hlm 15
4
John Hartley. Communication, Cultural and Media Studies. Psychology Press, 2002. Hal
49
diinginkan tidak sesuai expectancy seperti yang ditayangkan dalam iklan tersebut.
Pada musim kampanye, tidak sedikit para politikus memanfaatkan televisi sebagai
media promosi, hal ini bertujuan agar masyarakat tertarik untuk memilihnya
meskipun masyarakat sebenarnya tidak tahu sepenuhnya bagaimana sosok calon
pemimpin tersebut. Dalam hal ini tentu saja media massa digunakan sebagai alat
memperoleh keuntungan.
Contoh lain dalam hal fashion, saat ini Hijab merupakan sebuah fashion
yang sedang diminati oleh kaum hawa, dimana sebenarnya bukan hanya sekedar
cara mempercantik dan bagaimana cara berpakaian yang modis, tetapi ada
ideologi yang disampaikan dengan cara pengemasan lewat media, yaitu menutup
aurat sebagai seorang muslim, yang secara tidak langsung oleh para konsumennya
telah dilakukan, dengan dasar ingin mengikuti trend modis masa kini. 5
Mengenai ruang lingkup kajian budaya diungkapkan secara jelas dalam Barker
(2000), yakni
(2) Seluruh praktik, institusi, dan sistem klasifikasi yang tertanam dalam nilai-
nilai partikular, kepercayaan, kompetensi, kebiasaan hidup, dan bentuk-bentuk
perilaku yang biasa dari sebuah populasi,
5
Chris Barker, Cultural Studies; Teori & Praktik (Cet. Ke-6), Terjemahan Nurhadi, Bantul:
Kreasi Wacana, 2009, hlm. 20
(4) Berbagai kaitan wacana di luar dunia akademis dengan gerakan sosial dan
politik, para pekerja di lembaga kebudayaan, dan manajemen kebudayaan.6 Selain
itu cultural studies juga mencakup budaya pop, ideologi, wacana, feminisme,
politik budaya, media, dan lain sebagainya. Karena cakupannya yang luas, di sini
akan dipaparkan beberapa cakupan-cakupan tersebut.
Politik Kultural
Cultural studies selalu terfokus pada isu-isu kekuasaan, politik dan kebutuhan
akan perubahan sosial. Sebenarnya, cultural studies memiliki aspirasi untuk
membangun jaringan dengan gerakan politik di luar akademi. Jadi, cultural studies
bisa menjadi setumpuk teori dan serangkaian tindakan politis, termasuk produksi
teori sebagai praktik politis. 7
Feminisme
Budaya Pop
6
Anang Santoso, Ilmu Bahasa dalam Perspektif Kajian Budaya, Jurusan Sastra Indonesia
Fak. Sastra Universitas Negeri Malang, hlm. 2-3
7
Chris Barker, Cultural Studies; Teori & Praktik (Cet. Ke-6), Terjemahan Nurhadi, Bantul:
Kreasi Wacana, 2009, Hlm. 371-372
8
Chris Barker, Cultural Studies; Teori & Praktik (Cet. Ke-6), Terjemahan Nurhadi, Bantul:
Kreasi Wacana, 2009, Hlm. 237-238.
Karakteristik Cultural Studies
Sardar dan Van Loon (2002) merinci karakteristik cultural studies (CS) sbb. 9
9
J. Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Terj. Laily Rahmawati), Yogyakarta: Jalasutra,
2007, hlm 38-40
bertujuan memahami dan mengubah struktur dominasi di mana-mana, namun
secara khusus lagi dalam masyarakat kapitalis industrial.
10
J. Storey, Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop (Terj. Laily Rahmawati), Yogyakarta:
Jalasutra, 2007, hlm 41-42
menghasilkan berbagai karya berupa buku-buku, jurnal, diktat, matakuliah bahkan
jurusan di universitas-universitas.
Sejarah lahirnya ilmu kajian budaya tidak akan pernah terlepas dari
bagaimana lingkungan/kehidupan pada masa tertentu mempengaruhi teori yang
dilahirkan oleh para pemikir-pemikirnya. Seorang pemikir takan pernah jauh dari
apa yang ada dekat dengan dirinya sebelum meninggalkan jauh dari apa yang
mereka diami sehari-hari. Cultural Studies lahir di tengah-tengah semangat Neo-
Marxisme yang berupaya untuk meredefinisikan Marxisme, sebagai perlawanan
terhadap dominasi dan hegemoni budaya tertentu. Istilah cultural studies sendiri
berasal dari Centre for Contemporary Cultural Studies (CCCS) di Universitas
Birmingham yang didirikan 1964. Cultural studies berakar dari gagasan Karl
Marx, yang mempunyai pandangan bahwa kapitalisme telah menciptakan
kelompok elit kuasa untuk melakukan eksploitasi terhadap kelompok yang tidak
berkuasa dan lemah. Pengaruh kontrol kelompok berkuasa terhadap yang lemah
menjadikan kelompok yang lemah merasa tidak memiliki kontrol atas masa depan
mereka. Para pendiri cultural studies memiliki latar belakang pendidikan Sastra,
dapat ditilik dari perkembangan paham strukturalisme dalam kritik-kritik Sastra
yang berkembang pesat di Eropa pada masa itu. Cultural Studies adalah studi
kebudayaan atas praktik signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi
pembentukan makna pada beragam konteks.
11
Sandi Suwardi Hasan, Pengantar Cultural Studies, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2011, hlm 28-30
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cultural studies adalah suatu paradigma yang baru di dalam kajian ilmu
sosial yang memperkenalkan budaya dalam dimensi yang baru. Cultural studies
memiliki suatu momen ketika dia menamai dirinya sendiri, meskipun penamaan
itu hanya menandai penggalan atau kilasan dari suatu proyek intelektual yang
terus berubah. Cultural studies atau kajian budaya tidak hanya mengenal kreasi
manusia dan hasil perilaku, tetapi menelaah pemahaman mendalam antara budaya
dan kekuasaan yang mendasarinya. Oleh karena itu peran komunikasi dibutuhkan.
Dengan kajian ilmu komunikasi akan dapat terasa kehadiran kajian budaya.
Ada banyak orang yang membicarakan kebudayaan dengan berbagai
aspeknya, tetapi tidak semua orang yang mampu mendefinisikan apa
sesungguhnya kebudayaan itu dan mengapa kebudayaan sangat kuat memberikan
pengaruh pada kehidupan manusia. Cultural studies tidak hanya merambah ilmu
komunikasi saja tetapi juga merambah bidang keilmuwan yang lainnya seperti
psikologi, antropologi, linguistik ilmu politik hingga sains.
Barker, Crish. 2009. Cultural Studies; Teori & Praktik (Cet. Ke-6), Terjemahan
Nurhadi, Bantul: Kreasi Wacana.
Ida, Rachmah. 2014. Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya, Jakarta:
Prenada Media Group.
Hall, Stuart, dkk 2011. Budaya Media Bahasa, Yogyakarta: Jalasutra.
Hartley, John. 2002. Communication, Cultural and Media Studies. Psychology
Press