Anda di halaman 1dari 13

AKTUALISASI PANCASILA PADA

KEHIDUPAN KAMPUS

DI SUSUN OLEH :
1. GILANG KARTIKO AJI W. (171331036)
2. ENGGAR ANDI JATMIKO (171331035)
3. BAGAS DEWANTORO (171331032)
4. HASRIANDI (171331034)
5. KARUNIA KRISNA UTAMA (171331033)
Aktualisasi Pancasila

 Aktualisasi merupakan suatu bentuk kegiatan


melakukan realisasi antara pemahaman akan nilai
dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

 Sedangkan aktualisasi pancasila, berarti


penjabaran nilai-nilai pancasila dalam bentuk
norma-norma, serta merealisasikannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dan Pengajaran

 Pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dalam


bentuk proses belajar mengajar antara dosen dan
mahasiswa di kampus. Tugas utama mahasiswa
adalah menuntut ilmu, dan jika ia berhasil
melewati segala persyaratan yang ditentukan,
ketika ia lulus, maka ia berhaka menyandang
sebuah gelar akademik.
Penelitian
Untuk memperkuat fungsi ini, disetiap
perguruan tinggi didirikan sebuah lembaga
penelitian. Lembaga penelitian mempunyai fungsi
utama yaitu:
 a. Melaksanakan penelitian ilmiah murni,
teknologi dan seni.
 b. Melaksanakan penelitian untuk
mengembangkan universitas.
 c. Melaksanakan penelitian yanh menyumbangkan
konsepsi pembangunan wilayah dan atau daerah,
melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan
badan lainnya, di dalam atau di luar negeri.
Tradisi Kebebasan Akademik
 Kebebasan akademik dalam hal ini lebih berciri
aktivitas wahana pengembangan ilmu pengetahuan
yang dapat diikuti oleh sivitas akademika (dosen dan
mahasiswa). Dalam hal ini sivitas akademika akan
menempuh jalur norma akademik, yang mencangkup
serangkaian langkah metodologis:
1. Penemuan masalah
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Cara mencapai kebenaran
5. Analisis, dan Simpulan
Dari apa yang telah dicapai oleh para pemikir
(ilmuwan dan filosof) pada abad pertengahan dapat
diamati suatu gejala empirik tentang kebebasan untuk
mencapai kebenaran :
 a. Bahwa masyarakat ilmiah perlu dikembangkan
dalam lingkungan perguruan tinggi.
 b. Sikap avveroisme (kelompok ilmiah nasionalis yang
berusaha melepaskan diri dari gereja ) semakin jelas
dikalangan perguruan tinggi, mereka semakin otonom
dalam mencapai kebenaran.
 c. Otonomi perguruan tinggi berhubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Kondisi itu bersifat
conditio sinequanon bagi kemajuan peradaban imu.
Dalam hal ini segala pengertian tentang kebebasan
kampus dan kebebasan akademis adalah pengertian
yang setara bagi kemajuan.
Kebebasan Mimbar Akademik

 Dalam perkembangan dan penyelenggaraan otonomi


kampus bagi perkembangan ilmu pengetahuan muncul
istilah kebebasan mimbar akademik, yaitu proses
pengembangan ilmu lewat kegiatan perkuliahan
(mimbar akademik). Kebebasan mimbar akademik
lebih ditekankan pada pengembangan kognitif
(pemahaman), apresiasi (afektif), dan keterampilan
(psikomotorik) yang dilakukan dalam laboratorium dan
perpustakaan. Media untuk pengembangan mimbar
akdemik lebih ditekankan pada diskusi, seminar, dan
simposium. Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa
akan berada dalam suatu pola interese, yaitu berada
pada satu tatanan bahasa yang bersifat setara (VIS a
VIS) namun dosen tetap pada posisi pemegang mimbar
(ex cathedra). Posisi pemegang mimbar utama adalah
guru besar (professor).
Kampus sebagai Moral Force
Pengembangan Hukum
Dalam bidang hukum, kampus dapat memberikan
bekal pengetahuan dan pengertian hukum secara benar
kepada masyarakat, melelui tiga tingkatan yaitu:
 a. Interpretasi, bertujuan untuk mengetahui
pengertian obyektif dari apa yang termaktub dalam
peraturan hukum.
 b. Kontruksi, adalah pembentuka juridis, yang terdiri
atas bagian-bagian atau unsur yang tertentu, dengan
tujuan agar apa yang termaktub dalam pembentukan
itu merupakan pengertian yang jelas dan terang.
 c. Sistematik, adalah mengadakan sistem dalam suatu
bagian hukum pada khususnya atau seluruh bidang
hukum pada umumnya.
Kampus sebagai Moral Force
Pengembangan HAM
 Kampus perlu terus memberikan pelajaran dan
pengkajian akademis mengenai hak-hak dasar
manusia yang dijamin oleh Pancasila (undang-
undang) dan piagam HAM PBB. Mayarakat kampus,
masyarakat umum, dan juga pemerintah perlu
memperjuangkan tegaknya HAM di tanah air.
Warga kampus dapat menjadi inisiator, fasilitator,
pengawas atas pengembangan HAM. Dalam
konteks inilah kampus dapat menjadi moral force
pengembangan HAM.
Inisiator
 Sebagai inisiator, warga kampus harus memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai HAM dan
program pengembangan dan penegakan HAM di
bidang akademik dan kemahasiswaan, baik ke
dalam maupun keluar kampus. Yang terpenting
adlah kampus harus memiliki sumber daya
manusia yang menangani isu-isu HAM. Wujudnya
dapat berupa sebuah tim yang mengkaji ,
mengsosialisasikan dan mengembangkan program
HAM di berbagai bidang ilmu yang digeluti, seperti
aspek HAM di bidang ekonomi, sosial dan budaya
Selanjutnya beberapa hak-hak pokok yang
perlu diperjuangkan oleh warga kampus adalah:
 Martabat manusia yang dijunjung tinggi,
 Kemerdekaan,
 Perlindungan hukum,
 Perkawinan dan keluarga,
 Kebebasan menegluarkan pendapat dan
mendapatkan informasi,
 Kebebasan mendapatkan pendidikan
Kesimpulan
 Dalam era reformasi saat ini, tantangan yang
dihadapi oleh kampus makin besar. Dinamika
masyarakat yang begitu tinggi, krisis yang masih
berlangsung, serta ketidakpastian penegakan
hukum, harus menjadi titik utama bagi warga
kampus dalam menjalankan peranannya. Jika hal
ini dapat dilakukan maka kampus akan menjadi
agent of change (agen perubahan) yang sekaligus
pioneer of progresive (pelopor pembaharuan) ke
arah yang lebih baik, yang pada akhirnya akan
menjadikan kampus sebagai Moral Force
pengembangan hukum dan HAM.
Daftar Pustaka
 http://indrie7.blogspot.com/2013/04/aktualisasi-
pancasila-dan-aktualisasi.html
 http://master-
exselen.blogspot.com/2013/06/aktualisasi-
pancasila-dalam-kehidupan.html
 http://anailuyyuliana.blogspot.com/2012/11/mak
alah-aktualisasi-nilai-nilai.html
 http://jumridahusni.blogspot.com/2011/07/aktua
lisasi-pancasila-dalam-berbagai.html

Anda mungkin juga menyukai