Kelas C
Kelompok 3
KELOMPOK 3
KELAS C
NAMA ANGGOTA :
1. NADIA KUSUMAH NIM : 01022069
2. NIDA SHAFA SALSABILLA NIM : 01022075
3. NIKHLATUZZAIDAH NIM : 01022077
4. NINA FARADILAH NIM : 01022079
5. PUTRI INDRAJATI NIM : 01022091
Aktualisasi dan Pentingnya Pancasila
Kewarganegaraan Dalam Lingkungan Kampus
1 Pengertian
Aktualisasi Pancasila berarti penjabaran nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam bentuk norma
hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral, tingkah laku semua
warga negara dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
seluruh aspek penyelenggaraan negara.
Jenis – Jenis Aktualisasi
1. Aktualisasi Obyektif
Aktualisasi Pancasila yang obyektif berarti realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggara negara, baik dibidang legislative,
eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi ini berkaitan
dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.
2. Aktualisasi Subyektif
Aktualisasi Pancasila yang subyektif berarti realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma dalam setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, individu,
penduduk, pemguasa dan setiap orang Indonesia. Aktualisasi ini lebih berkaitan dengan
norma-norma moral.
Aktualisasi dan Pentingnya Pancasila
Dalam Lingkungan Kampus
2 Pengertian
Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan kampus berarti
realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-
norma dalam setiap aspek kehidupan kampus yang
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat kampus seperti
dosen, mahasiswa, dan tenaga administrasi.
Aktualisasi dan Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Lingkungan Kampus
3 Tujuan
Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta
perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa,
wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon
penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni. Selain itu untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkeripribadian, mandiri,
maju, Tangguh, professional, bertanggungjawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani
K E L O M P O K 3
2 Penelitian
1 Pendidikan dan
Pengajaran
3 Pengabdian Kepada
Masyarakat
Tridarma Perguruan Tinggi
K E L O M P O K 3
Tugas utama mahasiswa adalah menuntut ilmu, dan jika ia berhasil melewati segala persyaratan
yang ditentukan, ketika ia lulus, maka la berhak menyandang sebuah gelar akademik.
Jika dikaitkan Tridarma perguruan tinggi yang pertama ini, maka mahasiswa memiliki fungsi
akademis, yaitu mahasiswa sebagai calon pemikir intelektual muda, atau pemuda elite. Oleh
karenanya, mahasiswa di tengah-tengah masyarakat dituntut untuk menampilkan sifat-sifat
akademis yang ada dalam dirinya, terutama dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan yeng
terjadi di sekitarnya.
Tridarma Perguruan Tinggi
K E L O M P O K 3
2 Penelitian
Merupakan unsur utama dengan fungsi untuk mengkoordinasikan, memantau, dan menilai
kegiatan penelitian yang diadakan oleh civitas akademika.
Lembaga penelitian mempunyai fungsi utama yaitu:
a. Melaksanakan dan seni. penelitian ilmiah murni, teknologi
b. Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan universitas.
c. Melaksanakan penelitian yang menyumbangkan konsepsi pembangunan wilayah atau
daerah, melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan badan lainnya, di dalam atau di
luar negeri.
Tridarma Perguruan Tinggi
K E L O M P O K 3
Kampus tidak hanya menjalankan Tridarma dalam bidang ilmu pengetahuan dan Iptek,
tapi juga harus menjadi moral force (kekuatan moral) untuk mengembangkan hukum
dan Hak Asasi Manusia di tengah-tengah masyarakat.
Dalam bidang hukum, kampus dapat memberikan bekal pengetahuan dan pengertian hukum
secara benar kepada masyarakat, melelui tiga tingkatan yaitu:
A. Interpretasi, bertujuan untuk mengetahui pengertian obyektif dari apa yang termaktub
dalam peraturan hukum.
Kampus Sebagai Moral Force Pengembangan
Hukum dan HAM
B. Kontruksi, adalah pembentuka juridis, yang terdiri atas bagian-bagian atau unsur yang
tertentu, dengan tujuan agar apa yang termaktub dalam pembentukan itu merupakan
pengertian yang jelas dan terang.
C. Sistematik, adalah mengadakan sistem dalam suatu bagian hukum pada khususnya atau
seluruh bidang hukum pada umumnya.
Ketika kampus, melalui kegiatan akademik. dan pengabdian pada masyarakat mampu
memberikan penerangan dan pengertian yang benar kepada masyarakat, maka itu merupakan
sumbangan yang sangat besar dalam pengembangan dan penegakan supremasi hukum di
Indonesia.
2 Kampus Sebagai Moral Force
Pengembangan HAM
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap orang, yang diberikan
oleh tuhan, dan dijamin oleh PBB. Pernyataan umum tentang hak-hak asasi manusia
harus disebarkan, diinformasikan, dan dilaksanakan oleh setiap negara.
1
Cara Warga kampus (kampus) sebagai moral force
Inisiator pengembangan HAM yaitu :
2 Fasilisator
• Sebagai pelopor dan penegakan HAM warga kampus harus menyadari bahwa pengawasan sangat
menentukan berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai. Pengawas seharusnya terjadi atas segala
aktivitas dan tindakan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat dan sedang
dilakukan. Atau dengan kata lain pengawasan adalah keseluruhan dari aktivitas-aktivitas dan tindakan-
tindakan untuk menjamin, atau membuat supaya semua pelaksaan dan penyelenggaraan dapat
berlangsung sebagaimana mestinya, seta berhasil sesuai denghan apa yang telah dierncanakan,
diprogramkan dan diputuskan.
PENGAWAS
Ketiga fungsi yang telah dijelaskan (inisiatr fasilitator, pengawas) menjadi barometer apakah kampus dapat
menjadi moral force penegakan HAM atau tidak. Selanjutnya beberapa hak-hak pokok yang perlu diperjuangkan
oleh warga kampus adalah:
a. Martabat manusia yang dijunjung tinggi
b. Kemerdekaan
c. Perlindungan hukum
d. Perkawinan dan keluarga
e. Kebebasan mengeluarkan pendapat dan mendapatkan informasi.
f. Kebebasan mendapatkan pendidikan.
Dalam era reformasi saat ini, tantangan yang dihadapi oleh kampus makin besar.
Dinamika masyarakat yang begitu tinggi, krisis yang masih berlangsung, serta
ketidakpastian penegakan hukum, harus menjadi titik utama bagi warga kampus
dalam menjalankan peranannya. Jika hal ini dapat dilakukan maka kampus akan
menjadi agent of change (agen perubahan) yang sekaligus pioneer of progresive
(pelopor pembaharuan) ke arah yang lebih baik, yang pada akhirnya akan
menjadikan kampus sebagai Moral Force pengembangan hukum dan HAM.