Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi berasal dari kata aktual yang berarti betul-betul ada, terjadi dan
sesungguhnya, hakikatnya. Dimana Pancasila memang sudah jelas berdiri dalam
bangsa Indonesia sebagai dasar negaranya.
Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat
tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur Negara
sampai kepada rakyat biasa.
Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat Pancasila adalah bersifat
universal, tetap dan tak berubah. Nilai-nilai tersebut dapat dijabarkan dalam setiap
aspek dalam penyelenggaraan Negara dan dalam wujud norma-norma, baik norma
hukum, kenegaraan, maupun norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan
diamalkan oleh setiap warga Negara Indonesia.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
1. Aktualisasi Objektif
Aktualisasi Pancasila secara objektif yaitu melaksanakan pancasila dalam
berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara
lain: legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Selain itu juga meliputi bidang-bidang
aktualisasi lainnya. Seperti politik, ekonomi, hukum terutama dalam penjabaran
kedalam undang-undang, garis-garis besar haluan Negara, hankam, pendidikan
maupun bidang kenegaraan lainnya.
2. Aktualisasi Subjektif
Aktualisasi Pancasila secara subyektif adalah aktualisasi pancasila pada setiap
individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan
masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga Negara
biasa, aparat pentelenggara Negara, penguasa Negara, terutama kalangan elit politik
dalam kegiatan politik, maka dia perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan
dan kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam pancasila.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara memerlukan kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan
masyarakat yang dapat mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu dan dapat
terlihat dalam perilaku. Perpaduan ciri tersebut di dalam kehidupan
kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak
kehidupan yang menjadikan kampus sebagai pedoman dan harapan masyarakat.
3. Otonomi Keilmuan
Ilmu yang berkembang tidak hanya kerangaka pemikiran logis, melainkan telah
teruji, sehingga dengan ilmu orang akan bias menjelaskan gejala alam kemudian
meramalkannya. Ilmu mempunyai obyek kajian (ontologis), dan memiliki
kemampuan untuk mencapai kebenaran (epistemologi) serta kemampuan terkait
dengan masyarakatnya (aksiologis). Ilmu yang dapat berkembang pad prinsipnya
karena kaidah moral, pertimbangan etis, dan norma kerja profesinya.
Ilmu pengetahuan memang dapat memperoleh otonomi dalam melakukan
kegiatannya untuk mempelajari alam semesta, tetapi masalah moral akan timbul
manakala berkaitan dengan ilmu pengetahuan itu. Ilmu pengetahuan memiliki 2 sisi
kajian yaitu sisi kajian internal dan eksternal. Sisi kajian internal digunakan manakala
ilmu hanya menggunakan metode spesifik yang dimilikiuntuk dipraktekkan ilmuwan
secara otonomi (Salim, 1994: 15). Sedang pada sisi kajian eksternal , ilmu akan
berkaitan dengan bidang IPOLEKSOSBUDROHANKAM (ideology, politik,
ekonomi, social, budaya, rohani, pertahanan, dan keamanan.
Ilmu pengetahuan hanya memiliki otonomi dalam sisi kajian internal (terbatas
pada penerapan metodologinya untuk mencapai kebenaran ilmiah). Ilmu pengetahuan
selalu dituntut bagaimana dapat memiliki kegunaan di masyarakatnya. Misalnya
keberadaan ilmu kedokteran harus mampu mengatasi masalah kesehatan masyarakat
secara luas, seperti menciptakan obat untuk mengatasi HIV,dll. Ilmu sosial
(politik,sosial,ekonomi, budaya, dll) harus mampu menciptakan dinamika dan
intregitas bagi masyarakatnya. Dapat dikatakan bahwa ilmu sosial tidak mungkin
berkembang terlepas dari masyarakatnya, karena ilmu sosial adalah bagian dari gejala
perilaku masyarakat.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia sekaligus fondasi utama berdirinya negara
Indonesia yang digali dari bumi Indonesia. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila digali dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri dan bukan dari bangsa lain.
Dengan demikian, Pancasila sebagai idologi dapat diterima oleh bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
menghadirkan pengertian pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
A. Pengertian Pancasila
Istilah Pancasila secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Panca yang berarti
lima dan Sila yang berarti dasar atau asas. Pancasila diartikan sebagai lima dasar atau lima
asas. Dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular dan Negarakertagama kerya Mpu
Prapanca terdapat istilah Pancasila yang ditulis dengan istilah Pancasila Krama. Istilah
Pancasila yang digunakan bangsa Indonesia sebagai dasar negara pertama kali merupakan
usualan Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI ketika meumuskan dasar negara Indonesia.
Bagian pembukaaan UUD 1945 terdiri dari 4 alenia yang masing-masing alenia memiliki
makna tersendiri. Adapun rumusan Pancasial yang diguanakan sebagai dasar negara
Indonesia adalah sebagaimana tertuang pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Pada
alenia keempat tersebut terdapat tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahaan
negara, UUD, dan dasar negara Indonesia. Dasar negara Indonesia itulah yang disebut
Pancasila.
Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
B. Nilai-Nilai Pancasila
Nilai yaitu sesuatu yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya batin, serta menyadarkan
manusia terhadapt harkat dan martabatnya. Terbentuknya nilai atas dasar suatu
pertimbangan cipta, rasa, dan keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Nilai
berumber dari kebudayaan yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan sikap
serta perbuatan manusia.
Pancasial memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-
nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan
masyarakat sejak dulu. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancaisla adalah sebagai beirkut:
1. Dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai-nilai religius antara lain:
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya Yang
Maha sempurna, yakni Maha Kasih, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana, dan sifat suci
lainnya.
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Nilai sial petama ini meliputi dan menjiwai sila-sila lainnya.
2. Dalam sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, terkandung nilai-nilai
kemanusiaan, antara lain:
3. Dalam sila ketiga, Persatua Indonesia, terkandung nilai persatuan, terkandung nilai
persatuan bangsa antara lain:
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yan gmencakup seluruh wilayah
Indonesia;
Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia;
Pengakuan terhadap ke-"Bhineka Tunggal Ika"-an, suku bangsa dan kebudayaan
bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah pembinaan kesatuan
bangsa;
Nilai silai ketiga ini meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.
4. Dalam sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, terkandung nilai kerakyatan antara lain:
5. Dalam sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terkandung nilai keadilan
sosial, antara lain:
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hendaknya dikaji secara kritis agar seitap warga
negara Indonesia dapat mengamalkannya. Pada akhirnya, setiap warga negara tidak akan
mudah goyah daengan masuknya kamjuan ilmu pengethaun dan teknologi yang membawa
masuk ideologi-ideologi yang lain yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Nilai-nilai dalam Pancasila harus diterapkan pada semua nilai, karena merupakan suatu
kesatuan yang saling berhubungan dan menjiwai satu dengan yang lain.
Implementasi Nilai Nilai Pancasila
Sebagai Mahasiswa
3. PERSATUAN INDONESIA